Frekuensi Keikutsertaan Siswa dalam Kesenian Tari Dero terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota | Langkanae | GeoTadulako 5838 19364 1 PB

(1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

FREKUENSI KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM KESENIAN TARI

DERO

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA NEGERI 2

POSO KOTA

IVANA PRICILIA LANGKANAE

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2014


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi keikutsertaan siswa dalam kesenian tari

deroterhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota. Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa di SMA Negeri 2 Poso karena sering terjadi kegiatan kesenian tari dero hingga larut malam. Sehingga menurunkan frekuensi belajar dirumah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui frekuensi keikutsertaan siswa SMA Negeri 2 Poso kelas XI IPS dalam kesenian tari dero

dan tujuan kedua ialah mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi tahun ajaran 2013/2014 kelas XI IPS SMS Negeri 2 Poso Kota. Jenis Penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data berupa, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian Frekuensi keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero: siswa XI IPS I mencapai 164 kali (36.5%), dan kelas XI IPS II 143 kali (31.9%) sedangkan kelas XI IPS III 142 kali (31.6%).Adapun prestasi belajar siswa kelas XI IPS I siswa yang tuntas ada 21% atau sama dengan 3 orang, XI IPS II ada 36% yang tuntas atau sama dengan 5 orang, dan XI IPS III ada 43% yang tuntas atau sama dengan 6 orang.

Kata kunci: Frekuensi Keikutsertaan Siswa, Kesenian TariDero, dan Prestasi Belajar

ABSTRACT

This research aims to determine the frequency of students’ participation in Dero Dance activity to the students’ achievement in Geography subject at class XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota. One of the factors that lead to decrease the students’ learning achievement at SMA Negeri 2 Poso was the high frequency of joining Dero dance activity until midnight. Therefore, it is reducing the frequency of studying time in their home. The purpose of this research was to determine the frequency of participation of students at class XI IPS of SMA Negeri 2 Poso in art of Dero dance and second goal is to determine student achievement in Geography subjects generation 2013/2014 class XI IPS of SMA Negeri 2 Poso Kota. The population in this research was students of class XI IPS in SMA Negeri 2 Poso Kota in aggregate 74 people. In this reseach, researchers used a technique of sampling is stratified random sampling technique. The sample in this research was 37 people. To collect the data, the researcher does observations, interviews, and documentation. The results of research, the frequency of student participation in arts activities of Dero dance at students in class XI IPS 1 reached 164 days or equal to 36.5 %, class XI IPS II reached 143days or 31.9 %, and class XI IPS III reached 142 days or 31.6 %. So students in class XI IPS 1 is the most numerous and most often follow Dero dance arts activities, within 3 months of research mass. While the frequency of student achievement that highest achievement is class XI IPS III where this class has 6 students who completed or equal to 43%, while the second highest class XI IPS III that there are 5 people who completed or equal to 36%, and class XI IPS 1 is the lowest grade geography learning achievement Only 3 students who completed the learning or the percentage equal to 21 %

Keywords: Frequency of Student Participation, Dero dance art, and Learning Achievement.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai-nilai budaya


(3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

bagi kehidupan manusia. Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan menghubungkan potensi individu. Setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Aktivitas belajar dapat dilakukan dengan berbagai upaya. Baik dengan bimbingan guru sebagai tenaga pengajar di sekolah maupun secara mandiri, berkelompok di rumah.

Aktifitas kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota berdasarkan wawancara yang dilaksanakan, guru sebagai tenaga pengajar telah berupaya untuk menyampaikan materi dengan baik. Akan tetapi siswa yang menjadi sampel penelitian kurang termotivasi untuk belajar. Misalnya, mereka mengantuk, keluar masuk kelas, dan tidak konsentrasi saat menerima materi. Ketidakoptimalan cara belajar siswa ini tidak hanya terjadi di sekolah, di rumah yang seharusnya mereka bisa menyisihkan waktu untuk belajar pada kenyataannya tidak terlaksana. Mereka lebih cenderung untuk mengkuti kegiatan dero yang sering diadakan di lingkungan tempat tinggal. Hal ini, tentunya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.


(4)

Masyarakat Poso Pamona memiliki sistem kesenian sendiri. Terbentuknya sistem kesenian Poso Pamona dipengaruhi oleh culture masyarakatnya yang agraris. Oleh karena itu, bentuk kesenian yang diciptakan berkaitan dengan usaha pertanian yaitu tari modero

atau yang lebih dikenal Tari dero. Taridero dilaksanakan berhubungan dengan acara pesta selesai panen padi. Setelah masyarakat selesai melaksanakan panen padi, kemudian mengadakan syukuran massal yang disebut padungku. Dalam pelaksanaan perayaan

padungku setelah makan bersama antar masyarakat, mereka wajib melaksanakan kesenian tari dero karena melalui tari dero ini masyarakat dapat lebih erat lagi menjalin keakraban satu dengan yang lainya.

Saat ini, tari dero tidak lagi khusus untuk acara selesai panen padi (padungku), akan tetapi kegiatan kesenian tari dero sudah sering beralih ke acara-acara lain, misalnya: pesta perkawinan, penyambutan tamu, pelepasan tamu, dan acara lain yang bersifat syukuran. Inilah yang disebut kebudayaan budaya adalah warisan nenek moyang yang perlu dijaga dan dilestarikan. Masyarakat pendukungnya diharapkan selalu memelihara dan mempelajari secara berkesinambungan dari generasi ke generasi sehingga kebudayaan tersebut tidak punah. Kebudayaan Poso sudah mengalami sedikit perubahan. Tari dero

yang sebenarnya untuk pesta panen namun pada saat sekarang telah beralih ke acara-acara lain. Menurut Ekblaw dan Mulkene menjelaskan bahwa geografi berpengaruh terhadap budaya apabila lingkungan mempengaruhi perubahan budaya. Lingkungan budaya membentuk ekosistem budaya, ekosistem budaya menciptakan ekologi budaya yang dinamis. Sehingga melalui pendapat ini budaya Poso yang sudah mengalami sedikit perubahan akibat lingkungan ada kaitanya dengan geografi. Pelaksanaan tari dero banyak digemari oleh masyarakat kabupaten Poso dalam hal ini para kaum muda termasuk oleh para siswa yang tergolong sebagai pelajar, mereka sering mengikuti tari tersebut setiap kali digelar meski jaraknya 12 Km dari rumah mereka. Hal ini karena tari dero merupakan satu-satunya acara hiburan yang sering dilaksanakan di Kabupaten Poso. Melihat kegiatan tari

dero yang sering dilakukan pada malam hari dan hampir setiap hari, tentu mempengaruhi siswa dalam aktivitas belajarnya sehingga prestasi belajar yang akan dicapai tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan tujuan: 1) Mengetahui frekuensi keikutsertaan siswa SMA Negeri 2 Poso kelas XI IPS dalam kesenian tari dero; 2) Mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi tahun ajaran 2013/2014 kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota.


(5)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi atau peristiwa yang terjadi. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Poso Kota, Jalan Eboni No 70 Kelurahan Ranononcu, Kabupaten Poso. Luas wilayah SMA Negeri 2 Poso Kota adalah ± 25.000 M². Keadaan Geografis SMA Negeri 2 Poso Kota merupakan salah satu sekolah yang berada di dalam wilayah Kelurahan Ranononcu. Letak lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1

Populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Poso kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 74 orang. Sebagai pedoman penarikan sampel. Menurut Winarno Surakhmad (1998:48) mengatakan bahwa, “Apabila populasi di bawah seratus dapat diambil sampel 50%, di atas seratus dan dibawah seribu dapat diambil sampel sebesar 25%, sedangkan di atas seribu diambil sampel sebesar 15% “. Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini, sampel yang diambil yakni 50% dari jumlah populasi sebesar 74 adalah:


(6)

Penentuan anggota sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling. menurut Usman, dkk (2003:183), “stratified random sampling (sampel acak berstrata) adalah teknik sampling yang digunakan apabila populasi heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat”.

Tabel 1.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas

Peseta Didik

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 XI IPS 1 13 13 26

2 XI IPS 2 10 14 24

3 XI IPS 3 14 10 24

Jumlah 37 37 74

Sumber: Profil SMA Negeri 2 Poso Kota, 2013

Data dalam penelitian ini bersumber dari sekolah dan siswa SMA Negeri 2 Poso Kota. Guru, orang tua siswa hanya sebagai informan kunci. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Analisis data menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Miles dan Huberman (1992:16) dalam julianty (2011) menjelaskan pada proses analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif akan melibatkan tiga komponen yaitu data reduction(reduksi data), data

display (penyajian data) dan condusios drawing and verifying (penarikan kesimpulan dan verifikasi).

HASIL

Hasil observasi yang didapatkan kesenian tari dero kebanyakan dilaksanakan di ruangan terbuka atau di lapangan. Karena kesenian tari dero ini akan menampung banyak orang. Berdasarkan observasi dan wawancara berikut ini data frekuensi keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian taridero, siswa SMA Negeri 2 Poso Kota.


(7)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

1) Frekuensi Keikutsertaan Siswa Dalam Kesenian TariDero

Tabel 1.2 Frekuensi dan persentase keseluruhan kelas dalam kegiatan kesenian taridero

No. Kelas Frekuensi

(Kali)

Persentase (%)

1 XI IPS 1 164 36.5

2 XI IPS 2 143 31.9

3 XI IPS 3 142 31.6

Jumlah 449 100

Sumber: olahan data primer, 2014

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa persentase tertinggi Frekuensi keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero menunjukan siswa di kelas XI IPS I yang paling banyak dan paling sering mengikuti kegiatan kesenian tari dero. Jika dibandingkan dengan kelas XI IPS II dan XI IPS III frekuensi keikutsertaan siswa di kelas XI IPS II 31,9% dan kelas XI IPS III 31,6%. Sedangkan Frekuensi siswa XI IPS I mencapai 164 hari atau sama dengan 36,5% rata-rata dalam 3 bulan masa penelitian. Olahan data primer di atas didapatkan oleh peneliti dengan cara mencari persentase menggunakan

Microsoft Excel. Untuk lebih jelas lagi data frekuensi keikutsertaan siswa yang mengikuti kegiatan kesenian tariderobisa dilihat di lampiran.

a. Kegiatan Kesenian TariDero

Hasil observasi yang didapatkan, kesenian tari dero kebanyakan dilaksanakan di ruangan terbuka atau di lapangan karena kesenian tari dero ini dalam pelaksanaanya akan menampung banyak orang, baik pria, wanita, tua, muda menjadi satu untuk bisa bersama-sama mengikuti kesenian tari dero, sehingga sulit dilakukan ditempat-tempat tertutup atau diruangan.

Berdasarkan observasi di setiap desa atau kelurahan, yang menjadi tempat penelitian pelaksanaan kegiataan kesenian taridero, kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 20.00-12.30 WITA. Pelaksanaanya dilakukan pada malam hari tepatnya pada pukul 20.00 WITA karena masyarakat sekitar wajib saling menghargai untuk umat muslim yang akan menjalankan sholat 5 waktu dan alasan kegiatan ini dilaksanakan pada malam hari selain merupakan kegiatan hiburan malam, kesenian tari dero wajib dilaksanakan setelah acara telah selesai semuanya. Sehingga, kegiatan kesenian tari dero merupakan bentuk syukuran karena keseluruhan acara tersebut sudah selesai. Berakhirnya pelaksanaan kegiatan kesenian tari

deropada pukul 12.30 WITA merupakan ketentuan yang berlaku dan ditetapkan oleh aparat keamanan yang bertanggung jawab pada saat keramaian tersebut untuk menghentikan semua kegiatan hiburan apapun pada pukul 12.30 WITA karena alasan keamanan yang berlaku di desa atau kelurahan masing-masing.


(8)

b. Hasil Prestasi belajar siswa

Hasil belajar adalah kumpulan hasil prestasi berupa nilai siswa setelah melakukan pembelajaran geografi. Maka dalam penelitian berdasarkan observasi dan wawancara guru mata pelajaran Geografi yang diperoleh pada ujian semester dengan standar ketuntasan kompetensi pembelajaran 75, Tahun pelajaran 2013/2014. Frekuensi prestasi belajar siswa yang menjadi sampel penelitian secara lengkap tercantum pada tabel 1.3.

Tabel 1.3 Frekuensi Prestasi belajar kelas XI IPS I

No. Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 50 2 15,38

2 60 3 23,08

3 65 3 23,08

4 70 2 15,38

5 75 3 23,08

Jumlah 13 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa, skor nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan yang terendah adalah 50. Kriteria Ketuntasan Minium (KKM) mata pelajaran geografi Kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Poso Kota adalah 75. Dengan demikian diketahui bahwa hanya 3 orang yang tuntas dalam mata pelajaran geografi dan siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran geografi ini ada 10 orang.

Tabel 1.4 Frekuensi Prestasi belajar kelas XI IPS II

No. Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 65 3 25

2 70 2 17

3 73 2 17

4 75 5 42

Jumlah 12 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa, skor nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan yang terendah adalah 65. Kriteria Ketuntasan Minium (KKM) mata pelajaran geografi Kelas XI IPS II SMA Negeri 2 Poso Kota adalah 75. Dengan demikian diketahui bahwa hanya 5 orang yang tuntas dalam mata pelajaran geografi dan siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran geografi ini ada 7 orang.

Tabel 1.5 Frekuensi Prestasi belajar kelas XI IPS III

No. Nilai Frekuensi Persentase (%)


(9)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

2 68 2 16,7

3 71 3 25

4 75 3 25

5 78 3 25

Jumlah 12 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa, skor nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 78 dan yang terendah adalah 55. Kriteria Ketuntasan Minium (KKM) mata pelajaran geografi Kelas XI IPS III SMA Negeri 2 Poso Kota adalah 75. Dengan demikian diketahui bahwa ada 6 orang yang tuntas dalam mata pelajaran geografi dan siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran geografi ini ada 6 orang.

Tabel 1.6 Frekuensi Prestasi belajar siswa per kelas

No. Nilai

Frekuensi Prestasi Belajar Siswa per

Kelas Persentase

(%) XI IPS I XI IPS II XI IPS III

1 50 2 - - 5,4

2 55 - - 1 2,70

3 60 3 - - 8,11

4 65 3 3 - 16,22

5 68 - - 2 5,4

6 70 2 2 - 10,81

7 71 - - 3 8,11

8 73 - 2 - 5,41

9 75 3 5 3 29,73

10 78 - - 3 8,11

Jumlah 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.6 menunjukan bahwa Frekuensi prestasi belajar siswa per kelas dengan standar ketuntasan minimum 75 sudah ada yang bisa mencapainya. Bahkan ada siswa yang lebih dari standar ketuntasan tersebut. Hanya saja ada siswa yang memang belum tuntas dengan mata pelajaran Geografi. Berdasarkan tabel 4.18 siswa yang tuntas ada 14 orang dan siswa yang belum tuntas ada 23 orang.

Secara singkat berikut table 1.7 Frekuensi keseluruhan kelas dalam prestasi belajar pada mata pelajaran geografi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.7 Frekuensi keseluruhan kelas dalam Prestasi belajar

No. Kelas Ketuntasan

Minimum Frekuensi

Presentase (%)

1 XI IPS I 75 3 21


(10)

3 XI IPS III 75 6 43

Jumlah 14 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.7 dapat disimpulkan bahwa kelas yang tinggi prestasinya adalah kelas XI IPS III dimana kelas ini memiliki 6 orang siswa yang tuntas atau sama dengan 43% sedangkan, tertinggi kedua yaitu kelas XI IPS II ada 5 orang yang tuntas atau sama dengan 36% dan IPS I merupakan kelas yang terendah prestasi belajar geografinya. Hanya 3 siswa yang tuntas dalam pembelajaranya atau dalam persentase sama dengan 21%.

2) Frekuensi Keikutsertaan Siswa SMA Negeri 2 Poso Kelas XI IPS dalam Kesenian TariDero.

Frekuensi keikutsertaan siswa dalam kesenian taridero pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota sangat berdampak pada aktifitas proses belajar mengajar yang ada. Sehingga, prestasi belajar yang diharapkan melalui tuntutan standar kompetensi begitu jauh dari harapan. Seperti yang diketahui menurut santoso (1995:112) frekuensi adalah “suatu kejadian yang berkelanjutan, jumlah kejadian yang berulang”, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:370) menjelaskan keikutsertaan ialah perihal ikut serta, tindakan ikut serta. Jadi frekuensi keikutsertaan adalah suatu kejadian yang berulang-ulang dan disertai dengan adanya tindakan seseorang itu sendiri untuk turut ikut serta dalam suatu kegiatan. Pada penelitian ini fokus penelitian yaitu melihat frekuensi keikutsertaan siswa dalam kesenian tari dero terhadap prestasi belajar siswa. Jika dilihat berdasarkan observasi dan wawancara yang ada, frekuensi kegiatan kesenian tari dero di desa atau kelurahan yang menjadi tempat lokasi penelitian, memang bisa dikatakan suatu kejadian yang berkelanjutan dalam hal proses kegiatannya tersebut, karena kejadian kegiatan kesenian tari dero ini berulang-ulang terus menerus dan berkelanjutan. Hasil penelitan menunjukan kegiatan kesenian tari dero yang kegiatanya terjadi berulang-ulang frekuensi keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari deromenunjukan siswa di kelas XI IPS I yang paling banyak dan paling sering mengikuti kegiatan kesenian tari dero. Jika dibandingkan dengan kelas XI IPS II dan XI IPS III frekuensi keikutsertaan siswa di kelas XI IPS II 31,9% dan kelas XI IPS III 31,6%. Sedangkan Frekuensi siswa XI IPS I mencapai 164 hari atau sama dengan 36,5% rata-rata dalam 3 bulan masa penelitian. Kegiatan ini sering diikuti karena siswa dengan mudah bisa menjangkaunya terdapat dilokasi yang begitu strategis yaitu di desa Lembomawo, jarak tempuh yang dapat di akses dengan kendaraan apa saja melalui darat dengan mudah bisa didapatkan. Selain itu desa ini bisa dijangkau melalui sungai yang memiliki Jembatan Gantung yang dapat menghubungkan


(11)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

beberapa desa dengan Desa Lembomawo ini. Sehingga untuk kegiatan tari deroyang sering berlangsung di Desa Lembomawo tidak sedikit orang termasuk siswa yang datang mengikutinya.

Kegiatan Kesenian tari dero pada kenyataanya adalah tarian rakyat yang merupakan tarian massal. Semua orang dari berbagai kalangan, jenis kelamin, tua muda berkemungkinan mengambil bagian dalam tarian dero, tergantung pada keputusan apakah orang tersebut mau atau tidak. Kenyataannya dalam pelaksanaan tarideroumum diberbagai tempat dan diberbagai event, kecenderungan umum yang nampak adalah bahwa hamper semua orang yang telah datang megunjungi tempat pelaksanaan tari dero umum, pasti akan ikut ambil bagian dalam tari dero tersebut. Jarang atau hanya sedikit saja yang datang sebagai pengunjung, penonton yang menikmatiderodengan berdiri di luar lingkaran tempat berlangsungnya tarian dero. Hal ini mengindikasikan bahwa tari derodalam pelaksanaanya menjadi wadah sosial, dimana semua orang yang datang ketempat pelaksanaan tari deroitu memiliki kesempatan membangun interaksi sosial yang terbuka. Fleksibel, spontanitas, jujur dan tulus. Ketika seseorang mau ikut dalam tarian dero, ia hanya perlu pamit dengan sopan sambil menyentuh dua tangan peserta tari dero yang sedang berpeggangan tangan satu sama lain, kemudian dengan tanpa basabasi, tanpa ada pertanyaan mengenai maksud atau identitas, kedua tangan yang berpeggangan, entah pria dengan pria, wanita dengan wanita maupun wanita dengan pria, akan dengan spontan terlepas dan seseorang yang pamit itu segera masuk dero diantara keduanya. Demikian juga pertemuan yang terjadi antara anggota masyarakat lokal dalam pelaksanaan deroumum, dapat menjadi wadah mencairnya ketegangan-ketegangan sosial yang mungkin pernah terjadi sebelumnya. Ini berarti bahwa tarian dero umum pun, dapat menjadi wahana efektif membangun rekonsiliasi dalam kehidupan masyarakat lebih luas.

a. Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi

Frekuensi Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi berdasarkan Hasil penelitian, jika dipandang dari sisi pendidikan ketika siswa berfrekuensi ikut serta dalam kegiatan kesenian tari dero pasti akan berdampak negatif bagi siswa itu sendiri. Sehingga, ketika melihat kegiatan proses pembelajaran terhadap siswa yang berfrekuensi mengikuti kegiatan kesenian tari dero sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan pandangan teori belajar dapat didefinisikan sebagai “Suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti adanya perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-perubahan aspek lainnya pada individu


(12)

belajar”. (Nana Sudjana, 2008:17). Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi di lapangan malah sebaliknya. Banyak siswa tidak memanfaatkan kegiatan kesenian tari dero dengan baik. Banyak diantara mereka yang sering pergi di kegiatan tersebut hingga larut malam. Sehingga tidak memperhatikan kondisi mereka sebagai siswa. Dalam nilai rata-rata prestasi siswa kelas XI IPS I yang tuntas pada mata pelajaran geografi hanya 3 siswa saja. Jika dilihat dari sisi keikutsertaan para siswa yang menjadi sampel mereka memang sering mengikuti kegiatan kesenian tari dero karena kondisi tempat tinggal memang banyak yang tinggal di desa Lembomawo namun ada juga yang tidak. Tetapi tidak menutup kemungkinan yang jauh sekalipun akan tetap mengikuti kegiatan kesenian tariderotersebut karena memang jarak bukan penghalang bagi mereka asal masih bisa dijangkau sehingga keikutsertaan mereka dapat mempengaruhi mereka terhadap prestasi belajar yang berdampak pada ketuntasan minimum. Untuk siswa kelas XI IPS II ada 5 siswa yang tuntas dan IPS III ada 6 siswa yang tuntas di kelas XI IPS II dan III frekuensi keikutsetaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero memang kurang siswa yang mengikutinya. Sehingga prestasi belajar siswa lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang sering mengikuti kegiatan kesenian taridero.

Hasil penelitian menunjukan proses belajar tidak sepenuhnya didapatkan pada diri individu yang merupakan sampel dalam penelitian dilihat dari Perubahan dalam pengetahuan sikap, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-perubahan lainya. senada dengan apa yang dimaksud dari pencapaian prestasi belajar menurut Wingkel mengemukakan bahwa”prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”,Sehingga ketika melihat kondisi dilapangan memang benar bahwa kegiatan kesenian tari derobisa berdampak negatif terhadap prestasi belajar siswa. Dalam hal ini ketika siswa tidak bisa mengatur waktu dengan baik terhadap apa yang harus ia kerjakan misalnya membagi waktu antara belajar dengan kegiatan lainya. Dapat dipastikan prestasi belajar yang didapatkan tidak sesuai standar kompetensi ketuntasan pembelajaran dan dinyatakan siswa tidak berhasil dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena prestasi belajar sangat kurang dari harapan.

Berdasarkan masalah ini disiplin dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Kenyataannya unsur pengawasan yang sering jadi titik lemah orang tua yang jarang memperhatikan anaknya dan sibuk dengan pekerjaan sehari-hari dapat berdampak buruk terhadap siswa itu sendiri. Sehingga, Siswa yang masih dalam proses pendidikan wajib sekolah harus dibatasi dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan proses pembelajaran. Peran orang tua tidak bisa diabaikan. Sikap orang tua memberi batasan terhadap


(13)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero akan mempengaruhi perilaku siswa yang sudah menjadi kebiasaan. Sehingga, memberi batasan akan mengajarkan pada siswa bahwa mereka harus menghargai waktu dan pendidikan, serta menjaga keseimbangan kebutuhan mereka. Tujuan lainnya agar siswa menjadikan kegiatan kesenian tari derohanya sebagai pengisi waktu luang, bukan kebiasaan.

Hasil penelitan menunjukan adanya kegiatan kesenian tari dero di masyarakat Pamona khususnya di kabupaten Poso bukan semata-mata faktor yang merugikan bagi masyarakat setempat apalagi faktor utama dalam kegagalan siswa mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Semua itu tergantung dari orang tua pribadi masing-masing yang menjalankanya dan memaknai apa sebenarnya arti dari kesenian tariderotersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan

1. Hasil penelitian Frekuensi keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero

menunjukan siswa di kelas XI IPS I yang paling banyak dan paling sering mengikuti kegiatan kesenian tari dero. Jika dibandingkan dengan kelas XI IPS II dan XI IPS III frekuensi keikutsertaan siswa di kelas XI IPS II 31.9% dan kelas XI IPS III 31.6%. Sedangkan Frekuensi siswa XI IPS I mencapai 164 hari atau sama dengan 36.5% rata-rata dalam 3 bulan masa penelitian.

2. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi tahun ajaran 2013/2014 kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota menunjukan Frekuensi kegiatan kesenian tari dero

mempengaruhi Proses belajar mengajar sehingga berdampak terhadap prestasi siswa yang rata-rata banyak yang belum tuntas pada mata pelajaran geografi. IPS I hanya ada 3 siswa yang tuntas atau dalam persentase 21%, IPS II ada 5 siswa yang tuntas atau 36% dan IPS III ada 6 siswa yang tuntas atau sama dengan 43%.

2) Saran

1. Saran untuk SMA Negeri 2 Poso Kota pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru-guru SMA negeri 2 Poso Kota, memasukan tata tertib

agar siswa tidak mengikuti kesenian tari dero hingga larut malam, lebih memperhatikan kondisi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, banyak memberikan nasihat dan arahan supaya siswa lebih mementingkan belajar dari pada kegiatan kesenian tari dero

yang terlalu berlebihan, selanjutnya memotifasi siswa untuk menghargai waktu dan pendidikan, serta menjaga keseimbangan kebutuhan mereka.


(14)

1) Penelitian ini memberikan informasi bahwa kegiatan kesenian tari dero yang diikuti terus menerus tanpa membatasi waktu, sangat berdampak negative kepada aktifitas belajar mengajar di kelas sehingga prestasi belajar yang diharapkan tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Poso Kota. Hal ini menunjukan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor eksteren yang didasari oleh kegiatan kesenian tari dero yang dilaksanakan hingga larut malam. Jadi penelitian selanjutnya yang mengambil tempat dan lokasi yang sama disarankan untuk meneliti tentang pengaruh kegiatan kesenian tari dero terhadap prestasi belajar yang dilakukan dengan memiliki batas waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Research and Development. Bandung: Alfabeta.

Tika, Pabundu. 2005.Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Husaini, dkk. 2003.Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno S. 1998. Dasar dan teknik research pengantar metodologi ilmiah. Bandung: PT. Tarsito

http://nurudinsiraj.blogspot.com/2011/07/beberapa-teori-prestasi-belajar-dan.html diakses30 april 2013pukul 13.53 wita

http://pengertianpendidikan.com/pengertian-arti-definisi-frekuensi di akses 30 juli 2013 pukul 10:57 wita)


(1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

2 68 2 16,7

3 71 3 25

4 75 3 25

5 78 3 25

Jumlah 12 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa, skor nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 78 dan yang terendah adalah 55. Kriteria Ketuntasan Minium (KKM) mata pelajaran geografi Kelas XI IPS III SMA Negeri 2 Poso Kota adalah 75. Dengan demikian diketahui bahwa ada 6 orang yang tuntas dalam mata pelajaran geografi dan siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran geografi ini ada 6 orang.

Tabel 1.6 Frekuensi Prestasi belajar siswa per kelas

No. Nilai

Frekuensi Prestasi Belajar Siswa per

Kelas Persentase

(%) XI IPS I XI IPS II XI IPS III

1 50 2 - - 5,4

2 55 - - 1 2,70

3 60 3 - - 8,11

4 65 3 3 - 16,22

5 68 - - 2 5,4

6 70 2 2 - 10,81

7 71 - - 3 8,11

8 73 - 2 - 5,41

9 75 3 5 3 29,73

10 78 - - 3 8,11

Jumlah 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.6 menunjukan bahwa Frekuensi prestasi belajar siswa per kelas dengan standar ketuntasan minimum 75 sudah ada yang bisa mencapainya. Bahkan ada siswa yang lebih dari standar ketuntasan tersebut. Hanya saja ada siswa yang memang belum tuntas dengan mata pelajaran Geografi. Berdasarkan tabel 4.18 siswa yang tuntas ada 14 orang dan siswa yang belum tuntas ada 23 orang.

Secara singkat berikut table 1.7 Frekuensi keseluruhan kelas dalam prestasi belajar pada mata pelajaran geografi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.7 Frekuensi keseluruhan kelas dalam Prestasi belajar

No. Kelas Ketuntasan

Minimum Frekuensi

Presentase (%)

1 XI IPS I 75 3 21


(2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

3 XI IPS III 75 6 43

Jumlah 14 100

Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Poso, 2013

Tabel 1.7 dapat disimpulkan bahwa kelas yang tinggi prestasinya adalah kelas XI IPS III dimana kelas ini memiliki 6 orang siswa yang tuntas atau sama dengan 43% sedangkan, tertinggi kedua yaitu kelas XI IPS II ada 5 orang yang tuntas atau sama dengan 36% dan IPS I merupakan kelas yang terendah prestasi belajar geografinya. Hanya 3 siswa yang tuntas dalam pembelajaranya atau dalam persentase sama dengan 21%.

2) Frekuensi Keikutsertaan Siswa SMA Negeri 2 Poso Kelas XI IPS dalam Kesenian TariDero.

Frekuensi keikutsertaan siswa dalam kesenian taridero pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota sangat berdampak pada aktifitas proses belajar mengajar yang ada. Sehingga, prestasi belajar yang diharapkan melalui tuntutan standar kompetensi begitu jauh dari harapan. Seperti yang diketahui menurut santoso (1995:112) frekuensi adalah “suatu kejadian yang berkelanjutan, jumlah kejadian yang berulang”, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:370) menjelaskan keikutsertaan ialah perihal ikut serta, tindakan ikut serta. Jadi frekuensi keikutsertaan adalah suatu kejadian yang berulang-ulang dan disertai dengan adanya tindakan seseorang itu sendiri untuk turut ikut serta dalam suatu kegiatan. Pada penelitian ini fokus penelitian yaitu melihat frekuensi keikutsertaan siswa dalam kesenian tari dero terhadap prestasi belajar siswa. Jika dilihat berdasarkan observasi dan wawancara yang ada, frekuensi kegiatan kesenian tari dero di desa atau kelurahan yang menjadi tempat lokasi penelitian, memang bisa dikatakan suatu kejadian yang berkelanjutan dalam hal proses kegiatannya tersebut, karena kejadian kegiatan kesenian tari dero ini berulang-ulang terus menerus dan berkelanjutan. Hasil penelitan menunjukan kegiatan kesenian tari dero yang kegiatanya terjadi berulang-ulang frekuensi keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari deromenunjukan siswa di kelas XI IPS I yang paling banyak dan paling sering mengikuti kegiatan kesenian tari dero. Jika dibandingkan dengan kelas XI IPS II dan XI IPS III frekuensi keikutsertaan siswa di kelas XI IPS II 31,9% dan kelas XI IPS III 31,6%. Sedangkan Frekuensi siswa XI IPS I mencapai 164 hari atau sama dengan 36,5% rata-rata dalam 3 bulan masa penelitian. Kegiatan ini sering diikuti karena siswa dengan mudah bisa menjangkaunya terdapat dilokasi yang begitu strategis yaitu di desa Lembomawo, jarak tempuh yang dapat di akses dengan kendaraan apa saja melalui darat dengan mudah bisa didapatkan. Selain itu desa ini bisa dijangkau melalui sungai yang memiliki Jembatan Gantung yang dapat menghubungkan


(3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

beberapa desa dengan Desa Lembomawo ini. Sehingga untuk kegiatan tari deroyang sering berlangsung di Desa Lembomawo tidak sedikit orang termasuk siswa yang datang mengikutinya.

Kegiatan Kesenian tari dero pada kenyataanya adalah tarian rakyat yang merupakan tarian massal. Semua orang dari berbagai kalangan, jenis kelamin, tua muda berkemungkinan mengambil bagian dalam tarian dero, tergantung pada keputusan apakah orang tersebut mau atau tidak. Kenyataannya dalam pelaksanaan tarideroumum diberbagai tempat dan diberbagai event, kecenderungan umum yang nampak adalah bahwa hamper semua orang yang telah datang megunjungi tempat pelaksanaan tari dero umum, pasti akan ikut ambil bagian dalam tari dero tersebut. Jarang atau hanya sedikit saja yang datang sebagai pengunjung, penonton yang menikmatiderodengan berdiri di luar lingkaran tempat berlangsungnya tarian dero. Hal ini mengindikasikan bahwa tari derodalam pelaksanaanya menjadi wadah sosial, dimana semua orang yang datang ketempat pelaksanaan tari deroitu memiliki kesempatan membangun interaksi sosial yang terbuka. Fleksibel, spontanitas, jujur dan tulus. Ketika seseorang mau ikut dalam tarian dero, ia hanya perlu pamit dengan sopan sambil menyentuh dua tangan peserta tari dero yang sedang berpeggangan tangan satu sama lain, kemudian dengan tanpa basabasi, tanpa ada pertanyaan mengenai maksud atau identitas, kedua tangan yang berpeggangan, entah pria dengan pria, wanita dengan wanita maupun wanita dengan pria, akan dengan spontan terlepas dan seseorang yang pamit itu segera masuk dero diantara keduanya. Demikian juga pertemuan yang terjadi antara anggota masyarakat lokal dalam pelaksanaan deroumum, dapat menjadi wadah mencairnya ketegangan-ketegangan sosial yang mungkin pernah terjadi sebelumnya. Ini berarti bahwa tarian dero umum pun, dapat menjadi wahana efektif membangun rekonsiliasi dalam kehidupan masyarakat lebih luas.

a. Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi

Frekuensi Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi berdasarkan Hasil penelitian, jika dipandang dari sisi pendidikan ketika siswa berfrekuensi ikut serta dalam kegiatan kesenian tari dero pasti akan berdampak negatif bagi siswa itu sendiri. Sehingga, ketika melihat kegiatan proses pembelajaran terhadap siswa yang berfrekuensi mengikuti kegiatan kesenian tari dero sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan pandangan teori belajar dapat didefinisikan sebagai “Suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti adanya perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-perubahan aspek lainnya pada individu


(4)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

belajar”. (Nana Sudjana, 2008:17). Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi di lapangan malah sebaliknya. Banyak siswa tidak memanfaatkan kegiatan kesenian tari dero dengan baik. Banyak diantara mereka yang sering pergi di kegiatan tersebut hingga larut malam. Sehingga tidak memperhatikan kondisi mereka sebagai siswa. Dalam nilai rata-rata prestasi siswa kelas XI IPS I yang tuntas pada mata pelajaran geografi hanya 3 siswa saja. Jika dilihat dari sisi keikutsertaan para siswa yang menjadi sampel mereka memang sering mengikuti kegiatan kesenian tari dero karena kondisi tempat tinggal memang banyak yang tinggal di desa Lembomawo namun ada juga yang tidak. Tetapi tidak menutup kemungkinan yang jauh sekalipun akan tetap mengikuti kegiatan kesenian tariderotersebut karena memang jarak bukan penghalang bagi mereka asal masih bisa dijangkau sehingga keikutsertaan mereka dapat mempengaruhi mereka terhadap prestasi belajar yang berdampak pada ketuntasan minimum. Untuk siswa kelas XI IPS II ada 5 siswa yang tuntas dan IPS III ada 6 siswa yang tuntas di kelas XI IPS II dan III frekuensi keikutsetaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero memang kurang siswa yang mengikutinya. Sehingga prestasi belajar siswa lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang sering mengikuti kegiatan kesenian taridero.

Hasil penelitian menunjukan proses belajar tidak sepenuhnya didapatkan pada diri individu yang merupakan sampel dalam penelitian dilihat dari Perubahan dalam pengetahuan sikap, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-perubahan lainya. senada dengan apa yang dimaksud dari pencapaian prestasi belajar menurut Wingkel mengemukakan bahwa”prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”,Sehingga ketika melihat kondisi dilapangan memang benar bahwa kegiatan kesenian tari derobisa berdampak negatif terhadap prestasi belajar siswa. Dalam hal ini ketika siswa tidak bisa mengatur waktu dengan baik terhadap apa yang harus ia kerjakan misalnya membagi waktu antara belajar dengan kegiatan lainya. Dapat dipastikan prestasi belajar yang didapatkan tidak sesuai standar kompetensi ketuntasan pembelajaran dan dinyatakan siswa tidak berhasil dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena prestasi belajar sangat kurang dari harapan.

Berdasarkan masalah ini disiplin dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Kenyataannya unsur pengawasan yang sering jadi titik lemah orang tua yang jarang memperhatikan anaknya dan sibuk dengan pekerjaan sehari-hari dapat berdampak buruk terhadap siswa itu sendiri. Sehingga, Siswa yang masih dalam proses pendidikan wajib sekolah harus dibatasi dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan proses pembelajaran. Peran orang tua tidak bisa diabaikan. Sikap orang tua memberi batasan terhadap


(5)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero akan mempengaruhi perilaku siswa yang sudah menjadi kebiasaan. Sehingga, memberi batasan akan mengajarkan pada siswa bahwa mereka harus menghargai waktu dan pendidikan, serta menjaga keseimbangan kebutuhan mereka. Tujuan lainnya agar siswa menjadikan kegiatan kesenian tari derohanya sebagai pengisi waktu luang, bukan kebiasaan.

Hasil penelitan menunjukan adanya kegiatan kesenian tari dero di masyarakat Pamona khususnya di kabupaten Poso bukan semata-mata faktor yang merugikan bagi masyarakat setempat apalagi faktor utama dalam kegagalan siswa mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Semua itu tergantung dari orang tua pribadi masing-masing yang menjalankanya dan memaknai apa sebenarnya arti dari kesenian tariderotersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan

1. Hasil penelitian Frekuensi keikutsertaan siswa dalam kegiatan kesenian tari dero menunjukan siswa di kelas XI IPS I yang paling banyak dan paling sering mengikuti kegiatan kesenian tari dero. Jika dibandingkan dengan kelas XI IPS II dan XI IPS III frekuensi keikutsertaan siswa di kelas XI IPS II 31.9% dan kelas XI IPS III 31.6%. Sedangkan Frekuensi siswa XI IPS I mencapai 164 hari atau sama dengan 36.5% rata-rata dalam 3 bulan masa penelitian.

2. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi tahun ajaran 2013/2014 kelas XI IPS SMA Negeri 2 Poso Kota menunjukan Frekuensi kegiatan kesenian tari dero mempengaruhi Proses belajar mengajar sehingga berdampak terhadap prestasi siswa yang rata-rata banyak yang belum tuntas pada mata pelajaran geografi. IPS I hanya ada 3 siswa yang tuntas atau dalam persentase 21%, IPS II ada 5 siswa yang tuntas atau 36% dan IPS III ada 6 siswa yang tuntas atau sama dengan 43%.

2) Saran

1. Saran untuk SMA Negeri 2 Poso Kota pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru-guru SMA negeri 2 Poso Kota, memasukan tata tertib

agar siswa tidak mengikuti kesenian tari dero hingga larut malam, lebih memperhatikan kondisi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, banyak memberikan nasihat dan arahan supaya siswa lebih mementingkan belajar dari pada kegiatan kesenian tari dero yang terlalu berlebihan, selanjutnya memotifasi siswa untuk menghargai waktu dan pendidikan, serta menjaga keseimbangan kebutuhan mereka.


(6)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

1) Penelitian ini memberikan informasi bahwa kegiatan kesenian tari dero yang diikuti terus menerus tanpa membatasi waktu, sangat berdampak negative kepada aktifitas belajar mengajar di kelas sehingga prestasi belajar yang diharapkan tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Poso Kota. Hal ini menunjukan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor eksteren yang didasari oleh kegiatan kesenian tari dero yang dilaksanakan hingga larut malam. Jadi penelitian selanjutnya yang mengambil tempat dan lokasi yang sama disarankan untuk meneliti tentang pengaruh kegiatan kesenian tari dero terhadap prestasi belajar yang dilakukan dengan memiliki batas waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Research and Development. Bandung: Alfabeta.

Tika, Pabundu. 2005.Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Husaini, dkk. 2003.Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno S. 1998. Dasar dan teknik research pengantar metodologi ilmiah. Bandung: PT. Tarsito

http://nurudinsiraj.blogspot.com/2011/07/beberapa-teori-prestasi-belajar-dan.html diakses30 april 2013pukul 13.53 wita

http://pengertianpendidikan.com/pengertian-arti-definisi-frekuensi di akses 30 juli 2013 pukul 10:57 wita)


Dokumen yang terkait

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 2 KISARAN T.A 2015/2016.

0 2 23

PENGARUH POLA BELAJAR DAN FREKUENSI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI JUMAPOLO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Pengaruh Pola Belajar Dan Frekuensi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Jumapolo Pada Mat

0 1 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pola Belajar Dan Frekuensi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Jumapolo Pada Mata Pelajaran Biologi.

0 8 5

PENGARUH POLA BELAJAR DAN FREKUENSI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI JUMAPOLO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Pengaruh Pola Belajar Dan Frekuensi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Jumapolo Pada Mat

0 2 12

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 5 CIMAHI.

0 2 39

Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Marawola | Hasanah | GeoTadulako 2609 7836 1 PB

0 0 13

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI | Taufik | GeoTadulako 3258 10104 1 PB

0 0 14

Tanggapan Siswa Tentang Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 7 Sigi | Jafar | GeoTadulako 5788 19157 1 PB

0 0 17

HUBUNGAN ANTAR FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 9 PALU | Ardasir | GeoTadulako 8989 29491 1 SM

0 0 21