menguapkanmemekatkan ekstrak cair sampai diperoleh ekstrak dengan berat 19 berat serbuk kering yang digunakan. Pemekatan berarti peningkatan jumlah
parsial solut senyawa terlarut melalui proses penguapan pelarut sampai menjadi kondisi kering atau ekstraknya menjadi lebih kental Anonim, 2000.
D. Hasil Standarisasi Ekstrak Rimpang Temulawak
Tabel III. Hasil uji sifat fisik ekstrak rimpang temulawak
Uji X ±SD
Daya lekat detik 0,34 ± 0,01
Kekentalan d.Pas 1,68 ± 0,06
Kandungan lembab 32,88 ± 7,56
Keterangan: X
= Rata-rata dari 6 kali replikasi SD
= Standar Deviasi
1. Uji organoleptik
Konsistensi : cairan agak kental dan lengket
Bau : khas aromatis
Warna : coklat kehitaman
Rasa :
pahit
2. Uji daya lekat
Uji daya lekat dilakukan untuk mengkarakterisasi sifat fisik ekstrak rimpang temulawak agar kualitas bahan yang digunakan seragam. Standarisasi
terhadap daya lekat ekstrak kental rimpang temulawak dilakukan karena daya lekat dapat mempengaruhi daya ikat terhadap serbuk. Kelengketan ekstrak
rimpang temulawak dalam formulasi dapat berperan sebagai bahan pengikat pada pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak.
Daya lekat ekstrak diukur menggunakan parameter waktu lekat. Waktu lekat adalah waktu yang diperlukan untuk memisahkan 2 gelas objek yang telah
dilekatkan dengan ekstrak rimpang temulawak. Semakin besar waktu lekat maka daya lekat semakin tinggi, dan kekentalan ekstrak semakin tinggi.
Untuk uji daya lekat berat ekstrak yang digunakan adalah 50 mg, berat ini dibuat sama untuk tiap kali uji, dengan tujuan agar tidak terjadi variasi hasil
akibat perbedaan berat. Berdasarkan data yang diperoleh seperti yang tertera pada tabel VI, hasil rata-rata uji daya lekat ekstrak rimpang temulawak sebesar 0,34 ±
0,01 detik, dihitung dari rata-rata yang dibutuhkan untuk melepaskan gelas objek.
3. Uji viskositas
Uji viskositas ini dilakukan untuk mengetahui kekentalan ekstrak yang diperoleh. Alat yang digunakan adalah viscotester tipe VT-04 dengan mekanisme
kerja berdasarkan hambatan pemutaran rotor, semakin kental bahan yang diuji hambatan putar rotornya juga semakin besar sehingga rotor yang digunakan
adalah rotor dengan nomor yang semakin besar. Pengujian viskositas ekstrak rimpang temulawak yang dihasilkan menggunakan rotor nomor 3, berdasarkan
dari hasil uji tabel VI didapatkan viskositas ekstrak rimpang temulawak sebesar 1,68 ± 0,06 d.Pas.
Kekentalan ekstrak utamanya berpengaruh terhadap formulasi sediaan granul effervescent, jika ekstrak yang digunakan terlalu kental maka akan
menyulitkan dalam penuangan ekstrak dan pada saat dicampur dengan bahan- bahan lain saat granulasi. Jika terlalu encer maka granul yang dihasilkan akan
terlalu lembek. Viskositas menggambarkan kemampuan ekstrak untuk mengikat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahan menjadi granul, sehingga kekentalan ekstrak secara tidak langsung berpengaruh terhadap waktu larut sediaan.
4. Uji kandungan lembab