KONFLIK KASHMIR DALAM KRISIS PANGAN

KONFLIK KASHMIR DALAM KRISIS PANGAN
DI ASIA SELATAN
MAKALAH
Disusun untuk tugas matakuliah Geografi Regional Lanjut
Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Dra. Sumarmi, M.Pd

OLEH:
DWI ANGGA OKTAVIANTO
NIM: 150721800080

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
Juni, 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH
Daratan Eurasia terdiri dari enam regional dan tidak ada batasan
yang pasti antara keenam regional tersebut. Salah satu regional yang kita

kenal adalah Asia Selatan. Asia Selatan terdiri dari Afganistan, Banglades,
Bhutan, Maladewa, Pakistan, Nepal dan Sri Langka. Mereka bergabung
dalam organisasi regional bernama South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC). Asia Selatan terlihat seperti segitiga raksasa yang
terletak di sebelah utara Samudera Hindia, antara Laut Arab dan Teluk
Benggala.
Asia Selatan dibagi menjadi tiga secara kenampakan fisiknya.
Pertama, adalah pegunungan disebelah utara yang menjulang tinggi akibat
adanya tumbukan lempeng. Kedua, plato yang terletak disebelah selatan.
Ketiga, lembah yang terletak antara pegunungan di utara dan plato di selatan.
Pegunungan di utara disebut sebagai Pegunungan Himalaya. Gunung
tertinggi di dunia terletak di pegunungan ini, yaitu Gunung Everst (8.848 m).
Gunung ini sebagia besar terletak di negara Nepal, berbatasan dengan
Banglades, dan India. Lembah Kashmir disebelah barat pegunungan
Himalaya merupakan bagian yang subur di Asia Selatan.
Kashmir merupakan daerah yang diperebutkan antara India, Pakistan
dan China. Wilayah ini dikontrol oleh ketiga negara tersebut. India
mengontrol bagian tengah dan selatan, Pakistan mengontrol bagian barat laut,
dan China menguasai sebagian kecil wilayah timur laut. India tidak pernah
mengakui wilayah yang diklaim oleh Pakistan, begitu pula sebaliknya.
Konflik Kashmir antara India dan Pakistan, merupakan ancaman nyata bagi

Asia Selatan sampai saat ini. Terlebih, kedua negara yang sering bersitegang
tersebut mempunyai bom nuklir.
Geografi fisik Asia Selatan merupakan hal yang krusial. Atmosfer
merupakan bagian geografi fisik yang krusial bagi Asia Selatan. Asia Selatan

sangat tergantung Angin Muson. Angin Muson mempengaruhi datangnya
hujan yang biasanya berawal mulai bulan Juni. Hujan sangat berpengaruh
terhadap pertanian, terutama di negara India (de Blij, H.J. and Muller Peter
O., 2010:405). Perubahan iklim global akan sangat mempengaruhi pertanian
di India secara khusus, dan Asia Selatan pada umumnya. Kegagalan siklus
angin muson akan mengakibatkan gangguan pada bidang pertanian yang
berujung krisis ekonomi. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan bahan makanan.
Kebutuhan bahan makanan dipengaruhi oleh semakin banyaknya populasi
di Asia Selatan. Asia selatan memiliki luas 3% dari luas keseluruhan bumi,
tetapi merupakan tempat tinggal bagi 23% populasi dunia. Pertumbuhan
penduduk Asia Selatan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan penduduk
dunia. Asia Selata mulai tahun 2011 menjadi regional dengan peduduk
terbanyak di dunia.
Konflik Kashmir antara India dan Pakistan, mengganggu kestabilan
kawasan Asia Selatan. Konflik tersebut sampai saat ini belum terselesaikan,

karena daerah Kashmir merupakan daerah subur, dan banyak menghasilkan
bahan makanan. Hal ini diperparah oleh besarnya populasi di kawasan Asia
Selatan. Serta, tingginya angka pertumbuhan penduduk. Masalah di Asia
Selatan perlu segera diselesaikan, untuk dapat menjaga stabilitas kawasan
tersebut.
1. 2. RUMUSAN MASALAH
Ada banyak permasalahan yang terjadi di Asia Selatan, dan didalam
makalah ini akan dijawab diantaranya:
1.2.1. Mengapa terjadi Konflik Kashmir di Asia Selatan?
1.2.2. Mengapa di Asia Selatan mengalami krisis pangan?
1.2.3. Bagaimana hubungan antara Konflik Kashmir dan krisis pangan di
Asia Selatan?
1. 3. TUJUAN
Penulis dalam menuliskan makalah ini memiliki beberapa tujuan
diantaranya :
1.3.1. Membantu pembaca untuk mengetahui mengapa terjadi Konflik
Kashmir di Asia Selatan
1.3.2. Membantu pembaca untuk mengetahui krisis pangan di Asia
Selatan


1.3.3. Untuk mengetahui hubungan antara konflik Kashmir dan krisis
pangan di Asia Selatab

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Konflik Kashmir
Kashmir adalah wilayah yang dikelilingi pegunungan antara India,
Pakistan dan China. Kashmir merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa
daerah administratif, di dalamnya terdapat Negara Bagian Jammu and

Kashmir. Konflik yang terjadi antara India dan Pakistan berpusat di wilayah
bagian selatan, yaitu Jammu and Kashmir.
Kashmir memiliki penduduk sekitar lima juta jiwa. Mayoritas
penduduk beragama Islam. Hampir setengah penduduk beragama Islam
terkonsentrasi di Lembah Kashmir, Srinagar sebagai ibukotanya. 45%
penduduk beragama Hindu terkonsentrasi di Jammu. Sedangkan minoritas
Budha menempati wilayah yang bernama Ladakh.
Penguasa pemerintahan di negara bagian Jammu and Kashmir adalah

Hindu. Islam tidak memegang penguasaan, meskipun populasinya 75% dari
total penduduk. Jammu and Kashmir pada tahun 1947 memililiki opsi
bergabung dengan Pakistan, berati keluar dari India. Penguasa Kashmir
memilih opsi lain dengan menyatakan diri sebagai daerah otonom. Sejak saat
itulah konflik Kashmir resmi dimulai (de Blij, H.J. and Muller Peter O., 2010:
405).
Konflik Kashmir (beserta Jammu) 1947-1949 merupakan sengketa
antar negara yang pertama dibahas oleh Dewan Keamanan PBB. Pemerintah
Inggris selaku anggota tetap Dewan Keamanan PBB, menempatkan Kashmir
menjadi bagian dari India. Penempatan Kashmir sebagai bagian India
menimbulkan protes dari Pakistan. Hal tersebut dilakukan Inggris karena
India merupakan negara Persemakmuran dibawah bendera Inggris. Selain itu,
Inggris menganggap wilayah Kashmir sebagai wilayah yang dapat diharapkan
dan sekaligus diwaspadai. Pengaharapan dan kewaspadaan Inggris karena
Kashmir merupakan bagian dari Komunisme dan Islam (Ankit, Rakesh :2013:
273-290). Kashmir saat itu digunakan oleh pihak Inggris (Kubu Liberalisme)
untuk membendung pengaruh Rusia dan China (Kubu Komunisme) untuk
menyebarkan pengaruh ke India.
Kashmir memiliki tanah yang subur. Tanah aluvial terhampar
sepanjang Sungai Indus. Sungai Indus sejak zaman kolonial dijadikan Inggris

sebagai aliran irigasi untuk pertanian padi dan gandum. Aliran irigasi Sungai
Indus masih dimanfaatkan untuk pertanian sampai saat ini. Selain itu di
daerah ini juga dihasilkan kapuk. Kapuk merupakan produk komersial lain
yang sangat penting di wilayah ini. Kapuk menyuplai bahan mentah bagi

pabrik-pabrik tekstil, baik di kota besar dan kecil. Tekstil merupakan setengah
nilai ekspor Pakistan.
Pakistan dan India dikenal sebagai penghasil tekstil dunia. Tekstil
memerlukan bahan utama yang berasal dari kapuk. Kapuk paling baik dan
ditanam dalam jumlah banyak ada di Kashmir. Persaingan untuk menjadi
penghasil tekstil utama dunia merupakan hal yang dapat mendasari konflik
Kashmir secara berkepanjangan.

2.2.

Krisis Pangan di Segitiga Raksasa
Bahan makanan merupakan kebutuhan manusia untuk bertahan
hidup. Jumlah penduduk pada jangka waktu tertentu lebih besar, dari
kemampuan bumi untuk menghasilkan bahan makanan bagi manusia. Jumlah
penduduk yang tidak terkendali diibaratkan seperti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16,

32). Bahan makanan hanya seperti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6) (Malthus
dalam Lewis, David T. & Thompson, Warren S. 1978).
Jumlah penduduk India lebih banyak dibandingkan gabungan jumlah
penduduk negara-negara Afrika. Sensus penduduk tahun 1990 mendapati
bahwa jumlah penduduk Afrika sebanyak 600 juta jiwa. Besarnya jumlah
penduduk di India membuat acaman krisis kelaparan, kurang gizi, dan
kematian akibat kelaparan (de Blij, Harm J, 1982:60).
Tabel.1. Jumlah Penduduk Asia berdasarkan Region
(Dalam Jutaan)
Region

Jumlah Penduduk
Perkiraan Jumlah
Perkiraan Jumlah
2014
Penduduk 2030
Penduduk 2050
Asia Barat
255
322

387
Asia Tengah
67
81
83
Asia Selatan
1.806
2.139
2.422
Asia Tenggara
621
733
831
Asia Timur
1.601
1.631
1.519
Sumber: World Population Data Sheet 2014 (Population Reference Bureau)

Asia Selatan sebagai region memiliki jumlah penduduk terbesar di

Asia. Perkiraan penduduk pada tahun 2030 menunjukkan pertambahan
jumlah penduduk sebesar 333 juta. Pertambahan jumlah penduduk tersebut

berarti mengalami peningkatan sebesar 18,44% dalam jangka waktu 16 tahun.
Jumlah penduduk yang sangat besar di Asia Selatan memerlukan kebutuhan
akan bahan makanan yang besar pula.
Tabel.2.Jumlah Penduduk Negara-Negara Regional Asia Selatan
(Dalam Jutaan)
Negara

Jumlah Penduduk
Perkiraan Jumlah
Perkiraan Jumlah
2014
Penduduk 2030
Penduduk 2050
Afganistan
31,3
43,5
56,5

Banglades
158,5
185,1
201,9
Bhutan
0,7
0,9
1,1
India
1.296,2
1.510
1.656,9
Iran*
77,4
90
99,2
Maladewa
0,4
0,5
0,5

Nepal
27,1
31,7
35,2
Pakistan
154
254,7
348
Srilangka
20,7
22,5
23
Sumber: World Population Data Sheet 2014 (Population Reference Bureau)
*Iran dalam laporan PBR dimasukkan ke dalam region Asia Selatan

India sebagai negara utama di Asia Selatan memiliki jumlah
penduduk terbesar. Pertambahan penduduk India diperkirakan berada pada
angka 16,51% dari tahun 2014 sampai tahun. Sedikit lebih rendah
dibandingkan angka pertambahan penduduk di Asia Selatan secara
keseluruhan. India sebagai negara terbesar tentu memerlukan jaminan
ketersediaan bahan makanan bagi penduduknya.
Pertanian merupakan hal mendasar

pada

sebuah

sistem

perekonomian. Pertanian dapat menstabilkan perekonomian sebuah negara.
Negara memiliki target produksi dalam hal kualitas, kuantitas, variasi,
produktivitas, biaya pengeluaran, akumulasi, dan tentunya keutungan (Wang,
Geoger C, 1977: 22). Produk pertanian yang ditujukan untuk bahan pangan
maupun bahan industri harus dijamin ketercukupannya.
Ketersediaan bahan makanan harus dijamin oleh negara. Berdaulat
dibidang pangan merupakan suatu keniscayaan. Negara yang tidak bisa
menjamin ketersediaan bahan makanan akan dengan mudah mengalami
goncangan. Negara-negara Asia Selatan yang terletak di “Segitiga Raksasa”
dengan jumlah penduduk yang besar memerlukan bahan makanan yang

sangat besar. Apabila bahan makanan yang dihasilkan tidak mencukupi, maka
akan terjadi krisis pangan di Asia Selatan.

2.3.

Antara Ketersediaan Pangan dan Perebutan Wilayah
Jumlah penduduk yang banyak memerlukan ketersediaan pagan yang
melimpah. Semakin banyak manusia, semakin banyak pula yang perlu untuk
dimakan. Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Negara yang
mampu menjamin ketersediaan bahan pangan bagi penduduknya akan
menjadikan negara tersebut stabil.
Wilayah pusat dari regional Asia Selatan berada di daerah aliran
Sungai Gangga dan Sungai Hindus. Wilayah ini dijadikan pusat karena
kesuburan tanahnnya Kesuburan tanah di wilayah ini menghasilkan
produktivitas pertanian yang tinggi (World Bank, 2003:524). Wilayah
Kashmir termasuk pada daerah ini. Konflik perebutan wilayah Kashmir
antara India dan Pakistan pada dasarnya merupakan konflik dalam
memperebutkan lumbung pangan dan ekonomi.

BAB III
KESIMPULAN
Konflik Kashmir merupakan perebutan wilayah untuk menjamin
ketercukupan pangan. Wilayah Kashmir yang subur diperlukan oleh India maupun
Pakistan untuk menjamin ketersediaan bahan makanan bagi penduduknya. Pihak
yang mengatakan bahwa konflik Kashmir merupakan konflik agama adalah
pendapat yang salah.

DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2014. Who Are South Asians? http://southasianconcern.org/southasians/whoareouthasian. Diakses pada tanggal 7 Juni 2016 pukul 21.30 WIB
Ankit, Rakesh. 2013. Britain and Kashmir, 1948: The Arena of The UN. Journal
Diplomacy & Statecraft. Volume 24 (2). Hal: 273-290
de Blij, H.J. and Muller, Peter O. 2010. Geography: Realms, Region, and
Concepts. New Jersey: John Willey & Sons Inc.
de Blij, H.J.. 1982. Human Geography Culture, Society, and Space. New Jersey:
John Willey & Sons Inc.
Lewis, David T & Thompson, Warren S. 1978. Population Problems. New Delhi:
Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd.
Population Reference Bureau. 2014. World Population Data Sheet 2014.
Washington DC: PRB

Wang, George C. 1977. Fundamental of Political Economy. New York: M. E.
Sharpe Inc.
Word Bank. 2003. Development Report, Sustainable Development in a Dynamic
World. Washington DC: The World Bank