IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING ” STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)” UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

  IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING STUDENT

TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)” UNTUK MENINGKATKAN

  

MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

NEGERI 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

Yufika Fitria Hadist

NIM 111-13-132

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO





  

“Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu

adalah sesuatu yang kamu benci.boleh Jadi kamu membenci

sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi

(pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk

bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak

mengetahui”.(Al-Baqarah : 216)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, terukir doa dan terucap syukur dari lubuk hati yang teramat dalam serta keta’dziman senantiasa mengarungi buah karya sederhana ini sebagai salah satu bukti kesungguhan dalam meraih cita-cita, skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Zaenal Abidin, Ibu Mujiati dan Bapak Sutikno, Ibu Lasminah yang selalu tercurahkan doa restunya dalam setiap hembusan nafas dan langkahku, yang selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam kehidupanku, dan kasih sayang mereka yang tiada hentinya.

  2. Kepada adik-adikku tersayang Ferdinin Djati Wika, Arum Djati Zaliya, dan Rini Purwanti, Wiwin Suryani yang selalu memberikan dukungan dan mendoakanku.

  3. Kepada nenekku tersayang Warti dan keponakanku Bintang Herlis E.P yang selalu mendoakanku dan memotivasiku.

  4. Dosen Pembimbing Akademikku, Bapak Yahya S.Ag.

  5. Dosen Pembimbing Skripsiku,Bapak Dr. Saadi, M.Ag. selaku pembimbing skripsi saya, yang rela meluangkan waktu untuk membimbing dalam pembuatan skripsi ini sampai selesai.

  6. Ketua Jurusan PAI, Ibu Siti Rukhayati, M. Ag.

  7. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memotivasi dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  8. Teman-teman SSC ( Student Sport Club) yang telah memberikan pengalaman dalam berorganisasi dan selalu memberikan motivasi.

  9. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2013, khususnya jurusan PAI.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmannirrahim Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah menganugerahkan nikmat dan kekuatan pada kami. Dan atas karunia dan petunjuk yang telah Allah berikan kepada hamba-Mu ini kami dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dengan judul ”Implementasi Strategi Cooperative Learning Student Team Achievement

  

Division (STAD) Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam di SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”.

  Shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan agung baginda Nabi Muhammad SAW, di mana atas perjuangan serta ide-ide Beliaulah kita dapat meneruskan syariat yang dibawanya sebagai penegak dan pembawa Islam sampai akhir hayat kita. Amin.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih banyak kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ketua Jurusan IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M. Ag.

  4. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Yahya S. Ag. Dan Dosen Pembimbing Skripsi,

  Bapak Dr. Sa’adi, M. Ag. Yang telah membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu dalam pelaksanaan bimbingan.

  5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang S1.

  6. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri Tanjung 02 beserta staf karyaman, yang

  7. Bapak Suyadi, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi.

8. Bapak Sri Haryanto, S. Pd. I, selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama

  Islam yang telah memberi arahan dan bimbingan serta yang telah memberikan kepercayaan untuk membimbing siswa kelas VIII E.

  9. Segenap dewan guru, staf, dan siswa –siswi, terimakasih atas kerjasamanya dan bantuan selama penulis melakukan penelitian sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis serta para pembaca umumnya.Aamiin.

  Salatiga, 11 Desember 2017 Yufika Fitria H NIM. 11113132

  

ABSTRAK

  Hadist, Fitria Yufika. 2018. Implementasi Strategi Cooperative Learning

  “Student Team Achievement Division

  (STAD)” untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Sa’adi, M. Ag.

  

Kata Kunci : Kooperatif Learning, Student Team Achievement Division (STAD),

Mutu Pembelajaran PAI.

  Masalah pokok dalam penelitian ini yaitu apakah metode STAD mampu meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 3 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.Oleh karena itu, tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran STAD dapat meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi siswa di SMP Negeri 3 Salatiga.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan tiga siklus. Subjek penelitian ini siswa kelas VIII E yang berjumlah 26 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI.Pada siklus I partisipasi siswa sebesar 30,5 %, siswa masih bingung dan belum siap dengan metode yang diterapkan. Untuk siklus ke II peserta didik sudah mulai menunjukkan rasa partisipasi yaitu 72%, mereka aktif dalam bertanya, aktif berdiskusi, dan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Pada siklus ke tiga, partisipasi siswa sangat meningkat 97,2%, siswa lebih siap dalam mengikuti setiap pembelajaran PAI. Metode STAD juga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.Pada siklus I, motivasi siswa masih rendah hanya 35%.Hal ini di karenakan pemilihan teman kelompok yang secara acak tidak sesuai dengan harapan masing-masing murid, sehingga hasil belajar mereka rendah. Siklus ke II, motivasi siswa mulai terlihat sebesar 70%, mereka mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat, sehingga hasil belajarnya meningkat dibanding siklus I. Untuk siklus ke III, motivasi belajar murid meningkat menjadi 95%, ditunjukkan dengan hasil belajar yang meningkat cukup signifikan.

  Berdasarkan data presentase yang diperoleh, pada Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa hanya 69, 23%, yaitu 18 anak yang memperoleh nilai tuntas.Kemudian pada siklus II data hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 21 anak dalam prosentase 80, 76% terjadi peningkatan sebesar 11,53%.Sedangkan di siklus

  III terjadi peningkatan yang cukup memuaskan dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya yaitu ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 92, 30% sebanyak 24 anak memperoleh nilai tuntas.Jadi metode pembelajaran kooperatif STADdapat meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Salatiga dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL………….....................................................................…….i HALAMAN

  BERLOGO………................................................................................ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................................iii PENGESAHAN KELULUSAN….……..................................................................iv DEKLARASI

  …………………….............................................................................v MOTTO ....................................................................................................................vi PERSEMBAHAN....................................................................................................vii KATA PENGANTAR....... .....................................................................................viii ABSTRAKSI .............................................................................................................x DAFTAR ISI ...........................................................................................................xi DAFTAR TABEL....................................................................................................xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................6 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................7 D. Manfaat Penelitian .........................................................................................7 E. Telaah Penelitian Terdahulu .........................................................................8 F. Definisi Operasional ....................................................................................10 G. Sistematika Penulisan ..................................................................................18

  BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Strategi Cooperative Learning 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif………………………………….20 2. Karakteristik dan Prinsip-prinsip Cooperative Learning.......................24 3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif .………….…..30 B. Metode Student Team Achievement Division (STAD)……………….........32 C. Mutu Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) 1. Pendidikan Agama Islam (PAI) …………………………………........35 2. Mutu Pembelajaran PAI ……………………………………………..46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian .........................................................................58 2. Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitan ................................................60 3. Langkah-langkah Penelitian................................................................60 4. Instrumen Penilaian ............................................................................63 5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................64 6. Analisis Data ......................................................................................65 B. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Salatiga 1. Riwayat Sekolah ……..........................................................................66 2. Visi Misi Sekolah ……………............................................................68 3. Kondisi Fisik Sekolah …......................................................................69 4. Keadaan Lingkungan Sekolah .…………………………………...…72 C. Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I …….......................................................................................72 Siklus II ……………………………………………………………..77 3. Siklus III …………………………………………………………….81

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus 1. Deskripsi Siklus I ……………………………………………………86 2. Deskripsi Siklus II……………………………………………………94 3. Deskripsi Siklus III………………………………………….…........101 B. Pembahasan ...........................................................................................106 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................................112 B. Saran-saran ...............................................................................................113 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Lembar Pengamatan Partisipasi Siswa pada Siklus I.....................74TABEL 3.2 Lembar Pengamatan Motivasi Siswa pada Siklus I.......................75TABEL 4.1 Lembar Pengamatan Partisipasi Siswa Pada Siklus I....................85TABEL 4.2 Lembar Pengamatan Motivasi Siswa pada Siklus I.......................86TABEL 4.3 H asil Penilaian Siswa Siklus I….………………………..............88TABEL 4.4 Lembar Pengamatan Partisipasi Siswa

  Siklus II……………......92 TABEL 4.5

  Lembar Pengamatan Motivasi Siswa pada Siklus II………….....93

TABEL 4.6 Hasil Penilaian Siswa Siklus II.....................................................96TABEL 4.7 Lembar Pengamatan Partisipasi Siswa pada Siklus III..............100

  TABEL 4.8 Lembar Pengamatan Motivasi Siswa pada Siklus III……….....101

TABEL 4.9 Hasil Penilaian Siswa Siklus III.................................................103TABEL 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, III............................................105TABEL 4.11 F rekuensi Hasil Belajar Siswa……………………………...….108

  TABEL 4.12 Frekuensi Partisipasi Siswa……………………………….........109

TABEL 4.13 Frekuensi Motiva si Siswa………………………………….......110

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam saat ini masih banyak mengalami problematika-

  problematika dalam pembelajaran. Permasalahan klasik yang mendasar adalah rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, mereka merupakan orang yang secara langsung terlibat dalam pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah, melihat guru menulis di papan tulis, lalu mengingat bahkan mengkopi segala informasi yang disampaikan oleh guru. Ini seakan memberikan kesan bahwa seorang murid ketika di kelas hanya datang, duduk, diam dan mendengarkan.

  Kondisi pembelajaran yang statis dan monoton dapat menimbulkan “kemandulan pada intelektual siswa”, yang menyebabkan ketidak tertarikan siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Sehingga muncul suasana yang tidak menyenangkan dan pasif di dalam kelas. Diibaratkan, seperti seorang ibu yang sering memberikan makan pada anaknya, sebagian guru beranggapan bahwa tu gasnya untuk “mengisi” murid sampai penuh dengan bahan-bahan pelajaran yang jumlahnya begitu banyak. Padahal, bukan bahan pelajaran yang diutamakan, melainkan pengarahan perhatian murid kepada minat dan kemampuannya menerima bahan yang diajarkan (Singer, 1987: 29). Dari situasi pembelajaran semacam ini, hampir tidak memberikan peluang bagi peserta didik untuk menuangkan kreatifitas serta gagasannya.

  Belajar tidak hanya melibatkan stimulus dan respon. Namun, belajar Jean Piaget berpandangan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari bentukan kita sendiri (Uno, 2008: 10). Hal itu dapat dicapai dengan cara berfikir kita, seperti saat melihat kondisi di sekitar alam semesta. Allah Swt telah berfirman di dalam Q.S Ali-Imron ayat 190-191:

  

           

          

          

  

Artinya :Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu)

orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan

berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,

Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (Depag RI, 2009:

  75).

  Berdasarkan ayat tersebut dapat dikatakan bahwasanya seluruh yang ada di kehidupan manusia, terdapat segala manfaat jika manusia mau menggunakan akal (kognitif) untuk memikirkannya. Oleh sebab itu, ketika anak sudah mampu menggunakan akalnya untuk berfikir, maka tugas pendidiklah untuk mengembangkannya.

  Namun, proses pembelajaran saat ini masih sebatas sebagai transfer of

  

knowledge , bersifat verbalistik, dan cenderung bertumpu pada kepentingan pengajar

  daripada kebutuhan peserta didik. Hal ini didukung hasil pengamatan awal, yaitu adanya kecenderungan pengajar dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang bersifat tradisional, sehingga berakibat pada kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak menantang dan sulit mencapai target. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan tersebut, salah satu cara yang dilakukan adalah mengkaji secara mendalam rujukan tersebut berdasarkan rujukan filosofi atau teori yang valid dan penelitian secara oprasional. Kita mendukung PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang di antaranya mengatur standarisasi proses pembelajaran. Sehingga, di lembaga pendidikan diharapkan ada pembaharuan pembelajaran dengan model yang inovatif.

  Daryanto dkk (2012: 229) mengatakan, perlunya dilakukan pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk mengembangkan kreatifitas peserta didik, terutama aspek berfikir kreatif. Model pembelajaran kooperatif diyakini dapat memberi peluang peserta didik untuk terlibat dalam diskusi, berfikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Meskipun model pembelajaran kooperatif mengutamakan peran aktif siswa, bukan berarti pengajar tidak berpartisipasi. Sebab, guru berperan sebagai desainner, fasilitator, dan pembimbing selama proses pembelajaran berlangsung.

  Perubahan pembelajaran ini dapat dikaitkan dengan ungkapan Silberman (1996: 2) yang menyatakan,

  “When I only hear, I forget.” “When I hear and see, I remember a little.” “When I hear, see, and ask questions and discuss with someone else, I begin to understand.” “When I, hear, see , question, discuss, and do, I acquire knowledge and skill.” “When I teach someone, I master what I have learned.”

  Kata-kata tersebut, berbicara banyak mengenai pentingnya pembelajaran aktif dan menyenangkan.

  Pembelajaran yang menyenangkan amatlah penting, karena belajar yang menyenangkan merupakan kunci utama bagi individu untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dalam proses belajar. Untuk itu, tugas guru lebih dari sekedar membantu siswa lulus ujian akhir. Tetapi membantu mereka menjadi pelajar yang ahli dan lebih bertanggung jawab atas diri sendiri, percaya diri, serta menjadi warga setiap anak memiliki perbedaan karakter yang cukup mencolok. Pemahaman yang baik terhadap karakter mereka akan membantu guru menerapkan strategi pengajaran yang tepat (Rusydie, 2012: 107).

  Setiap sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran, dan pengajaran yang efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik pembelajaran dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Secara umum metode, strategi dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran berpusat pada pelajar lebih mampu memberdayakan pembelajaran- pembelajaran. Karena dapat meningkatkan pembelajaran yang menekan kreatif belajar pada pelajar.

  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 3 Salatiga masih menggunakan metode ceramah sebagai metode pokok dalam proses pembelajarannya dari pada menggunakan metode lain yang dapat menjadikan siswa aktif. Dengan metode ceramah peserta didik hanya datang, duduk, diam dan mencatat apa yang di sampaikan oleh guru. Sehingga, siswa merasa jenuh dan bosan yang mengakibatkan mereka menjadi malas, tidak konsentrasi, dan mengantuk. Proses pembelajaran yang seperti ini sangat tidak efektif dan menghambat peserta didik untuk aktif. Karena masih banyak peserta didik yang malu bertanya, tidak tahu apa yang harus ditanyakan ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan siswa merasa takut bertanya, malu, atau kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru. Fenomena semacam ini terjadi khususnya pada peserta didik kelas VIII SMPN 3 Salatiga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  Oleh karena itu, untuk mengatasi kepasifan dalam proses pembelajaran PAI di SMPN 3 Salatiga salah satunya dengan menggunakan model cooperative pendekatan yang mengutamakan siswa untuk aktif melalui tim tertentu. STAD mewajibkan individu untuk memberikan yang terbaik bagi timnya. Pada pendekatan ini terdapat beberapa komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor kemajuan individu dan penghargaan.

  Dengan menggunakan strategi cooperative learning diharapkan mampu meningkatkan partisipasi, motivasi serta prestasi belajar siswa. Sebab metode ini sangat menyenangkan, memperkuat ingatan dan juga mampu menghargai setiap perbedaan individual karena beragam kecerdasan yang dimiliki. Maka proses pembelajaran akan lebih aktif dan menyenangkan sehingga peserta didik akan merasa senang dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  Berdasarkan uraian tersebut menjadi daya tarik bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai “ Implementasi Strategi Cooperative Learning

  

Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Salatiga”.

  B. Rumusan Masalah

  Dari penjelasan permasalahan tersebut dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah penerapan strategi cooperative learning STAD dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Salatiga?

  2. Apakah penerapan strategi cooperative learning STAD mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Salatiga?

  3. Apakah penerapan strategi cooperative learning STAD mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Salatiga ?

  C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Salatiga.

  2. Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran kooperatif STAD mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Salatiga.

  3. Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran kooperatif STAD mampu meningkatkan presatasi siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Segala perbuatan yang dilakukan diharapkan mengandung manfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. Oleh sebab itu, berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan penulis, maka penelitian diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1.

  Bersifat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran, yang dapat digunakan sebagai alternatif informasi bagi yang berminat melakukan penelitian tentang implementasi Strategi Cooperative Learning” Student Team Achievement Division (STAD)” untuk meningkatkan mutu pembelajaran PAI.

2. Bersifat Praktis a.

  Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pelaksanaan pembalajaran guru-guru agar lebih meningkatkan profesionalitas guru dalam membentuk akhlak yang mulia bagai para peserta didik.

  b.

  Bagi peserta didik, sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  c.

  Bagi guru, dapat menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran PAI.

E. Telaah Penelitian Terdahulu

  Pada dasarnya urgensi kajian pustaka adalah sebagai bahan auto critic terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan komparatif terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama atau hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan bentuk tulisan yang sudah ada yang ada kaitannya dengan penelitian yang peneliti lakukan di antaranya sebagai berikut:

  Pertama, Skripsi Fitriani 2009 Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul

  

“Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement

Division (STAD) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Motivasi Siswa

Dalam Pembelajaran Qur’an Hadist Di Kelas VIII D Mtsn Wates Kulon Progo

Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan

  strategi cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran Qur’an Hadis yang dilaksanakan di kelas VIII D MTsN Wates Kulon Progo dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa. Peningkatan keaktifan siswa pada aspek perhatian siswa, kemauan bertanya, pasrtisipasi dalam kelompok, antusiasme dalam mengerjakan tugas dan mengungkapkan pendapat. Sedangkan dalam hal motivasi para siswa mempunyai rasa senang, perhatian, respon yang baik saat pembelajaran berlangsung, dan semangat.

  Kedua, skripsi Makromah 2011 Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Wali Songo Semarang yang berjudul

  “Penerapan Strategi Pembelajaran

Kooperatif Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI Kompetensi

Dasar Menyebutkan Tugas Malaikat Siswa Kelas IV SDN 02 Karang Malang

Kangkung Kendal 2010/2011”. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas

  didapatkan dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif

  ”make a match”,

  mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dikarenakan mudah, tidak menyulitkan, menyenangkan dalam permainan kartu dan tidak membosankan peserta didikk, sehingga mereka dapar merespon materi pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

  Ketiga, skripsi Huda 2014 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

  

Student Team Achievement Division (STAD) Pada Mata Pelajaran Seni Budaya

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII B Di SMPN 1 Piyungan”.

  Hasil penelitian ini menunjukkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas VII B SMP Negeri

  1 Piyungan. Hal ini, dilihat dari aspek kognitif yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dilihat dari siswa mapu menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru baik saat proses pembelajaran maupun pada tes kemampuan kognitif.

  Dari ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian penulis. Letak perbedaannya yaitu pada objek, subjek, serta fokus penelitian. Ketiga penelitian di atas sama-sama menekankan pada aspek pembelajaran yang mana menggunakan salah satu strategi atau model pembelajaran. Sedangkan untuk penulisan ini diterapkan untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam. Namun, letak perbedaannya dengan penelitian sebelumnya yaitu penulis ingin meningkatkan mutu pembelajaran PAI dengan memakai model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Diharapkan melalui strategi tersebut mampu meningkatkan partisipasi, motivasi, serta prestasi belajar siswa. Dengan begitu mutu pembelajaran PAI dapat meningkat.

F. Definisi Operasional 1.

  Strategi Pembelajaran kooperatif Strategi pembelajaran merupakan pedoman umum yang berisi komponen- komponen yang berbeda dari pembelajaran agar mampu mencapai keluaran yang diinginkan secara optimal di bawah kondisi-kondisi yang diciptakan. Seperti pada situasi kelas dengan karakteristik siswa yang heterogen, baik kelas kecil maupun kelas besar, penanganannya jelas berbeda, baik dalam strategi pengorganisasian, penyampaiana maupun strategi pengelolaan. Hal ini bermaksud supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien

  Menurut pandangan Wena (2011: 2), strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk meggunakan sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa.

  Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan sendiri. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran, dapat juga diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008: 186). Dengan demikian strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang di desain dengan menggunakan sumber belajar yang ada untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efisien guna mencapai pembelajaran yang maksimal. Strategi pembelajaran sangat berguna baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa mempermudah dalam proses belajar. Paradigma lama dalam proses pembelajaran adalah guru mengajar dengan srategi ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal. Pembelajaran yang demikian masih mendominasi proses pembelajaran pada sebagaian besar jenjang pendidikan. Guna mengatasi hal ini, perlu adanya keikut sertaan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Dengan aktifnya siswa dalam pembelajaran diharapkan hasil pembelajaran dan retensi siswa dapat meningkat dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna.

  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran oleh rekan pembelajaran oleh pengajar (Wena, 2011: 188).

  Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Hamruni, 2012: 161). Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya. Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok kecil, yang berusaha memanfaatkan antar teman sejawat guna mencapai tujuan tertentu.

2. Student Team Achievement Division (STAD)

  Pembelajaran kooperatif model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dari Universitas John Hopkin USA. STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

  Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan (Slavin, 2009: 12).

  Model kooperatif tipe STAD ini terdiri dari lima komponen sebagai berikut: a.

  Presentasi Kelas Materi pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi juga bisa memasukkan presentasi audiovisual.

  b.

  Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar- benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kusi dengan baik.

  c.

  Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekidar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

  d.

  Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. e.

  Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa juga dapat digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka mengalami langsung.

3. Mutu Pembelajaran

  Mutu pendidikan sesungguhnya ditentukan oleh mutu belajar, karena inventasi peserta didik terletak pada mutu belajarnya. Dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan esensi mutu pendidikan terletak pada mutu layanan belajar. Dengan demikian mutu pendidikan berkaitan dengan mutu layanan pembelajaran (Satori, 2016: 135). Oleh karena itu, profesionalisme guru sebagai pendidik dilihat dari kinerjanya dalam membimbing proses belajar siswa, ini menjadi perhatian yang utama. Belajar bukan sekedar mencari tahu, namun membuat siswa berakhlak mulia, percaya diri, bersikap kritis, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap masalah kehidupan, serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.

  Ada kriteria umum sesuatu itu dikatakan bermutu, pertama ketika sesuatu itu bernilai baik atau mengandung makna yang baik. Dalam konteks pendidikan, apabila seseorang mengatakan sekolah itu bermutu, maka bisa dimaknai bahwa lulusannya baik, gurunya baik, gedungnya baik, dan sebagainya. Kedua, mampu memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Mutu sekolah akan baik jika sekolah tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Fathurrohman, 2015: 122-123). Untuk itu, pendidikan yang bermutu adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam belajar seoptimal mungkin. Mutu dalam pendidikan memang dititiktekankan pada pelajar dan proses yang ada di dalamnya. Tanpa adanya proses yang baik, maka madrasah yang bermutu juga mustahil untuk dicapai.

  Peranan guru dalam proses pembelajaran optimal memiliki berbagai bentuk sesuai dengan pengaruhnya terhadap sikap, struktur motivasi dan keterampilan kognitif anak. Di dalam domain sikap, tugas guru membantu anak untuk mengambil sikap yang kreatif dalam proses pembelajaran. Di bidang motivasi, tugas guru adalah membangkitkan anak dalam proses belajar dan membangkitkan keinginan anak untuk secara kontinu mau belajar. Sedangkan dalam domain kognitif tugas guru adalah memperlengkapi kemampuan untuk belajar dalam memperoleh pengetahuan dan ketrampilan (Jamaludin dkk, 2015: 124).

  Menurut Jamaludin dkk (2015:57), pembelajaran adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Penciptaan sistem lingkungan berarti menyediakan seperangkat peristiwa-kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan aktivitas belajar. Jadi mutu pembelajaran adalah kegiatan belajar yang mampu meningkatkan motivasi, ketrampilan dan kognitif anak sehingga siswa merasa puas dengan hasil belajar yang diperoleh.

4. Pendidikan Agama Islam

  Menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, adalah mengajari murid di sekolah, melatih hidup anak hidup sehat, melatih silat, menekuni penelitian, dan lain-lain (Tafsir, 2014: 24). Jadi pendidikan yaitu usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah baik di sekolah ataupun diluar sekolah guna meningkatkan potensi anak serta membentuk kepribadian yang utama. Kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang islami, yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam. Menurut Tafsir (2014: 32) pendidikan islami adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Secara singkat, pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim semaksimal mungkin. Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Majid, 2005: 132).

  Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup Al- qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi (Majid, 2005: 132). Jadi pendidikan agama Islam adalah pembelajaran untuk mempelajari tentang pengetahuan agama Islam secara mendasar dan mendalam guna membentuk seorang muslim yang berkerpibadian islami sesuai dengan suri tauladan Rasulullah Saw.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memberi gambaran menyeluruh terhadap skripsi ini, maka penulis menyajikan sistematika penulisan dengan beberapa bagian. Adapun pembagiannya terdiri dari berbagai bab yakni: Bab pertama berisi pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua, merupakan landasan teori penelitian yang meliputi strategi pembelajaran kooperatif, pembelajaran STAD, mutu pembelajaran PAI.

  Bab ketiga, berisi tentang gambaran umum SMP Negeri 3 salatiga dan metode penelitian.

  Bab keempat berisi mengenai pembahasan, penulis akan membahas mengenai implementasi strategi cooperative learningStudent Team Achievement Division

  (STAD)” untuk meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Salatiga.

  Bab kelima, merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Strategi Cooperative Learning 1. Pengertian pembelajaran kooperatif Strategi pembelajaran merupakan pedoman umum yang berisi

  komponen-komponen yang berbeda dari pembelajaran agar mampu mencapai keluaran yang diinginkan secara optimal di bawah kondisi- kondisi yang diciptakan. Seperti pada situasi kelas dengan karakteristik siswa yang heterogen, baik kelas kecil maupun kelas besar, penanganannya jelas berbeda, baik dalam strategi pengorganisasian, penyampaiana maupun strategi pengelolaan. Hal ini bermaksud supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien serta memiliki daya tarik sendiri (Rusmono, 2012: 21).

  Menurut pandangan Wena (2011: 2), strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk meggunakan sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan sendiri. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran.

  Strategi pembelajaran, dapat juga diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008: 186). Dengan demikian strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang di desain dengan menggunakan sumber belajar yang ada untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efisien guna mencapai pembelajaran yang

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAV) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 5 44

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS V SDN 2 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 73

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

0 0 85

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

Judul : PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP NEGERI 3 MERTOYUDAN - Test Repository

0 1 108

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 TENGARAN - Test Repository

0 1 140

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 1 149

IMPLEMENTASI QUANTUM LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP WALISONGO KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

0 4 139