PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI
TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :
ANI MAFTUKHAH
115 12 056

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016

i

ii


iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

‫س ًرا‬
ْ ُ‫س ِري‬
ْ ُ‫ا َِّن َم َع ا ْلع‬
“sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

The Roots Of Education Is Bitter, But Fruit Is Sweet.
“Akar dari pendidikan itu pahit, namun buahnya begitu manis”

PERSEMBAHAN
Dengan segela kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Khayatin dan Ibu Mardhiyah yang senantiasa
memberiku dukungan, semangat dan do’a atas segalanya;
Nenekku tercinta Mbah Mah dan kakak-kakakku tercinta Ali Maftuch, Abdul

Munib, Mukib Dhurori beserta istri dan anak-anaknya yang selalu memberikan
inspirasi dalam hidupku.
Sahabat-sahabat seperjuangan di PPTI Al Falah
Dan semua teman-teman mahasiswa.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SAW, yang telah memberikan
taufiq, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini terselesaikan atas ridhoNya. Shalawat serta sala semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,
Semoga kita mendapatkan Syafaatnya di yaumul qiamah. Amin.
Penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajara IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick
Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Pelajaran
2016/2017”. Skripsi ini disadari penulis masih terdapat kesalahan, kekeliruan, dan
masih banyak kekurangan. Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Dengan selesainya skripsi ini. Penulis menyadari betul banyak peran dari

pihak lain yang membantu selesainya skripsi ini baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga

2.

Bapak Suwardi, MPd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3.

Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) dan Dosen pembimbing skripsi.

4.

Dosen pembimbing akademik Bapak Sukron Ma’mun, S.HI.,M.Si.

5.


Kedua orang tua yang selalu mendukung keberhasilan penulis, Bapak
Khayatin dan Ibu Mardhiyah tercinta

v

6.

Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, Alm Bapak K.H
Zoemri RWS, Ibu Nyai Latifah Zoemri beserta keluarga yang penulis
nantikan barokah ilmunya.

7.

Para ustadz dan ustadzah PPTI Al Falah

8.

Bapak Kepala MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Bapak Drs. Marno yang
telah memberikan ijin penelitian kepada penulis


9.

Bapak Wahab,selaku guru wali kelas III

10. Bapak Ibu guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam
penulisan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 5 September 2016
Penulis

vi

ABSTRAK

Maftukhah, Ani. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Benda dan

Sifatnya Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa
Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecematan Argomulyo
Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti M.Si.
Kata kunci : hasil belajar dan cooperative learning tipe talking stick
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran
cooperative learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa
materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016. Subjek penelitian ini guru
mata pelajaran IPA dan siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo terdiri
dari 24 siswa yaitu 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang
dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan
analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus
dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar
KKM mata pelajaran IPA adalah 70, sebelum menggunakan model pembelajaran

cooperative learning tipe talking stick hanya 42% atau 10 siswa yang tuntas,
sedangkan 58% atau 14 siswa yang tuntas. Setelah menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe talking stick dalam pembelajaran IPA
pada siklus I diperoleh data 75% atau 18 siswa tuntas dan 25% atau 6 siswa tidak
tuntas.jika dilihat peningkatannya sebesar 33%. Setelah dilakukan refleksi siklus
I, terjadi peningkatann hasil belajar pada siklus II sebesar 100% atau 24 siswa
tuntas. Terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 25% dibandingkan siklus I. Hal
ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe
talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya
mata pelajaran IPA pada kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun
Pelajaran 2016/2017.

vii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................

i

LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xx
DFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ............................................. 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
F. Definisi Operasional ........................................................................ 9
G. Metode Penelitian ............................................................................ 12

H. Sistematika Penulisan...................................................................... 19

viii

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar .................................................................................. 21
1. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ....................... 25
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ....................................... 28
1. Pengertian Mata Pelajaran IPA .................................................. 28
2. Tujuan Pembelajaran IPA ......................................................... 29
3. Ruang Lingkup IPA .................................................................. 30
C. Materi Benda dan Sifatnya ........................................................... 31
E. Model Pembelajaran Cooperative Learning ................................ 34
1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning......... 34
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif................................ 37
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Cooperative Learning .......................................................... 38
F. Tipe Talking Stick........................................................................ 40
1. Pengertian Tipe Talking Stick ................................................. 40

2. Langakah-langkah Pembelajaran Tipe Talking Stick .............. 41
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tipe Talking
Stick ......................................................................................... 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI .................................................................... 45
1. Profil Sekolah ............................................................................ 45

ix

2. Visi dan Misi Sekolah ............................................................... 45
3. Keadaan Guru dan Karyawan ................................................... 46
4. Keadaan Siswa .......................................................................... 47
5. Sarana dan Prasarana ................................................................. 50
6. Waktu Penelitian ....................................................................... 51
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...................................................... 51
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 65

1. Analisis Kegiatan Pra Siklus................................................... 65
2. Siklus I .................................................................................... 67
3. Siklus II ................................................................................... 70
B. Pembahasan .................................................................................. 72
1. Hasil Sebelum PTK ................................................................ 72
2. Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... 74
3. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 79
B. Saran .............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru Mi Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasa Pra Siklus
Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I
Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II
Tabel 4.7 Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Diagram 4.9 Rata-rata Hasil Belajar

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3

: Pedoman Pengamatan Guru

Lampiran 4

: Soal Evaluasi

Lampiran 5

: Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

Lampiran 6

: Lembar Kerja Siswa

Lampiran 7

: Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 8

: Lembar Konsultasi

Lampiran 9

: Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 : Daftar Nilai SKK

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, sejak tahun 1920-an
telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah
“memanusiakan manusia”. Untuk itu suasana yang dibutuhkan dalam dunia
pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati,
empati, cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya.
Dengan demikian pendidikan hendaknya membantu pembantu peserta didik
untuk berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental,cerdas, serta menjadi
anggota masyarakat yang berguna.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru.
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata intruction. Menurut
Gagne, Briggs, dan Vager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
(Sutikno, 2014:11).

1

Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu model atau metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi. Menurut Dahlan (1990) menjelaskan, model
pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk
kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran lainnya (dalam Sutikno,
2014:57). Sedangkan metode dapat diartikan sebagai seni mengajar yaitu suatu
cara yang dilakukan guru agar dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta
didik dalam pembelajaran sehingga akan terjadi tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Sejauh ini pembelajan IPA di SD/MI belum semaksimal yang diharapkan.
Ini terlihat dari proses belajar mengajar yang masih berpusat pada guru
sepenuhnya. Padahal, untuk anak usia SD/MI guru dianjurkan dapat
mengembangkan rasa ingin tahu dan berfikir kritis. Dengan demikian, dalam
pembelajaran IPA guru dapat melibatkan peserta didik agar dapat
mengembangkan ketrampilan proses sains anak.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 31 ayat 1e IPA merupakan salah
satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar
khususnya di SD/MI. IPA sangat berperan penting dalam kehidupan manusia,
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berdasarkan fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses
penemuan.

2

Pada dasarnya IPA suatu ilmu yang mempelajari gejala dan perubahanperubahan alam. Perubahan alam tersebut merupakan tanda kekuasaan Allah
SWT, dari tanda tersebut dapat kita renungkan dan dapat dijadikan pelajaran
yang berharga untuk meningkatkan pengetahuaan serta kita termasuk hamba
yang bersyukur. Dalam Firman Allah ;

‫ص ِر‬
َ ‫ب هللاُ الَ ْي َل َوالنَّ َهار ا َِّن فِى ذَا ِلكَ لَ ِع ْب َرةً ِِلُ ْو ِلى اِلَ ْب‬
ُ ‫يُقَ ِل‬
“ Allah menggilirkan malam dan siang. Sesungguhnya yang demikian itu
terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang memiliki penglihatan”.
(Q.S An-Nur: 44)
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah.
Pencapaian hasil belajar dibeberapa sekolah masih merupakan suatu
kendala yang cukup sulit. Hal ini disebabkan karena penggunaan model
pembelajaran yang kurang inovatif sehingga anak cenderung bosan dalam
pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran masih menganut pembelajaran
konvensional, yaitu proses pembelajaranyang berpusat pada guru (teacher
center) dan selama ini pula kemampuan siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak akan tampak.

3

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu

model

pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran, yaitu suatu
model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan
pemahaman secara teoritis. Salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk membuat siswa berperan aktif dan meningkatkan hasil belajar
adalah model pembelajaran cooperative learning.
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang
dapat

meningkatkan

prestasi

belajar

peserta

didik,

sekaligus

dapat

meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Cooperative learning dapat
merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan
masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan. Dari dua
alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran
yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki banyak
kelemahan (Suyadi, 2013:62)
Model pembelajaran cooperative learning adalah bentuk pengajaran yang
membagi siswa dalam beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa
dengan yang lainnya untuk memecahkan masalah (Hartono,2013:100). Model
pembelajaran ini merupakan bagian dari pembelajaran inovatif. Pembelajaran
kooperatif memiliki banyak tipe yang dapat digunakan untuk meningkatkan
inovasi baru dalam pembelajaran. Didalam model pembelajaran pendidik dapat
menggabungkan beberapa metode untuk mencapai hasil belajar yang di

4

inginkan. Isjoni (2013) menyatakan model pembelajaran ini telah terbukti
dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung kepada
guru kelas III pada hari selasa, 10 mei 2016 menjelaskan bahwa materi benda
dan sifatnya merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa. Pada
materi ini penulis rasa siswa merasa jenuh jika tidak terlibat langsung dalam
pembelajaran. Pada model pembelajaran cooperative learning tipe talking
stickdiharapkan siswa dapat aktif dalam mengeluarkan pendapat sehingga
siswa dapat menguasai materi secara utuh. Model pembelajaran talking stick
adalah model pembelajaran dengan menggunakan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat harus menjawab pertanyaan.Pembelajaran dengan metode
ini dapat mendorong peserta didik pada materi benda dan sifatnya siswa untuk
mengeluarkan pendapat. Sehingga peserta didik dapat lebih mengingat materi
karena langsung dari pemikirannya sendiri. Model ini diharapkan dapat
memaksimalkan pengetahuan peserta didik terhadap materi. Sebelum
mempraktekan model pembelajaran talking stick siswa diberi motivasi agar
mendengarkan keterangan dari guru, dengan begitu siswa dapat menjawab
pertanyaan.
Berdasarkan keterangan yang didapat dari guru pengampu IPA kelas III
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Ada 13 siswa atua 52 % siswa yang belum
mencapai nilai KKM Indikator sekolah 70 dengan nilai rata-rata kelas 69. Dan
12 siswa atau 48 % siswa yang sudah mencapai KKM indikator sekolah.

5

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis
bermaksud melakukan penelitian di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dengan
judul : peningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnyadengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learningtipe talking stickpada
siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun pelajaran 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan model pembelajaran
cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa
materi benda dan sifatnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa
kelas III Semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Argomulyo Tahun
Pelajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui
penggunaan modelpembelajaran cooperative learningtipe talking stick dapat
meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya pada siswa kelas
III MI Tarbiyatul Islamiyah Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan yang bersifat sementara untuk tingkah
laku, kejadian atau peristiwa yang sudah atau akan terjadi. Oleh Fred N.
Kerlinger (1973) hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan yang

6

merupakan “dugaan” mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis kemungkinan menyatakan hubungan atau perbedaan yang
diharaokan antara dua variabel atau lebih dengan pernyataan yang singkat,
jelas dan tidak banyak interpretasi. Hipotesis harus dapat di uji dan
variabel-variabelnya secara operasional dapat di ukur. (dalam Sumanto,
2014:51). Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan
rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah : penggunaan model pembelajaran
cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi benda dan sifatnya
terhadap siswa kelas III semester 1 MITarbiyatul Islamiyah Noborejo
tahun pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stickdapat
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Indikator yang dapat dirumuskan penulis adalalah :
a. Siswa merasa tertarik dengan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe talking stick sehingga timbul rasa inigin
tahu dan menjadikan aktif dalam pembelajaran didalam kelas.
b. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi benda dan
sifatnya

7

c. ≥ 85 % dari jumlah siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
indikator sekolah dalam tes formatif materi benda
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi lebih
diharapkan penelitian ini dapat mendukung majunya pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
1) Dapat meningkatkan profesionalisme mengajar guru, khususnya
guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
2) Dapat menjadikan kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran
3) Dapat diperoleh model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan
materi pembelajaran
b. Untuk Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa
2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan penjelasan
guru
3) Melalui model pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa
dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

8

c. Untuk Sekolah
1) Dapat menjadikan masukan untuk proses perbaikan pembelajaran
menjadi lebih baik.
2) Proses pembelajaran yang baik akan menambah kualitas madrasah
dan siswa.
F. Definisi Operasional
Definisi – definisi operasional bukan hanya variabel – variabel, tetapi juga
istilah yang menunjukan hubungan antar variabel, seperti kata pengaruh,
hubungan, kontribusi, dampak dan sebagainya. Istilah – istilah ini perlu
mendapatkan pendefinisian secara operasional sebab akan menunjukan
kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan yang berkenaan dengan cara
penganalisisan dan pengolah data. Agar tidak terjadi perbedaan antara
penafsiran dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul,
maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :
1.

Hasil Belajar
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa lndonesia,
hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (1987:348). Sedangkan
belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian
(1987: 108). Hasil belajar yaiu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. (Susanto, 2013:5).

9

2.

Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Dr. Budiyono Saputro, M.Pd “Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah
dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus di sempurnakan. Hakikat pembelajaran IPA dibagi
menjadi 2 yaitu, secara absolutisme dan konstruktifisme. Secara
absolutisme yaitu perubahan tingkah laku dari belum tahu ke keadaan
sudah tahu, Ibarat mengisi botol kosong. Secara konstruktifisme yaitu
Siswa diakui telah memiliki pengetahuan, dengan cara percobaan dan
pengamatan. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan
(Susanto, 2013:167)

3.

Materi Benda dan Sifatnya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga kata benda
memiliki arti segala yang ada di alam yang berwujud dan berjasad
(2007:131). Sedangkan sifat bearti rupa dan keadaan yang tampak pada
suatu benda (2007:1062). Benda dan sifatnya adalah materi pelajaran IPA
yang membahas tentang segala yang ada di alam yang berwujud beserta
keadaan suatu benda tersebut. Sifat benda dapat berubah yang disebabkan
beberapa faktor diantaranya yaitu jika benda dibakar, dipanaskan dan
diletakkan ditempat terbuka.

10

4.

Model Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
bekerja sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan
saling membantu satu dengan yang lainnya sebagai satu kelompok.
Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong merupakan
sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
bekerjasama sesamanya pada saat mengerjakan tugas terstruktur (Lie,
2008:12). Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah suatu
strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama
yang teratur pada kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih.

5.

Tipe Talking Stick
Pembelajaran metode talking stick mendorong peserta didik untuk
berani mengeluarkan pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick
diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari.
(Suprijono, 2011:109). Model pembelajaran talking stick dapat diartikan
sebagi model pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pokoknya. Model pembelajaran ini mendorong peserta
didik untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat.

11

G. Metode Penilitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki
mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Pengertian
lain dari PTK adalah penelitian praktis didalam kelas untuk memperbaiki
kualitas

proses

pembelajaran,

meningkatkan

hasil

belajar,

dan

menemukanmodel pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah
yang dialami oleh pendidik dan pesertadidik. Alasan utama pemilihan
rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam
proses penelitian.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 MI Noborejo kecamatan
Argomulyo, Salatiga. Alasan mengambil subjek kelas 3 dikarenakan
model pembelajaran cooperative learning dianggap cocok digunakan
sebagai model pembelajaran untuk kelas III.Dan mengambil di MI
Noborejo karena peneliti sudah pernah melakukan wawancara kepada guru
kelas 3 mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran IPA dan peneliti
sudah pernah melakukan praktek mengajar lapangan di MI tersebut,
sehingga peneliti sudah sedikit paham dengan keadaan siswanya.

12

3. Lokasi Penelitian
Penelitian

ini

dilaksanakan

di

MI

Tarbiyatul

Islamiyah

Noborejo,tepatnya di desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga. Petunjuknya, gang pasar Noborejo lurus terus ke utara sampai di
MI yang berada di kanan jalan
4. Langkah-langkah penelitian
Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan PTK ini seperti yang
dijelaskan oleh Prof. Suharsimi Arikunto, ada empat kegiatan yang dalam
siklus dalam putarannya, yaitu :
a.

Perencanaan. Tahap ini meliputi kegiatan:
1) Mengidentifikasi

dan

menganalisis

masalah

yaitu

dengan

melakukan pengamatan terhadap hasil belajar yang lalu
2) Merumuskan masalah dan menentukan hipotesis tindakan
3) Merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan
b.

Tindakan. Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan yaitu kegiatan pembelajaran dikelas
seperti yang telah di susun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

c.

Pengamatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tindakan sedang
berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kedua
tahap ini tidak dapat dipisahkan karena akan mempengaruhi hasil
akhir penelitian

d.

Refleksi.Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan yaitu mengobservasi kelemahan dan

13

kekurangan kegiatan pada siklus I, dan menyusun perbaikan pada
Siklus berikutnya.
Keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Permasalahan

Perencanaan

Pelaksanaan

tindakan I

tindakan I

Siklus I

Pengamatan/

Refleksi I

pengumpulan

Permasalahan
baru

hasil

Siklus II

Perencanaan

Pelaksanaan

tindakan II

tindakan II

Refleksi II

Pengamatan/
pengumpulan

Apabila

Dilanjutkan

permasalahan

ke

siklus

belum

Gambar Skema siklus PTK (Arikunto, 2007:74)
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang dilakukan
dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:

14

1)

Menyiapkan materi benda dan sifatnya

2)

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi benda dan sifatnya menggunakan model pembelajaran
cooperative learning talking stick

3)

Menyiapkan lembar soal tes formatif untuk mengetahui hasil
belajar siswa

4)

Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan
dalam Penelitian Tindakan Kelas

b. Pelaksanaan.
Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan model pembelajaran
cooperative learningtalking stick) dengan melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
c. Pengamatan
Pengamatan (observing) yaitu mengamati semua peristiwa selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegitan
siswa yaitu melihat dengan seksama, mendengar dengan penuh
konsentrasi, dan mempraktekan model pembelajaran cooperative
learnigtipe talking stick dengan teliti juga kritis. Untuk memaksimalkan
pengamatan, diadakan umpan balik dari guru seperti mengajukan
beberapa pertanyaan tentang materi yang sudah diterangkan sehingga
guru tahu siapa yang memperhatikan dan siapa yang tidak, dengan

15

umpan balik materi yang sudah diterangkan agar lebih mengenal pada
siswa.
d. Refleksi
Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan
sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa dan guru sebelum dan
sesudah dilakukannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran
cooperative learningtipe talking stick. Dengan refleksi akan diperoleh
masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus
 dan seterusnya.
5. Instrumen Penilaian
a.

Pedoman atau lembar pengamatan
Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati
kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran IPA pada kelas III. Hasil observasi ini berupa catatan
lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang
meliputi antusias peserta didik dan hasil belajar siswa setelah
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative learningtalking stick

b.

Soal Evaluasi
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan
evaluasi.

Evaluasi

yang

digunakan

yaitu

tes

tertulis

untuk

mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan pencapaian
target kompetisi setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes tertulis

16

ini terdiri dari isian. Peneliti hanya menggunakan satu bentuk tes
dikarenakan

dengan

soal

isian

dapat

melatih

siswa

untuk

mengembangkan kemampuan menulis dengan benar.
c.

Dokumentasi
Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi dokumen-dokumen hasil
belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto – foto atau gambar

6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:Tehnik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang
berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Tes Formatif
Tes digunakan peneliti untukmemperoleh data-data yang berhubungan
dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes
tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam
pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran berupa foto dan gambar

17

7. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan. Penelitian ini
dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.
a.

Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian
membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai ratarata. Penilaian rata-rata dapat mengggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan
= jumlah nilai keseluruhan siswa

= jumlah siswa

= nilai rata-rata

b.

Penilaian untuk ketuntasan belajar
Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut:
%

18

H. Sistematika Penulisan
Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan
dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian
sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman
judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian Inti
a. Bab I: Pendahuluan
Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penelitan, (4) hipotesis, (5) manfaat penelitian (6)
definisi operasional dan (7) metode penelitian. Bab ini bertujuan
mengantarkan pembaca untuk mengetahui tentang apa,mengapa, dan
bagaimana penelitian dilakukan.
b. BAB II: Kajian Pustaka
Bab Kajian Pustaka mencakup hal-hal yang berkaitan dengan masalah
yang menjadi fokus penelitian yaitu (1) hasil belajar, (2) mata
pelajaran IPA, (3) materi benda dan sifatnya (4) model pembelajaran
cooperative learning (5) tipe talking stick.

19

c. BAB III: Pelaksanaan Penelitian,
Bagian ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) subjek
penelitian (2) deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I (3) deskripsi
pelaksanaan penelitian siklus II.
d. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan peneletian
dan pembahasan setiap selesai peneletian pada setiap siklusnya.
e. Bab V: Penutup
Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir ini mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar
riwayat hidup penulis

20

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1.

Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar meruapakan tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran.
Setiap siswa dituntut mengerjakan tugasnya secara mandiri untuk menguji
kemampuan yang mereka miliki. Kegiatan belajar guru harus memberikan
perhatian secara individual, karena setiap individu memilki kompetensi yang
berbeda.
Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang hasil belajar, perlu
dirumuskan secara jelas arti kata di atas. Menurut kamus bahasa Indonesia,
hasil adalah suatu yang ada(terjadi) oleh suatu kerja, berhasil, sukses.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam sebuah aspek tingkah laku . Belajar sebagai proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi lingkungannya (Slameto, 1995:2)
Sedangkan Gagne dalam slameto (1995) memberikan dua definisi
terhadap belajar, yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku

21

2) Belajar ialah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
dari intruksi.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalamm berfikir, merasa,maupun dalam
bertindak (Susanto, 2013:4)
Belajar adalah suatu serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.

(Djamarah,

2008:13).

Belajar

pada

hakikatnya

adalah

“perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas
tertentu. (Fathurrohman, 2007:6).Keduanya berpendapat hasil dari proses
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.
Berdasarkan definisi para ahli penulis menyimpulkan belajar adalah suatu
aktivitas yang dilakukan secara sadar, dilakukan untuk memperoleh tujuan
tertentu, bersifat aktif dalam rangka uuntuk memperoleh perubahan dari
seluruh aspek baik kognitif, afektif, dan psikomotor, yang mana perubahan
tersebut tidak hanya sementara, tapi selalu kontinyu dan berkesinambungan.
Tipe kegiatan belajar bermacam-macam daiantaranya :

22

1. Ketampilan
Kegiatan belajar ketrampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui
gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan ini terjadi jika peserta didik
menerima stimulus kemudian merespons dengan menggunakan gerak.
2. Pengetahuan
Kegiatan belajar pengetahuan termasuk ranah kognitif. Ranah ini
mencakup pemahaman terhadap suatu pengetahuan, perkembangan
kemampuan dan ketrampilan berfikir.
3. Informasi
Kegiatan belajar informasi adalah kegiatan peserta didik memahami
simbol, seperti kata, istilah, pengertian, dan peraturan. Kegiatan belajar
informasi wujudnya berupa hafalan.
4. Konsep
Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan inferensi logika
atau atau membuat generalisasi dari fakta ke kosep. Dengan belajar
konsep, peserta didik dapat memahami dan membedakan benda-benda,
peristiwa atau kejadian yang ada dalam lingkungan sekitar.
5. Sikap
Kegiatan belajar sikap atau dikenal dengan kegiatan belajar efektif. Sikap
berhubungan dengan minat, nilai, penghargaan, pendapat, dan prasangka.
6. Pemecahan masalah
Kegiatan belajar memecahkan masalah merupakan tipe kegiatan belajar
dalam usaha mengembangkan kemampuan berfikir. Dalam kegiatan ini

23

peserta didik terlibat dalam berbagai tugas, penentuan tujuan yang akan
dicapai dan kegiatan untuk melaksanakan tugas (Suprijono, 2011:10).
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam
belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar,
atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan
demikian, hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang lebih baik
dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terkait dengan bahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut
terkait dengan jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi
guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hal
ini juga terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran. Pada tujuantujuan intruksional khusus mata pelajaran dikelas, peran guru secara
profesional bersifat otonom (Dimyati, 2002:251). Hasil belajar yang
diharapkan adalah adanya perubahan dari dua sisi yaitu antara sisi guru,
dan sisi siswa. Guru merupakan kunci penentu keberhasilan siswa, guru
memegah penuh pembelajaran dari menyusun desain pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar siswa.
Hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Dengan begitu hasil
belajar yang dimaksud adalah adanya perubahan-perubahan pada beberapa
aspek dalam diri peserta didik.

24

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
efektif,

dan

(pengetahuan,

psikomotorik.
ingatan),

Domain

kognitif

comprehension

adalah

(pemahaman,

knowledge
menjelaskan,

meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk, bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan espons),
valuing (nilai), organization (organsasi), characterization (karakterisasi).
Domain psikomotir meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.
Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial,
manajerial

dan

intelektual.

Sementara,

menurut

Lindgren

hasil

pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pelajaran yang
dikatagorisasi komprehensif (Suprijono, 2011:7).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan
hasil yang dicapai peserta didik setelah melaksanakan proses belajar
mengajar atau adanya interaksi dengan lingkungannya dengan tujuan
memperoleh perubahan lebih baik dari berbagai aspek.
2.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh
sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat
berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar yang

25

dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci,
uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga
yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri,
perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari berperilaku kurang baik dari orang tua dalam kehidupan
sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. (Susanto,
2013:12)
Syah dalam Sriyanti (2011) mengemukakan wujud hasil belajar
dapat

dilihat

adanya

sembilan

wujud

perubahan,

yaitu;Kebiasaan,

ketrampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional
dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif. (Sriyanti,
2011:21).Individu yang menunjukan sembilan wujud perubahan tersebut
mengartikan bahwa adanya hasil belajar yang optimal.

26

Adapaun tujuan penilaian hasil belajar adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
telah diberikan;
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta
didik terhadap progam pembelajaran;
3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta
didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan;
4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat
dijadikan

dasar

bagi

guru

untuk

memberikan

pembinaan

dan

pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan
acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai
dengan jenis pendidikan tertentu;
6. Untuk menentukan kenaikan kelas;
7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya
(Arifin, 2011:15)
Pada pembelajaran di SD/MI ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan
salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. IPA merupakan
mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan Indonesia, termasuk
dalam jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran

27

yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai sekolah menengah.
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
1.

Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Hakikat pembelajaran sains yang didefisinikan sebagai ilmu tentang alam
dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai
produk, proses dan sikap (Susanto, 2013:167).
Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil
penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang
telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA
sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.
Jadi ada beberapa istilah yang dapat diambil dari pengertian IPA sebagai
produk, yaitu:
1. Fakta dalam IPA, pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benarbenar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar terjadi atau dikonfirmasi
secara objektif.
2. Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.
Konsep mrupakan penghubung antara fakta-fakta yaang ada hubungannya.

28

3. Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep
IPA.
4. Hukum-hukum Alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun
juga bersifat tentatif (sementara, akan tetapi karena mengalami pengujian
yang berulang-ulang maka hukum alam bersifat kekal selama belum ada
pembuktian yang lebih akurat dan logis.
5. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep,
prinsip yang saling berhubungan.
Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan
memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan
fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta
dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuan. Adapun proses dalam
memahami IPA disebut dengan ketrampilan proses sains (sience proces skills)
adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan.
Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang
dimiliki

oleh

seorang

ilmuan

dalam

melakukan

peneletian

dan

mengkomunkasikan hasil penelitiannya. (Susanto, 2013:169)
2.

Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA disekolah dasar merupakan konsep

29

yang masih terpadu, karena belum terpsahkan secara tersendiri, seperti mata
pelajaran kimia, biologi, dan fisika.
Adapun tujuan pembelajaran sains disekolah dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP,2006) dimaksudkan untuk:
1) Memperoleh kenyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan

kesadaran

untuk

menghargai

alam

dan

segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan keSMP.
3.

Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
meliputi aspek-aspek berikut.

30

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya
b. Benda/Materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhanan.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya (Dliyanuddin, 2014:52

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VA SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SD NEGERI 7 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 48

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING SISWA KELAS V SD NEGERI JUBELAN 01 KECAMATAN SUMOWONO TAHUN PELAJARAN 20162017 Laporan Tugas Akhir Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik

0 2 246

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA KELAS III B DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 133

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 3 129

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III DI MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 135

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE JYGSAW PADA SISWA KELAS III MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperole

0 0 149

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III MI AL – MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 116