Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi'iyah Ciputat

(1)

TANGSEL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Dina Sakinah

1110013000005

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dina Sakinah

Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi/ 27 Januari 1993

Nim : 1110013000005

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat, Tangerang Dosen Pembimbing : Nuryati Djihadah, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri. Apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya, maka saya siap menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 23 September 2014

Mahasiswa Ybs.,

Dina Sakinah


(5)

i

Dina Sakinah, NIM 1110013000005. Penelitian berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar pada Peserta Didik Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan keterampilan siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat dalam menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Research).

Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan, catatan lapangan, tes, wawancara, foto dan angket siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Satu siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dilaksanakan pada 1 Maret–30 Mei 2014, yang bertempat di MTs Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi, pada siswa kelas VIII dengan jumlah 20 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap menulis deskripsi melalui media gambar. Pada saat siklus I, nilai rata-rata siswa sebesar 72,98 %, sedangkan pada saat siklus II, nilai rata-rata siswa sebesar 84,96 % (> nilai KKM 75). Peningkatan juga terjadi terhadap antusiasme dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, tanggung jawab, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.


(6)

ii

Dina Sakinah (NIM 1110013000005). Research under the tittle The Improvement of Students’ Writing Skill of Descriptive Text Through the Use of Pictures for VIII Grade MTs Nur Asy-Syafi’iyah.

This research’s goal is to find out the improvement of grade VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah students’ writing skill in descriptive texts through the use of pictures. The method uses in this research is CAR or Classroom Action Research.

The data collection technique are observation, field-note, test, interview, photo, and students’ questionnaire. The research was done in two cycle. Each cycle consists four stages, those: planning, acting, observing, and reflecting. The research was conducted from March 1st– May 30th 2014, at MTs Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, with total students are 20.

The result of the research shows that there are the improvement in students’ average score in writing a descriptive paragraph with pictures as the media. In the first cycle, the average is 72.98, and in second cycle the average is 84.96 (>Standard score 75). The improvement also can be seen from the enthusiasm and motivation in following the class, responsibility with the task given by the teacher.


(7)

iii

Segala puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala taufikdan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semogasenantiasa Allah Swt, berikan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia.

Selama penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kendala yang dialami penulis. Penulis banyak menerima saran, petunjuk, bimbingan, motivasi dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’I, MA. Ph.D., selakuDekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Didin Syafruddin,Ph. D., selaku PLT Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Nuryati Djihadah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga terselesaikan skripsi ini.

4. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah sabar membimbing dan mendengarkan keluh kesah anak-anak kelas A selama ini.

5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Moh. Husni Thamrin, S. Sos., selaku Kepala Sekolah MTs Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat, yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Yuyun Sufitri, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia MTs Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat, yang telah membantu penulis dalam mengambil data


(8)

iv

9. Siswa kelas VIII Nur Asy-Syafi’iyah Ciputat, yang telah setia menerima pembelajaran pemahaman tentang karangan deskripsi.

10.Teristimewa kepada Ayahanda Amzaini Nurman, SE dan Ibunda Deni Herlina serta kakak Hadyan Taris Akbar, MMSi dan adikku Muhammad Shiddiq. Atas kasih sayang kalian membuat penulis termotivasi untu terus optimis. Terimakasih pula atas dia, motivasi, dan materi yang tiada henti-hentinya kalian berikan selama ini.

11.Sahabat yang selalu memberi motivasi dan doa Vera Aditia Susanti, Rizal Fauzie, Wilda Istiana, Via, Meizar Fatkhul, Puguh Apria, Jayanti Puspita Dewi, Septi Riana, Edah Azijah, Sri, Mbak De (Nur), Putri, Tintin, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

12.Teman-teman seperjuanganku, PBSI angkatan 2010, terima kasih untuk semuanya, yang telah memberikan warna dalam hari-hariku atas persahabatan yang manis selama duduk di kursi S1 ini, memberikan kesan yang tidak terlupakan.

13.Keluarga di rumah keduaku (Kostan PutihAbu-Abu) tercinta: Vida, Ratih, Kak Uji, Kak Ninta, Kak Lilik,, Kak Ani, Nining, Fivi, Mila, Ujem, Nisa, Wirda, Winda dan seluruh keluarga kosyan Putih Abu-Abu. Terimakasih atas motivasi dan doanya.

Terimakasih juga kepada pihak yang tidak tersebutkan namun telah memberikan kontribusi yangberharga untuk penulis. Semoga Allah Swt membalas kebaikan kalian. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, meskipun skripsi ini masih banyak kekurangannya, Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terimakasih.

Penulis,


(9)

v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A.Hakikat Menulis ... 7

1. Pengertian Menulis ... 7

2. Tujuan Menulis ... 8

3. Manfaat Menulis ... 9

4. Prinsip Pembelajaran Pelatihan Keterampilan Menulis .. 10

B.Hakikat Karangan ... 11

1. Pengertian Karangan ... 11


(10)

vi

2. Macam-Macam Deskripsi ... 16

D.Hakikat Media Pembelajaran ... 19

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 19

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 19

3. Karakter Media Visual ... 21

E.Hasil Penelitian yang Relevan ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Subjek Penelitian ... 34

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 34

E. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 35

F. Hasil Interverensi Tindakan yang diharapkan ... 37

G. Data dan Sumber Data ... 37

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

I. Teknik Pengumpulan Data ... 39

J. Validitas dan Reliabilitas ... 40

K. Analisis Data ... 40

BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Sekolah ... 42

1. Sejarah Sekolah ... 42

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 43

3. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 44

B. Hasil Penelitian ... 45


(11)

vii

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LEMBARAN UJI REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS


(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa untuk mendukung fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Melalui kegiatan pembelajaran bahasa, siswa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki dengan menulis.Selain itu, siswa juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.

Bentuk keterampilan menulis yang diajarkan kepada siswa yaitu menulis karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Dalam hal ini penulis memilih karangan deskripsi karena deskripsi merupakan alat bantu yang sangat efektif untuk lebih menghidupkan pokok pembicaraan untuk menghindari rasa bosan dan keengganan para pembaca. Dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut untuk bisa menulis.

Dalam menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Pentingnya keterampilan menulis di sekolah menuntut siswa untuk dapat membuat sebuah tulisan, salah satu jenis tulisan yaitu deskripsi. Menulis karangan deskripsi merupakan keterampilan yang bertujuan untuk


(13)

mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan kepala pembaca. Tulisan deskripsi sebuah tulisan yang berkaitan dengan pengalaman panca indera seperti pengelihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan perasaan.

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian tujuan pembaharuan pendidikan, mereka yang mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Seorang guru harus bisa menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Pada kesempatan ini, penulis membahas tentang keterampilan menulis khususnya menulis paragraf deskripsi. Selama ini berdasarkan hasil observasi, keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis karangan deskripsi mereka kesulitan untuk dapat membedakan jenis-jenis karangan. Agar dapat menulis terkadang siswa perlu dipacu dengan menggunakan teknik dan media yang menarik.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, keterampilan siswa untuk menulis masih terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis paragraf deskripsi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis masih kurang, siswa kurang bisa membedakan antara karangan deskripsi dan narasi, siswa tidak senang dengan pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang monoton dan membosankan, terbatasnya kemampuan siswa dalam menyesuaikan antara judul dengan isi


(14)

karangan, penggunaan kosa kata yang belum maksimal, penggunaan ejaan dan tanda baca yang masih salah, terbatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan, terbatasnya kemampuan siswa dalam berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan. Selain itu, siswa juga belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam menulis paragraf deskripsi. Keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya pembelajaran menulis di kelas. Agar siswa dapat maksimal dalam menulis perlu distimulus dengan bahan ajar yang menarik. Untuk itu, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik dan dapat menjadikan pembelajaran menulis lebih menyenangkan.

Seorang guru dalam memberikan pengajarannya dituntut untuk memiliki keterampilan yang lebih baik dalam berbahasa. Guru diharapkan dapat mengelola kelas agar kegiatan proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai tujuan. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, guru dapat memanfaatkan bahan ajar dan media yang tepat. Kegunaan media yang tepat untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan merangsang anak-anak untuk lebih bersemangat dan lebih menyenangi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang sedang berlangsung. Dengan demikian, materi yang sedang diajarkan akan lebih mudah ditangkap oleh para siswa.

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian peningkatan kemampuan menulis siswa, utamanya menulis karangan deskripsi dengan media gambar. Media gambar dipilih dengan pertimbangan bahwa media ini merupakan media paling umum digunakan, harganya terjangkau, mudah diingat oleh siswa, guru dapat menunjukkan benda-benda yang tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, dan relevan dengan pencapaian kompetensi dasar dan karakteristik siswa. Selain itu, media gambar juga dapat mempermudah guru dalam mengajar dan siswa dalam mengingat apa yang dilihat, mengembangkan kreativitas, daya imajinasi, serta mempermudah siswa dalam menuangkan ide-ide kreatif mereka.


(15)

Penggunaan media gambar ini digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis karangan deskripsi. Dengan media gambar diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Selain itu media gambar juga diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, tenang, dan santai sehingga mengurangi kejenuhan pembelajaran menulis selama ini.

Pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan media gambar ini merupakan langkah yang dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk dapat menggunakan sebuah gambar sebagai media dalam proses mengajar di kelas. Penyajian gambar digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Siswa diminta untuk membuat paragraf berdasarkan gambar tersebut. Dengan demikian, ide dan gagasan siswa akan lebih mudah dituangkan secara jelas, konkrit, dan lengkap.

Permasalahan utama yang menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya keterampilan dalam menulis karangan deskripsi pada siswa kelas delapan MTs (Madrasah Tsanawiyah) Nur Asy-Syafi’iyah. Berdasarkan uraian di atas penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (YASPINA) Ciputat, Tangerang.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Terbatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan.

2. Terbatasnya kemampuan siswa dalam berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan.

3. Pembelajaran menulis karangan deskripsi membosankan dan tidak menarik.


(16)

4. Tulisan/karangan siswa belum menunjukkan sebagai karangan yang baik atau belum maksimal.

5. Siswa belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam menulis karangan deskripsi.

6. Perlunya media yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan media gambar pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah. Peneliti memilih permasalahan tersebut karena selama ini siswa merasa kesulitan mencari ide atau gagasan saat menulis. Siswa juga mengalami kejenuhan saat pembelajaran berlangsung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan pemanfaatan media gambar pada siswa kelas VIII di MTs Nur Asy-Syafi’iyah Tahun Pelajaran 2014-2015?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini, bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas VIII di MTs Nur Asy-Syafi’iyah Tahun Pelajaran 2014-2015.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Maka manfaat hasil penelitian ini dapat diperuntukan antara lain:


(17)

1. Manfaat Teoretis a. Bagi peneliti

Menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran menulis karangan deskripsi dan mengembangkan teori pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar.

b. Bagi Guru

Untuk memperkaya strategi dalam pembelajaran menulis, untuk memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memperkaya pengembangan strategi dalam pembelajaran menulis.

b. Untuk memperbaiki strategi mengajar yang selama ini digunakan agar dapat menciptakan serta menerapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan.


(18)

7

A. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis

Menurut Hendry Guntur Tarigan, menulis ialah “menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut”.1 Bila seseorang dapat memahami bahasa dan grafik itu maka mereka juga dapat mengerti tujuan pesan yang disampaikan.Pesan itu dibungkus dalam lambang grafik dalam bentuk tertulis.

Sedangkan menurut Sabarti Akhadiah, menulis merupakan suatu proses aktivitas seseorang dalam menuangkan pikiran, ide-ide, perasaan, dan pendapat.2 Selain itu, menulis juga merupakan alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.

Selain itu, Antar Semi mengungkapkan bahwa keterampilan menulis atau mengarang merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam lambang bahasa.3 Dari pendapat Semi tersebut mengandung makna bahwa menulis merupakan hasil dari proses pemikiran berupa ide atau gagasan dalam bentuk lambang tulisan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi mengungkapkan pikiran, ide-ide, perasaan dan pendapat dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.

1

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 22

2

Sabarti, Akhadiah. Dkk. Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 13

3


(19)

2. Tujuan menulis

Menulis memiliki beberapa tujuan, menurut Tarigan tujuan menulis adalah: (a) tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajarkan, (b) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak, (c) tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau mengandung tujuan estetik, dan (d) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat dan berapi-api.4

Sedangkan menurut Hartig (dalam Guntur Tarigan) tujuan menulis adalah sebagai berikut:

a. Assigment Purpose (tujuan penugasan)

Penulis menulis sesuatu bukan atas kemauannya sendiri, misalnya siswa ditugaskan guru untuk merangkum buku.

b. Alturistic Purpose (tujuan alturistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya. c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Penulis bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Informational Purpose (tujuan informasi)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/ penerangan kepada pembaca. Misalnya, seorang penulis menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa. e. Self-Expressivw Purpose (tujuan informasional)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

4


(20)

f. Creative Purpose (tujuan kreatif)

Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri tetapi

“keinginan kreatif” ini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik.

g. Problem-Solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.5

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis mempunyai banyak tujuan.Secara umum, menulis bertujuan untuk menginformasikan, meyakinkan, menghibur, dan mengekspresikan perasaan.

3. Manfaat/ keuntungan Menulis

Selain mempunyai tujuan, menulis juga mempunyai banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari menulis. Manfaat menulis adalah sebagai berikut:

a) Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri. Penulis dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan kita tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan di alam bawah sadar.

b) Melalui kegiatan menulis Anda akan mengembangkan berbagai gagasan. Anda terpaksa bernalar menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah anda lakukan jika anda tidak menulis.

c) Kegiatan menulis memaksa Anda lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang Anda tulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang bersangkutan.

5


(21)

d) Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, Anda dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri anda sendiri.

e) Melalui tulisan anda dapat meninjau serta menilai gagasan anda sendiri secara lebih objektif.

f) Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.

g) Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.

h) Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan anda berpikir serta berbahasa secara tertib.6

Dapat disimpulkan bahwa menulis mempunyai banyak manfaat, diantaranya siswa dapat mengembangkan berbagai gagasan, dapat membuat siswa terbiasa berpikir dan berbahasa secara baik dan benar.

4. Prinsip Pembelajaran Pelatihan Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang ditunjukkan oleh siswa bahwa ia tidak buta aksara. Wilga Rivers (dalam Budinuryanta Y, dkk), menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kebiasaan yang elegan dari para elite terdidik.7 Berikut ini beberapa teknik yang dianjurkan secara berjenjang untuk keterampilan menulis, ialah:

a) Menyalin naskah;

b) Menuliskan kembali apa yang telah didengar dan dibaca;

c) Melakukan kombinasi antgara apa yang telah dihafal dan didengar dengan adaptasi kecil;

d) Menulis terpimpin;

6

Budi Nuryanta, Kasuryanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 12.3

7


(22)

e) Menyusun karangan atau komposisi dengan tema judul atau topik pilihan siswa sendiri.

Seorang guru sebaiknya mengajarkan keterampilan menulis dengan menerapkan kelima teknik di atas karena siswa tidak akan dapat menulis dengan baik hanya dengan duduk mendengarkan keterangan dari guru, lalu menghafal. Keterampilan menulis hanya dapat diraih dengan melakukan kegiatan latihan menulis dengan teknik yang benar. Siswa perlu dilatih untuk menyusun dan merangkai kalimat untuk berbagai keperluan komunikasi.

B.Hakikat Karangan 1. Pengertian Karangan

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian karangan. Pengertian

karangan yang dikemukakan oleh Lamuddin Finoza, yaitu, “Hasil

penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau

pokok bahasan”.8

Sedangkan Mahsusi berpendapat, “Karangan berarti rangkaian,

susunan, atau komposisi. Yang dirangkai adalah beberapa kesatuan pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimah-kalimat yang disusun sesuai

dengan kaidah komposisi”.9

Karangan adalah suatu karya tulis dari hasil kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan adalah sebagai berikut:10

1) Hasil mengarang; cerita; buah pena; 2) Ciptaan; gubahan (lagu, musik, nyanyian); 3) Cerita mengada-ada (yg dibuat-buat);

8

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008), Cet. XIV, h. 228

9

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK UIN Jakarta, 2004), h. 228

10


(23)

4) Hasil rangkaian (susunan): ~ bunga: bunga pelbagai macam bunga yang disusun dan diatur menjadi sesuatu yang elok, tanda ucapan selamat, untuk hiasan atau tanda turut berduka cita: ~ khusus Kom karangan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terperinci sehingga apa yang dilaporkan hidup dan tergambar diimajinasi pembaca: ~ objektif karangan yang terbentuk berdasarkan pembagian logis dari pokok karangan atau hal-hal utama dalam karangan.

2. Jenis- Jenis Karangan

Karangan digolongkan dalam empat bentuk, yaitu:

a. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiswa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa ini biasanya disusun menurut urutan waktu (secara kronologis).

b. Karangan Deskripsi ( Lukisan)

Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tentram dan saling menolong, dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Juga suasana hiruk-pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula dibuat karangan deskripsi.

c. Karangan Eksposisi (Paparan)

Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti.11 In exposition, the wirter provides information about and

11

Djoko Widaghdho, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1994), cet. 1, h. 114


(24)

explains a particular subject.12 Maksudnya eksposisi adalah teks yang berisi informasi dan penjelasan terhadap subjek tertentu.

d. Karangan Argumentasi ( Persuasi)

Karangan argumentasi atau persuasi adalah karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan karangan-karangan yang telah diuraikan dimuka. Karangan argumentasi atau persuasi lebih sukar oleh karena disini pengarang mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap dan keyakinannya. Dan lebih daripada itu, pembaca akan bertindak sesuai dengan apa yang dimaksud pengarang.13

Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penyampaiannya, karangan dapat dibedakan atas enam jenis, yaitu:

a) Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.

b) Karangan Narasi

Karangan narasi (berasal dari narration = bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.

c) Karangan Eksposisi

Kata eksposisi yang dipungut arti kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari kata bahasa Latin yang berarti membuka atau memulai.

12

Johm Langman, English Skills with Readings, (New York: Mc. Graw-Hill Companies, Inc, 2002), p. 161

13

Djoko Widaghdho, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Grafindo Perasada, 1994), cet. 1, h.114


(25)

d) Karangan Argumentasi

Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.14

e) Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan sesorang.

f) Karangan Campuran

Selain merupakan karangan murni, misalnya eksposisi atau persuasi, sering ditemukan karangan campuran atau kombinasi.Isinya dapat merupakan gabungan eksposisi dan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wacana yang lain sering kita temukan narasi berperan sebagai ilustrasi bagi karangan eksposisi atau persuasi.

Dapat disimpulkan bahwa karangan dapat berbentuk karangan argumentasi, karangan narasi, karangan persuasi, karangan campuran dan karangan deskripsi. Akan tetapi, yang akan lebih ditekankan di sini yaitu tentang karangan deskripsi, karena dalam hal ini karangan deskripsi bagian yang peneliti bahas.

C. Hakikat Karangan Deskripsi 1. Pengertian Karangan Deskripsi

Deskripsi dipungut dari bahasa Inggris description yang tentu saja berhubungan dengan kata kerjanya to describe (melukiskan dengan bahasa). Misalnya, seorang guru anatomi harus dapat mendeskripsikan bagian-bagian tubuh manusia sehingga dalam benak murid-muridnya

14

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2005), cet. XI, h.


(26)

bagian tubuh itu tervisualisasikan seperti keadaan yang sebenarnya. Karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sesuatu sesuai dengan sebenarnya. Hal ini sesuai dengan asal katanya, yaitu describe (Latin) yang berarti „menulis tentang, membeberkan suatu hal, melukiskan suatu hal.‟ Memerikan suatu berarti melukiskan seperti apa adanya, tanpa menambah serta mengurangi keadaan yang sebenarnya.15

Menurut Antar Semi, deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.16

Sedangkan menurut Dalman, karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya.17

Menurut Mark Anderson dan Kathy Anderson, a factual description describe a particular person, place or thing.18 Maksudnya, deskripsi adalah teks yang menjabarkan tokoh, tempat atau benda.

Dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan suatu objek tertentu seperti orang, tempat atau benda sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca seolah-olah mereka ikut melihat, mendengar dan merasakan atau mengalami apa yang dideskripsikan penulis.

15

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2005), cet. XI, h. 155-156

16

Antar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), cet.10, h. 42

17

Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014), cet. 3, h. 94

18

Mark Anderson and Kathy Anderson, Text Types in English I, (South Yarra, Macmillan Education Australia PTY Ltd, 2003), p. 479


(27)

2. Macam-Macam Deskripsi 1. Deskripsi Tempat

Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.

a. Dasar-dasar Deskripsi Tempat

Tempat yang biasa menjadi latar dari setiap peristiwa biasanya diukiskan oleh penulis dengan bermacam cara, sesuai dengan selera pengarang. Dalam memilih cara yang paling baik ini, perlu dipertimbangkan beberapa pokok persoalan untuk menyusun deskripsinya.

(1) Suasana hati

Pengarang harus dapat menetapkan suasana hati yang manakah yang paling menonjol untuk dijadikan landasan. Misalnya

seorang muslim yang sedang bersujud di depan ka’bah akan

merasa kecil sekali atas kebesaran Tuhan, disamping timbul rasa kagum dan bangga.

(2) Bagian yang relevan

Penulis deskripsi juga harus mampu memilh detail-detail yang relevan untuk dapat menggambarkan suasana hati.

(3) Urutan penyajian

Pengarang di tuntut pula mampu menetapkan urutan yang paling baik dalam menampilkan detail-detail yang dipilih. Mungkin seorang penulis menyurutkan dari bagian yang tidak penting ke bagian yang penting, atau sebaliknya. (Keraf, 1981)

2. Deskripsi Orang

Kerumitan manusia tidak hanya karena struktur atomi dan morfologi tubuh, tetapi juga karena jiwa dan akal yang dimilikinya. Hal ini akan menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang


(28)

memuaskan. Seseorang yang bersungguh-sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus mengetahui ciri utama sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas menarik, belum tentu memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati yang baik.

Dalam menggambarkan perwatakan seorang tokoh seorang tokoh, ada beberapa metode yang digunakan, antara lain:

(1) Metode deskripsi perbuatan

Cara yang efektif untuk menampilkan situasi yang ada sangkut-pautnya dengan perwatakan adalah melalui perbuatan.

(2) Metode deskripsi fisik

Deskripsi ini berusaha menampilkan ciri-ciri fisik sang tokoh. Ciri-ciri fisik ini digambarkan dengan cermat. Melalui gambaran visual ini pengarang mencoba menampilkan bentuk tubuh dengan watak-watak yang tersirat dibalik tubuh itu, dan pembacapun akan terangsang imajinasinya.

(3) Metode yang menampilkan suasana nyata

Suasana di sini mengacu pada penggambaran harta kekayaan, aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, yang ikut mengambarkan watak seseorang.

(4) Metode yang menggunakan dialog

Melalui dialog dapat pula terungkap watak dari tokoh-tokoh cerita. Rangkaian dialog dari waktu ke waktu dan dari suatu tempat ke tempat lain lebih memberikan jalan penafsiran yang tepat tentang watak seorang tokoh.19

Jadi, karangan deskripsi terbagi menjadi dua yaitu deskripsi tempat dan deskripsi orang. Dasar-dasar deskripsi tempat terdiri dari suasana

19


(29)

hati, bagian yang relevan dan urutan penyajian. Dalam menggambarkan perwatakan tokoh ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode deskripsi perbuatan, metode deskripsi fisik, metode yang menampilkan suasana nyata, metode yang menggunakan dialog.

c. Ciri-ciri Karangan Deskripsi

Ciri penanda deskripsi:

1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.

2. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.

3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah.

d. Pendekatan Deskripsi

1) Pendekatan Realistis

Pendekatan realistis penulis dituntut memotret hal/benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian secara orisinal, tidak dibuat-buat, dan harus dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar.

2) Pendekatan Impresionistis

Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi terhadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Hal ini sesuai dengan sikap seniman atau sastrawan yang dengan kepekaannya mampu mengekspresikan peristiwa yang dijumpainya.20

Jadi, terdapat dua pendekatan dalam menulis karangan deskripsi yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.

20

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2005), cet. XI, h. 219


(30)

D.Hakikat Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Sadiman, Sadiman mengemukakan bahwa

“media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.”21

Sedangkan menurut Soeparno dalam buku pendidikan bahasa dan sastra indonesia di kelas tinggi yang ditulis oleh resmini dan juanda, media merupakan ''suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada penerima pesan.22

Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengatakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, koran , majalah, dan sebagainya. Menurut rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.23

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah seluruh alat perantara yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada penerima pesan agar tercapainya tujuan pendidikan.

2. Jenis - Jenis Media Pembelajaran

Ada lima jenis media pembelajaran yang dikelompokkan oleh Munadi, yaitu:

21

Arief. S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), cet. 4, h. 6

22

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadi Kelas Tinggi, (Bandung: UPI Press, 2007), cet 1, h. 211

23

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 163


(31)

a) Media Audio

Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya hanya bisa diterima melalui indera pendengaran. Jadi pembahasan pembelajaran dengan menggunakan media audio ini tidak terlepas dari pembahasan aspek pendengaran. Penyajian bahan media audio ini seperti phonograph (Gramaphone), Open reel tapes, Cassette Tapes, Compact Disk, Radio, dan Laboratorium Bahasa.

b) Media Visual

Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya hanya bisa diterima melalui indera penglihatan. Jadi pembahasan pembelajaran dengan menggunakan media visual ini tidak terlepas dari pembahasan aspek penglihatan. Ada dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yaitu pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal ini berbentuk pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol. Penyajian bahan media visual ini seperti gambar, grafik, diagram, bagan, peta, buku, komik, majalah, poster, papan visual, dan benda (model).

c) Media Audiovisual

Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya hanya diterima melalui indera pendengaran dan penglihatan. Jadi pembahasan pembelajaran dengan menggunakan media visual ini tidak terlepas dari pembahasan yang melibatkan pendengaran dan penglihatan.

''Media audiovisual ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis yang pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu wakti atau proses pembelajaran''.24

d) Multimedia

24

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Penedekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), cet. 4, h. 113


(32)

Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran. Penyajian bahan multimedia ini seperti komputer, dan pengalaman langsung.

Jadi menurut pendapat Munadi, jenis media pembelajaran dikelompokkan menjadi lima yaitu media audio, media visual, media audio vidual, multimedia dan peralatan proyeksi. Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis menggunakan media visual untuk membantu siswa dalam menulis karangan deskripsi.

3. Karakter Media Visual A. Pesan Visual

a) Gambar

Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan, dan photo. Pertama, sketsa atau bisa disebut juga sebagai gambar garis (stick figure), yakni gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu ojek tanpa detail. Kedua, lukisan merupakan gambar hasil representasi simbolis dan artistik seseorang tentang suatu objek atau situasi. Ketiga, photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi.25 Di antara media pendidikan, gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.

b) Kelebihan Media Gambar/Foto

1. Sifatnya konkret; Gambar/foto lebih realitas menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat di bawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar/foto dapat mengatasi hal tersebut. Air terjun Niagara

25


(33)

atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar/foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tak dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.

3. Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.

4. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan foto untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

5. Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Jadi kelebihan media gambar adalah sifatnya konkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, dapat memperjelas suatu masalah, harganya murah dan gampang didapat serta digunakan.

c) Nilai Media

Oemar Hamalik dalam Ruswandi, dkk mengatakan bahwa ada tujuh nilai penggunaan media dalam proses pembelajaran, yaitu: a) meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir, b) memperbesar perhatian siswa, c) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, d) memberikan pengalaman yang nyata, e) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, f) membantu tumbuhnya pengertian dalam hal berbahaya, dan g) memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain.26

Kemudian menurut M. Basyiruddin dalam Ruswandi, dkk menyebutkan bahwa penggunaan media dalam proses

26


(34)

pembelajaran mempunyai 8 nilai praktis, yaitu: a) media dapat mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh siswa, b) dapat mengatasi permasalahan yang ada di ruang kelas, c) memungkinkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan, d) menghasilkan keragaman pengamatan, e) dapat menanamkan konsep dasar yang benar, realistis dan konkret, f) dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa utnuk belajar, g) dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan h) dapat mebeberkan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkret sampai pada sesuatu yang abstrak.27

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, harus didasarkan pada kriteria yang objektif. Sebab penggunaan media pendidikan tidak sekedar menampilkan program pengajaran di dalam kelas, tetapi juga mempertimbangkan tujuan pembelajaran, strategi yang dipakai, termasuk bahan pembelajaran.

d) Media Pembelajaran sebagai Sarana Stimulus Aktif

Segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap), serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali.

e) Pemahaman TIK (teknologi informasi dan komunikasi)

1. Teknologi; cara mensinergikan peralatan yang digunakan (hardware/software), supaya mampu dimanfaatkan maksimal. 2. Informasi; teks, grafik, gambar, audio, video, animasi yang

mampu memberikan makna bagi orang lain.

3. Komunikasi; hubungan satu dengan lainnya untuk saling bertukar data dan informasi.

4. Komputer, suatu peralatan (hardware/ software) yang digunakan untuk mengelola konten informasi.

27


(35)

5. Konten; informasi seperti teks, grafik, gambar, audio, video, animasi yang mampu memberikan makna bagi orang lain.28

f) Media visual

Media yang tidak diproyeksikan: 1. Media Realia

Media relia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus langsung ke objek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.

2. Model

Adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misalnya untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ereksi, dan syaraf pada hewan.

3. Media Grafis

Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual.Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajiann pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.29 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media visual yang tidak di proyeksikan terbagi menjadi tiga, yaitu media relia, model dan media grafis.

g) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar akan mempunyai arti bagi peserta didik jika melahirkan suatu hasil yang optimal. Artinya peserta

28

Ibid, h. 63

29


(36)

didik mengalami perubahan tingkah laku baik menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini dapat diantisipasi oleh guru dengan upaya menggunakan perangkat media dalam proses mengajarnya. Pemilihan media pengajaran bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru. Artinya dalam pelaksanaannya guru harus mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain:

1. Sesuai dengan Tujuan

Dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Sesuai dengan Kemampuan Guru

Penggunaan media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kemampuan seorang guru. Menurut Oemar Hamalik dalam Suwandi, guru dapat melakukan dua hal sebelum mencoba mempergunakan media dalam proses belajar mengajar, yaitu: pertama, mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh bidang pengembangan pada organisasi media pendidikan. Kedua, rajin membaca petunjuk/panduan yang berkaitan dengan penggunaan media dalam proses belajar mengajar.30 Jika kedua hal tersebut dilakukan oleh guru, penggunaan media dalam pembelajaran akan lebih maksimal. 3) Sesuai dengan Taraf Berpikir Anak

Dalam penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Jika pemilihan media mengabaikan kemampuan peserta didik, maka peserta didik tidak akan memperhatikan materi yang diajarkan.

4) Kemudahan untuk Memperolehnya

Media harus dirancang oleh guru sesederhana mungkin, untuk mampu membuat atau mengembangkan media agar pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, seorang guru

30


(37)

harus mengetahui langkah-langkahnya. Menurut Arif S. Sadiman (dalam Suwandi), ada delapan langkah untuk membuat atau mengembangkan media pembelajaran, yaitu: a) identifikasi kebutuhan siswa, b) perumusan tujuan pembelajaran, c) perumusan butir-butir materi, d) perumusan alat ukur keberhasilan, e) penulisan naskah media, f) ujicoba media, g) revisi, dan h) produksi media.31

5) Sesuai dengan Situasi dan Kondisi

Dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah atau tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, misalnya dari segi sarana dan prasarananya. 6) Kualitas Alat/ Teknik

Untuk menghindari terjadinya ketidakberesan dalam proses belajar mengajar yang disebabkan oleh kualitas alatnya, seorang guru sebaiknya memiliki media yang representative, seperti kualitas gambar dan suara. Gambar yang ditampilkan harus jelas dan tidak membingungkan siswa. Suara yang diperdengarkan juga harus jelas dan tidak ada gangguan.

7) Efektif dan Efisien dalam Penggunaannya

Efektif adalah informasi yang diberikan oleh guru dapat diserap oleh siswa secara optimal sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri siswa. Sedangkan efisiensi adalah penyajian materi dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga. Jadi, pennggunaan media pembelajaran sebaiknya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar.32

Dalam pemilihan media pembelajaran bahasa Indonesia juga perlu dipertimbangkan prinsip pemilihan media. Prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut:

31

Ibid

32


(38)

1. Prinsip efisien/hemat (cost factor), yakni media yang dipilih harus terjangkau pengadaannya.

2. Prinsip ketersediaan (availability factor), yakni media yang dipilih harus benar-benar tersedia pada saat dibutuhkan.

3. Prinsip teknis (technical quality), yakni media yang dipilih harus memenuhi persyaratan teknik sehingga dapat dibaca, dilihat, atau didengar dengan jelas.

4. Prinsip penggunaan (technical know how), yakni media yang dipilih harus dapat digunakan dengan mudah oleh guru.33

Pemilihan media pembelajaran jika disesuaikan dengan beberapa kriteria yang disebutkan di atas, maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, sebaiknya seorang guru harus benar-benar mempertimbangkan beberapa kriteria di atas.

h) Prosedur Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran seharusnya dipilih secara sistematik, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pembelajaran yang perlu diikuti, yaitu:

1. Persiapan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu: 1) pelajari buku petunjuk yang telah disediakan kemudian ikuti petunjuk di dalamnya, 2) siapkan peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media tersebut, 3) tetapkan, apakah media tersebut digunakan secara individual atau kelompok?, yakinkan bahwa semua peserta didik sudah mengetahui tujuan yang hendak dicapai, 4) atur tatanannya agar peserta didik dapat melihat, mendenganr pesan-pesan pengajarannya yang baik.

33

Jauharoti Alfin, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah, 2009), h. 7-12


(39)

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar atau selama menggunakan media pembelajaran sebisa mungkin hindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenangan, dan konsentrasi siswa.

3. Tindak Lanjut

Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta didik terhadap pokmok-pokok materi yang disampaikan melalui media tersebut.34

Jadi, dalam menggunakan media pengajaran kita harus memperhatikan langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pengajaran yaitu (1) persiapan, (2) pelaksanaan (penyajian, penerimaan), dan (3) tindak lanjut.

i) Taksonomi Media Pembelajaran

Yudhi Munadi dalam bukunya mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat kelompok besar, antara lain:

1. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Media audio dapat menerima pesan verbal dan non verbal. Jenis-jenis media audio adalah program radio dan program media rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam.

2. Media Visual

Media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis-jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal adalah media yang memuat pesan-pesan verbal. Kedua, media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa

34

Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 4.17


(40)

simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi.

3. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.

4. Multimedia

Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan terlibat.35

Dari pendapat Yudhi Munadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yaitu (1) media audio, (2) media visual, (3) media audiovisual dan (4) media multimedia.

Sanjaya dalam bukunya juga mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak.

3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

35


(41)

Jadi, media berdasarkan sifatnya ada tiga yaitu media auditif, media visual dan media audiovisual.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.

2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

Jadi , media berdasarkan kemampuan jangkauannya ada dua yaitu media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak dan media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu.

c. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi.

2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.36

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan media visual untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa.

Seorang guru harus mengerti taksonomi media pembelajaran yang telah disebutkan di atas agar dapat memilih media sesuai dengan yang diinginkan dan memenuhi kriteria siswa. Dengan pemilihan jenis media yang baik dalam pembelajaran, maka siswa akan mudah dalam memahami materi yang diajarkan.

36

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 172


(42)

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tamarra Nurmahal yang berjudul “Peningkatan Menulis Karangan deskripsi dengan Media Objek Langsung pada Kelas X Multimedia 1 SMK Bakti Idhata Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Tamarra Nurmahal dalam penelitiannya menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media objek langsung lebih baik daripada kemampuan menulis paragraf deskripsi tanpa menggunakan media objek langsung. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukannya.Perbedaan penelitian yang dilakukan Tamarra Nurmahal dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada media yang digunakan. Tamarra Nurmahal dalam penelitiannya menggunakan media objek langsung dalam menulis karangan deskripsi siswa, sementara penulis menggunakan media gambar dalam penelitiannya.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Siti Marsaidah yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Model Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla‟ul Anwar 2 Kota Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif berupa penelitian eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan menulis siswa dengan model peta pikiran (mind mapping) mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui nilai rata-rata siswa setelah pembelajaran dilakukan. Pada awal pembelajaran nilai rata-rata yang diperoleh siswa 57,50 pada pretest, kemudian mengalami peningkatan menjadi 82,3 pada posttest atau setelah digunakan model peta pikiran (mind mapping).

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mu’min Soleh yang berjudul “Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasif dengan Penggunaan Media Gambar pada Siswa


(43)

Kelas X MAN Cikarang (Analisis Komparasi di MAN Cikarang)”. Mu’min Soleh menggunakan metode eksperimen dalam penelitiannya. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan yang signifikan bahwa penggunaan media gambar meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif. Hal ini dilihat dari nilai thitung> ttabel, yaitu -3,723 > 1,679. Sehingga dari hasil uji-t tersebut membuktikan bahwa nilai siswa dalam membuat paragraf persuasif yang menggunakan media gambar lebih tinggi dari yang tidak menggunakan media. Perbedaan penelitian yang dilakukan Mu’min Soleh dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada karangan

yang ditugaskan. Mu’min Soleh dalam penelitiannya tentang menulis paragraf

persuasif dengan penggunaan media gambar, sementara penulis melakukan penelitian tentang menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar.


(44)

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Februari-Juni 2014.Tempat penelitian dilaksanakan di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) Jln. Pahlawan 001/07 No. 18, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Metode Penelitian

Dalam skripsi ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.1 Proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.2 Penelitian tindakan kelas menekankan pada kegiatan (tindakan dengan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro dengan harapan tindakan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pada situasi nyata tersebut.3

PTK memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK

1

Burhan Elfanany, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Araksa, 2013), h. 22

2

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 26

3

Samsu Somadayo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2013), h. 20


(45)

yaitu Guru mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuannya, dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Tindakan PTK dilakukan untuk memecahkan masalah atau memperbaiki situasi. Peneliti dapat secara cermat mengamati pelaksanaan PTK untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. PTK menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini dapat meningkatkan profesionalisme pelaksanaannya (Dosen, Guru, dan Administator) dan meningkatkan hasil karyanya (Siswa).4 Manfaat umum PTK bagi guru banyak sekali, diantaranya yaitu: a) membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran; b) meningkatkan profesionalitas guru, c) meningkatkan rasa percaya diri guru, d) memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.5

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA). Pertengahan semester 2 (Genap) Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 20 siswa dengan komposisi 9 siswi perempuan dan 11 siswa laki-laki.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti adalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan data, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti sebagai observer dalam proses pembelajaran dan penelitian yang sedang

4

Nana, Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 144

5

Wijaya Kusumah, dkk, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), h. 14


(46)

berlangsung. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran untuk materi karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar.

E. Tahapan Perencanaan Tindakan

Prosedur penelitian ini berlangsung dalam satu siklus. Siklus I terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap penelitian dimulai dari tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I.

Kegiatan prapenelitian :

1. Observasi ke MTs Nur Asy-Syafi’iyah 2. Mengurus surat izin penelitian

3. Membuat instrumen penelitian 4. Membuat media pembelajaran 5. Menghubungi kepala sekolah

6. Wawancara dengan guru mata pelajaran 7. Menentukan kelas subjek penelitian 8. Observasi proses pembelajaran di kelas 9. Menjelaskan media gambar

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap Perencanaan tindakan siklus I meliputi: 1) menentukan tema pembelajaran, 2) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, 3) mempersiapkan gambar sebagai media pembelajaran, 4) membuat instrumen. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tahap pelaksanaan tindakan siklus I meliputi: 1) pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disusun, 2) menjelaskan pengertian karangan deskripsi, 3) memberi contoh membuat karangan deskripsi melalui media gambar, 4) siswa memperhatikan gambar yang telah diberikan guru, 5) siswa menulis karangan deskripsi sesuai dengan gambar yang telah diberikan


(47)

dengan memperhatikan aspek penilaian yang diminta, dan 6) siswa memeriksa kembali hasil karyanya dan mengumpulkannya.

c. Tahap Observasi Siklus I

Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati segala aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas yang berkaitan dengan kegiatan menulis puisi. Pengamatan tersebut meliputi: 1) kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, 2) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, 3) motivasi siswa ketika mengikuti proses pembelajaran, 4) aktifitas siswa dalam memperhatikan gambar, 5) penyampaian ide dalam bentuk karangan deskripsi.

d. Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi, peneliti mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka peneliti akan mengetahui kekurangan serta kelemahan yang ada dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Hasil refleksi ini dapat digunakan untuk menentukan langkah-langkah untuk tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap ini peneliti merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus II dengan sasaran kegiatan untuk memperbaiki aspek-aspek yang dinilai masih belum optimal. Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi dari siklus I. Peneliti juga masih menggunakan media gambar.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tahapan pelaksanaan tindakan siklus II, meliputi: 1) pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disusun, 2) menjelaskan unsur yang harus diperhatikan dalam menulis karangan deskripsi, 3) memberi contoh karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar, 4) siswa memperhatikan


(48)

gambar yang telah diberikan guru, 5) siswa menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar dengan memperhatikan unsur-unsur yang harus ada dalam karangan deskripsi 6) siswa memeriksa kembali hasil karyanya dan mengumpulkannya.

c. Tahap Observasi Siklus II

Pada tahap observasi, peneliti mengamati proses, hasil, ataupun dampak dari pengembangan tindakan sebelumnya.

d. Tahap Refleksi Siklus II

Peneliti melakukan refleksi atas pelaksanaan tindakan siklus II. Pada tahapan refleksi siklus II, peneliti menganalisis dan membuat kesimpulan.

F. Hasil Interverensi Tindakan yang diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, yaitu meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui media gambar. Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu :

1. Meningkatkan hasil belajar menulis karangan deskripsi siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah

2. Dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar.

3. Meningkatnya minat siswa terhadap pelajaran menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar.

4. Hasil belajar menulis karangan deskripsi sebagian siswa lebih besar dari standar KKM (70).

G. Data dan Sumber Data

1. Data Kualitatif: berupa wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi

2. Data kuantitatif: berupa angket belajar dan lain-lain dari tugas siswa. Sumber data penelitian adalah siswa, guru/ peneliti


(49)

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Dalam PTK observasi bisa dilakukan untuk memantau guru dan memantau siswa. Sebagai alat pemantau guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri. Misalnya mengamati dan mencatat setiap tindakan guru dalam setiap siklus atau tindakan pembelajaran sesuai dengan fokus masalah. Berhubungan dengan kegiatan siswa, observasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang prilaku-prilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan guru. Misalnya mencatat prilaku siswa dalam kegiatan diskusi, atau mencatat prilaku siswa dalam mengikuti suatu proses pembelajaran.

Dalam PTK, observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan prilaku guru maupun prilaku siswa.7

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kegiatan tindakan kelas.

6

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), Cet. 1, h. 54

7


(50)

c. Tes

Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif

d. Lembar Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan guru yang mengajar bahasa indonesia di kelas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa, proses pembelajarannya, dan hambatan-hambatan yang dihadapi saat proses pembelajaran menulis berlangsung.

e. Penyebaran Angket

Penyebaran angket dilakukan setelah proses pembelajaran. Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Angket dapat berupa komentar (angket terbuka) ataupun pertanyaan-pertanyaan yang telah dilengkapi dengan jawaban, sehingga siswa tinggal memilih yang sesuai dengan pendapatnya (angket tertutup).8 Penelitian ini menggunakan angket tertutup untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.

f. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto kegiatan selama pelaksanaan penelitian tindakan.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data adalah dengan mengamati setiap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis karangan deskripsi. Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama pembelajaran, catatan lapangan, dan tes hasil belajar menulis karangan deskripsi siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui tes, observasi, angket dan foto dokumentasi.

8

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011). Cet. 1, h. 62


(51)

J. Validitas dan Reliabilitas Data

1. Validitas

Ibnu Hadjar dalam bukunya membagi validitas menjadi dua, yaitu “Validitas

internal mengacu pada seberapa jauh apa yang diamati, diukur, dan dianalisis sesuai dengan kenyataan, dan validitas eksternal mengacu pada kemampuan generalisasi hasil atau mengacu pada seberapa jauh hasil serta kesimpulan dapat

diterapkan untuk memahami populasi serta setting yang lebih luas”.9 2. Reliabilitas

“Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrument tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama

atau relatif sama”.10

Reliabilitas dilakukan dengan cara menyajikan hasil data asli, misalnya transkrip wawancara dan catatan lapangan. Selain itu dalam lampiran dicantumkan hasil menulis karangan deskripsi oleh peserta didik dan dokumentasi berupa foto kegiatan.

K. Analisis Data

Proses analisis data yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung dan analisis data sudah terkumpul. Data-data yang terkumpul dapat hasil angket, hasil wawancara, hasil tes, dan hasil observasi. Setelah data-data yang dikumpulkan telah diperoleh, maka dilakukan proses pengolahan data. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir. Tes awal dan akhir dilakukan sebelum dan setelah siswa diberi tindakan yang berupa pembelajaran menulis karangan deskripsi. Data ini berupa skor keterampilan menulis karangan deskripsi. Langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklussebagai berikut:

9

Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 106.

10

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 229.


(52)

a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.

b. Menentukan rata-rata dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes:

1. Penskoran terhadap siswa dalam menulis karangan deskripsi. Format penilaian menulis deskripsi siswa:

No. Aspek Penilaian Skor (1-3)

1. Kesesuaian isi dengan judul 2. EYD

3. Struktur kalimat 4. Kerapihan tulisan 5. Koherensi

Total Skor 15

Nilai

Skala Penlaian 1-3 Arti skala penilaian 1= kurang

2= cukup 3= baik

Skor maksimum = 15

c. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan rumus:

Nilai Akhir (NA) = Total Skor yang didapat Siswa x 100

Skor maksimum

Selanjutnya dihitung dari nilai rata-rata keseluruhan siswa, rumus yang digunakan:

Keterangan:

= Rata-rata nilai keseluruhan X = Nilai keseluruhan siswa N = Jumalah siswa


(53)

42

A.Deskripsi Data Sekolah a. Sejarah Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syafi'iyah yang biasa dikenal dengan nama YASPINA, pertama kali didirikan pada bulan April tahun 1984. Pertama kali berdiri menggunakan lokal Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam yang berdiri sejak tahun 1965 di atas tanah wakaf H. Nidin seluas 3000 M². Untuk selanjutnya, di atas tanah wakaf itu mulailah dibangun 4 lokal tambahan dengan peruntukkan pondasi 4 lantai atas swadaya masyarakat Rempoa.

Pada perkembangan selanjutnya secara bertahap mulailah dibangun 3 lokal dilantai dua, dengan peruntukan 2 lokal kelas dan satu lokal aula. Dengan demikian jumlah lokal yang ada 6 lokal kelas dan satu ruang aula.

MTs. Nur Asy-Syafi'iyah sebagai satu-satunya madrasah tsanawiyah di Kelurahan Rempoa memiliki lokasi yang strategis karena berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang berjarak +300 meter. MTs. Nur Asy-Syafi'iyah berada di wilayah Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.

MTs. Nur Asy-Syafi'iyah berada di bawah lembaga Yayasan Yaspina (Yayasan Pendidikan Islam Nur Asy-Syafi'iyah). Yayasan Yaspina pada saat ini menaungi tiga lembaga pendidikan, yaitu : TK/TPA, Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam, dan Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syafi'iyah. Adapun lembaga pendidikan non formal adalah Pengajian Umum Yaspina dan Majlis Taklim Jam'iyatul Husna.

Status Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syafi'iyah pada saat ini berstatus Diakui dengan Akreditasi B No. Kw.28/I/Dam.005/353/2006. Nomor Statistik Madrasah : 21.2.28.04.06.043.

Kegiatan proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syafi'iyah mengacu kepada kurikulum Kementrian Agama dan


(1)

I

9. Bagaimana menurutmu, apakah belajar menulis menggunakan media gambar menyenangkan?

\ /\ , / r

X. Ya b. Tidak

/ \ \

10. Apakah menulis karangan dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan

'T7'

M.Ya b. Tidak

12. Apakah kamu merasa kesulitan dalam KBM hari ini?

;,'

a. Ya

Xriaat

13. Apakah kamu merasa jenuh ketika pembelajaran berlangsung?

a.Ya

$ rlout

, \

14. Apakah penggunaan media g)mbar membuat kamu lebih fokus dalam belajar?

I

U^

, \

b. ridak

15. Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap menulis dengan menggunakan media gambar?

pemahaman menulismu? ,/

\ /

Y Ya b. Tidak

. / \ \\

11. Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran menulis dengan menggunakan media

b. Tidak

1

', 1


(2)

t

, :

Nama

' AnaDr€nKq ff\cdon\a

'

.

No. Absen , L

Berilah tanda centang (X) pada salah satu pilihan yang telah disediakan sesuai dengan apa yang kalian alami dalam belaiar bahasa Indonesia.

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

X"'

b. Tidak

2. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis?

a. Ya

3. Menurut kamu, pentingkah kamu terampil dalam menulis? b. Tidak

4. Apakah kamu pemah menulis karangan deskripsi? b. Tidak

5. Apakah kamu pemah merasa kesulitan dalam menulis sebuah karangan deskripsi? b. Tidak

6. Apakah kamu pernah belajar menulis karangan menggunakan media sebeldmnya?

b. Tidak 7. Apakah kamu tahu media gambar?

XYa

K""

b. Tidak

- 8. Apakah kamu menggunakan media gambar dalam menulis karangan deskripsi?

I

" l


(3)

\

,

9. Bagaimana menurutmu, apakah belajar menulis menggunakan media gambar menyenangkan?

10. Apakah menulis karangan dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan

pemahaman menulismu?

b. Tidak

;, 11. Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran menulis dengan menggunakan media gambar?

\ , /

-XYU b. Tidak

12. Apakah kamu merasa kesulitan dalam KBM hari ini?

a. Ya

lriaa.

13. Apakah kamu merasa jenuh ketika pembelajaran berlangsung?

a. Ya

'; . 14. Apakah penggunaat media gambar membuat kamu lebih fokus dalam belajar?

il

b. Tidak

15. Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap menulis dengan menggunakan media gambar?

b. Tidak b. Tidak


(4)

t (

N o m o r . U n . 0 1 l F .1 lK M . 0 1 . 3 1 . . . 1 2 0 1 1 Lamp. : Outline/Proposal

Hal : Permohonan lzin Penelitian

Jakarta, 28 April 2014

Kepada Yth.

Kepala MTs Nur-Asyafi'iyah

d i Tempat

Assal am u' al ai ku m wr.wb.

Dengan hormat kami sarnpaikan bahwa,

N a m a : D i n a S a k i n a h

N I M : 1 1 1 0 0 1 3 0 0 0 0 0 5

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Semester : 8 (delapan)

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui

Media Gambar Pada Peserta Didik Kelas Vlll MTs

Nur-Asyafi'iyah (Yaspi na) Ciputat

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di

instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut

melaksanakan penelitian yang dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al ai ku m wr.wb.

Indouesia

itliyalr ZA,, M.Pd Tembusan:

1. Dekan FITK

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan

SURAT PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA F I T K

JL lr. H. Juanda No 95 Cipulat 1 5412 lndonesia

Tgl. Terbit ; '1 Maret 2010

No. Revisi: : 0'1

FITK-FR-AKD-082


(5)

{

I

MADRASAH TSANAS{TYAH

NUR ASY-SYAFI' IYAH

(MTs. YASPINA)

REMPOA CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN Alamat : Jalan Pahlawan Urc7 No. 18 Rempoa Telp. (021) 74709235

SURAT KETERANGAN

Nomor : 1 6/NITs-Y/SIG:P N n41,4

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Wakil Kepala Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syaf iyah (YASPINA) Rernpoa Ciputat Timur, menyatakan :

Nama NIM

Fakultas / Jurusan

Judul Skripsi

Dina Sakinah I 11001300000s

Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, IIIN Jakarta.

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Peserta Didik Kelas VIII di MTs. YASPINA Ciputat

Bahwa benar Saudara yang nama tersebut di atas telah rnelakukan penelitian dan riset di sekolah MTs. Nur Asy-Syafi'iyah (Yaspina) Rempoa Ciputat Timur kelas VIII(I) pada tanggal I Maret - 30 Mei 2014

/ - i n r r t n f T i r n r r r ? O l \ l c i ? O 1 4^ l r r l s ?


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dina Sakinah, anak kedua dari tiga bersaudara, lahir

dari pasangan Amzaini Nurman, SE dan Deni Herlina di

Bukittinggi pada tanggal 27 Januari 1993. Bertempat

tinggal di JL. LAPAN V No. 8 Pekayon, Jakarta Timur.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD N 09

Jakarta. Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP N 184 Jakarta. Setelah itu,

melanjutkan pendidikannya di MAN 14 Jakarta. Penulis meneruskan

pendidikannya di perguruan tinggi islam negeri, yaitu Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010 pada program studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan melalui jalur PMDK

.


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band Surga Cinta pada siswa kelas VIII MTS Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) Ciputat, Tangerang.

0 7 147

Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band "Surga Cinta" pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi'iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang

2 14 147

Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang

1 10 147

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI KRATIF PRODUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 3 220

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

1 4 15

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Premulung Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Premulung Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL CIRC DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS IV SD 1 KALIPUTU KUDUS

0 0 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL MIND MAPING DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV

0 0 16