RUJUK DAN TAJDID AL-NIKAH SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH (STUDI DI TINGKIR LOR, KEC. TINGKIR, KOTA SALATIGA) - Test Repository

  

RUJUK DAN TAJDID AL-NIKAH SEBAGAI UPAYA

MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH

(STUDI DI TINGKIR LOR,

KEC. TINGKIR, KOTA SALATIGA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh

  

INDAH ASANA

NIM 21111013

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

Hidup itu bukan sukses nomer satu, Hidup itu berjuang.

  

“Hidup itu bukan memetik nomer satu, Hidup itu menanam.

  

Jadi temukanlah kegembiraan dalam berjuang melebihi

kegembiraan dari keberhasikan perjuangn itu.”

  • -Emha Ainun Nadjib-

  

Untuk orang tuaku,

kakak-kakak serta adik-adikku,

sahabat-sahabat seperjuanganku,

Dan seluruh pihak yang selalu memberiku semangat . Bismillahirrohmanirrohim …

  Segala puji dan syukur peneliti ucapkan bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penelitian skripsi yang berjudul RUJUK DAN TAJDID AL-NIKAH SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH (Studi di Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga), ini telah terselesaikan.

  Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran mulia untuk mengarahkan kehidupan manusia dari zaman yang penuh dengan kebodohan menuju zaman yang penuh cahaya kebenaran dan ilmu.

  Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan merupakan karya tulis atau skripsi yang sederhana. Sebagai karya tulis atau skripsi yang dipersiapkanguna memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana inipeneliti telahmempersiapkan jangka waktu yang cukup lama.

  Dalam pengalaman skripsi ini banyak pihak yang sangat berarti bagi penulis, oleh karena itu sebagai tanda syukur dan penghargaan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak H.M. Yusuf Khummaini, S.H.I., M.H., selaku pembimbing skripsi, yang masih bisa menyempatkan diri untuk memberikan bimbingan yang tulus dan ikhlas dengan meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis.

  Kedua orang tua penulis, Bu Imrori dan Bapak Muh Isa Zahir yang telah membesarkan, membimbing dan tak henti hentinya mendoakan untuk kebaikan putrinya serta memberikan bantuan moril maupun materiil.

  4. Sinna Aanaka, Sinta Aunana, Zahra Khumaere, serta Albabul Lathof Muhamad selaku kakak serta adik penulis.

  5. Segenap sahabat-sahabat jurusan Al-Akhwal Asy-Syakhsiyyah semester akhir yang telah memberikan motivasinya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi.

  6. Keluarga besar SMC (Seni Musik Salatiga) yang selalu menjadi bagian dari semangat penulis.

  7. Inta Rafika Hudi, Monica Nirmalasari Elida, Rizka Dewi Isnawati, Sotya Titi Hastika, Muhammad Lathief Al-Anshory, serta sahabat dan teman- teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terimakasih atas semangat kalian, I love you guys! Dengan demikian peneliti hanya bisa berdoa mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan para pembaca padaumumnya.Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam menyusun skripsi ini.

  Salatiga, 15 Maret 2016 Penulis Asana, Indah. 2016. Rujuk dan Tajdid Al-Nikah Sebagai Upaya Membentuk

  Keluarga Sakinah. Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Ahwal Al-

  Syakhshiyyah.Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing H.M. Yusuf Khummaini, S.H.I., M.H. Kata kunci : Pernikahan, Perceraian, dan Rujuk

  Pernikahan merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat.Tujuan pernikahan yang paling utama adalah dalam membentuk keluarga sebagai tatanan masyarakat.Namun dalam mewujudkan tujuan pernikahan tersebut, terdapat banyak halangan sehingga memicu terjadinya perselisihan yang kemudian dapat mengakibatkan perceraian. Setiap pasangan suami isteri berusaha sejauh mungkin menghindari perceraian, karena dampak yang timbul setelah perceraian itu sendiri juga akan semakin buruk. Berbagai cara yang dapat diambil dalam memperbaiki hubungan rumah tangga salah satunya yaitu dengan melakukan tajdid al-nikah atau pembaharuan nikah maupun rujuk. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukannya penelitian guna untuk mengkaji rumusan masalah, di antaranya yaitu: (1) Bagaimana bentuk rujuk dan tajdid al-nikah di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga? ; (2) Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya rujuk dan tajdid al-nikah di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga? ; (3)Bagaimana dampak setelah dilakukannya rujuk dan tajdid al-nikah

  

di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga terhadap pembentukan

  keluarga sakinah? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan studi penelitian yang langsung dilakukan di desa Tingkir-Lor.Data yang didapat diperoleh dari wawancara langsung kepada para pelaku, serta studi pustaka dari berbagai sumber informasi.Wawancara dilakukan kepada tiga pasangan suami isteri yang berdomisili di Tingkir-Lor dan telah mengalami permasalahan rumah tangga sebelumnya.

  Hasil penelitian tentang rujuk dan tajdid al-nikah ialah bentuk pelaksanaan rujuk yang menganut jumhur fuqaha dimana dilakukan tanpa ucapan namun perbuatan serta bentuk pelaksanaan tajdid al-nikah yang mirip dengan akad nikah pada pernikahan pada umumnya dengan berbagai rukun dan syaratnya, faktor

  • –faktor yang menyebabkan pasangan melakukan rujuk maupun tajdid al-

  

nikah tersebut yaitu faktor keharmonisan rumah tangga, keturunan, usia, ekonomi,

  juga faktor kekhawatiran. Kemudian hasil penelitian yang terakhir yaitu dampak setelahnya dapat kembali menjadi pernikahan yang utuh dan dapat mencapai keluarga sakinah.

  LEMBAR BERLOGO ....................................................................................... i HALAMAN BERJUDUL ................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

  BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 8 E. Kajian Pustaka ................................................................................... 8 F. Penegasan Istilah ................................................................................ 9 G. Metode Penelitian ............................................................................... 10 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 10 2. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 11 3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 11

  Sumber Data ................................................................................ 11 5. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 12 6. Analisis Data ............................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 13

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA TENTANG PERKAWINAN .......................... 15 A. Perkawinan ......................................................................................... 15 B. Tujuan Perkawinan ........................................................................... 21 C. Talak .................................................................................................. 23 D. Rujuk ................................................................................................. 31 E. Tajdid al-Nikah ..................................................................................33 BAB III : PELAKSANAAN RUJUK DAN TAJDID AL-NIKAH SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH DI DESA TINGKIR-LOR, KEC. TINGKIR, KOTA SALATIGA .................... 36 A. Gambaran Umum Desa Tingkir-Lor ................................................. 36 1. Letak Geografis ........................................................................... 36 2. Keadaan Penduduk ...................................................................... 37 3. Keadaan Ekonomi ....................................................................... 37 4. Tingkat Pendidikan ...................................................................... 38 5. Keagamaan .................................................................................. 38 6. Adat Istiadat................................................................................. 40 B. Pelaksanaan Rujuk dan Tajdid Al-Nikah dalam Membentuk Keluarga Sakinah di Desa Tingkir-Lor, Kec. Tingkir, Kota Salatiga ................ 40 1. Bentuk Rujuk dan Tajdid Al-Nikah di Tingkir-Lor .................... 40

  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rujuk dan Tajdid Al-Nikah di Tingkir-Lor ................................................................................. 44 3. Dampak Rujuk dan Tajdid Al-Nikah di Tingkir-Lor ..................53

  BAB IV : ANALISA HASIL PENELITIAN ..................................................... 56 A. Bentuk Rujuk dan Tajdid Al-Nikah ................................................... 56 B. Faktor-Faktor Terjadinya Rujuk dan Tajdid al-Nikah ........................59 1. Faktor Keharmonisan Rumah Tangga ........................................ 60 2. Faktor Keturunan ........................................................................ 62 3. Faktor Ekonomi ........................................................................... 63 4. Faktor Usia ................................................................................. 64 5. Faktor Kekhawatiran ................................................................... 65 C. Dampak Setelah Terlaksananya Rujuk dan Tajdid al-Nikah.............. 66 BAB V : PENUTUP ......................................................................................... 76 A. Kesimpulan ........................................................................................ 76 B. Saran .................................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. I RIWAYAT HIDUP PENULIS .......................................................................... II IZIN PENELITIAN ........................................................................................... III

  PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  Keluarga merupakan salah satu unsur berdirinya sebuah masyarakat yang menciptakan suatu umat (Utsman,2006:11).

  Sebagaimana yang disebutkan, tentunya untuk mendirikan sebuah keluarga perlu adanya dasar yang kuat.Dasar yang menciptakan keberadaan sebuah keluarga tersebut adalah perkawinan.Dari uraian tersebut bisa dijelaskan bahwa perkawinan menjadi unsur penting berdirinya sebuah tatanan masyarakat yang akan membentuk umat dan menghimpun ikatannya.

  Secara etimologis, perkawinan adalah pencampuran, penyelarasan, atau ikatan (Mathlub, 2005:1).Ikatan tersebut terjadi di antara seorang lelaki dan wanita, dengan kerelaannya mau menyelaraskan dan berdampingan bersama pasangannya.Sementara nikah secara etimologis digunakan untuk mengungkapkan makna daripersetubuhan, akad, dan pelukan (Mathlub, 2005:2).Makna tersebut dimaksudkan pada kegiatan seksual antara suami dan isteri yang telah sah, maupun kegiatan bersama lainnya yang tidak berhubungan dengan seksual yang dilakukan dengan penuh kasih sayang.Adapun secara terminologis, perkawinan dan pernikahan menurut para fuqaha adalah sama. Inti dari keduanya yaitu suatu akad demi suatu kenikmatan secara sengaja maupun suatu akad yang dengan nikmat dan tetap sesuai ketentuan syariat (Mathlub, 2005:3).

  Di dalam Surat Ar-Rum ayat 21, Allah SWT berfirman,

   

  “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.

  ” Dalam ayat-ayat tersebut Allah SWT telah mensyariatkan kepada umatnya untuk menikah dan memiliki keluarga yang tentram, bahagia, dan penuh kasih sayang.Untuk pasangan seorang pria, telah diciptakan wanita sebagai istrinya, begitu pula wanita yang telah Allah ciptakan pria sebagai suaminya.

  Dinyatakan pula dalam Surat Yasin ayat 36, tentang pasangan- pasangan yang telah diciptakan Allah kepada tiap umatnya.Ayat tersebut adalah:

   

  “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

  ” Telah disebutkan pula di dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pada pasal 1 yang berbunyi: “Perkawinan ialah ikatan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

  ” Sementara pada Kompilasi Hukum Islam, juga disebutkan pengertian perkawinan pada pasal 2, yaitu: “Perkawinan menurut hukum

  Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitssaqan

  

ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan

ibadah.

  ” Sebagaimana yang dijelaskan di dalam undang-undang bahwa perkawinan menjadi dasar terbentuknya keluarga yang harus disesuaikan dengan syariat agama, agar tercapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak.

  Manusia diciptakan dengan jenis yang berbeda, yaitu lelaki dan perempuan, dimana keduanya ini diberi naluri untuk saling tertarik dan mencintai (Thalib, 2007:26).Allah SWT mengutus manusia ciptaanNya untuk melaksanakan pernikahan agar tercapai tujuan serta hikmah yang terpuji sesuai dengan yang dinyatakan Mathlub dalam bukunya yang berjudul Panduan Hukum Keluarga Sakinah (2005).Tujuannya yang dilaksanakannya perkawinan, maka akan menghasilkan banyak keturunan sehingga alam akan berkembang dan lestari. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Surat An-Nahl ayat 72,

    

  “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik.Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?" Yang kedua adalah menjadikan laki-laki dan perempuan nyaman, tertram, serta damai.Ketiga, masyarakat membutuhkan keluarga sebagai unsur utama pembangunannya.Seperti yang telah dituliskan di atas, bahwa perkawinan adalah dasar keberadaan sebuah keluarga.Apabila terdapat keluarga yang baik, maka masyarakat pun akanmenjadi baik sesuai dengan keluarga yang berdiri dan mendirikan suatu masyarakat tersebut.Yang terakhir yaitu keempat, pernikahan bertujuan untuk menjaga keturunan agar tidak tercampur.Di dalam surat Al-Ahzab ayat 5, dijelaskan Allah SWT mengutus untuk memanggil anak-anak dengan memakai nama bapak mereka, agar adil dan tidak memungkinkan terjadinya kemungkaran.

  Kecuali anak-anak tersebut tidak diketahui bapaknya, maka Allah mengutus untuk memanggilnya dengan sebutan saudara seagama.Dengan bapaknya, agar kemakmuran tetap terwujud.

  Dalam mewujudkan tujuan pernikahan yang sangat mulia serta memiliki hikmah terpuji yang telah dituliskan tersebut, sebagian masyarakat Indonesia masih sulit untuk mewujudkannya.Oleh karena itu, tidak sedikit dari beberapa pernikahan yang terjadi di Indonesia mengalami perpecahan.Begitu pula yang terjadi di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga yang berada di Jawa Tengah.

  Perpecahan yang terjadi dalam pernikahan bisa saja disebabkan dari pihak luar atau pihak dalam yaitu suami istri itu sendiri.Menurut Ali Ahmad Utsman, dalam bukunya yang berjudul

  “Dasar-dasar Pernikahan

  dalam Islam , disebutkan bahwa sebab-sebab utama terjadinya perceraian

  dapat dilihat dari segi psikologis, material, kesehatan, maupun lingkungan sosialnya (Utsman, 2006:141). Dari beberapa faktor penyebabnya, tentu ada hal yang bisa memperbaiki hubungan suami istri tersebut agar tidak terjadi suatu perceraian.

  Seperti yang telah dijelaskan, tali pernikahan merupakan masalah

  

fitriyah antara suami dan istri, sedangkan perceraian merupakan masalah

  insidental yang harus diselesaikan secara adil dan benar sehingga kehidupan suami istri dapat terjalin harmonis kembali seperti sedia kala (Utsman, 2006:138).Di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga terdapat beberapa pasang suami istri yang melakukan perceraian karena beberapa faktor yang sulit untuk diperbaiki.Namun di antara kemudian melakukan rujuk ataupunTajdid al-Nikah.

  Rujuk dilakukan atas dasar pernikahan masih bisa kembali utuh, dengan memperbaiki keadaan rumah tangga, dimana sang suami maupun istri harus bisa lebih sabar, memaafkan, meredam emosi, mengalah, mengerti, serta lebih mengasihi pasangannya. Definisi rujuk menurut Mazhab Hanafi merupakan pengekalan kepemilikan yang telah ada dan mencegah kehilangannya ketika masih menjalani masa iddah, baik dengan ucapan maupun perbuatan (Mathlub, 2005:386).Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa rujuk bukan berarti melangsungkan akad baru maupun kembali melakukan perkawinan yang telah habis masa iddahnya.

  Beda dengan Tajdid al-Nikah yang merupakan pembaharuan akad nikah.Yaitu pembaharuan akad nikah atau akad nikah ulang atas kekhawatiran suami maupun istri mengenai kejadian talak yang sebenarnya masih belum dipastikan jatuhnya talak tersebut.

  Hal ini sebenarnya beda dengan pengertian rujuk yang telah disebutkan di atas. Namun masyarakat terkadang menganggap rujuk dan

  

tajdid al-nikah adalah suatu hal yang sama, makna serta pelaksanaannya.

  Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk keluarga yang bahagia dan tentram.

  Setiap pernikahan pasti menginginkan keluarganya menjadi keluarga yang damai, tentram, bahagia, serta kekal sampai akhir khayat hingga akhirnya berkumpul kembali di akhirat kelak.Begitu pula yang Salatiga.Meskipun untuk mencapai dan membentuk keluarga yang sakinah tidaklah mudah apalagi untuk mempertahankannya.Namun dengan dilakukannya rujukdan atau tajdid al-nikah, masyarakat berharap tujuan utama dari pernikahantersebut dapat tercapai.

  Dengan keadaan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut, peneliti akan melakukan penelitian di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga terhadap beberapa pasangan suami istri yang telah melakukan rujuk maupun tajdid al-nikah dengan tujuan untuk membentuk keluarga sakinah.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang telah tertulis di atas, penelitian akanmengkaji fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentukrujuk dan tajdid al-nikah di desa Tingkir-Lor,

  Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga? 2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya rujuk dan tajdid al-nikah

  di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga? 3.

  Bagaimana dampak setelah dilakukannya rujuk dan tajdid al-nikah di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga terhadap pembentukan keluarga sakinah? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk memahami bentuk pelaksanaan rujuk dan tajdid al-nikah didesa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

  Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya rujuk dan tajdid al-

nikah didesa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

  3. Untuk mengetahuidampak yang terjadi terhadap pasangan suami istri dalam membentuk keluarga sakinah setelah dilakukannya rujuk atau

  tajdid al-nikah didesa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

  D. Kegunaan Penelitian 1.

  Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dalam ilmu hukum perkawinan, khususnya tentang rujuk dan pembaharuan nikah.

  2. Secara Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan rujuk maupun pembaharuan nikah, tercapai atau tidaknya upaya pembentukan keluarga sakinah, khususnya untuk masyarakat Tingkir.

  E. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka pada dasarnya adalah untuk menentukan apa yang telah diteliti oleh peneliti lain yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut diharapkan di dalam penelitian sejenis ini tidak memperoleh duplikasi atau kemiripan yang mutlak dengan penelitian orang lain.

  Penelitian yang dilakukan oleh M. Zainuddin NurHabibi pada tahun 2014 yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

  Pembaharuan Akad Nikah Sebagai Syarat Rujuk (Studi Kasus Dewa Trawasan Kecamtan Sumobito, Kabupaten Jombang)”.Dalam skripsi dengan memperbaharui akad nikah.

  Terdapat juga penelitian yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam

  Terhadap Tradisi “Nganyar-Anyari Nikah”/Tajdid Al-Nikah (Studi Kasus di Desa Demangsari Kec. Ayah Kab. Kebumen Tahun 2008-2009)

  ” yang diteliti oleh Novan Sultoni Latif tahun 2008.Pada skripsi oleh Novan tersebut lebih membahas tentang tradisi maupun budaya yang terjadi di desa Demangsari, bukan tentang pembaharuan nikah yang ditujukkan untuk membina kembali keluarga sakinah yang telah mengalami perselisihan sebelumnya.

  Sedangkan pada penelitian yang peneliti tulis lebih memfokuskan terhadap bentuk pelaksanaan rujuk dan tajdid al-nikah, kemudian faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya, serta dampak yang dihasilkan setelah dilaksanakannya rujuk dan tajdid al-nikah tercapai atau tidaknya dalam membentuk keluarga sakinah.

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kekurang jelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut akan dijelaskan di bawah ini:

  1. Rujuk adalahmenghubungkan kembali perkawinan yang telah terjadi setelah terjadinya talak dan sebelum selesainya masa „iddah, rujuk yang dimaksud disini adalah rujuk yang tidak melalui Pengadilan dilakukan apabila baru talak satu atau dua. Indikasi rujuk menurut ulama fikih juga cukup dengan pernyataan suami atau dengan perbuatan suami yang dapat menunjukkan ia rujuk yaitu dengan menggauli isterinya (Hasan, 2003:208).

  2. Tajdid al-Nikah adalah pembaharuan akad nikah atau mengulang akad nikah, yang dalam bahasa Jawa sering disebut “nganyari nikah” atau “mbangun nikah” (Suataji, 2011).Pembaharuan tersebutberharap rumah tangga mereka menjadi lebih baik.

  3. Sakinah menurut bahasa Arab artinya tenang, tentram. Sedangkan menurut Prof. Dr. Achmad Mubarok MA, merupakan kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan keluarga, yaitu keadaan tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan (Mubarok, 2010).

G. Metode Penelitian

  Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti dapat memperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan yaitu rujuk dan tajdid al-nikah yang terjadi di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Dengan memfokuskan pada proses dan pencarian makna dibalik rujuk dan tajdid al-nikah lebih bersifat komprehensif, mendalam, alamiah dan apa adanya.

  Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi, yaitubertujuan untuk mempelajari secara mendalam mengenai rujuk dan tajdid al-nikah, mengeksplorasinya dengan batasan terperinci, serta mencantumkan berbagai sumber informasi.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam melakukan penelitian kualitatif, tentunya kehadiran peneliti mutlak diperlukan karena sekaligus sebagai pengumpul data.Di samping itu peneliti disini sebagai partisipan, yang berperan serta dalam proses pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin apa yang diberikan subjek atau informan.

  3. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini berada di kota Salatiga propinsi Jawa

  Tengah, tepatnya di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir. Peneliti memilih lokasi ini karena masyarakatnya yang terkenal religius, terdapat banyak pondok pesantren, serta ulama-ulama yang menjadi panutan di desa bahkan di kota sekaligus.

  4. Sumber Data Data diambil untuk penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu:

  Data Primer, yakni sumber yang langsung memberi data kepada peneliti (Tanzeh, 2009:55). Sumber tersebut diberikan oleh tiga pasangan suami istri yang melakukanrujuk dan tajdid al-nikah.

  b.

  Data Sekunder, yakni sumber data yang tidak langsung diberikan oleh peneliti (Tanzeh, 2009:57). Di antaranya ialah aparat desa yang dilakukan tempat penelitian.

  5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, diperlukan teknik-teknik pengumpulan yang sesuai.Peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a.

  Wawancara yaitu dalam mencari dan memperoleh data yang dianggap penting dengan mengadakan wawancara secara langsung di antaranya dengan para pelaku rujuk dan tajdid al-nikah, tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat desa, pegawai KUA, serta yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan rujuk dan tajdid al- nikah tersebut.

  b.

  Dokumentasi yaitu menelaah terhadap dokumen-dokumen tertulis mengenai rujuk dan tajdid al-nikah, baik data yang ada di KUA, aparat desa yang telah menanganinya, maupun data lainnya yang berkaitan.

  6. Analisis Data Analisis data adalah proses untuk menentukan tema dan merumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data, dengan dan satuan uraian dasar (Moelong, 2006:103).

  Setelah data diperoleh dan dikumpulkan, maka peneliti menggunakan teknik analisa data dalam penelitian ini sebagai berikut: a.

  Deskriptif analisis, yaitu menganalisa dan menjelaskan data hasil penelitian mengenai rujuk dan tajdid al-nikahyang bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakinah dan harmonis dibandingkan dengankeadaan sebelumnya.

  b.

  Induktif, yaitu mengemukakan kenyataan dari hasil penelitian rujuk dan tajdid al-nikah yang terjadi di desa Tingkir-Lor Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga berhasilkah mencapai tujuan pembentukan keluarga sakinah .

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang masing-masing memilik sub-sub bab, yang kemudian akan diuraikan sebagai berikut:

  Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan secara umum tentang arah penelitian dilakukan, arah penelitian yang dimaksud adalah tentang rujuk dan tajdid al-nikah sebagai upaya membentuk keluarga sakinah yang terjadi di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.Bab pendahuluan ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. landasan agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan, memberikan gambaran umum tentang latar penelitian, serta dijadikan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.Kajian ini membahas tentang perkawinan, tujuan perkawinan, talak, rujuk, dan tajdid al-nikah.

  Bab ketiga yaitu menguraikan data dan temuan yang telah diperoleh dari penelitian dengan menggunakan metode dan prosedur yang telah dijelaskan dalam Bab pertama.Uraian ini terdiri dari bentuk pelaksanaan rujukmaupuntajdid al-nikah di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, hasil wawancara dengan para pelaku rujuk dan

  

tajdid al-nikah , serta landasan dan dampaknya. Akan tetapi sebelum

  membahasnya, peneliti akan memulai dengan mendeskripsikan lokasi penelitian yaitu Desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

  Bab keempat merupakan isi pokok dari penelitian skripsi tentang rujuk dan tajdid al-nikah sebagai upaya membentuk keluarga sakinah di desa Tingkir-Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.Adapun cakupan dalam bab ini adalah analisa bentuk pelaksanaan rujuk atau tajdid al- nikah, faktor-faktor terjadinya rujuk dan tajdid al-nikah dan keterkaitan antara tujuan serta dampak setelah terlaksananya rujuk dan tajdid al-nikah tersebut.

  Bab kelima berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari data dan analisa dalam menjawab rumusan masalah yang ada.Terdapat pula saran-saran yang sesuai dan bermanfaat di dalamnya.

  KAJIAN PUSTAKA TENTANG PERKAWINAN A. Perkawinan

  Allah menetapkan perkawinan sebagai jalan satu-satunya yang mengikat seorang lelaki dengan seorang perempuan sebagai pasangan suami istri (Thalib, 2007:26).Islam merupakan agama fitrah, yaitu agama yang memiliki keterkaitan antara tabiat dengan dorongan batin manusia, dimana dorongan tersebut akan ditempatkan pada garis syari‟at islam (Thalib, 2007:29). Dengan dorongan batin tersebut laki-laki dan perempuan dapat mengadakan kontak yang sah untuk menciptakan suatu masyarakat yang berkualitas atau disebut dengan perkawinan dan diatur oleh hukum perkawinan.

  Pernikahan merupakan ikatan di antara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, mental, pendidikan, serta lain-lainnya.Dalam pandangan islam, pernikahan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua insan yang berlainan jenis dapat hidup bersama sesuai dengan syariat agama (Al-Shabuni, 2004:9).

  Perkawinan menjadi hal yang sangat utama dan penting dalam kehidupan manusia, perseorangan, maupun kelompok (Basyir, 1980:1).Perkawinan menurut hukum Islam adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga, yang

  (Basyir, 1980:11) Secara etimologi, perkawinan adalah persetubuhan, ada juga yang menyebutkan perjanjian (al-

  „aqdu).Sedangkan secara terminology

  menurut Abu Hanifah, perkawinan adalah aqad yang dikukuhkan untuk memperoleh kenikmatan dari pasangannya dengan sengaja (Hasan, 2003:11).Pengukuhan yang dimaksud bukan hanya dilakukan antara lelaki dan perempuan yang membuat penjanjian atau aqad itu saja, namun harus sesuai dengan ketentuan syariah.

  Pernikahan menurut mazhab Maliki adalah aqad yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan dari wanita.

  Mazhab Syafi‟i menyebutkan bahwa pernikahan adalah aqad yang menjamin diperbolehkannya persetubuhan.Sementara itu, menurut mazhab Hambali bahwa pernikahan itu adalah awad yang di dalamnya terdapat lafazh pernikahan secara jelas, agar diperbolehkannya persetubuhan (Hasan, 2003:12).

  Sementara itu, Undang-undang juga telah memberikan pengertian tentang perkawinan yang pada dasarnya tidak terdapat perbedaan prinsipil, yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Basyir, 1980:11).

  Dalam ikatan perkawinan tersebut mengandung syarat dan rukun yang harus dipenuhi oleh suami dan istri tersebut, dan dengan begitu akan terbentuklah keluarga yang sesuai dengan syariah agama islam. Karena dalam islam (Thalib, 2007:26).

  Secara lebih jelas, rukun nikah serta syarat yang harus dipenuhi masing-masing rukun tersebut adalah sebagai berikut (Hasan, 2003):

  1. Calon mempelai pria, syaratnya yaitu: a.

  Beragama islam b. Laki-laki c. Baligh d. Berakal sehat e. Orangnya jelas f. Sanggup memberikan persetujuan dalam perjanjian g.

  Tidak sedang mendapatkan halangan perkawinan, seperti tidak dalam keadaan umrah maupun haji.

  2. Calon mempelai wanita, syaratnya adalah: a.

  Beragama, menurut sebagian ulama b. Perempuan c. Jelas orangnya d. Sanggup dimintai persetujuannya e. Tidak terdapat halangan persetujuan, yaitu wanita-wanita yang haram dinikahi.

  3. Wali nikah, dimana syaratnya ialah sebagai berikut: a.

  Laki-laki b. Dewasa

  Memiliki hak perwalian d. Tidak terdapat halangan perwaliannya.

  4. Saksi nikah, yang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.

  Minimal 2 orang laki-laki b. Menghadiri ijab dan qabulnya c. Paham tentang maksud akad tersebut d. Islam e. Dewasa.

  5. Ijab dan Qabul, syaratnya yaitu: a.

  Terdapat ijab atau pernyataan mengawinkan dari pihak wali b. Ada pula qabul atau pernyataan dalam penerimaan dari calon suami c.

  Menggunakan kalimat yang berisi kata “nikah”, “kawin”, atau hal yang mempunyai makna sama dengan kata tersebut d.

  Ijab bersambungan dengan qabul dan tidak boleh terputus e. Jelas maksudnya f. Orang yang terkait di dalamnya tidak sedang keadaan haji dan umrah g.

  Majlis ijab dan qabul dihadiri minimal 4 orang dari calon mempelai pria atau wakilnya, wali dari calon mempelai wanita atau wakilnya, dan 2 orang saksi. Keridaan seorang perempuan memang sangat diperlukan dalam melakukan perjanjian pernikahan.Karena memaksa seorang perempuan dibenarkan, sebab perempuan tersebutlah yang akan hidup bersama suaminya (Al-Shabuni, 2004:77). Selain itu, pernikahan dilakukan atas dasar saling memahami, saling membantu, serta saling mengasihi satu sama lain dalam membina rumah tangga.

  Di atas telah disebutkan bahwa syarat calon mempelai perempuan adalah bukan dari golongan perempuan yang haram dinikahi.Di dalam Al- Qur‟an Surat An-Nisa ayat 22-24 telah disebutkan bahwa macam-macam perempuan yang haram dinikahi oleh seorang laki-laki adalah sebagai berikut: ibu tiri, ibu, anak perempuan, saudara perempuan, bibi dari saudara ayah, bibi dari saudara ibu, kemenakan dari saudara laki-laki, kemenakan dari saudara perempuan, ibu susuan, saudara perempuan susuan, mertua, anak tiri apabila ibunya telah berhubungan intim, menantu, mengumpulkan 2 perempuan bersaudara sebagai isteri dan perempuan yang masih memilik ikatan pernikahan dengan seorang laki- laki lain (Basyir, 1980:27).

  Izin wali merupakan syarat akad yang sah menurut para ulama yang berdasar pada firman Allah SWT yang berbunyi “Maka nikahi mereka dengan izin keluarganya”.Wali yang dimaksud adalah bapak kandung jika masih ada, kalau tidak ada dapat diserahkan kepada yang bertanggung jawab dalam urusan anak perempuan tersebut yaitu mulai dari anak, saudara laki-laki, atau paman (Al-Shabuni, 2004:74).

  (Al-Shabuni, 2004:75): “Siapa pun perempuan yang tidak dinikahkan walinya, maka nikahnya batal, nikahnya batal, nikahnya batal.Jika menimpanya maka mahar adalah untuknya sesuai dengan apa yang harus menimpanya, tetapi jika mereka bertengkar, maka penguasa adalah wali bagi siapa saja yang tidak memiliki wali,” (HR Abu Dawud).

  Kehadiran saksi juga harus memenuhi syarat keadilan sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-Thalaq ayat 2 , “… Jadikanlah saksi orang-orang yang adil di antara kalian…”.

  Ada pula hadist yang menyebutkan bahwa saksi sebagai penyebar dan pemberi pengumuman pernikahan, yang berbunyi “Umumkanlah pernikahan ini dan lakukanlah di masjid serta pukulkan rebana

  ” (HR Tirmidzi dan Ahmad).Tujuannya adalah supaya orang-orang mengetahui pernikahan sedang berlangsung, serta dapat memberikan kehormatan kepada pasangan tersebut dan menghargai pasangan suami istri tersebut beserta keturunannya (Al-Shabuni, 2004:80).

  Pada dasarnya syarat yang terakhir yaitu ijab dan qabul dilakukan secara lisan, namun jika tidak memungkinkan bisa diganti dengan cara tertulis atau dengan isyarat. Antara ijab dan qabul diharuskan terjadi dan dilaksanakan dalam satu majelis, tanpa disela perbuatan maupun pembicaraan lain. Syaratnya adalah tidak tergantung pada suatu syarat, dissandarkan kepada waktu yang akan datang maupun dibatasi dengan jangka waktu tertentu (Basyir, 1980:23).

   Tujuan Perkawinan

  Perkawinan adalah hubungan yang sah antara seorang laki-laki dan perempuan yang diakui oleh negara dan berlangsung untuk selamanya, selama suami isteri tersebut masih hidup.Maka dari itu hal yang sangat tidak diinginkan terjadi dalam sebuah perkawinan yang bukan semata- mata sekedar hubungan suami isteri, namun juga terkait hubungan keluarga pihak isteri dan hubungan keluarga pihak suami, adalah pemutusan perkawinan (Fadillah, 2012:23).

  Beberapa tujuan perkawinan menurut hukum Islam adalah menegakkan agama, memperoleh keturunan, mencegah terjadinya perzinaan, kemaksiatan, dan juga untuk membina rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.Perkawinan juga dimaksudkan untuk mengembangkan manusia sebagai kholifah dan hamba Allah dalam mewujudkan rumah tangga yang bahagia dan tenang sehingga dapat membentuk generasi baru (Fadillah, 2012:24).

  Di dalam pernikahan terdapat tujuan yang harus dipahami oleh calon suami maupun isteri agar terhindar dari keretakatan dalam rumah tangga dan akhirnya dapat terjadi perceraian.Tujuan itu di antaranya ialah sebagai berikut (Hasan, 2003:13):

  1. Menenteramkan jiwa bagi suami maupun isteri. Suami akan merasa tenang karena memiliki pendamping yang dapat mengurus rumah tangga, tempat mencurahkan perasaan suka maupun duka, serta teman dalam menghadapi persoalaan bersama. Di dalam rumah tangga juga harus disempurnakan agar tidak dikatakan gagal serta dapat menggoyahkan rumah tangga.

  2. Mewujudkan serta melestarikan turunan. Dengan perkawinan yang sah akan terlahir keturunan yang pasti didambakan setiap pasangan suami isteri. Anak turunan inilah yang diharapkan mampu memperjuangkan kemakmuran keluarga serta menjunjung tinggi keluarganya.

  3. Memenuhi kebutuhan biologis sesuai dengan hukum yang ada. Setiap individu yang sehat secara jasmani maupun rohani pasti memiliki keinginan berhubungan seksual. Allah SWT pun telah menghendaki kecenderungan untuk mencintai lawan jenis dan berhubungan seksual pada diri manusia untuk dapat berkembang biak. Namun Allah SWT juga tetap mengingatkan umatnya agar tetap bertakwa supaya tidak terjadi penyimpangan dan anak turunannya juga dapat menjadi turunan yang baik-baik. Sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nisa ayat 1 yang artinya:

    

  “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istrinya dan dari pada keduanya Allah menperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan banyak.Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama- Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (periharalah) mengawasi kamu.

  ” 4. Latihan memikul tanggung jawab karena pada hakikatnya manusia memiliki tanggung jawab dalam keluarga, masyarakat, nergara, dan juga agamanya. Maka dengan dilaksanakannya pernikahan,memikul tanggung jawab dapat dimulai dari bagian yang paling kecil yaitu keluarga.

  Terdapatbeberapa manfaat pernikahan di dalam buku yang berjudul “Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu” ditulis oleh H. M. Anis Mata, Lc. Manfaat tersebut (Mata, 2005:39) yang pertama adalah melanjutkan keturunan yang merupakan tujuan utama pernikahan. Sebab anak adalah maksud utama di balik fitrah dan hikmah, sedangkan syahwat merupakan pendorongnya.

  Selanjutnya adalah untuk melindungi diri dari setan dan mencegah terjadinya penyimpangan yang berkaitan dengan nafsu syahwat.Setan atau iblis selalu memburu laki-laki maupun perempuan untuk menggunakan pandangan serta syahwatnya dalam memperdaya mereka.

C. Talak

  Talak menurut bahasa adalah melepaskan ikatan secara mutlak, baik berupa ikatan materiin maupun immaterial, yaitu ikatan yang terbentuk antara suami isteri (Mathlub, 2005:310).Sementara dalam tradisi para ahli fiqh, menjelaskan bahwa talak adalah terlepasnya ikatan suami isteri, baik secara langsung ataupun di masa mendatang, dengan

  (Mathlub, 2005:311).

  Talak dianggap sebagai perceraian, dimana talak dihitung dari jumlah talak yang dimiliki suami terhadap isterinya, sesuai dengan ketentuan perkawinan (Mathlub, 2005:305).

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL MENENGAH (STUDI PADA SENTRA KONVEKSI DI KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA)

0 2 20

PENGARUH LITERASI KEUANGAN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA DENGAN ETNIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KOMPARATIF DI WILAYAH KARESIDENAN MADIUN DAN KOTA MAKASSAR) - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 106

PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPR1BADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 102

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository

0 1 83

METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA (STUDI PADA SLB NEGERI SALATIGA) TAHUN 2011 - Test Repository

0 0 101

PENGARUH PERSEPSI ANGGOTA PADA SYARIAH COMPLIANCE DAN MARGIN TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS DI BMT INDOARTA SYARIAH TEMANGGUNG, BMT BIMA MAGELANG, DAN BMT ANDA SALATIGA) - Test Repository

0 0 108

PERANAN KELUARGA TERHADAP ANAK DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI RW. 08 KELURAHAN BERGAS LOR, KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 91

PENERAPAN HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI BEDA AGAMA DALAM PENGASUHAN ANAK MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU No. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DI DESA KUTOWINANGUN KEC. TINGKIR - Test Repository

0 1 121

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PERCERAIAN DI DESA BATUR KEC. GETASAN KAB. SEMARANG) - Test Repository

0 2 98