setelah dimakan, akan tetapi stabilitasnya tergantung pada pH dan suhu. Stabil pada pH antara 3,4-5 dan pada suhu pendingin Allen, 2002.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, penggunaan aspartam masih diperbolehkan tetapi wajib mencantumkan peringatan
fenilketonuria: mengandung fenilalanin, yang ditulis dan terlihat jelas pada label makanan atau minuman atau sediaan lain yang menggunakan pemanis buatan
aspartam Anonim, 2004. Menurut PerMenKes RI No: 208Men.KesPERIV85 tentang Pemanis Buatan, ADI Acceptable Daily Intake atau penggunaan
aspartam yang diperbolehkan dalam 1 hari adalah 0-40 mgkg BB Anonim, 1985. Sejak tahun 1980, WHO dan FDA menyarankan penggunaan aspartam
dibandingkan sakarin dan siklamat sebagai pengganti sukrosa bagi yang diet kalori penderita diabetes, dan aspartam tidak menyebabkan kanker Muchtaridi,
2006.
K. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan
Bolton, 1990. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat percobaan 2
n
= 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor, yaitu 1 A dan B masing-masing pada level rendah, a A pada level tinggi dan B pada
level rendah, b A pada level rendah dan B pada level tinggi, ab A dan B masing-masing pada level tinggi.
Respon yang ingin diukur harus dapat dikuantitatifkan Bolton, 1990. Rancangan percobaannya termuat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel I. Notasi formula desain faktorial
Formula Faktor A
Faktor B Interaksi
1 - - + a + - -
b - + - ab + + +
Besarnya interaksi dapat dihitung dengan mengurangkan rata-rata respon pada level maksimum dengan rata-rata respon pada level rendah Bolton, 1990.
Konsep dari perhitungan efek adalah sebagai berikut: Efek
A =
2 1}
{b a}
{ab +
− +
Efek B
= 2
1} {a
b} {ab
+ −
+
Interaksi A dan B =
2 b}
{a ab}
{1 +
− +
Menurut Bolton 1990, adanya interaksi dapat juga diketahui dengan cara membuat grafik hubungan respon dan level faktor. Jika kurva menunjukkan garis
sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada interaksi antar eksipien dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menentukan respon. Jika kurva menunjukkan garis tidak sejajar atau berpotongan, maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien dalam menentukan
respon. Persamaan umum dari desain faktorial adalah sebagai berikut :
Y = b + b
1
A + b
2
B + b
12
AB Y
= respon hasil atau sifat yang diamati A,B
= level bagian A dan B, yang nilainya antara -1 sampai +1 b
,b
1
,b
2
,b
12
= koefisien, dapat dihitung dari hail percobaan Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan, metode ini memiliki
efisiensi yang maksimal untuk memperkirakan efek yang dominan dalam menentukan respon. Keuntungan utamanya bahwa metode ini memungkinkan
untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis dalam arti mampu mengurangi jumlah penelitian jika
dibandingkan dengan meneliti 2 efek faktor secara terpisah Muth, 1999.
L. Landasan Teori