4. RISET PEMASARAN DAN SISTEM INFORMASI.

MAKALAH
RISET PEMASARAN DAN SISTEM INFORMASI

Dosen Pengampu :
Hamron Z,MSi

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Ambar Kustina

15.0102.0179 M Syariful Anam

15.0102.0188

Husnul Mazida

15.0101.0181 Ferdan Rizky J

15.0102.0189


Nela Sara D

15.0102.0182 Santi Winarsih

15.0102.0190

Ahmad Fahrurozi

15.0102.0185 Ria Mahadeka

15.0102.0191

Risha Dwi L

15.0102.0187

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2016/2017


Banyak perusahaan meraup begitu banyak informasi tetapi gagal mengelola dan
menggunakannya dengan baik. Perusahaan harus merancang sistem informasi pemasaran
yang efektif yang mampu memberikan informasi yang tepat kepada para manajer, dalam
bentuk yang tepat, pada saat yang tepat untuk membantu mereka mengambil keputusan
pemasaran yang lebih baik.
Sistem Informasi Pemasaran (Marketing Information System-MIS) terdiri dari orang,
peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendistribusikan informasi yang diperlukan, dengan segera, dan akurat untuk pembuat
keputusan pemasaran.

Manajer pemasaran dan pengguna informasi lainnya
Analisis Perencanaan Implementasi
Kendali

Sistem informasi pemasaran
Menilai kebutuhan informasi
Mengembangkan
informsai yang
diperlukan


Database
internal

Analisis
informasi

Intelijen
pemasaran

Riset
pemasaran

Lingkungan pemasaran
Pasar sasaran Saluran pemasaran Pesaing
Masyarakat

Sistem Informasi Pemasaran

Mengembangkan
informsai yang

diperlukan

Kebutuhan ling
kungan makro

A. MENILAI KEBUTUHAN INFORMASI PEMASARAN
Fokus utama sistem informasi pemasaran adalah melayani manajer pemasaran
perusahaan dan manajer alinnya. Namun, MIS juga memberikan informasi kepada mitra
eksternal, seperti pemasok, penjual perantara, atau agen jasa pemasaran. Sistem informasi
pemasaran yang baik memyeimbangkan informasi yang ingin dimiliki pengguna terhadapa
informasi yang benar-benar mereka perlukan dan informasi yang layak ditawarkan. MIS
harus mengawasi lingkungan pemasaran untuk memberikan informasi yang harus dimiliki
oleh pengambil keputusan agar membuat keputusan pemasaran kunci.
B. MENGEMBANGKAN INFORMASI PEMASARAN
Pemasar dapat memperoleh informasi yang diperlukan dari data internal, intelijen
pemasaran, dan riset pemasaran.
1. Data internal
Banyak perusahaan yang membangun database internal (internal database). Database
internal merupakan kumpulan informasi elektronik tentang konsumen dan pasar yang
diperoleh dari sumber data di dalam jaringan perusahaan. Manajer pemasaran dapat

mengakses dan bekerja dengan informasi di dalam database untuk mengenali peluang dan
masalah pemasaran, merencanakan program, dan mengevaluasi kinerja.
2. Intelijen Pemasaran
Intelijen pemasaran (marketing intelligence) adaah kumpulan dan analisis sistematis
dan informasi yang tersedia secara umum mengenai pesaing dan perkembangan di pasar.
Tujuan intelijen pemasaran adalah memperbaiki pengambilan ke[utusan strategis, menilai
dan melacak tindakan pesaing, serta meberikan peringatan dini tentang peluang dan
ancaman.
C. RISET PEMASARAN
Riset pemasaran (marketing research) adalah desain, kumpulan, analisis, dan laporan
sistematis tentang data yang berhubungan denagn situasi pemasaran tertentu yang dihadapai
oleh organisasai. Riset pemasaran dapat membantu pemasar memahami kepuasan dan
perilaku pembelian pelanggan. Riset pemasaran dapat membantu pemasar menilai potensi

pasar dan pangsa pasar atau untuk mengukur efektivitas penetapan harga, produk, distribusi,
dan kegiatan promosi.

Mendefinisika
n masalah dan
tujuan riset


Mengembangk
an rencana
riset untuk
mengumpulka
n informasi

Mengimpleme
ntasikan
rencana riset

Menerjemahka
n dan
melaporkan
hasil
penemuan

Proses Riset Pemasaran:
1. Mendefinisikan Masalah dan Tujuan Riset
Manajer pemasaran dan periset harus bekerjasama secara erat mendefinisikan masalah

dan menyepakati tujuan riset. Manajer adalah orang yang memahami keputusan tentang
informasi mana yang diperlukan, periset adlaah orang yang paling memahami riset
pemasaran dan cara memperoleh informasi.
Tujuan riset eksplorasi (exploratory research) adalah mengumpulkan informasi awal
yang akan membantu mendefinisikan masalah dan menyarankan hipotesis. Tjuan riset
deskriptif (dscriptive research) adalah menggambarkan sesuatu, seperti potensi pasar untuk
sebuah produk atau demografi dan perilaku konsumen yang membeli produk. Tujuan riset
kausal (causal research) adalah menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat.
Pernyataan masalah dan tujuan riset memandu keseluruhan proses riset. Manajer dan
periset harus menulis pernyataan gtersebut untuk memastikan bahwa mereka menyepakati
tujuan dan hasil yang diharapkan dan riset tersebut.
2. Mengembangkan Rencana Riset
Setelah masalah dan tujuan riset didefinisikan, periset harus menentukan informasi
tepat yang diperlukan, mengembangkan rencana untuk mengumpulkan informasi itu dengan
efisien, dan mempresentasikan rencana pada pihak manajemen. Rencana riset memuat
kerangka sumber data yang ada dan menyebutkan pendekatan riset khusus, metode
hubungan, rencana pengambi;an sampel, dan alat yang digunakan periset utnuk
mengumpulkan data baru.

Untuk


memenuhi

kebutuhan

informasi

manajer,

rencana

riset

memerlukan

pengumpulan data sekunder, data primer, atau keduanya. Data sekunser (secondary data)
terdiri dari informasi yang sudah ada di suatu tempat, telah dikumpulkan untuk tujuan lain.
Data primer (primary data) terdiri dari informasi yang dikumpulkan untuk tujuan khusus
riset.
Mengumpulkan Data Sekunder

Perusahaan dapat membeli laporan data sekunder dari pemasok luar. Data sekunder
biasanya lebih mudah dan lebih murah diperoleh daripada data primer. Juga, sumberd ata
sekunder kadang-kadang dapat memeberikan data yang tidak dapat dikumpulkan sendiri
oleh perusahaan perorangan-informasi yang tidak tersedia secara langsung atau terlalu
mahal utnuk dikumpulkan.
Data sekunder juga bsia bermasalah. Informasi yang diperlukan mungkin tidak adaperiset jarang memperoleh semua data yang mereka perlukan dari sumber data sekunder.
Kumpulan Data Primer
Perusahaan juga harus mengumpulkan data primer. Selian harus teliti dalam
mengevaluasi kualitas informasi sekunder, periset juga harus cermat ketika mengumpulkan
data primer. Mereka harus memastikan bahwa data itu relevan, akurat, baru, dan tidak bias.
Merancang renacana, pengumpulan data primer memerlukan sejumlah keputusan tentang
pendekatan riset, metode hubugan, rencana pengambilan sampel, dan peralatan riset.
Pendekatan riset

Metode Hubungan

Rencana Pengambilan

Peralatan Riset


Sampel
Observasi

Surat

Satuan sampel

Kuesioner

Survei

Telepon

Ukuran sampel

Peralatan mekanis

eksperimen

Wawancara Pribadi


Prosedur sampel

Online
Perencanaan Pengumpulan Data Primer
3. Mengimplementasikan Rencana Riset

Selanjutnya periset menerapkan rencana riset pemasaran kedalam tindakan nyata.
Penerapan ini meliputi kegiatan mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi.
Pengumpulan data dapat dilaksanakan oleh staf riset pemasaran perusahaan atau perusahaan
luar. Fase pengumpulan data proses riset pemasaran biasanya merupakan fase termahal dan
paling sering terjadi kesalahan. Periset harus cermat mengamatai agar meamstikan bahwa
rencana itu diimplementasikan denagn benar. Mereka harus menjaga agar tidak terjadi
masalah dengan responden yang dihubungi, dengan responden yang menolak bekerjasama
atau memberikan jawaban yang bias, dan dengan pewancara yang membuat kesalahan atau
mengambil jalan pintas.
Periset juga harus memproses dan menganalisis data yang terkumpul untuk mengisolasi
informasi dan penemuan penting. Mereka harus memeriksa data untuk akurasi dan
kelengkapan serta mengkodekannya utnuk analsis. Periset lalu mentabilasi hasilnya dan
menghitung ukuran statistik.
4. Menerjemahkan dan Melaporkan Penemuan
Sekarang periset apsar ahrus menerjemahkan penemuan, menarik kesimpulan, dan
melaporkan penemuan tersebut kepada manajemen. Periset tidak boleh berusaha melebihlebihkan angka dan teknik statistik agar menyenangkan manajer. Tetapi periset harus
menampilkan penemuan penting yang berguna dalam keputusan besar yang dihadapai
manajemen. Manajer dan periset harus bekerjasama secara erat ketika menginterpretasikan
hasil riset, dan keduanya harus berbagi tanggung jawab dalam proses riset dan keputusan
yang dihasilkan.
D. MENGANALISIS INFORMASI PEMASARAN
Informasi yang dikumpulkan dalam database internal dan melalui intelijen pemasaran
serta riset pemasaran biasanya memerlikan analisis lebih banyak. Dan manjer
mungkinmemerlukan bantuan untuk menerapakan informasi pada keputusan pemasaran
mereka. Bantuan ini bisa meliputi analisis statistik yang lebih maju untuk mempelajari
tentang hubungan dalam seperangkat data. Analisis informasi juga mungkin melibatkan
sekumpulan model analisis yang akan membantu pemasar membuat keputusan yang lebih
baik. Masing-masing model menjawab pertanyaan bagaiman jika dan mana yang terbaik.
Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship Management-CRM)

Banyak perusahaan yang berpaling ke manajemen hubungan pelanggan untuik
mengelola informasi detail tentang pelanggan erorangan dan secara hati-hati mengelola
“titik sentuh” pelanggan agar memaksimalkan loyalitas pelanggan. Dengan menggunakan
CRM untuk memahami pelanggan secara lebih baik, perusahaan dapat memberikan tingkat
pelayanan pelanggan yang lebih tinggi dan mengembangkan hubungan pelanggan yang
lebih dalam. Mereka dapat menggunakan CRM utnuk menunjukkan pelanggan bernilai
tinggi, menargetkan mereka secara lebih efektif, menjula produk perusahaan, dan
menciptakan penawaran bagi kepentingan pelanggan tertentu.
E. MENDISTRIBUSIKAN DAN MENGGUNKAN INFORMASI
Informasi pemasaran tidak ada nilainya samapi informasi itu digunakan utnuk membuat
keputusan pemasaran yang lebih baik. Oleh karena itu, sistem informasi pemasaran harus
membuat keputusan pemasaran atau berhubungan dengan pelanggan.
Berkat teknologi modern, manajer pemasaran saat ini dapat memperoleh akses
langsung ke sitem informasi setiapsaaat dan dari banyak lokasi secara virtual.dari tempat
manapun, mereka dapat memperoleh informasi dari perusahaan atau database luar,
menganalisisnya dengan piranti lunak statistik, menyiapakan laporan dan presentasi serta
berkomunikasi secara alngsung dengan pihak lain di dalm jaringan.
F. PERTIMBANGAN INFORMASI PEMASARAN LAIN
Riset Pemasaran dalam Bisnis Kecil dan Organisasi Nirlaba
Seperti oraganisasi besar, organisasi kesil mebutuhkan informasi pasar. Bisnis yang
baru dimulai memerlukan informasi tentang indutri mereka, pesaing, pelanggan potensialm
dan reaksi terhadap penawaran pasar baru. Bisnis kecil yang sudah ada harus melacak
perubahan dalam kebutuhan dan keinginan pelanggan,reaksi terhadap produk baru, dan
perubahan dalam lingkungan kompetitif.
Manajer bisnis kecil dan organisasi nirlaba dapat memperoleh informasi pemasaran
yang baik hanya dnegan meneliti lingkungan sekitar mereka. Manajer dapat melakukan
survei tidak resmi dengan memakai sampel barnag kecil yang sederhana. Organisasi kecil
dapat memperoleh d=sebagian besar data sekunder yang tersedia untuk bisnis besar.bagian
bisnis di perpustkaan loka juga bisa menjadi sumber informasi yang baik. Surat kabar loka

sering memberi informasi tentang pembeli lokal dan pola pembeli mereka. Bisnis kecil
dapat mengumpulkan jumlah informasi ynag banyak dengan biaya yang sangat murah di
internet.
Pengumpulan data sekunder, observasi, survei, dan eksperimen semuanya dapat
digunakan secara efektif oleh organisasi kecil maupun organisasi besar dengan biaya yang
murah.
Riset Pemasaran Internasional
Periset pemasran internasinal mengikuti langkah-langkah yang sama dengan periset
domestik, dari mendefinisikan maslah riset dan mengembangkan rencana riset sampai
menerjemahkan dan melaporkan hasilnya. Namun, riset ini sering menghadapi berbagai
macam masalah yang lebih banyak jumlahnya. Periset domestik berhubungan dengan pasar
yang cukup homogen di dalam seluruh negara, sedangkan periset internasional berhubungan
dengan pasar yang bergam di banyak negara yang berbeda. Pasar ini mempunyai tingkat
perkembangan ekonomi, budaya dan adat, serta pola pebelian yang sangat beragam.
Kebijakan Publik dan Etika dalam Riset Pemasaran
Sebagian besar riset pemasaran menguntungkan perusahaan sponsor da onsumennya.
Melalui riset pemasran, perusahaan mempelajari lebih banyak hal tentang kebutuhan
konsumen, menghasilkan produk dan jasa yang lebih memuaskan dan hubungan pelanggan
yang lebuh kuat. Namun, penyalahgunaan riset pemasaran juga dapat membahyakan dan
mengganggu konsumen. Dua kebijakan publik utama dan masalah etika dalam riset
pemasaran dalah pelanggaran terhadapa privasi konsumen dan penyalhagunaan pemnemuan
riset.
1. Pelanggaran terhadapa Privasi Konsumen
Banyak konsumen merasa positif tentang riset pemasaran dan yakin bahwa riset
pemasaran mempunyai tujuan yang berguna. Beberapa konsumne sebenarnya menikmati
wawancar dan memberikan pendapat mereka. Namun, konsumen lain memberikan
penolakan yang kuat atau bahkan tidak mempercayai riset pemasaran. Beberapa konsumen
takut bahwa periset akan menggunakan teknik canggihuntuk menguak perasaan terdalam
atau menyilidiki dan kemudian menggunakan penegtahuan ini utnuk memanipulasi

pembelian. Atau mereka khawatir bahwa pemasar sedang membangun database raksasa
yang penuh dengan informsai pribadi tentang pelanggan.
Jika periset memberikan nilai utnuk memperoleh suatu informasi, pelanggan akan
menyediakannya dnegan senang hati. Pendekatan terbaik untuk para periset adalah mereka
hanya menyakan informasi yang mereka perlukan, menggunakan informasi itu dengan
bertanggung jawab untuk memberikan nilai kepada pelanggan, dan tidak menyebarkan
informasi tersebut tanpa persetujuan pelanggan.
2. Penyalahgunaan Penemuan Riset
Studi riset bisa mneejadi alat pembujuk yang kuat, perusahaan sering menggunkaan
hasil studi sebagai pernyataan di iklan dan promosi mereka. Namu, saat ini, banyak studi
riset tampak tidak lebih dari sekedar kendaraan untuk mebuat laku produk sponsor. Bahkan,
di beberapa kasus, survei riset tampak dirancang hanya untuk menghasilkan efek yang
diinginkan. Beberapa pengiklan secar terbuka mencurangi rancangan riset mereka atau
secara kasar telah menyalahgunakan penemaun riset, sebagian besar pelanggan cemderung
tidak melihat “hal yang lebih luas”.

Daftar Pustaka
Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga