Skripsi Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif Keterampilan\BAB I

(1)

A. Latar Belakang

Pengajaran keterampilan bahasa dan sastra Indonesia mencakupi keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu berkait satu dengan yang lain. Di antara keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif.

Suyatno (2004:6) menyatakan bahwa posisi bahasa Indonesia berada dalam dua tugas. Tugas pertama adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Tugas kedua adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Sebagai bahasa negara berarti bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib, cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian. Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak hanya mempelajari bahasa yang resmi, bahasa yang sesuai dengan tata bahasa dan kaidah-kaidah penggunaannya saja tetapi juga mempelajari bahasa dalam bentuk yang tidak resmi seperti dalam bahasa sastra.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus diajarkan pada siswa. Keterampilan menulis mempunyai peranan


(2)

yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan menulis merupakan syarat untuk berkecimpung dalam berbagai macam bidang atau kegiatan. Hal ini mengandung pengertian betapa pentingnya keterampilan dan kemampuan menulis dalam kehidupan sehari-hari.

Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) oleh pemerintah menghendaki (1) peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; (2) guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar; (3) guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan siswanya; (4) orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah; (5) sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia; (6) daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional (Depdiknas, 2005:1).

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia aspek bersastra SMA kelas X untuk subaspek menulis menyebutkan bahwa siswa harus mampu mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen (Depdiknas, 2005:4). Untuk mencapai standar kompetensi di atas proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bukan sekadar


(3)

pengajaran mengenai teori-teori sastra. Di samping memperoleh pengetahuan tentang teori-teorinya siswa pun dituntut untuk dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaannya melalui sebuah karya sastra yang berupa cerpen.

Tulisan imajinatif yang merupakan tulisan kreatif, dalam hal ini dapat berupa cerpen, cerpen, novelet, dan novel. Dalam kajian ini dipilih cerpen sebagai objek penelitian. Pemilihan cerpen karena cerpen tidak memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya karena bentuknya yang lebih pendek daripada novel, begitu pun untuk membacanya, sehingga cerpen sering disebut bacaan yang dapat dibaca sekali duduk. Bahasa yang digunakan dalam cerpen pun menggunakan bahasa yang sederhana, lebih sederhana jika dibandingkan dengan bahasa dalam cerpen yang mempunyai arti lebih kompleks, serta berupa pemadatan kata yang di dalamnya menceritakan gagasan, perasaan ataupun pengalaman penulisnya.

Keterampilan menulis cerpen bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian atau penjelasan semata-mata. Siswa tidak akan memperoleh keterampilan menulis hanya dengan duduk, mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat penjelasan guru. Keterampilan menulis cerpen dapat ditingkatkan dengan melakukan kegiatan menulis cerpen secara terus-menerus sehingga akan mempengaruhi hasil dan prestasi siswa dalam menulis cerpen. Hasil dan prestasi dapat meningkat apabila ada perubahan sikap dan tingkah laku siswa baik pada aspek pengetahuan, keterampilan maupun psikomotor.


(4)

Tidak sedikit siswa yang mengalami hambatan dalam mengembangkan keterampilan menulis cerpen. Hal ini juga dialami siswa kelas X MA Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan, hambatan-hambatan tersebut yaitu daya imajinasi siswa masih kurang, diksi yang digunakan dalam menulis cerpen kurang bervariasi, kesulitan menentukan tema, dan kurang dapat mengembangkan ide. Proses belajar mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah-sekolah umumnya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata-mata sehingga keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis kurang dapat perhatian. Ide, gagasan, pikiran, dan perasaan mereka berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya dalam bentuk karya sastra.

Keterampilan menulis cerpen yang diajarkan di sekolah-sekolah selama ini menggunakan metode konvensional. Peran guru amat dominan dalam proses pembelajaran. Siswa kurang aktif dan sering kali metode ini menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga karya yang dihasilkan siswa kurang maksimal. Cerpen yang dibuatnya kurang menarik karena bahasa yang digunakan monoton, dan pengembangan ide atau gagasan kurang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian isi cerpen dengan tema, pengembangan topik, dan diksi yang belum mendapat perhatian dari siswa.

Guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan materi yang akan dibahas dengan metode dan media yang tepat dan menarik. Hal tersebut akan berdampak pada keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Keprofesionalan seorang guru dituntut demi lancarnya proses belajar mengajar. Ada tiga persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar menjadi guru yang baik, yaitu menguasai (1) bahan ajar (2) keterampilan


(5)

pembelajaran, dan (3) evaluasi pembelajaran. Dalam penguasaan keterampilan pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Keterampilan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih, keterampilan menulis akan meningkat. Begitu juga dengan keterampilan menulis cerpen, untuk dapat menulisnya diperlukan usaha yang keras dan latihan terbimbing secara terus-menerus untuk menghasilkan cerpen yang baik. Peran guru sebagai motivator, fasilitator, sekaligus inspirator bagi siswa sangat diperlukan dalam hal ini yaitu memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam menulis kreatif cerpen.

Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Pendekatan konstruktivisme merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut (Margaretha dan Dede, 2008:27) "Model belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal sebagai tolak ukur dalam belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstruktivis adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan dari luar sekolah bukan dari bangku sekolah".

Model konstruktivis ini lebih menekankan pada penerapan konsep (learning By Doing), maksudnya adalah siswa belajar sesuatu melalui kegiatan


(6)

manual. Dengan demikian model konstruktivisme ini lebih menekankan pada bagaimana siswa belajar melalui interaksi sosial, dan pada model ini anak menemukan konsep melalui penyelidikan, pengumpulan data, penginterprestasian data melalui suatu kegiatan yang dirancang oleh guru. Dan dalam model pembelajaran konstruktivisme ini siswa dapat mencari pengetahuan sendiri melalui suatu kegiatan pembelajaran seperti pengamatan, percobaan, diskusi, tanya jawab, membaca buku, bahkan surfing di internet.

Guru harus dapat mengembangkannya dengan menguasai pendekatan, metode dan model pembelajaran yang sesuai. Agar dapat mendukung siswa dalam mengemukakan ide-ide, menumbuhkan rasa percaya diri Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills) lebih luas dari sekedar keterampilan manual.

Dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran pendekatan Konstruktivisme di MA Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan dalam pembelajaran menulis cerpen ini dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif dengan Pendekatan Konstruktivisme Siswa Kelas X MA. Al-Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan”.

B. Permasalahan

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?


(7)

2. Bagaimanakah respon siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?

2. Penegasan Konsep Variabel

Untuk menghindari kesalahan persepsi, perbedaan konsep , dan untuk memperjelas konsep variabel sebagai batasan oprasional penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel X (Peningkatan keterampilan menulis cerpen), dan variabel Y (Pendekatan konstruktivime).

Yang dimaksud hal kreativitas menulis cerpen, Tamsir (dalam Endraswara 2003:239) memberikan petunjuk bahwa penulis ibarat kamerawan yang membidik perjalanan panjang kehidupan manusia atau sesuatu yang dimanusiakan. Sedangkan, pendekatan Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi kita sendiri” (Paul Suparno, 2007 : 18).

3. Deskripsi Masalah

Dalam upaya peningkatkan keterampilan menulis cerpen, guru diharapkan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pendekatan ini siswa dilatih untuk menulis cerpen dari pengalaman-pengalamannya sendiri.

Untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa harus mampu menyusun kerangka penulisan yang baik. Dalam hal ini ada


(8)

beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh penulis menulis cerpen yaitu:

1. Tema dan amanat 2. Tokoh dan penokohan 3. Alur

4. Latar

5. Diksi dan gaya bahasa 6. Sudut pandang

7. Kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen

Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat dipahami bahwa pengetahuan merupakan hasil dari pengalaman pribadi.

4. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi: a. Pendekatan pembelajaran yang dipakai untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah metode pendekatan konstruktivisme.

b. Materi yang disampaikan adalah menulis cerpen yang dibatasi pada tema dan amanat, tokoh dan penokohan serta latar.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?


(9)

2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah respon siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?

3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?

D. Postulat/Asumsi

Postulat merupakan keyakinan yang mengarah kepada kepastian atau yang sudah diyakini kebenarannya.

Asumsi menurut Arikunto (1987:59) adalah suatu proses yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Sedangkan faedah dari asumsi adalah : 1) untuk memperkuat permasalahan, 2) membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data, instrumen pengumpulan data.

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa dalam mengerjakan soal-soal sesuai dengan kemampuan sendiri 2. Hasil tes yang di peroleh adalah hasil yang sebenarnya

3. Tes yang di berikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku 4. Siswa mengisi angket sesuai dengan keadaan yang sebenarnya 5. Kurikulum yang di pakai adalah KTSP.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:


(10)

1. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas belajar mengajar khususnya dalam bidang studi bahasa Indonesia

2. Bagi Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

Memberikan masukan yang dapat membantu proses belajar mengajar dengan beberapa teknik atau tips dan mengajak siswa untuk gemar menulis dengan pendekatan kontruktivisme.

3. Bagi Peliti Sebagai Calon Guru

Dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk memperluas wawasan tentang disiplin ilmu yang ditekuni serta sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

4. Bagi Universitas

Menambah koleksi referensi di lingkungan Universitas Madura pada umumnya dan FKIP pada khususnya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk melakukan penelitian berikutnya.

F. Alasan Memilih Judul 1. Alasan Subjektif

a. Lokasi penelitian letaknya terjangkau oleh peneliti

b. Permasalahan yang diteliti sesuai dengan disiplin ilmu dan dalam jangkauan peneliti.

2. Alasan Objektif

a. Sepanjang sepengetahuan peneliti, judul tersebut belum pernah diteliti oleh penulis sebelumnya.


(11)

b. Pendekatan kontruktivisme belum pernah diteliti oleh mahasiswa sebelumnya

c. Pendekatan kontruktivisme merupakan suatu pendekatan yang membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Pengertian Istilah Dalam judul

Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran dari apa yang dimaksudkan dalam judul makalah seminar ini, maka penulis perlu uraikan mengenai arti dari istilah dalam judul sebagai berikut :

1. Peningkatan adalah sebuah proses atau usaha untuk meningkatkan (KBBI,2005:1198).

2. Keterampilan adalah kecakapan, kesanggupan, kekuatan, kemampuan melakukan suatu kegiatan.

3. Menulis adalah kegiatan untuk menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Henry Guntur Tarigan, 1993: 15).

4. Kreatif adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru.

5. Pendekatan konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan kita sendiri (Paul Suparno,2007: 18).

H. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Area/ Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan.


(12)

Penelitian ini hanya difokuskan pada siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 39 siswa.

3. Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini terbatas pada pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis cerpen.

I. Sistematika Penulisan

Agar dalam penulisan skripsi lebih terperinci secara sistematika maka diperlukan suatu sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri atas : Latar belakang masalah, permasalahan yang terdiri dari rumusan masalah, penegasan konsep variabel, deskripsi masalah dan batasan masalah, tujuan penelitian, postulat dan hipotesis, manfaat penelitian, alasan pemilihan judul, pengertian istilah dalam judul, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, terdiri atas Kajian Teoritis pendekatan konstruktivisme, Kajian tentang menulis, dan Kajian tentang Cerpen.

Bab III Metode Penelitian, terdiri dari Pengertian Metode Penelitian, Desain Penelitian, Subjek Peneliitian, Proses Tindakan Siklus I, Proses Tindakan Siklus II, Instrumen Penelitian, Instrumen Non Tes, Uji Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Bab IV. Laporan Empiris, terdiri dari Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Penyajian Data.

Bab V. Analisis Data


(13)

(1)

beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh penulis menulis cerpen yaitu:

1. Tema dan amanat 2. Tokoh dan penokohan 3. Alur

4. Latar

5. Diksi dan gaya bahasa 6. Sudut pandang

7. Kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen

Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat dipahami bahwa pengetahuan merupakan hasil dari pengalaman pribadi.

4. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi: a. Pendekatan pembelajaran yang dipakai untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah metode pendekatan konstruktivisme.

b. Materi yang disampaikan adalah menulis cerpen yang dibatasi pada tema dan amanat, tokoh dan penokohan serta latar.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?


(2)

2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah respon siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?

3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan?

D. Postulat/Asumsi

Postulat merupakan keyakinan yang mengarah kepada kepastian atau yang sudah diyakini kebenarannya.

Asumsi menurut Arikunto (1987:59) adalah suatu proses yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Sedangkan faedah dari asumsi adalah : 1) untuk memperkuat permasalahan, 2) membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data, instrumen pengumpulan data.

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa dalam mengerjakan soal-soal sesuai dengan kemampuan sendiri 2. Hasil tes yang di peroleh adalah hasil yang sebenarnya

3. Tes yang di berikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku 4. Siswa mengisi angket sesuai dengan keadaan yang sebenarnya 5. Kurikulum yang di pakai adalah KTSP.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:


(3)

1. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas belajar mengajar khususnya dalam bidang studi bahasa Indonesia

2. Bagi Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

Memberikan masukan yang dapat membantu proses belajar mengajar dengan beberapa teknik atau tips dan mengajak siswa untuk gemar menulis dengan pendekatan kontruktivisme.

3. Bagi Peliti Sebagai Calon Guru

Dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk memperluas wawasan tentang disiplin ilmu yang ditekuni serta sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

4. Bagi Universitas

Menambah koleksi referensi di lingkungan Universitas Madura pada umumnya dan FKIP pada khususnya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk melakukan penelitian berikutnya.

F. Alasan Memilih Judul 1. Alasan Subjektif

a. Lokasi penelitian letaknya terjangkau oleh peneliti

b. Permasalahan yang diteliti sesuai dengan disiplin ilmu dan dalam jangkauan peneliti.

2. Alasan Objektif

a. Sepanjang sepengetahuan peneliti, judul tersebut belum pernah diteliti oleh penulis sebelumnya.


(4)

b. Pendekatan kontruktivisme belum pernah diteliti oleh mahasiswa sebelumnya

c. Pendekatan kontruktivisme merupakan suatu pendekatan yang membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Pengertian Istilah Dalam judul

Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran dari apa yang dimaksudkan dalam judul makalah seminar ini, maka penulis perlu uraikan mengenai arti dari istilah dalam judul sebagai berikut :

1. Peningkatan adalah sebuah proses atau usaha untuk meningkatkan (KBBI,2005:1198).

2. Keterampilan adalah kecakapan, kesanggupan, kekuatan, kemampuan melakukan suatu kegiatan.

3. Menulis adalah kegiatan untuk menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Henry Guntur Tarigan, 1993: 15).

4. Kreatif adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru.

5. Pendekatan konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan kita sendiri (Paul Suparno,2007: 18).

H. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Area/ Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan.


(5)

Penelitian ini hanya difokuskan pada siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 39 siswa.

3. Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini terbatas pada pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis cerpen.

I. Sistematika Penulisan

Agar dalam penulisan skripsi lebih terperinci secara sistematika maka diperlukan suatu sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri atas : Latar belakang masalah, permasalahan yang terdiri dari rumusan masalah, penegasan konsep variabel, deskripsi masalah dan batasan masalah, tujuan penelitian, postulat dan hipotesis, manfaat penelitian, alasan pemilihan judul, pengertian istilah dalam judul, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, terdiri atas Kajian Teoritis pendekatan konstruktivisme, Kajian tentang menulis, dan Kajian tentang Cerpen.

Bab III Metode Penelitian, terdiri dari Pengertian Metode Penelitian, Desain Penelitian, Subjek Peneliitian, Proses Tindakan Siklus I, Proses Tindakan Siklus II, Instrumen Penelitian, Instrumen Non Tes, Uji Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Bab IV. Laporan Empiris, terdiri dari Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Penyajian Data.

Bab V. Analisis Data


(6)