PENGARUH KETEKUNAN IBADAH SALAT DAN PUASA TERHADAP AKHLAK SISWA PADA GURU (Penelitian di SDN Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007) - Test Repository

  

PENGARUH KETEKUNAN IBADAH

SALAT DAN PUASA

TERHADAP AKHLAK SISWA PADA GURU

  (Penelitian di SDN Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

MOTTO

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9).

  PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: • Ayah dan Ibu terhormat • Suami tercinta, M uch A tek

  • • Buah hatiku H id ayat A rifian to “F ian ”

  • • Kakak dan Adik-adik tersayang • Sahabat-sahabat saya semua

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini dengan tanpa halangan suatu apapun.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya, terutama kepada Yth:

  1. Ketua STAIN Salatiga

  2. Kepala Sekolah SD N Dukuh 05 Salatiga

  3. Keluarga dan teman-teman yang membantu baik materiil maupun moril Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan.

  Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Salatiga, Desember 2008 Penulis

  DAFTAR ISI JUDUL............................

  PENGESAHAN.............. MOTTO ......................... PERSEMBAHAN.......... KATA PENGANTAR .... DAFTAR IS I.................. DAFTAR TABEL..........

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bjj’sPenjelasan Istilah ......... C. Rumusan Masalah........ D. Tujuan Penelitian......... E. Hipotesis Penelitian..... F. Metode Penelitian........ G. Sistematika Penulisan ... BAB II KAJIAN PUSTAKA......... A. Masalah Pengamalan Ibadah 1. Pengertian Ibadah..........

  2. Dimensi Ibadah.............

  3. Indikator tentang salat....

  a. Salat.........................

  b. P u asa.......................

  4. Hikmah ibadah...............................................................

  1. Hikmah Salat............................................................

  2. Hikmah P u a sa ..........................................................

  3. Hikmah Membaca Al-Qur’a n ..................................

  B. Bentuk Etika Pergaulan Siswa pada Guru ..........................

  1. Batasan pengertian........................................................

  2. Bentuk-bentuk etika pergaulan siswa pada guru ..........

  a. Taat pada guru.........................................................

  b. Menjalin hubungan yang b a ik .................................

  c. Hormat siswa pada guru dalam konteks keagamaan d. Jujur/benar...............................................................

  C. Pengaruh Ibadah Akhlak Terhadap Siswa pada G u ru ........

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ........................................ A. Gambaran Umum SD N Dukuh 05 Salatiga....................... L Letak Geografis.............................................................

  2. Sejarah Berdirinya ........................................................

  3. Visi dan M isi.................................................................

  a. V isi..........................................................................

  b. Misi .........................................................................

  c. T ujuan.....................................................................

  4. Fasilitas sumber d ay a....................................................

  a. Fasilitas ...................................................................

  b. Sarana Penunjang....................................................

  c. Tenaga Pengajar......................................................

  5. Profil Sekolah............................................................

  a. Data S isw a..........................................................

  1. Data Siswa (empat tahun terakhir)................

  2. Data PSB (tiga tahun terakhir)......................

  b. Keadaan guru menurut ijazah .............................

  c. Struktur organisasi personalia sekolah................

  d. Potensi di lingkungan sekolah............................

  6. Bimbingan Konseling SD N Dukuh 05 Salatiga.......

  a. Organisasi siswa..................................................

  b. Remedial Teaching.............................................

  c. Penyuluhan individual ........................................

  7. Keadaan warga belajar sisw a....................................

  B. Penyajian d a ta ................................................................

  BAB IV ANALISIS DATA............................................................... A. Analisis Pendahuluan......................................................

  1. Analisis untuk mengetahui pengalaman ibadah siswa 2. Analisis untuk mengetahui etika pergaulan sisw a.....

  B. Analisis lanjutan...............................................................

  BAB VPENUTUP ........................................................................... A. Kesimpulan dan S aran ..................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Sekolah merupakan wahana proses pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi siswa menjadi lebih dewasa dalam pengertian yang sebenarnya. Pribadi dewasa adalah pribadi yang selain mempunyai daya intelektual dan penguasaan ilmu pengetahuan juga diikuti kepribadian yang mantap.

  Akhlak mulia pada kenyatannya tidak mudah ditanamkan secara mendalam pada diri siswa tanpa dukungan kesadaran terhadap ajaran agama, terutama pada usia remaja. Kesadaran perintah agama membuat seseorang (siswa) rajin mengamalkan perintah ibadah dan siswa yang rajin mengamalkan ibadah akan berpengaruh pada perilaku kehidupannya sehari-hari, seperti cara bergaul dengan guru dan lain sebagainya.

  Akhlak pergaulan siswa pada guru (maupun pada yang lainnya) senantiasa menjadi bahan perbincangan, karena dari hari ke hari kasus-kasus ketidaksopanan siswa terhadap guru terus bermunculan, mulai dari bicara tidak sopan sampai pada tindakan pemukulan pada guru.

  Masih banyaknya siswa yang berperilaku tidak etis terhadap guru lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan bermain mereka serta masih dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan bermain mereka serta masih kurangnya penanaman modal keagamaan. Oleh karena itu, selain

  2 bergaul pada siapa saja. Hal ini disebabkan, akhlak senantiasa dibimbing, diawali dan dikontrol oleh ibadah.1

  Menurut pengamalan peneliti, di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga juga ditemukan gejala sebagaimana digambarkan di atas. Yakni siswa yang pengalaman agamanya bagus, etika pergaulan mereka dengan guru juga cenderung bagus dan sebaliknya.

  SD N Dukuh 05 yang notabene merupakan lembaga penampung para siswa yang mayoritas berasal dari latar belakang kurang harmonis cenderung lebih sulit didukung kesadaran para siswa sendiri. Di sini peran agama menjadi sangat penting untuk menyadarkan diri mereka sendiri, bahwa berlaku sopan kepada guru sebenarnya tidak semata-mata perintah guru tetapi juga merupakan perintah agama.

  Berangkat dari permasalahan di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang membahas tentang pengaruh pengamalan ibadah terhadap etika pergaulan siswa pada guru, sehingga diperoleh jawaban secara ilmiah pula. Untuk tujuan ini, peneliti mengambil judul skripsi:

  

“PENG ARUH K ETEK UNAN IBA D A H SALAT D A N PU A SA

TERHADAP AKHLAK SISW A K EPADA GURU

  (Penelitian di SD N Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007)”

  3

B. Penjelasan Istilah

  Untuk menghindari salah tafsir dan sekaligus menyamakan presepsi antar pembaca, peneliti akan menjelaskan setiap istilah yang terdapat dalam judul di atas sesuai dengan interprestasi yang di maksud.

  Judul di atas memuat dua variabel, yaitu pengamalan ibadah di posisikan sebagai variabel pengaruh (VP) dan akhlak pergaulan siswa kepada guru diperlakukan sebagai variable terpengaruh (VT)

1) Variabel Pengamalan Ibadah

  Pengalaman ibadah identik dengan kerajinan atau kebiasaan hidup beragama. Kebiasaan hidup beragama adalah pengalaman dengan sadar ajaran agama secara kontinyu.2 Pengamalan ibadah bisa berupa ibadah ritual dan sosial, baik yang bersifat rutinitas maupun berkala serta yang dapat dilakukan secara terus menerus sewaktu-waktu.

  Untuk mengukur kerajinan siswa dalam mengamalkan ibadah, peneliti membatasi indikator ibadah mahdhod maupun ghoiru mahdhoh sebagai berikut:

  a. Menjalankan salat

  • Salat wajib
  • Salat sunat
  • Salat berjamaah3

  4 b. Ibadah di bulan ramadhan

  • Puasa ramadhan
  • Salat tar
  • Mengelurkan zakat fitrah4

  c. Mempelajari agama

  • menghadiri pengajian
  • membaca Al-Qur’an5

2) Variabel akhlak pergaulan siswa kepada guru '

  Istilah akhlak pergaulan diambil dari makna secara etimologis, akhlak yang berarti ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)6 dan pergaulan yang berarti hal bergaul kehidupan bermasyarakat7.

  Akhlak pergaulan dalam pembahasan ini diarahkan pada pola hubungan siswa dengan guru yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang berlaku. Pada guru digunakan indikator sebagai berikut:

  a. Taat pada perintah guru

  b. Jujur dalam berbicara dengan guru

  c. Hormat dalam berbicara dan pergaulan

  d. Bersilaturohmi datang ke rumah

C. Rumusan Masalah 4 M. Tholib, Op. Cit., hal. 194.

  5 Ibid

  5 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

  1. Bagaimana kondisi pengamalan ibadah siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007?

  2. Bagaimana kondisi akhlak siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun

  pelajaran 2006/2007?

  3. Adakah pengaruh pengamalan ibadah terhadap akhlak siswa terhadap guru?

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pokok masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui kondisi pengamalan ibadah siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007

  2. Mengetahui kondisi akhlak siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun

  pelajaran 2006/2007

  3. Mengetahui pengaruh ketekunan ibadah salat dan puasa terhadap akhlak siswa kepada guru.

  £ . Hipotesis Penelitian

  Dengan asumsi dasar, bahwa baik tidaknya etika pergaulan siswa pada guru banyak dipengaruhi oeh tingkat kerajinan pengamalan ibadah, maka sebagai jawaban sementara peneliti mengajukan hipotesis: “Ada pengaruh

  6

  ketekunan ibadah salat dan puasa terhadap akhlak siswa kepada guru”.

  Maka, semakin rajin beribadah semakin baik pula etika siswa terhadap guru.

  Hipotesis merupakan jawaban/dengan sementara yang masih harus dibuktikan dengan perhitungan statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto: “Hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.8

  Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti masih harus menguji kebenarannya melalui pengumpulan dan analisis data.

F. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah kenyataan yang hendak digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini para siswa SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tahun

  pelajaran 2006/2007. Menurut observasi penliti jumlah populasi yang berhasil dihimpun sebanyak 120 siswa yang tersebar dalam 6 kelas. Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian, yang dianggap dapat mewakili populasi. Berdasarkan jumlah siswa di atas, maka penelitian ini tidak menggunakan sampel tetapi responden diambil semua. Jadi, penelitian bersifat porposif random.

  7

  2. Metode Pengumpulan Data

  Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut: a. Dokumentasi

  Dokumentasi yaitu penyediaan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen.

  Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif, yaitu: gambaran umum SD Negeri Dukuh 05, sejarah singkat berdirinya, letak geografisnya, struktur organisasi dan lain-lain.

  b. Angket Metode ini sering disebut dengan interview secara tertulis dengan berbagai perbedaan. Angket yang biasa disebut quisioner sampelnya dihubungi melalui daftar pertanyaan peneliti. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif, yaitu: tingkat kerajinan pengamalan ibadah dan etika pergaulan siswa pada guru.

  3. Persiapan Pengolahan Data

  Hal-hal yang peneliti lakukan dalam mengolah data antara lain:

  a. Melakukan cheking (pemeriksaan): untuk mengetahui validitas jawaban responden (kondisi jawaban responden harus dalam keadaan baik dan dapat (siap diolah lebih lanjut)).

  b. Pemindahan data ke dalam tabel distribusi yang telah disediakan sesuai dengan tujuan penelitian

  8

4. Analisis Data

  a. Analisis Pendahuluan Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah. Sehingga diketahui ciri masing-masing variabel penelitian. Analisis ini menggunakan rumus presentase:

  P = — *100%

  N

  Keterangan: P : Presentase perolehan F Frekuensi mentah N : Jumlah total responden

  b. Analisis Lanjutan Analisis ini untuk mengetahui pengaruh pengamalan ibadah terhadap etika pergaulan siswa pada guru. Analisis ini menggunakan rumus Product Moment:

  AT Rxy =

  Keterangan: Rxy : Product Moment

  X Frekuensi Variabel X Y : Frekuensi Variabel Y

  9

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini memuat bab, yaitu: : Pendahuluan

  BABI

  Bab ini berisi: Latar belakang masalah - penjelasan masalah - penjelasan istilah - rumusan masalah - hipotesis penelitian - metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi

  BAB II : Kajian Pustaka Bab ini memuat: masalah pengamalan ibadah meliputi: Batasan pengertian - dimensi ibadah - indikator pengamalan ibadah. Masalah etika pergaulan siswa, meliputi: batasan pengertian - bentuk-bentuk etika pergaulan siswa terhadap guru - kaitan pengamalan ibadah dengan etika pergaulan.

  BAB III : Laporan Hasil Penelitian Bab ini melaporkan: Situasi umum SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tahun pelajaran 2006/2007 dan penyajian data penelitian. BAB IV : Analisis Data Meliputi: analisis pendahuluan dan analisis lanjutan. BAB V : Penutup : Kesimpulan dan Saran

  

BAB n

KAJIAN PUSTAKA

A. Masalah Pengamalan Ibadah

1. Pengertian Pengalaman Ibadah

  Ibadalah adalah perbuatan untuk menyatakan bukti kepada Allah SWT yang di dasari ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Sedangkan ibadah menurut terminologi Islam adalah keputusan secara total kepada Allah, suatu penyerahan diri yang bulat dan jujur kepadaNya9 Ibadah merupakan perbuatan yang dikerjakan kaum muslimin untuk mendekatkan diri kepada Allah serta mengingat-ingat keagungannya sebagai tanda bukti keimanan kepada Allah dan pengawasan diri serta menghadapkan hati sepenuhnya kepadaNya.

  Menurut Ashadi Fatih, ibadah dalam arti lisan adalah mengkoordinir dan mengintregrasikan segala kemungkinan yang memberi manfaat kepada diri sendiri atau kepada umat dalam berbagai bentuk dan motifikasinya demi kemakmuran dan kedamaian bumi. Dapat pula dimuarakan untuk pengabdian kepada Allah, apapun bentuknya, berapapun jumlahnya dan dimanapun tempatnya dapat dikategorikan sebagai ibadah yang dalam bahasa simple, sering disebut dengan ibadah takwa.

  11 Seperti kata Humaidi Tata Pangarsa, bahwa ibadah merupakan bentuk pengabdian kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari yang realisasi atau manifestasinya berupa diamalkannya segala perintah Allah dan dijauhi segala larangan Allah10. Meskipun secara redaksional definisi yang kedua terkesan berseberangan dengan definisi, namun jika dikaji mendalam mempunyai penekanan sama, yaitu melakukan kebaikan yang muaranya untuk mencari ridho Allah. Hal tersebut dikuatkan oleh Hastbi Ash Sidiqy yang menurut ibadah (ibaday) yaitu hukum-hukum yang dimaksud pokoknya mendekatkan diri kepada Allah11.

  Dengan demikian secara simple dapat dikatakan ibadah merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam rangka memperoleh kebaikan dan mengharapkan ridho Allah, baik ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah, seperti salat, puasa dan lain-lain maupun yang dilakukan selalu hubungan dengan manusia seperti zakat, menolong sesama dan lain- lain.

2. Dimensi Ibadah

  Ibadah menurut beberapa definisi di atas dapat diinterprestasikan sebagai wujud dari sikap keberagaman seseorang yang realisasinya bisa berupa hubungan langsung dengan Allah (Ibadah Vertikal) atau melalui pergaulan dengan sesama manusia (Ibadah Horizontal) menurut Humaidi Tata Pangarsa, ada 2 jalur komunikasi yagn dialami manusia dalam

  12 hidupnya: 1. Jalur komunikasi yang bersifat vertikal, yaitu jalur komunikasi manusia dengan Tuhannya. 2. Jalur komunikasi yang bersifat horizontal yaitu jalur komunikasi manusia dengan alam sekitar, terutama manusia itu sendiri12.

  Ibadah merupakan perwujudan kepatuhan dan sekaligus kebutuhan bagi seorang hamba kepada Tuhannya. Ibadah merupakan media atau cara berkomunikasi antara hamba dengan Tuhannya.

  Menurut Endang Syarifudin Al-Anshori ibadah pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu: ibadah khusus dan ibadah umum.

  Ibadah khusus yaitu segala tata cara dan upacara pengabdian langsung manusia kepada Allah yang segala sesuatunya terinci digarikan oleh Allah dan Rasulnya seperti: salat, zakat, puasa (sauml, hati dan sebagainya yang berkaitan yang berkaitan erat dengan hal-hal yang termaksud)13.

  Seorang hamba yang telah berhasil melaksanakan hubungan dengan Allah dengan baik melalui kekhususan dalam melakukan serangkaian ibadah ritualnya. Biasanya hubungan dengan alam sekitar juga cenderung baik, karena kesadaran manusianya sudah tercipta dengan sendirinya, lebih dalam berhubungan dengan orang yang lebih tua, misalnya kepada orang tua atau gurunya.

  Adapun seorang hamba yang telah berhasil melakukan serangkaian amalan yang bersifat sosial keagamaan berlumlah tentu menjamin bahwa amalan ibadahnya kepada Allah. Juga sekaligus baik karena bisa hanya

  13 didasarkan pada rasa kemanusiaan saja dan bukan dilandasi dengan keimanan dan melaksanakan perintah Allah SWT.

3. Indikator Ibadah

  a) Indikator Salat

  • Salat tepat waktu
  • Bertoharoh dengan baik
  • Sering salat beijamaah
  • Memperhatikan syahnya salat diwaktu akan melaksanakannya seperti tempatnya bersih, menutup aurat.

  b) Indikator tentang puasa

  • Mendidik disiplin tepat waktu
  • Berbuka dan sahur
  • Mencegah marah
  • Menahan lapar dan haus

  c) Indikator tentang ahlaq

  • Memberi salam pada guru
  • Berkata lemah lembut
  • Taat kepada guru
  • Suka menolong orang lain
  • Hormat dan kasih sayang terhadap seseorang - Senang membantu meringankan beban orang lain.

  14 a. Salat

  Menurut bahasa, salat berarti doa, sedangkan menurut syara’ artinya yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri salam14. Dalam Islam, salat menempati kedudukan tertinggi dibandingkan ibadah apapun. Salat merupakan tiang agama, merupakan garis pemisah antara kafir dan muslim, merupakan syariat untuk mencapai keselamatan dan merupakan penjaga iman seseorang dalam Al-Qur’an. Allah telah menggolongkan salat ke dalam syarat- syarat utama untuk mencapai hidayah dan takwa. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Baqarah 1-3: Artinya : A lif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan

  padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah

  1-3). Menurut Zamri Hamit perkataan salat menurut Bahasa Arab berdoa. Adapun menurut istilah dalam agama Islam salat adalah

  15 ucapan-ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan membaca salam15. Salat diwajibkan Allah kepada hambanya. Tentu mempunyai banyak manfaat, balasan bagi orang yang tekun menjalankan salat lima waktu antara lain:

  • Selamat dari penghidupan yang sempit
  • Selamat dari siksa kubur
  • Catatan amal diterima dengan tangan kanan
  • Masuk surga tanpa di hisab

  Di samping itu, salat menurut firman Allah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. i ’ v . .

  Artinya : Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-

  perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut: 45)

  Jamaludin al-Mulqy wa Jamludin as Suyuti memberi penafsiran terhadap ayat di atas bahwa salat menurut Allah menjadi syarat dan dapat mencegah larangan Allah dalam tafsir Al-Jalaludin menulis.

  U

  16 Artinya : Bahwa sesungguhnya salat itu menurut Allah SWT

  menjadi syaradan salat itu dapat mencegah apa yang menjadi larangan bagi Allah.

  Salat manakala dilakukan secara tekun dan kontinyu akan menjadi alat pendidikan batin yang efektif, memelihara jasmani dan rohani serta hidup yang dinamis penuh amal saleh, terhindar dari berbagai perbuatan dosa dan keji.

  Islam juga mengajarkan supaya dalam menjalankan salat dilakukan secara beijamaah. Karena dengan berjamaah pahala salat dilipatgandakan sampai 27 derajat. Sebagaimana sabda Rasulullah.

  Artinya : Dari Ibnu ra. Bahwa Rasulullah bersabda: kebaikan

  salat berjamaah melebihi salat sendirian sebanyak 27

derajat (HR. Mutafaqun alaih)16.

  Di samping salat wajib yang lima masih ada lagi salat-salat sunah diantaranya salat sunah rawatib yaitu salat yang dikerjakan di antara salat wajib. Ada juga salat tahajud, salat tarawih dan lain-lain.

  17 Mengenai keutamaan salat, Rasulullah bersabda:

  Artinya : Tidak ada (balasan) bagi seorang muslim yang

  mengerjakan salat (sunah) setiap hari 12 menyediakan

  • 17

  bangunan rumah baginya di surga (HR. Muslim)

  b. Puasa Puasa adalah mencegah makan minum pada siang hari (apapun yang menjadikan atau memberi kelezatan). Menurut Zahri Hamid, perkataan syiam atau saum dalam Bahasa Arab berarti menahan diri atau berdiam diri. Menurut istilah agama Islam syiam atau saum atau puasa ialah menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan

  1 o segala yang membatalkan sejak fajar terbenam matahari .

  Sebagaimana firman Allah: 1

  1

  7

  8

  18 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

  berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah:

  183). Ibadah puasa merupakan sistem yang berkembang di dalam

  Islam, dalam rangka membina manusia agar mampu mengendalikan diri dari mempertahankan sifat kemanusiaan dari arus nafsu syahwatnya.

  Pengaruh puasa terhadap pengendalian diri tergantung pada nilai amalan puasa itu sendiri. Puasa yang baik akan berperan membentengi hidup kita, di samping itu tentunya lebih banyak dapat mengendalikan nafsu kita, tetapi bagi orang yang menjaga diri bahkan banyak puasa yang tidak berfungsi apa-apa karenanya di bawah standar yang ditentukan19.

  Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan- penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang baik dan yang batil). Karena itu barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah berpuasa pada bulan itu... (Al-Baqarah 185).

  19 c. Membaca Al-Qur’an

  Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan oleh agama Islam karena Al-Qur’an adalah penyembuh hati yang tersesat firman yan kotor dan yang pasti jika membacanya akan mendapat pahala dari

  Allah. Al-Qur’an merupakan kalam (diklum) Allah SWT yang diturunkan olehnya dengan perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah Muharam bin Abdullah dengan lafadz (kata-kata) Bahasa Arab dengan makna yang benar, agar menjadi hujjah Rasul SAW dalam pengakuannya sebagai Rasulullah20 2 . Alasan (efidence) bahwa

  1 Al-Qur’an adalah hujjah atas umat manusia dan hukum-hukumnya adalah undang-undang yang harus diikuti (ditaati) olehnya ialah bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari sisi Allah SWT dengan jalan pasti, tidak terdapat keraguan mengenai kebenarannya .

  Lebih jauh, jika dan menghayati Al-Qur’an tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia akan ditemukan seruan hakiki yang bersumber ilmu. Oleh karena itu, harus dijadikan rujukan (referensi) dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan supaya mengetahui betapa luas cakupan materi Al-Qur’an.

  Al-Qur’an menyuruh kita beijalan, menyelidiki, memperlihatkan dan memikirkan segala ciptaan Allah. Ia tidak meletakkan batas atau penghalang pada jalan ilmu. Kita masih ingat bahwa Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial,

  20 tetapi kita yang menyeru untuk mempelajari segala cabang ilmu pengetahuan. Maka program Al-Qur’an senantiasa dengan segala kehidupan, waktu dan tempat, berkembang bersama-sama dengan pertumbuhan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan.

4. Hikmah Ibadah

  Allah memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu, apalagi perintah Allah pada manusia untuk beribadah yang merupakan kewajiban manusia. Hanya saja kadang kala manusia tidak menyadari manfaat apa yang ia peroleh dari pelaksanaan ibadah kepada Allah22.

  Diantara manfaat spiritual puasa ialah melatih bersabda menguatkan kesabaran, mengendalikan diri serta memunculkan sifat taqwa dalam diri manusia mempererat ikatan dengan Allah perasaan emosional terkendali sehingga berperilaku lurus dan bersikap istiqomah serta tidak terkuasai oleh syahwat. Adapun hikmah dari pelaksanaan ibadah kepada Allah antara lain:

  1. Hikmah Salat Hikmah diwajibkannya ibadah salat ialah memberihkan jiwa, mensucikan, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada

  Allah di dunia dan berdekatan dengannya dengan akhirat serta

  21 melarang pelakunya dari perbuatan keji dan kemungkaran sebagaimana firman Allah: Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-

  Qura'n dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al- Ankabut: 45)23.

  2. Hikmah Puasa Diantara manfaat spiritual puasa ialah bersabar menguatkan kesabaran, mengendalikan diri serta memunculkan sifat taqwa dari manusia24. Sebagaimana firman Allah: Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

  berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang

  22 sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah: 183)25.

  Manfaat sosial dari puasa adalah membiasakan umat untuk bersatu, cinta persamaan, ahlaq berbuat baik serta melindungi masyarakat dari keburukan.

  3. Hikmah membaca Al-Qur’ an Secara garis besar hikmah dari ketiga amalan tersebut mampu mendekatkan diri pada Allah dengan membaca Al-Qur’an dengan sendirinya kita mengingat Allah sehingga menimbulkan rasa cinta kepadanya26 2 . Sementara membaca Al-Qur’an membuat hati tenang,

  7 karena dengan membacanya akan memunculkan sifat-sifat saleh seperti penyerahan dan merendahkan diri kepada Allah . Sebagaimana firman Allah:

  t s . * . / i - :, i ’t * a n j j

  J j Ipyvai

  I POI Artinya : Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan

  suara yang lembut. (QS. Al-A’raf: 55)28 Op. Cit, 25 Departemen Agama RI, him. 29.

  26 M. Abdul Quasem, Op. Cit, him. 235.

  27 Ibid, him. 238

  23

B. Bentuk Etika Pergaulan Siswa Pada Guru

1. Batasan Pengertian

  Siswa yang dimaksud dalam bahasan ini adalah warga belajar dalam sanggar belajar. Namun demikian karena warga belajar pada dasarnya mempunyai kapasitas dan tugas-tugas yang tidak jauh berbeda, bahkan sama dengan siswa pada umumnya, maka pembahasan selanjutnya akan menggunakan istilah siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa dituntut akti dalam tanya jawab pada gurunya, kemurahan siswa dapat belajar dengan kreatif, sehingga proses belajarnya beijalan lancar29.

  Menurut Nazarudin Razak, bahwa ahlaq berasal dari perbendaharaan istilah Islamologi, istilah yang sama artinya dengan akhlaq adalah moral yang mengandung arti laku perbuatan lahiriyah manusia30.

  Maka batasan etika atau akhlak siswa pada guru dapat disimpulkan bahwa perbuatan yang minimal harus mengandung dua syarat yaitu perbuatan dilakukan berulang kali sehingga menjadi adat kebiasaan.

2. Bentuk-bentuk Etika Pergaulan Siswa Pada Guru

  Etika pergaulan siswa-guru dalam pembahasan ini lebih didasarkan pada tinjauan keagamaan. Ada beberapa sikap yang harus diteladani dan dilakukan pada siswa terhadap gurunya dalam bergaul sehari-hari yaitu: 29 Nazarudin Razak, D inul Islam, Al-Ma’aif, Bandung, 1980, him. 38.

  24 a. Taat Pada Guru Taat pada guru merupakan bagian dari kewajiban setiap siswa.

  Di sekolah seorang siswa mempunyai hirarki kewajiban taat pada guru, setelah taat kepada Allah, Rasulullah adalah kepada gurunya, bahkan taat kepada guru harus mendapat tempat lebih dibandingkan pada orang tua.

  Muhammad Syakir mengatakan, Wahai anakku, jika engkau terima nasehat seseorang, maka nasehatkulah yagn paling berhak engkau terima. Aku adalah guru yang mengajarimu serta mendidik jiwamu, engkau tidak akan menemui kemanfaatan dan kebaikan selain aku31.

  b. Menjalin Hubungan yang Baik (Silaturrahmi) Menjalin hubungan baik diperintahkan oleh agama, baik kepada guru maupun kepada sesama. Firman Allah:

  Artinya : Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan (QS. Al-Anfal: 1) di antara sesamamu. Menjalin hubungan sangat banyak manfaat dan keuntungannya, terutama dalam lingkup kegiatan belajar mengajar. Hubungan guru dengan murid bila berjalan baik, maka proses interaksi belajar mengajar juga berjalan lancar

  25 c. Hormat Siswa pada Guru dalam Konteks Keagamaan

  Sikap hormat siswa pada guru dalam konteks keagamaan mendapat perhatian sangat serius. Bahkan diyakini dapat membuat ilmu para siswa lebih bermanfaat. Ada fatwa yang berbunyu, jika seorang siwa ingin ilmunya bermanfaat (mudah mendapatkannya dan mudah menyerapnya), maka ia harus menghormati gurunya.

  Fatwa tersebut disampaikan Al-Zamuji dalam kitab ta’lim al Muta’lim yang berbunyi lengkap sebagai berikut: Artinya : Ketahuilah sesungguhnya seorang siswa tidak akan

  memperoleh ilmu yang bermanfaat kecuali jika ia memuliakan ilmu, ahli ilmu dan memuliakan guru serta menghormatinya.

  Hormat pada guru dalam praktiknya pemdidikan sekarang lebih diarahkan pada sikap hormat yang dalam batas kewajaran sehingga sering muncul slogan “bebas tapi sopan” (bebas bertindak dan 3

  2

  26 berbicara, tetapi tetap dalam batas norma kesusilaan antara guru dengan siswa)33, d. Jujur/Benar

  Kebiasaan berkata benar adalah lambang suatu kesuksesan dalam pergaulan, tanda dan menjamin kemantapan untuk bergaul, keamanan hubungan hidup berkata dan berbuat jujur atau benar sangat diperlukan untuk mempertebal kepercayaan.

  Sifat jujur dapat membawa manfaat kepada pelakunya dan kepada orang lain, bahkan menjadikan Allah dan seisinya cinta kepada dia. Firman Allah:

  'f ^ ' A ' 6 'f \ * ' . -l'? i J t '

  • i - ? „ ^ y ) j l u a
  • e- v ♦

      j j

      1 1 jS j ^ t i 1 1

      I Al I L^llj

      Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertahvalah kepada

      Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. At-Taubah: 119).34

      Selain beberapa akhlak yang disebut di muka, tentu saja masih banyak lagi tuntutan akhlak yang harus diperbuat untuk mewujudkan hubungan baik dan taat kepada guru.

    C. Pengaruh Ibadah Terhadap Akhlak Siswa pada Guru

      Di atas telah disebutkan beberapa hikmah atau keutamaan ibadah salat, puasa dan membaca Al-Qur’an. Titik temu antara pengamalan ibadah dengan akhlak dapat dilihat dalam hal, bahwa setiap ibadah menuntut tata aturan

      27 sesuai dengan peraturannya dan setiap ibadah juga secara rohani mempunyai atsar (bekas) yang berupa kesadaran moral bagi pelakunya35.

      Ibadah yang lain juga mempunyai hikmah yang lain lagi, karena tia-tiap ibadah itu mempunyai kekhasannya yang khusus baginya dalam meluruskan akhlak pribadi yang beribadat itu36 3 7 .

      Pada sisi lain adalah merupakan fakta psikologis bahwa dasar-dasar karakter fundamental dan seseorang diletakkan dalam tingkatan hidup permulaan dan sekolah dapat memainkan peranan dalam membina manusia (akhlak anak) pendidikan mempunyai tugas untuk membentuk si anak dalam pola pribadi Islam, baik melalui pembinaan maupun prinsip keteladanan dalam tingkah laku sehari-hari.

      Tujuan pendidikan (Islam) harus bermuara pada peribadatan kepada Allah SWT, dan peribadatan bermuara pada akhlak mulia baik kepada Allah maupun pada sesama.

      Oleh karena itu cukup relevan jika ungkapan Khursid Ahmad, ketika membahas tujuan pendidikan (Islam) dikemukakan:

      It is a psychological fact that the fundamental character traits are laid the early stages o f life and the school and the collage stages can play a significant roller in building up the characters o f main. It is fo r

    education to mould the character o f the child into Islamic pattern.

      35 Nazarudin Razak, Op. Cit, him. 35.

      36 Khursid Ahmad, Principles o f Islamic Publication Limited, Lahore, Pakistan, 1974,

      28 Berdasarkan konsep dasar di atas ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan: a. Guru harus terus memberi motivasi pada anak didik dengan pendidikan agama yang konkrit, supaya mereka membiasakan diri menjalankan perintah agama (beribadat) karena untuk pendidikan agama anak merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi kelakuan ibadah anak.

      b. Keteladanan merupakan variabel penting yang secara alamiah dapat ditiru oleh anak terutama dalam masalah ibadah.

      c. Ibadah yang baik akan membuahkan ahlaq yang baik pula dan ahlaq baik dapat berlaku dimana-mana, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.

      

    BAB i n

    LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 05 Salatiga

      1. Letak Geografis SD Negeri Dukuh 05 Salatiga terletak di Desa Ngemplak Salatiga.

      Tepatnya di Jalan Janoko Nomor 10. SD Negeri Dukuh 05 Salatigadiapit oleh 2 desa yaitu Desa Grogol dan Desa Dukuh Krajan. Yang mudah dijangkau oleh warga yang bersekolah di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga baik dengan jalan kaki maupun dengan alat transportasi.

      2. Sejarah Singkat Berdirinya

      Pemerintah mempunyai tanah di luar Desa Ngemplak namanya Sirondo. Kemudian ada surat dari Pemerintah untuk mendirikan SD Inpres di Desa Ngemplak. Lurah dan Pamong Desa Ngemplak kebingungan kalau misanya dibangun terlalu jauh dari lokasi penduduk. Akhirnya dimusyawarahkan dengan menghadirkan bapak Suwoto, anggota DPR Fraksi Golkar yang mempunyai tanah yang terletak di tengah Desa

      Ngemplak. Musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan tukar guling yang artinya tanah Sirondo menjadi hak milik Bapak Suwoto.

      Sedangkan tanah milik Bapak Suwoto yang terletak di tengah desa Ngemplak menjadi tanah desa yang selanjutnya dibangun gedung impres SD Ngemplak.

      30 Setelah berdirinya gedung Inpres SD Ngemplak dengan bangunan yang sederhana, maka di mulailah penerimaan siswa baru yang kemudian berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi SD Negeri Dukuh 05. Tahun ajaran pertama, tentu baru sedikit murid dengan Kepala Sekolah Bapak Sucipto. Kelebihan ruangan digunakan untuk Taman Kanak-Kanak Perwanida. Setelah murid mencukupi sampai kelas VI, Tamak Kanak- Kanak pindah di desa Grogol. Mengingat jangkuan pendidikan dasar yang begitu luas di wilayah Kelurahan Dukuh sehingga anak-anak daerah Ngemplak dan Dukuh Krajan terlalu jauh apabila tidak ditambah SD di daerah Ngemplak dan Dukuh Krajan, yang sebelumnya anak-anak usia SD di Desa Dukuh dan Ngemplak semuanya sekolah di SD Negeri Dukuh 01.

    3. Visi, Misi dan Tujuan

      a. Visi Terwujudnya generasi bangsa yang memiliki keimanan dan ketaqwaan maupun keilmuan dan ketrampilan berkepribadian luhur dengan landasan ke-Islaman dan kewarganegaraan.

      b. Misi

    • Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan kesiswaan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
    • Menjadikan generasi muda berkepribadian yang luhu dengan menanamkan keilmuan berkepribadian dan keimanan serta

      31

    • Mewujudkan sekolah memulai pendidikan dan latihan Wawasan Wiyata Mandala yang tertib dan kondusif guna menunjang proses pembelajaran

      c. Tujuan Mewujudkan generasi muda yang memiliki pengetahuan ketrampilan dan teknologi berkepribadian mantap berdasarkan

      Pancasila memiliki keimanan dan ketaqwaan serta mensukseskan berakhlaq khotimah.

    4. Fasilitas Sumber Daya

      Fasilitas sumber daya manusia merupakan unsur utama penujang dan pengembangan guna mewujudkan dan program sekolah yang didukung oleh unsur sistem administrasi dan kurikulum Depdiknas menjadi landasan keija sekolah dalam gerak aktivitasnya.

      a. Fasilitas Lingkungan SD Negeri Dukuh 05 Salatiga yang nyaman,s ejuk serta ditunjang sarana yang serasi dalam kesempatan proses belajar.

      b. Sarana Penunjang Untuk mengelola SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tersebut memiliki 6 (enam) ruangan yang digunakan untuk tatap muka dengan warga belajar dan pamong belajar. Keenam ruangan tersebut digunakan untuk Kelas I sampai dengan Kelas VI kecuali 6 ruangan

      32 ruang guru dan karyawan, ruang agama, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang Koperasi dan ruang gudang,

      c. Tenaga Pengajar

      1. Rata-rata terdiri dari S1, DD, Dili dan SMU

      2. Para saijana yang profesional dalam bidangnya

      3. Di tunjang dengan tenaga administrasi yang trampil 4. Diploma II, III dan SMU betul-betul siap mendidik putra-putri.

    5. Profil Sekolah

      1. Data Siswa (empat tahun terakhir) Tahun

      Pelajaran Jum lah Siswa

      Kelas IV Kelas V Kelas VI Jum lah

      Angka Siswa % DO 2001/2002

      a. Data Siswa

      28

      31 85 2% 2002/2003

      34

      30

      28 92 3% 2003/2004

      41

      34 38 113 - 2004/2005

      46

      48 42 136 -

      26

      I

      33

      2. Data PSB (Penerimaan Siswa Baru) Empat Tahun Terakhir Tahun Siswa yang Siswa yang Tidak

      P endaftaran Diterim a

      Pelajaran Diterim a

      8

      4 2002/2003

      12

      8 2003/2004

      20

      17

      7

      6 2004/2005

      11

      b. Keadaan Guru Menurut Ijazah Jum lah

      Ijazah Tertinggi GTT GT

      2 SI

      6

      2 SI

      12 DII

      4

      11

      8

      3 DH

    • 2

      D ili

    • SMU

      1

      34 c. Struktur Organisasi dan Personalia SD Negeri Dukuh 05 Salatiga

      Organisasi SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sidomukti Salatiga Tahun Ajaran 2006/2007

      d. Potensi di Lingkungan Sekolah yang Diharapkan Mendukung Program Sekolah Peningkatan Mutu Akademik

      1. Peningkatan perolehan nilai UAN

      2. Mengaktifkan ekstra kurikulum

      3. Pembinaan spiritual (Musola sebagai sarana peningkatan IMTAQ)

    1. Bimbingan Konseling SD Negeri Dukuh 05 Salatiga

      Bimbingan Konseling di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga sebagai

      35 lahiriah maupun batiniah. Karya wisata dapat berfungsi sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok dalam karya wisata murid-murid di samping dapat bereaksi juga dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam berorganisasi, keijasama, tanggung jawab, percaya pada diri sendiri.

      a. Organisasi Siswa Organisasi siswa dapat dilakukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Siswa memperoleh kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, dapat mengembangkan bakat, kepemimpinan juga memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.

      b. Remedial Teaching Maksud Remedial Teaching adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, bosa dalam penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan maupun aspek-aspek tertentu tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.

      Teknik bimbingan ini dapat diberikan baik secara individual maupun kelompok.

      c. Penyuluhan Individual Penyuluhan ini merupakan teknik pemberian bantuan secara individu yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata) yang dilaksanakan antara konselor dan konsele. Biasanya masalahnya

      36 empati. Simpati artinya menunjukkan sikap turut merasakan apa yang dirasakan oleh konsele. Sedangkan empati adalah berusaha menempatkan diri dalam situasi diri konselor dengan segala masalah usaha yang dialami/dihadapinya.

      Tabel I Keadaan Tutor dan Karyawan SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Tahun 2006/2007

      N O N IP N A M A M A T A P E L A JA R A N

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Jigsaw Siswa Kelas V SDN Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Jigsaw Siswa Kelas V SDN Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 44

BAB 7 IBADAH PUASA - 07 puasa wajib

0 1 7

PERBANDINGAN PENGARUH PUASA DAUD DAN PUASA SENIN-KAMIS TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA MENCIT

1 1 16

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU (Studi Kasus Siswa Di MTs Rohmatullah Cokro Kab. Magelang Tahun 2006/2007) - Test Repository

0 0 92

EMOSI DAN AMALIAH IBADAH (Studi Korelasi pada Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun Akademik 2004-2005) - Test Repository

0 0 82

PENGARUH INTENSITAS IBADAH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS PADA SDN PULUTAN 01 KOTA SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

1 0 64

PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN SHALAT FARDHU TERHADAP AKHLAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Kecandran 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

0 0 72

KEMAMPUAN MEMABCA AL-QUR'AN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU' (Studi pada Ssiwa SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

0 0 120

KEHARMONISAN HUBUNGAN GURU DAN SISWA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Siswa Kelas II MAN Salatiga Tahun 2007-2008) - Test Repository

0 3 94