Keterampilan\BAB III

(1)

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK), artinya bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan proses tindakan pada siklus II.

Untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal sebelum siklus I. Siklus I bertujuan untuk mengetahui keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dalam tindakan awal penelitian. Siklus ini sekaligus dipakai sebagai refleksi untuk menulis siklus II, sedangkan siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Pada siklus I, apabila pemecahan masalah belum terselesaikan maka dapat dilanjutkan pada siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu:

1. Perencanaan atau planning adalah tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen.


(2)

2. Tindakan atau acting adalah pembelajaran seperti apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis cerpen.

3. Pengamatan atau observing adalah pengamatan peneliti terhadap peran serta siswa selama pembelajaran dan pengamatan terhadap hasil kerja siswa, dan

4. Refleksi atau reflecting adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.

Di bawah ini adalah gambaran desain penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus :


(3)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis cerpen dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas X MA. Al-Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan. Adapun gambaran dari kelas X MA. Al-Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan secara keseluruhan berjumlah 39 siswa yang terdiri atas 16 anak laki-laki dan 23 anak perempuan. Alasan dipilihnya kelas X MA. Al-Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan sebagai subjek penelitian karena di kelas ini banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa materi menulis cerpen.

C. Proses Tindakan Siklus I

Proses tindakan pada siklus I mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan ini berupa kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada. Langkah ini merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran menulis cerpen yang sedang berlangsung. Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan pembelajaran menulis cerpen dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran digunakan sebagai program kerja atau pedoman peneliti dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Selain itu, peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang berupa tes seperti lembar tes dan pedoman penilaian, menyiapkan instrumen


(4)

penelitian yang berupa nontes seperti lembar observasi untuk melihat bagaimana tingkah laku siswa ketika dilakukan pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan konstruktivisme, angket, pedoman wawancara untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar, dan dokumentasi foto. Setelah menyiapkan alat tes dan nontes.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis cerpen pada siklus I sesuai dengan rencana yang telah disusun. Materi pelajaran adalah keterampilan menulis dengan Pendekatan Konstruktivisme. Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam enam fase..

Fase pertama, yaitu menyampaikan tujuan dan motivasi siswa. Dalam fase ini guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan motivasi siswa belajar.

Fase kedua, menyampaikan informasi. Pada fase ini guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Fase ketiga, Mendorong dan melatihkan konstruktivistik (pembelajaran mandiri). Pada fase ini guru memeriksa menjelaskan kepada siswa bagaimana cara belajar mandiri dan membantu setiap siswa agar menjadikan informasi sebagai miliknya sendiri.

Fase keempat, Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik. Pada fase ini guru memeriksa pemahaman siswa terhadap materi dan memberikan umpan balik bagi siswa yang bertanya.


(5)

Fase kelima, pemberian evaluasi. Pada fase ini Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang diberikan atau masing-masing individu mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase keenam, memberikan pujian. Pada fase ini guru memberikakan pujian terhadap siswa yang mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Serta memotivasi siswa yang mempersentasikan hasil kerjanya yang kurang baik.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penerapan pendekatan konstruktivisme. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengamati perilaku belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, perilaku belajar siswa yang diamati adalah perilaku belajar siswa pada saat pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Perilaku yang diamati yaitu sikap siswa baik positif maupun negatif dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen, keaktifan siswa dalam bertanya dan menanggapi pendapat teman, kekompakkan siswa dalam kerja sama, keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen dari awal sampai akhir proses belajar mengajar, keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas, keseriusan siswa saat hunting (mencari) hal-hal pokok mengenai objek menulis cerpen, ketepatan dalam mengumpulkan tugas, dan lain sebagainya.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap hasil menulis cerpen siswa dan perilaku belajar siswa selama


(6)

mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan baik. Hasil menulis cerpen siswa yang diamati adalah tema dan amanat, penokohan, latar.

Sedangkan perilaku belajar siswa yang diamati adalah perilaku belajar siswa pada saat pembelajaran pendekatan konstruktivisme. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana pembelajaran untuk siklus II. Masalah-masalah yang timbul pada siklus I dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II, sedangkan jika ada kelebihan-kelebihan akan dipertahankan dan ditingkatkan.

D. Proses Tindakan Siklus II

Proses tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Hasil refleksi siklus I diperbaiki pada siklus II. Siklus II ini sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen sekaligus digunakan untuk mengetahui peran serta siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen. Penilaian proses dan penilaian hasil ini merupakan satu kesatuan yang dijadikan bahan acuan peneliti untuk mengetahui peningkatan keterampilan dan perubahan perilaku belajar siswa dalam menulis cerpen. Hasil pembelajaran pada siklus II ini lebih baik daripada hasil pembelajaran pada siklus I. Siklus II terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II ini berdasarkan pada temuan siklus I. Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan memperbaiki hasil refleksi siklus I. Pada tahap perencanaan ini, dilakukan persiapan pembelajaran menulis


(7)

cerpen dengan menyusun perbaikan rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran dibuat lebih matang lagi dengan memperhatikan alokasi waktu yang ada dan lebih memfokuskan pada pemahaman siswa mengenai menulis cerpen. Selain itu, peneliti juga memperbaiki dan melengkapi instrumen penelitian yang berupa tes seperti lembar tes dan pedoman penilaian. Tes dibuat berbeda dengan siklus I agar pengetahuan dan pengalaman siswa berkembang. Peneliti juga memperbaiki dan melengkapi instrumen penelitian yang berupa nontes seperti lembar observasi untuk melihat bagaimana tingkah laku siswa ketika dilakukan pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan konstruktivisme, angket, pedoman wawancara untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar pada siklus II, dan dokumentasi foto. Selanjutnya peneliti menyiapkan media pembelajaran dan mengadakan kolaborasi atau kerja sama dengan siswa dan guru mata pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis cerpen pada siklus I sesuai dengan rencana yang telah disusun. Materi pelajaran adalah keterampilan menulis dengan Pendekatan Konstruktivisme. Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam enam fase.

Fase pertama, yaitu dimulai dengan membuka pelajaran.Dalam fase ini guru mengulas hasil observasi pada siklus I dan menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika menulis cerpen.


(8)

Fase kedua, Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran. Pada fase ini guru menyampaikan kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memberikan beberapa macam contoh cerpen pada siswa.

Fase ketiga, Guru membacakan contoh cerpen dan siswa mengamati dan melatihkan konstruktivistik (pembelajaran mandiri). Pada fase ini guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara belajar mandiri dan bagaimana menulis cerpen sendiri.

Fase keempat, Guru menjelasakan materi di dalam kelas dan memberikan pertanyaan. Pada fase ini guru menjelaskan materi dan memeriksa pemahaman siswa terhadap materi dan siswa diberikan peluang untuk bertanya yang disambut oleh siswa dengan berebutan menjawab.

Fase kelima, pemberian evaluasi. Pada fase ini Guru mengevaluasi hasil kerja siswa dan masing-masing individu mempersentasikannya.

Fase keenam, memberikan penghargaan. Pada fase ini guru mencari cara-cara menghargai upaya maupun hasil belajar individu . 3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penerapan pendekatan konstruktivisme selama pembelajaran menulis cerpen pada siklus II berlangsung. Dalam siklus ini, peneliti mengamati segala perilaku siswa, baik yang positif maupun yang negatif selama mengikuti pembelajaran menulis cerpen. Dalam penelitian ini, perilaku belajar siswa yang diamati adalah perilaku belajar siswa pada saat pembelajaran pendekatan konstruktivisme.Perilaku tersebut misalnya keaktifan dan keseriusan siswa dalam proses pembelajaran menulis menulis cerpen, keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas menulis cerpen,


(9)

keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas menulis cerpen, keseriuasan siswa saat hunting (mencari) hal-hal pokok mengenai objek menulis cerpen, ketepatan dalam mengumpulkan tugas, dan keaktifan siswa dalam bertanya. Dengan begitu, peneliti mengetahui peningkatan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen. Tes keterampilan menulis cerpen dilaksanakan di akhir pembelajaran, sedangkan observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Peneliti berharap pada siklus II ini ada peningkatan keterampilan dan perubahan perilaku belajar siswa yang positif dalam menulis cerpen.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Pada siklus II ini, peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap kerja siswa pada saat pembelajaran pendekatan konstruktivisme. Analisis kerja siswa ini meliputi sejauh mana siswa itu aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan menulis cerpen. Peneliti juga menganalisis hasil tes keterampilan menulis cerpen.

Setelah penganalisisan siklus II selesai, kemudian peneliti membandingkan hasil siklus I dengan hasil siklus II. Dengan demikian, permasalahan adakah peningkatan dan perubahan tingkah laku belajar siswa yang positif dalam menulis cerpen dapat diketahui.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk tes dan nontes.


(10)

1. Instrumen Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II dengan tujuan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis cerpen melalui pendekatan konstruktivisme. Pada hasil tes siklus I dianalisis, hasil tersebut alam diketahui kelemahan siswa dalam kegiatan menulis cerpen, yang selanjutnya disajikan dasar pada siklus II. Setelah dianalisis hasil tes siklus II dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerpen. Tes yang dilakukan berupa tes unjuk kerja menulis cerpen dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan siswa dalam menulis cerpen dengan memperhatikan kriteria-kriteria penilaian, penilaian yang diberikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu standart nasional pendidikan (SNP) yang melalui pemerintah no 19 tahun 2005 yang salah satunya mencakup penilaian pendidikan. kriteria- kriteria penilaian yang telah ditentukan yakni :

Tabel 1. Skor Penilaian

No Aspek SB B C K Bobot h SkorJumla

1 2 3

- Tema dan amanat - Tokoh dan penokohan - Latar

30 30 40

Jumlah 100

Keterangan:

Sangat Baik (SB) : Skor 30 - 40 Baik (B) : Skor 20 - 29 Cukup (C) : Skor 10 - 19 Kurang (K) : Skor 0 - 9


(11)

Aspek-aspek yang dinilai dengan rentangan skor dan kategori penilaian dapat dilihat pada tabel 2 berikut

Tabel 2. Kriteria Penilaian Cerpen

Aspek Skor Kriteria Kategori

1. Tema dan amanat

24 -30 16 -23 8 - 15 0 - 7

 Penggambaran tema dan amanat sangat jelas  Penggambaran tema dan

amanat cukup jelas  Penggambaran tema dan

amanat kurang jelas  Penggambaran tema dan

amanat tidak jelas

Sangat baik Baik Cukup Kurang

2. Tokoh dan penokohan

24 -30 16 -23 8 - 15 0 - 7

 Penggambaran tokoh dan penokohan sangat jelas  Penggambaran tokoh dan

penokohan cukup jelas  Penggambaran tokoh dan

penokohan kurang jelas  Penggambaran tokoh dan

penokohan tidak jelas

Sangat baik Baik Cukup Kurang

3. Latar 30 -40 20 -29 10 -19 0 - 9

 Latar digambarkan secara sangat jelas dan rinci  Latar digambarkan cukup

jelas tetapi tidak rinci  Latar digambarkan kurang

jelas dan kurang rinci  Latar tidak digambarkan

sama sekali

Sangat baik Baik Cukup Kurang

Dari pedoman penilaian tersebut, peneliti dapat mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang.


(12)

No Kategori Skor 1

2 3 4

Sangat Baik Baik

Cukup Kurang

85-100 75-84 65-74 0-64 2. Instrumen Nontes

Bentuk instrumen penelitian nontes digunakan untuk mengetahui perkembangan tingkah laku, sikap siswa dalam pembelajaran, serta tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, dan dokumentasi foto.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan tingkah laku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis cerpen. Hal yang perlu diamati adalah perilaku belajar siswa pada saat pembelajaran pendekatan konstruktivisme, baik perilaku yang positif maupun perilaku yang negatif dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis.

Perilaku tersebut antara lain 1) keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, 2) keaktifan siswa dalam bertanya dan menanggapi pendapat teman, 3) keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi dari awal sampai akhir proses belajar mengajar, 4) respon siswa terhadap model dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran, 5) keaktifan siswa dalam kerja kelompok, 6) keseriusan siswa dalam mengerjakan, dan 7) keseriusan siswa saat hunting (mencari). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat sistematik karena faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis.


(13)

Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran. Pengambilan foto dalam proses pembelajaran dapat mempermudah peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitiannya. Foto-foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa yang akan didokumentasikan antara lain, 1) aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran menulis cerpen pada siklus I dan siklus II, 2) aktivitas siswa pada saat pembelajaran pada siklus I dan siklus II, 3), aktivitas siswa pada saat mengerjakan tugas individu tentang menulis cerpen pada siklus I dan siklus II.

F. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data yang diperlukan. Untuk mengumpulkan data diperlukan suatu alat penelitian yang akurat karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi, sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang digunakan yakni pendekatan konstruktivisme. Untuk memperoleh data melalui teknik nontes ini dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi, dan dokumentasi foto. 1. Teknik Penugasan

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik penugasan. Penugasan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pengumpulan data hasil tugas siswa digunakan untuk


(14)

mengungkap keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Penugasan digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis cerpen baik pada penugasan pada siklus I dan pada siklus II. Hasil penugasan pada siklus pertama dianalisis.

Dari analisis tersebut maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian diberikan pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus II. Dari hasil analisis tes pada siklus II ini, dapat diketahui peningkatan keterampilan siswa dalam bercerita.

Aspek yang dinilai dalam penugasan menulis cerpen adalah Tema dan amanat, Tokoh dan Latar unsur-unsur pembangun cerpen

2. Teknik Nontes a. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung mencakup semua penyadaran melalui pancaindera, sedangkan pengamatan tidak langsung melalui lembar pengamatan. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar Observasi terlampir

b. Dokumentasi Foto

Data dokumentasi foto penelitian ini diambil pada awal hingga akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. Data-data dokumentasi foto ini berwujud gambar visual yang memuat rekaman segala perilaku


(15)

siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengambilan gambar visual tersebut dilakukan dengan cara meminta bantuan teman peneliti untuk melakukan pemotretan. Cara ini ditempuh peneliti berdasarkan pertimbangan 1) keaslian data visual terjamin, 2) perilaku peneliti dan subjek penelitian saat pembelajaran terekam dengan jelas, dan 3) agar konsentrasi peneliti saat mengajar tidak bercabang.

Gambar-gambar foto yang telah terkumpul selanjutnya dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang ada. Jika data lain hanya berwujud laporan secara tertulis, maka dalam teknik dokumentasi pembaca dapat langsung menikmati suasana secara visual beserta laporan deskripstifnya.

3. Teknik Angket

Angket adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2008:142).

Kuesioner (angket) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dilihat dari sudut pandang dari cara menjawabnya yang dibagi dalam :

1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

Adapun keuntungan dari teknik pengumpulan data memakai angket (kuisioner) adalah :


(16)

b. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

c. dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu untuk menjawab

d. dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.(Suharsimi Arikunto, 1996:115)

Adapun kelemahan dari teknik pengambilan data memakai kuisioner (angket) adalah :

a. responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab.

b. Seringkali sukar dicari validitanya

c. Kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur

d. Seringkali angket tidak kembali

e. Waktu pengambilannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.(Suharsimi Arikunto, 1996:117)

Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tidak langsung bersifat tertutup dengan pilihan ganda, hal ini dilakukan untuk menutupi kelemahan-kelemahan angket sehingga penulis dapat mengetahui respon siswa terhadap pendekatan konstruktivisme.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Uraian tentang teknik kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut.

1. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui peningkatan menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

Data kuantitatif diperoleh dari penilaian tes dan penilaian nontes pada siklus I dan siklus II. Analisi tersebut dilakukuan dengan


(17)

langhah-langkah sebagai berikut : 1) merekap skor yang diperoleh siswa, 2) menghitung skor komulatif dari seluruh aspek, 3) menghitung skor rata-rata kelas, 4) menghitung persentase, dengan rumus :

SP : SK X 100% R Keterangan :

SP : Skor Persentase SK : Skor Komulatif R : Jumlah Responden

Hasil perhitungan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan dari masing-masing siklus dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui pendekatan konstruktivisme.

b. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari instrumen nontes berupa lembar observasi, dan dokumentasi foto. Skor yang diperoleh dari penilaian tes dijumlahkan kemudian dikualitatifkan dan hasilnya digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa. Skor hasil observasi dijumlah kemudian dikualitatifkan dan hasilnya digunakan untuk mengetahui perkembangan tingkah laku siswa selama dan setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen, baik pada saat pembelajaran pendekatan konstruktivisme.


(18)

(1)

Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran. Pengambilan foto dalam proses pembelajaran dapat mempermudah peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitiannya. Foto-foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa yang akan didokumentasikan antara lain, 1) aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran menulis cerpen pada siklus I dan siklus II, 2) aktivitas siswa pada saat pembelajaran pada siklus I dan siklus II, 3), aktivitas siswa pada saat mengerjakan tugas individu tentang menulis cerpen pada siklus I dan siklus II.

F. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data yang diperlukan. Untuk mengumpulkan data diperlukan suatu alat penelitian yang akurat karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi, sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang digunakan yakni pendekatan konstruktivisme. Untuk memperoleh data melalui teknik nontes ini dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi, dan dokumentasi foto. 1. Teknik Penugasan

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik penugasan. Penugasan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pengumpulan data hasil tugas siswa digunakan untuk


(2)

mengungkap keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Penugasan digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis cerpen baik pada penugasan pada siklus I dan pada siklus II. Hasil penugasan pada siklus pertama dianalisis.

Dari analisis tersebut maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian diberikan pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus II. Dari hasil analisis tes pada siklus II ini, dapat diketahui peningkatan keterampilan siswa dalam bercerita.

Aspek yang dinilai dalam penugasan menulis cerpen adalah Tema dan amanat, Tokoh dan Latar unsur-unsur pembangun cerpen

2. Teknik Nontes a. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung mencakup semua penyadaran melalui pancaindera, sedangkan pengamatan tidak langsung melalui lembar pengamatan. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar Observasi terlampir

b. Dokumentasi Foto

Data dokumentasi foto penelitian ini diambil pada awal hingga akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. Data-data dokumentasi foto ini berwujud gambar visual yang memuat rekaman segala perilaku


(3)

siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengambilan gambar visual tersebut dilakukan dengan cara meminta bantuan teman peneliti untuk melakukan pemotretan. Cara ini ditempuh peneliti berdasarkan pertimbangan 1) keaslian data visual terjamin, 2) perilaku peneliti dan subjek penelitian saat pembelajaran terekam dengan jelas, dan 3) agar konsentrasi peneliti saat mengajar tidak bercabang.

Gambar-gambar foto yang telah terkumpul selanjutnya dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang ada. Jika data lain hanya berwujud laporan secara tertulis, maka dalam teknik dokumentasi pembaca dapat langsung menikmati suasana secara visual beserta laporan deskripstifnya.

3. Teknik Angket

Angket adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2008:142).

Kuesioner (angket) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dilihat dari sudut pandang dari cara menjawabnya yang dibagi dalam :

1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

Adapun keuntungan dari teknik pengumpulan data memakai angket (kuisioner) adalah :


(4)

b. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

c. dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu untuk menjawab

d. dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.(Suharsimi Arikunto, 1996:115)

Adapun kelemahan dari teknik pengambilan data memakai kuisioner (angket) adalah :

a. responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab.

b. Seringkali sukar dicari validitanya

c. Kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur

d. Seringkali angket tidak kembali

e. Waktu pengambilannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.(Suharsimi Arikunto, 1996:117)

Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tidak langsung bersifat tertutup dengan pilihan ganda, hal ini dilakukan untuk menutupi kelemahan-kelemahan angket sehingga penulis dapat mengetahui respon siswa terhadap pendekatan konstruktivisme.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Uraian tentang teknik kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut.

1. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui peningkatan menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

Data kuantitatif diperoleh dari penilaian tes dan penilaian nontes pada siklus I dan siklus II. Analisi tersebut dilakukuan dengan


(5)

langhah-langkah sebagai berikut : 1) merekap skor yang diperoleh siswa, 2) menghitung skor komulatif dari seluruh aspek, 3) menghitung skor rata-rata kelas, 4) menghitung persentase, dengan rumus :

SP : SK X 100% R Keterangan :

SP : Skor Persentase SK : Skor Komulatif R : Jumlah Responden

Hasil perhitungan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan dari masing-masing siklus dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui pendekatan konstruktivisme.

b. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari instrumen nontes berupa lembar observasi, dan dokumentasi foto. Skor yang diperoleh dari penilaian tes dijumlahkan kemudian dikualitatifkan dan hasilnya digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa. Skor hasil observasi dijumlah kemudian dikualitatifkan dan hasilnya digunakan untuk mengetahui perkembangan tingkah laku siswa selama dan setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen, baik pada saat pembelajaran pendekatan konstruktivisme.


(6)