TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN HARGA JUAL BENSIN MELEBIHI BATAS HARGA RESMI DARI PEMERINTAH DI DESA SAWAHMULYA KECAMATAN SANGKAPURA (PULAU BAWEAN) KABUPATEN GRESIK.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN HARGA JUAL
BENSIN MELEBIHI BATAS HARGA RESMI DARI PEMERINTAH DI
DESA SAWAHMULYA KECAMATAN SANGKAPURA (PULAU
BAWEAN) KABUPATEN GRESIK

SKRIPSI
Oleh:
Silvia Ratna Juwita
NIM: C02212040

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah
SURABAYA
2016

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN HARGA JUAL BENSIN
MELEBIHI BATAS HARGA RESMI DARI PEMERINTAH DI DESA SAWAHMULYA
KECAMATAN SANGKAPURA (PULAU BAWEAN) KABUPATEN GRESIK


SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Fakultas Syaria’ah dan Hukum

Oleh :
Silvia Ratna Juwita
NIM : C02212040

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
SURABAYA
2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan
Apa saja faktor penyebab penjual menaikkan harga jual bensin melebihi batas
harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau
Bawean) Kabupaten Gresik?, bagaimana praktek menaikkan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan
Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik?, dan Bagaimana tinjauan hukum
Islam terhadap kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari
pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean)
Kabupaten Gresik?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang pengumpulan datanya

menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan kemudian dianalisis
menggunakan metode deskriptif yakni mengungkapkan kenyataan dari hasil
penelitian berupa implementasi kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga
resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya Kec. Sangkapura (Pulau Bawean)
Kab. Gresik. Kemudian dikaitkan dengan hukum Islam secara umum dengan
menggunakan pola fikir induktif, yakni menganalisis dalil-dalil al-Qur’an, hadis
dan fiqh tentang permasalahan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hukum Islam yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa Praktik kenaikan harga jual bensin melebihi batas
harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya adalah penjual bensin eceran
menjual bensin dengan menaikkan harga dari Rp 8.500 menjadi Rp 12.000 hingga
Rp 18.000 kepada konsumen yang disebabkan oleh beberapa faktor yang
mengakibatkan persediaan di desa tersebut semakin sedikit sehingga mengalami
kelangkaan. Faktor penyebab tersebut adalah faktor keterlambatan datangnya
transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean sehingga persediaan bensin
yang masuk ke desa Desa Sawahmulya menjadi sangat jarang dan membuat
persediaan bensin di desa tersebut semakin sedikit, sehingga dalam keadaan
tersebut pedagang melakukan upaya untuk menambah pendapatan dengan
mengambil keuntungan yang lebih besar. Tinjauan hukum Islam terhadap
kenaikan harga jual bensin adalah kenaikan harga bensin yang terjadi di Desa

Sawahmulya berdasarkan mekanisme pasar dengan teori hukum permintaan dan
penawaran, dan demi kemaslahatan masyarakat yang sangat membutuhkan
bensin untuk kegiatan sehari-harinya menurut hukum Islam hal tersebut sah dan
dibenarkan.
Dari kesimpulan tersebut, penulis menyarankan sebaiknya bagi penjual
dan pembeli bensin eceran supaya dalam melakukan transaksi disesuaikan dengan
tujuan hukum Islam. Penulis juga menyarankan untuk pemerintah setempat
hendaknya selalu memantau kondisi pasar, guna untuk menghindari oknumoknum yang sengaja mempermainkan harga dan penimbunan bensin.

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR TRANSLITERASI ........................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
Identifikasi dan batasan Masalah ...................................................... 6
Rumusan Masalah .............................................................................. 8

Kajian Pustaka ................................................................................... 8
Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
Kegunaan Hasil Penelitian............................................................... 12
Definisi Operasional ........................................................................ 12
Metode Peneltian ............................................................................. 13
Sistematika Pembahasan ................................................................. 18

BAB II PENETAPAN HARGA DAN ISTIHSAN
A. Penetapan Harga .............................................................................. 20
1. Pengertian Harga ......................................................................... 20
2. Dasar Hukum yang Terkait Penetapan Harga ............................. 22
3. Penetapan Harga .......................................................................... 23
4.Mekanisme Pasar dan Keseimbangan Harga Menurut Ulama ..... 33
B. Istihsan .............................................................................................. 41
1. Pengertian Istihsan....................................................................... 41

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


2. Hukum Dasar Istihsan.................................................................. 42
3. Macam-Macam Istihsan............................................................... 44
BAB III KENAIKAN HARGA JUAL BENSIN MELEBIHI BATAS HARGA
RESMI DARI PEMERINTAH DI DESA SAWAHMULYA
KECAMATAN SANGKAPURA GRESIK
A. Gambaran Umum Desa Sawahmulya.......................................... 48
1. Peta Geografis dan Demografis ............................................ 48
2. Struktur Organisasi ............................................................... 50
3. Keadaan Penduduk, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi .......... 51
4. Pembangunan ........................................................................ 54
B. Kenaikan Harga Jual Bensin Melebihi Batas Harga Resmi dari
Pemerintah Di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura
Gresik
1. Faktor-faktor penyebab kenaikan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari Pemerintah ......................... 56
2. Praktek Kenaikan Harga Jual Bensin Melebihi Batas
Harga Resmi .......................................................................... 57
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN HARGA
JUAL BENSIN MELEBIHI BATAS HARGA RESMI DARI
PEMERINTAH DI DESA SAWAHMULYA KECAMATAN

SANGKAPURA GRESIK
A. Analisis Terhadap Faktor Penyebab Kenaikan Harga Jual
Bensin Melebihi Batas Harga Resmi dari Pemerintah Di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura Gresik ............................... 64
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Kenaikan Harga Jual Bensin
Melebihi Batas Harga Resmi dari Pemerintah Di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura Gresik ............................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 69
B. Saran ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A.


Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi untuk mengisi dan
memakmurkan hidup sesuai dengan tata aturan dan hukum-hukum Allah.1
Sejak awal penciptaan manusia, Allah SWT telah

mentakdirkannya

untuk saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk
memenuhi kelangsungan hidupnya termasuk masalah ekonomi. Allah
menciptakan manusia di muka bumi ini sebagai makhluk sosial, dimana
manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa
berinteraksi dengan yang lainnya. Baik itu yang berupa sandang, pangan
dan tukar menukar, dengan melalui bisnis atau jual beli, sewa menyewa
dan lain sebagainya. Seperti halnya Adam dan Hawa, keduanya saling
bekerjasama untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Barangkali inilah awal mula timbulnya sistem kerjasama
(muamalah). Muamalah adalah aturan-aturan Allah yang wajib ditaati
yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya
dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta benda.2 Dari definisi
tersebut dapat dipahami bahwa kehidupan manusia khususnya umat Islam

dalam melakukan interaksi sosial sehari-sehari harus memenuhi ketentuan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian, apabila Muamalah dilakukan
oleh manusia dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang ada,
1
2

Ahmad Munif Suratmaputra, Filsafat Hukum Islam Al-Ghazali, (Jakarta:Pustaka Firdaus,2002),1.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2008), 3.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

maka semua manusia akan dapat memenuhi kebutuhannnya masingmasing.
Islam mengajarkan umat manusia untuk senantiasa hidup saling
tolong menolong atas dasar tanggung jawab bersama agar dalam
kehidupan masyarakat dapat ditegakkan keadilan yang pada akhirnya
terhindari pemerasan antar sesama. Sebagaimana firman Allah SWT.

dalam surat Al-Maidah ayat 2:

ِ
ِْ ‫َوتَ َع َاونُوا َعلَى الِْ ربِ َوالت ْقوى َوَِل تَ َع َاونُوا َعلَى‬
ِ‫يد‬
ِِ ‫اْ ِِْث َواْلعُ ْد َو‬
ُ ‫ان َوات ُقوا الل ِهَ إِنِ الل ِهَ َشد‬
َ
‫اْلعِقاَب‬
Artinya:

‚dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.‛3
Kenyataan tolong menolong dalam bermuamalah tidak dapat
ditinggalkan, karena bermuamalah dengan cara tolong menolong akan
mempererat tali silaturrahmi antara sesama manusia. Selain itu dengan
bermuamalah dapat mempermudah mendapat segala kebutuhan apa yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu kegiatan muamalah adalah seperti jual beli, jual beli
merupakan instrument yang dapat digunakan untuk mewujudkan karakter
sosial. Perkataan jual beli mempunyai arti suatu kegiatan tukar menukar
barang dengan barang lain dengan cara tertentu atas dasar saling
3

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al-Fatih, 2013), 106.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

merelakan yang bertujuan memberi kepemilikan dan menerima hak
milik.4 Termasuk dalam hal ini adalah jasa dan juga penggunaan alat
tukar seperti uang. Jual beli ini dilakukan dengan memindahkan hak milik
kepada orang lain dengan harga, sedangkan membeli yaitu menerimanya.5
Jual beli merupakan suatu kegiatan yang hampir setiap orang
melakukannya, Karena jual beli merupakan hal yang pokok bagi manusia,
dimana dalam jual beli itu kita dapat saling melengkapi kebutuhan hidup
satu sama yang lainnya. Selain itu, jual beli merupakan sarana saling
tolong menolong antara sesama umat manusia.
Jual beli sebagai sarana saling tolong menolong antar sesama umat
manusia mempunyai landasan yang kuat dalam al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah saw.6 Terdapat sejumlah ayat yang berbicara tentang jual beli,
diantaranya dalam surat al-Baqarah, 2:275 yang berbunyi:

ِ ...‫اَ َحلِِاهُِاْلبَ ْي َع َِو َحرَمِالربَا‬

Artinya:
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (AlBaqarah : 275)7
Pada hakikatnya, Islam tidak melarang segala bentuk jual beli
apapun selama tidak merugikan salah satu pihak dan selama tidak
melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dan diserukan agar tetap
memelihara ukhuwah Islãmiyah. Bahkan dalam hal pengembangan

4

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 25.
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah ,(Jakarta: Kencana, 2012), 101.
6
Abd Hadi, Dasar-dasar Hukum Ekonomi Islam, (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010), 50.
7
Departemen Agama, Al-Qur’an dan…, 47.
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

perekonomian yang mapan, Islam sangat menganjurkannya. Dalam aturan
hukum Islam manusia telah dilarang memakan harta sesama atau
memakan harta yang diperoleh dengan jalan batil (tidak sah) seperti
halnya telah dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’
ayat 29:

ِ ِ ِ
ِ
ٍ ‫ِع ْنِتََِرا‬
َِ ‫ياَاَي َهاِال ِذيْ َِنِاََِمنُ ْو‬
ِ‫ض‬
َ ً‫اِرة‬
َ َِِ‫الِتَأِِِْ ُكلُ ْوِاَْم َولَ ُك ْمِبَْي نَ ُك ْمِبااْلبَاِط ِلِالِاَ ْنِتَ ُك ْو َن‬
ِ ‫ِمْن ُكمِوَلتَ ْقتُلُواِاَنْ ُفس ُكمِاِنِاهِ َكاِ َنِبِ ُكمِر‬
ِ ِ‫ِحْي ًما‬
ْ َ ْ َْ
َْ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah Maha penyayang kepadamu (QS. An-Nisa’ ayat:29)8
Salah satu interaksi atau muamalah yang paling sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah penetapan harga dalam jual beli.
Maka dari itu dapat dipahami bahwa pada dasarnya penetapan harga
dalam jual beli merupakan bentuk muamalah yang dihalalkan dalam Islam
selama tidak terdapat unsur-unsur haram atau yang dapat membatalkan
transaksi seperti riba yang merugikan salah satu pihak.
Penetapan harga dalam jual beli ialah ketetapan atau harga paten
yang tidak bisa diturunkan nilainya. Oleh karena itu, dalam menetapkan
harga hendaknya dilakukan tanpa ada tipu daya, dan dilakukan sesuai

8

Departemen Agama, Al-Qur’an dan…, 83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dengan syarat dan rukun yang telah ditetapkan oleh syariah Islam agar
hubungan antar sesama manusia tetap terjadi dengan baik.
Dalam menentukan penetapan untuk menaikkan harga yang
terjadi di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean)
Kabupaten Gresik adalah menaikkan harga melebihi batas harga resmi
dari pemerintah. Dimana pihak penjual menaikkan harga bensin yang
sangat tinggi hingga dua kali lipat dari harga pasar atau harga resminya.
Harga bensin yang telah ditentukan oleh pemerintah yang telah menjadi
harga pasar di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean)
Kabupaten Gresik adalah Rp 8.000 per liter tetapi diwaktu tertentu pihak
penjual menaikkan harga bensin hingga Rp12.000 sampai Rp 18.000 per
liter.
Kenaikan harga jual beli bensin melebihi batas harga resmi dari
pemerintah ini sering terjadi di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura
(Pulau Bawean) Kabupaten Gresik. Di saat waktu tertentu sering terjadi
persediaan bensin yang masuk ke pulau Bawean menjadi sangat jarang
sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan bensin tersebut.
Dalam hal ini pihak penjual yang masih mempunyai persediaan bensin
yang banyak mengambil kesempatan dengan menaikkan harga bensin
sehingga mendapatkan keuntungan yang sangat tinggi. Pihak pembeli
mau tidak mau membeli bensin tersebut dengan harga yang telah
ditentukan oleh penjual. Dalam

menaikkan harga yang seperti ini

kemungkinan besar akan merugikan pihak pembeli karena dengan harga

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

seperti itu pihak pembeli bisa saja mendapat dua liter bensin tetapi ini
hanya mendapat satu liter saja, sehingga tidak sepadan dengan harga jual
yang mereka terima.
Berdasarkan dari konteks di atas, peneliti ingin melakukan
penelitian yang lebih mendalam dan jelas agar dapat diketahui kejelasan
tentang faktor-faktor, tata cara, prosedur serta praktek kenaikan harga jual
beli bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik
apakah telah sesuai dengan syarat atau atau aturan dalam perspektif
hukum Islam.

B.

Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi praktek menaikkan harga jual
bensin.
2. Sistem atau praktek menaikkan harga jual bensin melebihi batas harga
resmi dari pemerintah dalam hukum Islam.
3. Dampak praktek menaikkan harga jual bensin melebihi batas harga
resmi dari pemerintah terhadap masyarakat.
4. Batasan mengambil keuntungan dalam menaikkan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

5. Penetapan harga terhadap kenaikan harga jual beli bensin melebihi
batas harga resmi dari pemerintah.
6. Tinjauan hukum Islam terhadap praktek kenaikan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya
Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.
Agar pokok permasalahan diatas lebih terarah mengenai praktek
menaikkan harga jual beli bensin melebihi batas harga resmi dari
pemerintah, maka titik fokus permasalahan tersebut akan dibatasi dengan
hal-hal berikut ini:
1.

Praktek menaikkan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari
pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau
Bawean) Kabupaten Gresik.

2.

Faktor-faktor penyebab penjual menaikkan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya
Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.

3.

Tinjauan hukum Islam terhadap kenaikan harga jual bensin melebihi
batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan
Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka bisa ditarik

kesimpulan: Analisis hukum Islam terhadap kenaikan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya
Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

C.

Rumusan Masalah
Sebagai upaya untuk menghindari ketidakfokusan bahasan dalam
penelitian ini, maka fokus peneliti dapat mencakup beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana praktek menaikkan harga jual bensin melebihi batas harga
resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura
(Pulau Bawean) Kabupaten Gresik?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab penjual menaikkan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya
Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik?
3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap kenaikan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya
Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik?

D.

Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti
sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak
merupakan pengulagan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah
ada.9
1. Skripsi yang ditulis oleh Lailatul Hidayah dengan judul skripsi
‚Kebijakan Pemerintah tentang penetapan harga BBM dalam

9

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014, 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

perspektif hukum Islam‛ dalam rumusan masalah membahas faktorfaktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga,
Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga
BBM dan Bagaimana kebijakan penetapan harga BBM dalam
perspektif Islam. Dalam skripsi tersebut dapat disimpulkan Kebijakan
penetapan harga BBM tidak relevan dengan tujuan hukum Islam yakni
kemaslahatan umat. Kebijakan penetapan harga tentang kenaikan
harga BBM tersebut berimplikasi besar terhadap rakyat. Implikasi
tersebut dapat dilihat dengan naiknya seluruh bahan kebutuhan
pokok, naiknya transportasi, munculnya pemutusan hubungan kerja
(PHK) dan lain-lain.10
2. Skripsi yang ditulis oleh Nichlatun Nafi’ah dengan judul Skripsi
‚Tinjauan Hukum Islam terhadap penetapan harga kelapa sawit oleh

tokek di Desa Air Mas Kec Ukui Kab. Pelalawan Riau‛ dalam
rumusan masalah membahas bagaimana mekanisme penetapan harga
kelapa sawit oleh tokek di Desa Air Mas Kec Ukui Kab. Pelalawan
Riau dan Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme
penetapan harga kelapa sawit oleh tokek di Desa Air Mas Kec Ukui
Kab. Pelalawan Riau. Dalam Skripsi tersebut disimpulkan bahwa
menurut tinjauan hukum Islam mengenai jual beli kelapa sawit yang
kelompok jual beli kelapa sawit oleh tokek di Desa Air Mas Kec Ukui
Kab. Pelalawan Riau dengan ketetapan harga yang ditetapkan oleh
10

Lailatul Hidayah, ‚Kebijakan pemerintah tentang penetapan harga BBM dalam perspektif
Hukum Islam‛ ( Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2006), 77.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

broker tidak dapat dibenarkan atau tidak dapat disahkan karena tidak
memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum
Islam.11
3. Skripsi yang ditulis oleh Hinnada Saifullah dengan judul Skripsi
‛Studi Analisis Terhadap Pemikiran Yusuf Qardawi tentang Konsep
Penetapan Harga‛ dalam Rumusan masalah membahas tentang
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penetapan harga dalam
Islam,dan Bagaimakah konsep penetapan harga menurut Yusuf
Qardawi. Dalam skripsi tersebut disimpulkan pemikiran Yusuf
Qardawi bahwa penetapan harga yang dibolehkan adalah penetapan
harga yang bersifat adil dan tidak menganiaya untuk menyengsarakan
masyarakat banyak, adapun penetapan harga yang tidak dibenarkan
adalah penetapan harga yang dilakukan bila pasar dalam keadaan
normal. Disisi lain beliau tidak membenarkan adanya penetapan harga
ditentukan oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi itu sendiri.
Dan dalam menetapkan harga lebih menyerahkan kepada pasar, yaitu
sesuai dengan prinsip ‚penawaran dan permintaan‛, artinya naik
turunnya harga barang tergantung pada banyak atau sedikitnya
barang-barang yang ada dipasaran, dan banyak atau kurangnya
permintaan dari konsumen. 12

11

Nichlatun Nafi’ah,‛Tinjauan Hukum Islam terhadap penetapan harga kelapa sawit oleh Tokek
di Desa Air Emas Kec.Ukui Kab Pelalawan Riau ‛ ( Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya,
2013), 75.
12
Hinnada Saifullah, ‚Studi analisis terhadap pemikiran yusuf qardawi tentang konsep pentapan
harga‛(Skripsi-- IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2005), 67.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Dari pemaparan skripsi diatas berbeda dengan penelitian yang
sedang disusun oleh penulis. Yaitu dalam penelitian ini penyusun
membahas tentang kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga
resmi dari pemerintah, di mana penjual menetapkan harga bensin yang
sangat tinggi hampir dua kali dari harga resmi. Dari praktek
menaikkan harga jual tersebut penulis menganalisis dari hukum Islam
dengan judul ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap kenaikan harga jual
bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten
Gresik‛

E.

Tujuan Penelitian
Sejalan dengan formulasi permasalahan

diatas, maka yang

menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui praktek menaikkan harga jual beli bensin melebihi
batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan
Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penjual menaikkan harga
bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten
Gresik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

3. Untuk mengetahui hukum kenaikan harga jual beli bensin melebihi
batas harga resmi di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau
Bawean) Kabupaten Gresik dalam Tinjauan hukum Islam.

F.

Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun nilai guna yang diharapkan dari hasil yang akan dicapai
melalui penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mendapat kejelasan dan pemahaman tentang praktek menaikan harga
jual beli bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten
Gresik.
2. Dapat memperoleh pemahaman tentang faktor-faktor penyebab
penjual bensin menaikkan harga jual bensin melebihi batas harga
resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura
(Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.
3. Dapat mengetahui status hukum dari praktek kenaikan harga jual beli
bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten
Gresik dalam tinjauan hukum Islam.

G.

Definisi Operasional
Dalam rangka untuk menghindari kesalahpahaman persepsi dan
lahirnya multi-interpretasi terhadap judul ini, maka penulis merasa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

penting untuk menjabarkan tentang maksud dari istilah-istilah yang
berkenaan dengan judul di atas, dengan kata-kata kunci sebagai berikut:
1. Hukum Islam
Hukum Islam dalam penelitian ini adalah aturan-aturan (hukum)
yang bersumber dari al-Qur’an, Hadis dan pendapat-pendapat para
ulama tentang kegiatan Muamalah yakni penetapan harga yang terkait
dengan kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari
pemerintah di Desa Sawahmulya kecamatan Sangkapura kabupaten
Gresik.
2. Kenaikan Harga Jual Bensin Melebihi Batas Harga Resmi
Kenaikan harga jual beli bensin melebihi batas harga resmi adalah
kenaikan dimana pihak penjual menaikkan harga bensin yang sangat
tinggi hingga dua kali lipat dari harga pasar atau harga resmi yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah, ini terjadi disaat-saat tertentu yang
membuat persediaan bensin yang semakin jarang dan mengalami
kelangkaan.

H.

Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berorientasi pada pengumpulan data
empiris yaitu lapangan, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
penelitian kualitatif, karena kualitatif memuat tentang prosedur
penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa tulisan atau perkataan
dari orang-orang atau pelaku yang diamati.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data yang Dikumpulkan
Dengan melihat persoalan di atas, maka data yang akan digali
meliputi:
a. Data yang berkaitan dengan praktek kenaikan harga bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah.
b. Data yang bersumber dari hukum Islam yang berkaitan dengan
praktek kenaikan harga jual beli bensin dikarenakan cuaca.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah meliputi hal berikut:
a.

Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber pertama di mana
sebuah data dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara
langsung.13 yang meliputi:
1. 1 Agen Premium Minyak Solar (APMS).
2. 5 orang penjual bensin eceran.
3. 8 orang pembeli bensin.

b.

Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber dari bahan bacaan
yang bersifat membantu atau menunjang dalam melengkapi serta
memperkuat data. Memberikan penjelasan mengenai sumber data

13

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
129.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

primer, berupa buku daftar pustaka yang berkaitan dengan objek
penelitian.14 Diantara sumber-sumber data skunder tersebut adalah:
1. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 12.
2. A. A. Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibn Taimiyah.
3. Wahbah Az-Zuhaili, al- Fiqh al- Islami Wa adillatuhu.
4. Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam.
5. Abu Yusuf, al-Kharaj.
6. Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia.
7. Ibnu Taimiyah, al-Hisbah fî al-Islâm.
8. Lukman hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam.
9. Ibn Khaldun, Muqaddimah.
10. Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.
11. Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum Ad-Din.
12. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam UII
Yogyakarta, Ekonomi Islam.
13. Abdurrahman Al-Janidal, Manahij al-Bahitsin fi al- Iqtishad al-

Islami.
14. Muhammad Yusuf Qardawi, Halal dan Haram Dalam Islam.
15. Ika Yunia Fauzia,Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi

Islam Perspektif Maqashid Al-Syariah.

14

Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 143.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian,
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi ( Pengamatan).
Pengumpulan data dengan menggunakan atau mengadakan
pengamatan langsung atau pencatatan dengan sistematis tentang
fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak
langsung.15
b. Metode Interview (Wawancara).
Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab
yang diarahkan pada pokok permasalahan tertentu oleh dua orang
atau lebih yang berhadapan secara fisik. Wawancara atau
interview ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau data mengenai praktik dan transaksi
kenaikan harga bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah
secara langsung dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden yaitu 1 Agen Premium Minyak Solar (APMS), 5
orang penjual bensin eceran, 8 orang pembeli bensin.16
c. Dokumen
Teknik pengumpulan data yang yang diambil dari sejumlah
besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk

15
16

Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: FT.UGM, cet. II, 1988), 136.
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kenana, 2011), 141.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

dokumentasi.17 Pengambilan data penelitian ini diperoleh dengan
melalui dokumen-dokumen di Desa Sawahmulya Kecamatan
Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.
4. Teknik Pengelolaan Data
Maka dilakukan analisis data dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Organizing

adalah

suatu

proses

yang

sistematis

dalam

pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan
penelitian. 18
b. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan
data tersebut. 19
c. Coding adalah kegiatan mengklasifikasi dan memeriksa data yang
relevan dengan tema penelitian agar lebih fungsional. 20
5. Teknik Analisis Data
Setelah

penulis

mengumpulkan

data

yang

dihimpun,

kemudian menganalisisnya dengan menggunakan teknik deskriptif.
Deskriptif yaitu menggambarkan/menguraikan sesuatu hal menurut
apa

adanya

yang

sesuai

dengan

kenyataannya.21

Dengan

mengumpulkan data tentang pelaksanaan kenaikan harga jual bensin
melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa Sawahmulya

17

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Ilmu, cet I, 2004), 39.
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89.
19
Ibid., 97.
20
Ibid., 99.
21
Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus llmiah Populer (Surabaya:Arkola, 2001), 111.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik yang
disertai analisis untuk diambil kesimpulan. Penulis menggunakan
teknik ini karena ingin memaparkan, menjelaskan dan menguraikan
data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis untuk diambil
kesimpulan.
Pola pikir yang dipakai adalah induktif yaitu merupakan
metode yang digunakan untuk mengemukakan fakta-fakta atau
kenyataan dari hasil penelitian di Desa Sawahmulya Kecamatan
Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik, kemudian ditinjau
secara hukum Islam.

I.

Sistematika Pembahasan
Bab pertama adalah pendahuluan yang dalam hal ini berisi tentang
pokok-pokok pikiran atau landasan permasalahan yang melatar belakangi
penulisan skripsi ini, sehingga memunculkan gambaran isi tulisan yang
terkumpul dalam konteks penelitian, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, Rumusan masalah, kajian pustaka,tujuan penelitian, kegunaan
hasil penelitian, defenisi operasional, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua adalah merupakan deskripsi tentang pengertian harga,
dasar hukum yang terkait dalam penetapan harga, penetapan harga,
mekanisme pasar dan keseimbangan harga menurut para ulama, dan teori
Istihsan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Bab ketiga adalah memuat tentang deskripsi lokasi penelitian,
praktek kenaikan harga jual jual bensin melebihi batas harga resmi dari
pemerintah terdiri dari faktor-faktor penyebab kenaikan harga bensin dan
praktek kenaikan harga bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah
yang terjadi di Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau
Bawean) Kabupaten Gresik.
Bab keempat adalah analisis terhadap faktor penyebab kenaikan
harga jual bensin dan analisis hukum Islam terhadap Praktek kenaikan
harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari pemerintah di Desa
Sawahmulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresik.
Bab kelima adalah bab yang merupakan bab penutup yang
menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang di lengkapi dengan saran-saran,
selain dari itu dalam bab terakhir ini akan dilengkapi dengan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran yang dianggap perlu.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TEORI PENETEPAN HARGA DAN ISTIHSAN

A.

Penetapan Harga
1. Pengertian Harga
Dalam literatur Islam, masalah harga diuraikan dalam
beberapa terminlogi, antara lain sir al mitsl, dan thāmān al-mitsl

qimāh al-adl. Istilah qimāh al-adl (harga yang adil) pernah digunakan
oleh Rasulullah. Istilah qimāh al-adl juga banyak digunakan oleh para
hakim yang telah mengodifikasikan hukum Islam tentang transaksi
bisnis dalam objek barang cacat yang dijual, perebutan kekuasaan,
memaksa penimbunan barang untuk menjual barang timbunannya,
membuang jaminan atas harga milik dan sebagainya. Secara umum,
mereka berpikir bahwa harga sesuatu yang adil adalah harga yang
dibayar untuk objek yang sama yang diberikan pada waktu dan tempat
diserahkan. Mereka juga sering menggunakan istilah thāmān al-mitsl
(harga yang setara / equivalen price).1
Dalam Majmū Fatāwā, Ibn Tamiyah mendifinisikan equivalen

price sebagai harga baku (s’ir), yaitu penduduk menjual barangbarangnya dan secara umum diterima sebagai sesuatu yang setara
dengan itu dan untuk barang yang sama pada waktu dan tempat yang

1

Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, (Bandung:Pustaka Setia,2013), 211.

20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

khusus. Sementara dalam al-hisbāh, ia menjelaskan bahwa equivalen

price sesuai dengan keinginan atau lebih persisnya harga yang
ditetapkan oleh kekuatan pasar yang berjalan secara bebas –
kompetitif dan tidak terdistori- antara penawaran dan permintaan. Ia
mengatakan, ‚Jika penduduk menjual barangnya dengan cara yang
normal (al-wajh al-ma’rūf) tanpa mengguunakan cara-cara yang tidak
adil, kemudian harga meningkat karena pengaruh kekurangan
persediaan

barang

atau

meningkatnya

jumlah

penduduk

(meningkatnya permintaan), semua itu karena Allah.‛ Dalam kasus
seperti itu, memaksa penjual untuk menjual barangnya pada harga
khusus merupakan paksaan yang salah (ikrah bi ghaīr al-hāq).
Oleh karena itu, perlu ada standar harga dalam bisnis, yaitu
prinsip transaksi bisnis harus dilakukan pada harga yang adil, sebab
hal itu merupakan cerminan dari komitmen syariat Islam terhadap
keadilan yang menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kezaliman)
sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lain.
Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjual secara
adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli
memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya.2

2

Ibid.,212.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

2. Dasar Hukum Yang Terkait Dengan Penetapan Harga
Islam adalah agama yang mengatur berbagai aspek kehidupan
manusia diantaranya adalah aspek muamalah (ekonomi), khususnya
lagi dalam masalah menetukan harga, yang mana tidak dibolehkannya
pihak yang dirugikan baik pihak konsumen maupun produsen. Untuk
itu dalam menetukan harga suatu barang atau jasa lain-lainnya harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, serta dapat diterima oleh
semua pihak. Sebagaimana dalam firman Allah SWT, dalam surat
Asy-Syuara’ ayat 181-183:

‫) َوِزنُواْ بِالْ ِق ْسطَا ِس الْ ُم ْستَ ِقْي ِم‬۱٨۱( ‫اَْوفُ ْوا الْ َكْي َل َوَا تَ ُك ْونُ ْو ِام َن الْ ُم ْخ ِسريْ َن‬
ِ ‫َاس أَ ْشيَآ ءَ ُ ْم َوَا تَ ْعثَ ْوا ِِ ْاَ َْر‬
)۱٨۳(‫ض ُم ْف ِس ِديْ َن‬
َ ‫) َوَاَ َْْ ُسواْالن‬۱٨٨(
Artinya: 181. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang merugikan; 182. Dan timbanglah
dengan timbangan yang lurus; 183. Dan janganlah kamu
merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela dimuka bumi dengan membuat kerusakan. 3
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan secara luas, bahwa dalam
transaksi jual beli bukan hanya untuk penipuan saja yang dilarang,
melainkan juga memanipulasi, memonopoli, dan mengurangi mutu,
takaran yang apabila diketahui oleh pembeli akan menimbulkan rasa
ketidak ikhlasan untuk memperoleh barang yang di belinya.

3

Departemen Agama, Al-Qur’an dan…, 374.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Penetapan harga juga harus sesuai dengan dengan prinsip
dalam sistem ekonomi Islam ialah harus ada keadilan dan
keseimbangan. Tuntutan agar menjalankan keadilan itu terdapat
sebagai mana firman Allah:

ِ
ِ
.....‫ْ بِالْ ِق ْس ِط ُش َه َداءَلِلَ ِه‬
َ ْ ‫يَا أَيهاَ الَذيْ َن َآمنُوا ُك ْونُوا قَ َوا م‬
Artinya : ‚Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang
yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi (dalam
menegakkan keadilan) karena Allah...‛ (Q.S al-Nisa’ [4] :
135)4
Identitas utama dalam usaha ekonomi ialah Islam menganut
pola bagi hasil yang dipahami bahwa akan ada bentuk keuntungan dan
kerugian yang dinikmati dan ditanggung oleh semua pihak yang
terlibat dalam usaha ekonomi tersebut. Konsep ini memberikan
gambaran tentang prinsip keseimbangan dan keadilan karena adanya
pembagian keuntungan dan kerugian yang dibagi dan ditanggung di
antara pelaku ekonomi tersebut secara seimbang dan proporsional.5
3. Penetapan Harga
Penetapan harga (Tas’īr) adalah pemasangan nilai tertentu
untuk barang yang akan dijual dengan wajar, penjual tidak zalim dan
tidak menjerumuskan pembeli.
Prinsip dasar dalam perekonomian Islam adalah kebebasan
berusaha yang dibarengi dengan kesadaran untuk menjaga batas-batas
Ibid., 100.
Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2012),
213.
4

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

aturan yang ditetapkan syari’at. Di antara aturan terpenting yang
harus diperhatikan adalah keadilan, qana’ah, kepatuhan pada kaidahkaidah memperoleh laba yang baik dan halal, yaitu dalam batas
sepertiga. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah saw.

ٍ ‫ض ُه ْم ِم ْن بَ ْع‬
‫ض‬
ُ ‫َاس يَ ْرُز ُق الَلهُ بَ ْع‬
َ ‫َدعُواالن‬
Artinya: ‚Biarkanlah sebagian orang diberi rezeki oleh Allah
SWT melalui manusia yang lain.‛ (H.R ath-Thabrani)6
Berdasarkan prinsip di atas, maka pada dasarnya tidak boleh
ada penetapan harga. Seorang penguasa juga tidak dibolehkan
menetapkan harga barang yang diperdagangkan di kalangan
masyarakat. Seluruh ulama sepakat menyatakan hal ini.
Mazhab Syafi’i dan Hambali konsisten berpegang pada kaidah
dasar di atas. Oleh karena itu, dalam mazhab Hambali disebutkan,
seorang penguasa tidak boleh menetapkan harga barang yang
diperdagangkan. Sebaliknya, setiap orang bebas menjual barang yang
mereka miliki (dengan harga yang disepakati di antara mereka).
Demikian pula dalam mazhab Syafi’i dikatakan, diharamkan
pematokan harga, sekalipun pada masa harga-harga barang mahal.
Contohnya adalah tindakan seorang penguasa yang memerintahkan
para pedagang untuk tidak menjual barang dagangan mereka, kecuali
dengan harga tertentu yang telah ditetapkan sehingga mempersempit

6

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam..., 251.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

gerak para pedagang dalam mengelola barang dagangan mereka,
sementara barang-barang tersebut tidak berkenaan dengan bahan
makanan pokok.7
Akan tetapi, apabila seorang penguasa telah menetapkan harga
suatu komoditi, maka pihak yang melanggarnya, yaitu mereka yang
menjual di atas harga penetapan itu, boleh dikenakan sanksi. Hal itu
dikarenakan

mereka

terang-terangan

menentang

perintah

pemimpinnya. Tetapi, penjualan yang mereka lakukan tetap sah
karena dalam kondisi biasa seseorang tidak berhak dihalangi untuk
menjual barang miliknya dengan harga yang ia tentukan sendiri.
Sementara itu, Ibnu Rifa’ah, seorang ulama mazhab Syaifi’i dan
sebagian ulama lain membolehkan penetapan harga pada masa hargaharga barang mahal. 8
Penetapan harga merupakan salah satu praktek yang tidak
dibolehkan oleh syari’at Islam. Pemerintah apapun yang memiliki
kekuasaan ekonomi tidak memiliki hak dan kekuasaan untuk
menentukan harga tetap sebuah komoditas, kecuali pemerintah telah
menyediakan untuk para pedagang jumlah yang cukup untuk dijual
dengan menggunakan harga yang telah disepakati bersama. Tabia’at
(tetap) ini dapat kita lihat dari bagaimana sikap Rasulullah SAW
terhadap masalah ini. Tatkala Rasululullah SAW didatangi oleh

7
8

Ibid., 252.
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

seorang sahabatnya untuk meminta penetapan harga yang tetap.
Rasulullah menyatakan penolakannya, beliau bersabda:

ِ
ِ
َ
ََ ‫س‬
ُ ‫بَ ْل الله ََْف‬:‫َع ْن أَِِ ُ َريْ َرةَ فَقاَ َل‬
َ ‫ َوأ ِ َا ْر ُج ْوا أَ ْن أَلْ َقى الله َولَْي‬،‫ض َويَ ْرفَ ُع‬
)‫داود‬

‫ (روا أبو‬.ٌ‫ُح ٍد ِعْن ِدى َمظْلَ َمة‬

Artinya : ‚Dari Abu Hurairah berkata: Fluktuasi harga (turun
naik) itu adalah perbuatan Allah, sesungguhnya saya ingin
berjumpa dengan-Nya, dan saya tidak melakukan kedzaliman
pada seseorang yang bisa dituntut dari saya‛ ( H.R Abu
Dawud).‛9
Dalam sejarah Islam masalah penentuan harga dibebaskan
berdasarkan persetujuan khalayak masyarakat. Rasulullah SAW
sangat menghargai harga yang terjadi, karena mekanisme pasar yang
bebas dan menyuruh masyarakat muslim untuk mematuhi peraturan
ini. Beliau menolak untuk membuat kebijakan penetapan harga
manakala tingkat harga di Madinah pada saat itu tiba-tiba naik.
Sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan
penawaran yang murni dan wajar, yang tidak dipaksa atau tekanan
pihak tertentu (tekanan monopolistik dan monopsonistik), maka tidak
ada alasan untuk tidak menghormati harga pasar. Khalifah Umar bin
Khattab juga melarang mematok harga karena Rasulullah SAW
melarang menetapkan harga.10 Sebagaimana hadits yang diriwayatkan

9

Abu Dawud, Shahih Sunan Abu Daud, jilid III, No Hadits 3450, 581.
Lukman hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pranata, 2012),
169-170.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

oleh Asabus Sunan dengan sanad yang shahih meriwayatkan dari
Anas ra., ia berkata: Orang-orang berkata kepada Rasulullah:

ِ
ِ
‫ص ْل َع ْم اِ َن اللَهَ ُ َوالْ ُم َس ِع ُر‬
َ ‫ فَقاَ َل َر ُس ُو َل اللَه‬،َ‫ياََر ُس ْول اللَه َغاَال ِس ْع ُرفَ َس ِع ْر لَنا‬
َ‫ط لَرا ِز ُق َوأِ ِ ََ َْر ُج ْوأَ ْن أَلْ َقى الل‬
ُِِ‫َح ٌد ِمْن ُك ْم يُطَا لِب‬
‫ي‬
‫ل‬
‫و‬
‫ه‬
َ
ُ ‫ض البَا ِس‬
ْ
َ
ُ ِ‫الْ َقاب‬
َ‫سأ‬
َ
َ
‫(أمد وابو دااود والرمذى وانه ماجه والدارمى واى‬. ‫ضلَ َم ٍة ِِ َدٍم َواَ َم ٍال‬
ْ َِِ
)‫يعلى‬

Artinya: Wahai Rasulullah saw. harga-harga naik tentukanlah
harga untuk kami.‛ Rasulullah lalu menjawab: ‚Allah lah yang
sesungguhnya penentu harga, penahan, pembentang dan
pemberi rezeki. Aku berharap agar bertemu kepada Allah, tak
ada seorangpun yang meminta padaku tentang adanya
kezaliman dalam urusan darah dan harta.‛ ( Riwayat Ahmad,
Abu Daud, Tirmidzi, IbnuMajah, ad-Darimi, dan Abu Ya’la)11
Rasulullah SAW menegaskan dalam hadits tersebut, bahwa
ikut campur dalam masalah pribadi orang lain tanpa suatu
kepentingan yang mengharuskan, berarti suatu perbuatan zalim,
dimana beliau ingin bertemu Allah dalam keadaan bersih samasekali
dari pengaruh-pengaruh zalim itu. Akan tetapi jika keadaan pasar itu
tidak normal, misalnya ada penimbunan oleh sementara pedagang, dan
adanya permainan harga oleh para pedagang, maka waktu itu
kepentingan

umum

harus

didahulukan

daripada

kepentingan

perorangan. Dalam situasi demikian kita dibolehkan menetapkan
Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid al Qazwini, Sunan Ibn Majah, Juz VII, No hadits 2284,
34.
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

harga demi memenuhi kepentingan masyarakat dan demi menjaga dari
perbuatan kesewenang-wenangan dan demi mengurangi keserakahan
mereka itu. Begitulah menurut ketetapan prinsip hukum.12
Para ulama mengambil istinbath dari hadits tersebut,
haramnya intervensi penguasa di dalam menentukan harga barang,
karena hal itu dianggap kezaliman. Manusia bebas menggunakan
hartaya. Membatasi mereka berarti menafikan kebebasan