PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III MI AL – MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA
DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III
MI AL- – MUSTAJAB WAHYUREJO
KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : Miggi Aisyah Safitri
115-12-014
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA
DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III
MI AL- – MUSTAJAB WAHYUREJO
KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : Miggi Aisyah Safitri
115-12-014
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
MOTTO Tanpa mimpi, kita tak punya apa
- – apa dan tak akan kemana - mana Man Jadda Wa Jada, Barang Siapa bersungguh
- – sungguh maka dapatlah ia
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.
Ayahku tercinta (Sumaryadi) dan Ibuku tersayang (Siti Amini) sebagai wujud baktiku kepadanya, yang telah bersusah payah membesarkanku, memberikan dukungan ,mendo‟akanku serta membiayai kebutuhanku hingga aku lulus S1.
2. Adikku tersayang ( Anang Mahmuda ) yang telah mendoakan serta support dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kekasihku tercinta ( Afrizan Gusmayoni ) yang telah membantu dan memberikan motifasi dalam pengerjaan skripsi ini.
4. Sahabatku tersayang ( Nofita, Vita & Desy ) yang telah memberikan motifasi dan menemani selama 4 tahun dibangku perkuliahan.
5. Teman – teman seperjuangan PGMI angkatan 2012.
6. Teman – teman Stain Sport Club ( SSC ).
7. Teman – teman Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Salatiga.
8. Segenap guru dan murid – murid MI Al – Mustajab Wahyurejo.
9. Saudara seiman dan setakwa yang telah member do‟a agar mendapat ilmu yang bermanfaat
Kata Pengantar ميح لا نمح رلا الله مسب
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan rahmat, taufik serta hidayah Nya skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia Melalui Strategi Paikem Pada Siswa Kelas III MI Al
- – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 bisa selesai.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada: 1.
Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing, member motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
6. Ibu Umi Halimah Saadah M, Si selaku kepala sekolah MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Al
- – Mustajab.
7. Siswa siswi MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh
- – sungguh.
8. Bapak Sumaryadi dan Ibu Siti Amini tercinta yang senantiasa mendidik, 9.
Mas Afrizan Gusmayoni tersayang yang senantiasa membantu, memberi motifasi serta mendoakan penulis.
10. Teman PGMI angkatan 2012 yang telah berjuang bersama – sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologis. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan dating. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.
Salatiga, 29 Agustus 2016 Penulis
Miggi Aisyah Safitri
ABSTRAK
Safitri, Miggi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan PAIKEM Pada Siswa Kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institute Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: PAIKEM, hasil belajar IPA cuaca dan pengaruhnya
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
III MI Al Mustajab Wahyurejo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan PAIKEM. Masalah yang dikaji adalah apakah PAIKEM apat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ?
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 10 siswa, yaitu terdiri dari 8 laki
- – laki dan 2 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, data dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan temuan penelitian dikatakan bahwa penggunaan PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dengan PAIKEM pada siswa kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase hasil keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 45%. Pada siklus I rata
- – rata keaktifan siswa mencapai 40%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan keaktifan siswa yang rata
- – ratanya menjadi 85%. Penerapan Paikem juga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia pada kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017. Dilihat dari peningkatan persentase hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 40%. Hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 50% dan 5 siswa atau 50% yang belum tuntas dengan
- – rata 64,6. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 90% dan 1 siswa atau 10% yang belum tuntas dengan rata – rata 80, 8.
DAFTAR ISI
…………………………………………………… xiii
23
18 B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ………………
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar ………………………………
…………………………… 17
…………………………… 9 G. Metodologi Penelitian …………………………… 10 H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………… 1 B. Rumusan Masalah …………………………… 6 C. Tujuan Penelitian …………………………… 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan …… 6 E. Manfaat Penelitian …………………………… 7 F. Definisi Operasional
Halaman Sampul Judul
……………………………………………………………………. iii Halaman Persetujuan Pembimbing
…………………………………………………………… xi Daftar Tabel
…………………………………………………………… x Daftar Isi
…………………………………………………… viii Abstrak
……………………………………. vii Kata Pengantar
…………………………….. vi Halaman Motto dan Persembahan
……………………………………... v Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan
…………………………………….. iv Halaman Pengesahan Kelulusan
…………………………………………………………… xii Daftar Lampiran
C.
32 Strategi PAIKEM ………………………………… D.
44 Kaitan Antara Hasil Belajar IPA dengan PAIKEM
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Subjek Penelitian …………………………………… 47 B. Pelaksanaan Penelitian …………………………… 48 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Paparan Siklus …………………………….. 60 B. Pembahasan Hasil Penelitian …….…………………… 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………...70 B. Saran ……………………………………………………..70 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL LAMPIRAN - LAMPIRAN
Halaman Tabel 1. Nama Siswa Kelas III MI Al
DAFTAR TABEL
- – Mustajab ……………………… 47 Tabel 2.
Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I ……………… 60 Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus II …………….. 62 Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I …………………………………………… 64 Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II ………………………………………….. 65 Tabel 6. Hasil Keaktifan Siswa ………………………………………….. 67 Tabel 7. Hasil Belajar Siswa …………………………………………….. 68
LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran 1.
Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar ……………………… 72 Lampiran 2. Lembar Penunjukan Pembimbing Skripsi ……………………73 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……………...74 Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup ………………………………………...75 Lampiran 4. Identitas Sekolah, daftar personalia dan murid ………………76 Lampiran 5. RPP Siklus I …………………………………………………..77 Lampiran 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus I …………………………...78 Lampiran 7. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I ……………….79 Lampiran 8. RPP Siklus II ………………………………………………… 80
Lampiran 9. Lembar Pengama tan Guru Siklus II ………………………… 81. Lampiran 10.
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II ……………....82 Lampiran 11. Latihan Soal Siswa Siklus I …………………………………….83 Lampiran 12. Latihan Siswa Siklus II …………………………………………84
Lampiran 13. Lembar Konsultasi P embimbing ……………………………….85 Lampiran 14. Daftar SKK ……………………………………………………. 86 Lampiran 15. Power Poin ……………………………………………………... 87
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk pengembangan
kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madarasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas) (Tohirin,2009: 5).Itulah salah satu alasan mengapa pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Selain itu, pendidikan padahakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas (Tohirin, 2009:5). Sehingga pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh dengan persaingan. Maka disinilah pendidikan berperan sebagai penentu kualitas, daya saing dan nilai dari setiap individu.
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang maka sudah seharusnya pendidikan yang ada di negara ini harus berjalan dan berlangsung secara maksimal. Bahkan Agama Islam sendiri memberi perhatian khusus terhadap pendidikan. Hal itu terdapat dalam Al- qur‟an suroh
Al „Alaq ayat 1-5, sebagai berikut:
Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.Belajar yang sesungguhnya harus dapat membuat perubahan dalam diri siswa baik dalam segi pengetahuan, pemahaman, maupun sikap siswa. Tingkat keberhasilan siswa dapat diukur melalui penilaian berupa tes tertulis, lisan, maupun pengamatan terhadap sikap siswa.Prestasi belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi.Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang kelas sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013: 1-2).
Dalam undang
- – undang tentang sistem Pendidikan Nasional Nomer 20, tahun 2013,
Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Dewasa ini, pendidikan sangat diperlukan baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa. Sebagian masyarakat menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu sangat bergantung pada keberadaan guru yang bermutu. Dan keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang bermutu.
Berbicara mengenai guru, sesungguhnya mereka diharapkan menjadi masyarakat yang memiliki pengetahuan luas dan pemahaman yang mendalam. Disamping penguasaan materi, guru juga dituntut memiliki keragaman metode dan model pembelajaran. Apabila konsep pembelajaran tersebut dipahami oleh para guru, maka upaya mendesain pembelajaran bukan menjadi beban, tetapi menjadi pekerjaan yang menantang (M.Sobry Sutikno, 2014: 11).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan.
Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta
IPA bukan mata pelajaran bersifat hafalan, tetapi mata pelajaran yang memberi peluang bagi siswa melakukan berbagai pengamatan dan latihan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan cara berpikir yang sehat dan logis. Oleh karena itu untuk terlaksananya pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung maka guru hendaknya memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran yang berkualitas, yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran perlu dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi mengembangkan kompetensi siswa secara berkesinambungan.
Dengan proses pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung, diharapkan agar siswa dapat mengembangkan potensinya dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan bergelut dengan ide-ide.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPA di MI Al
- – Mustajab masih cenderung menggunakan metode ceramah, penugasan dan latihan - latihan dari guru. Materi pelajaran disampaikan langsung kepada siswa dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat penjelasan dari guru. Praktikum IPA jarang sekali dilaksanakan. Guru hanya
Dengan demikian guru harus pandai dalam menggunakan model Pembelajaran yang sesuai hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA.
Salah satu strategi pembelajaran yang saat ini dianggap sebagai alternative untuk mengurangi rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM bisa diartikan sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif serta menyenangkan (Rudi,2013: 135). Adapun penggunaan PAIKEM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta serta memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih bermakna.
Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan Paikem Pada Siswa Kelas III MI Al
- – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017 ”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia pada siswa kelas III MI Al
- –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017? C.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
III MI Al
- –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Penerapan strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al
- –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia adalah sebagai berikut : (1) Menjelaskan hubungan keadaan langit dan cuaca, (2) Menjelaskan
- – keadaan cuaca, (3) Menjelaskan proses terjadinya hujan, (4) Menjelaskan macam macam awan, (5) Menjelaskan bagaimana cara memperkirakan keadaan cuaca, (6) Menjelaskan beberapa simbol cuaca, (7) Menjelaskan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia.
Secara Individu Siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia Siswa meningkat keaktifannya dalam proses belajar b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM = 65) Minimal 85% dari jumlah siswa termotivasi belajar menggunakan strategi pembelajaran PAIKEM E.
MANFAAT PENELITIAN
Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidikan di lembaga sekolah pada umumnya.
Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoritis a.
Ditemukannya pendekatan dan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi b. Pemahaman siswa menggunakan PAIKEM pada mata pelajaran IPA dapat meningkat.
2. Manfaat Praktis a.
Manfaat bagi Peneliti Dapat menambah keilmuan dan pengalaman dalam dunia pendidikan untuk menjadi seorang pendidik yang profesional.
b.
Manfaat bagi Guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperkaya strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
c.
Manfaat bagi Siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu: 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa.
Memudahkan dalam mengingat dan mengulang materi pelajaran yang telah dipelajari.
4. Meningkatkan kemampuan belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
d.
Manfaat bagi Sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu :Memberikan pemikiran baru sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tidak hanya pelajaran IPA saja, tetapi juga pada pelajaran yang lain.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan Strategi PAIKEM Pada Siswa Kelas III MI Al
- – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 akan penulis paparkan sebagai berikut : 1.
Peningkatan Menurut Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas, maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik.
2. Hasil Belajar Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007: 39) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
3.Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan.
4. PAIKEM Menurut Ismail (2009: 44) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
G. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research, kalau di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Wihardit (2010: 14) mengatakan bahwa: "Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru" sehingga hasil kerja siswa menjadi meningkat.", Menurut Arikunto (2008: 3), Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.Menurut Suyadi (2010: 18) bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan bersamaan".Menurut Suyanto (1997: 9) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan
- – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik
- – praktik pembelajaran di kelas secara professional”.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas bersifat reflektif. Maksutnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas
- – tugas pembelajaran di kelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang selama ini telah dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan, yaitu dirancang dan dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memperbaiki kinerja peningkatan prestasi siswa yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri, dan PTK bersifat situasional dann kontekstual. Pemilihan jenis penelitian ini karena untuk memecahkan permasalahan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan PAIKEM sehingga hasil belajar siswa meningkat. Adapun gambar tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Arikunto , 2008: 16) Perencanaan
Pelaksanaan Siklus I
Refleksi Pengamatan
Perencanaan
Sikluss II Pelaksanaan Refleksi Pengamatan
? 1.
Rancangan Penelitian a.
Perencanaan (Planning) PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti.
Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.
Dalam penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2008 : 18).
b.
Pelaksanaan(Acting)
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isis rancangan. Yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ini pelaksana harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
- – buat (Arikunto, 2008 : 18).
c.
Pengamatan (Observing) Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikitnya kurang tepat kalau pengamat ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, karena seharusnya pengamat dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama (Arikunto, 2008: 19).
d.
Refleksi(Reflecing) Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Reflaksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah "memantul". Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya (Arikunto,2008: 19).
2. Subjek Penelitian
a.Tempat Penelitian Ruang kelas III MI Al
- – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
c.
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia.
d.
Karakteristik Siswa Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas III MI Al
- – Mustajab yang mendapat mata pelajaran cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. Jumlah siswa kelas III ada 10 siswa, meliputi 8 siswa laki – laki dan 2 siswa perempuan.
3. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, tes, dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut: a.
Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemantik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1990 :100). Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
b.
Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan. Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar.
c.
Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto.
4. Analisis Data Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa.
a.
Ketuntasan Individu Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat mencapai skor
≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dapat dilihat dari nilai hasil tes evaluasi. Dan peningkatan keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari nilai
2. Ketuntasan Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya secara klasikal jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996:48). Dan minimal 85% dari jumlah siswa termotifasi belajar menggunakan strategi pembelajaran PAIKEM.
Pengukuran presentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut : P = Ket: P = Persentase
X = Jumlah siswa yang tuntas Xi = Jumlah seluruh siswa
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis paparkan sistematika penulisan sebagai BAB I Pendahuluan.Pada bab ini mencakup latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori. Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap
- – tiap variable penelitian.
BAB III Paparan Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran umum MI Al
- – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi hasil penelitian meliputi deskripsi persiklus dan pembahasan. BAB V Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksut adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya Gagne dalam teorinya yang disebut The domains of learning, menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :
1) Keterampilan motoris (motor skill); adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari dan loncat.
2) Informasi verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa symbol yang tampak (verbal).
3) Kemampuan intelektual; selain menggunakan symbol verbal, manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.
4) Strategi kognitif; Gagne menyebutkan sebagai organisasi keterampilan yang internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajaro dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus menerus dan serius.
Sikap (attitude); sikap merupakan factor penting dalam belajarl karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat memengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh (Ahmad,2013: 3) Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampuberinteraksi dengan lingkungannya.
Sementara menurut E.R.Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksut mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.
2. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan
- – perubahan yang akan terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruktuksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan
- – tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Ahmad, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.
Selain itu, dengan dilakukan evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreatifitas guru, sumber
- – sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut :
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan
- – keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat
- – hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari
- – hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik (Ahmad,2013: 12).
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan.
Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata
pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata