Kreadibilitas dan Validitas Penelitian

Rekaman wawancara berguna untuk membuat verbatim kata demi kata sehingga mempermudah dalam melakukan pengkodean dan analisa data. Penggunaan tape recorder ini akan dilakukan dengan seizin subjek penelitian Poerwandari,2001.

3. Lembar Observasi

Observasi dilakukan barsamaan dengan proses wawancara dengan tujuan untuk menyesuaikan antara informasi yang disampaikan oleh partisipan dengan gerak tubuh partisipan. Hal-hal yang terjadi selama berlangsungnya penelitian dicatat dalam lembar wawancara. Catatan wawancara akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan dan mengingat kejadian selama proses wawancara serta memperkuat makna.

E. Kreadibilitas dan Validitas Penelitian

Dalam penelitian kualitatif dikenal istilah kredibilitas yaitu istilah yang paling banyak dipilih untuk mengganti konsep validitas yang dimaksud untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kreadibilatas studi kualitiatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks Poerwandari, 2001. Menurut Sarantoks dalam Poerwandari, 2001 ada empat jenis validitas yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu : 1. Validitas Kumulatif Universitas Sumatera Utara Validitas kumulatif dicapai bila temuan dari studi-studi lain mengenai topik yang sama menunjukkan hasil yang kurang lebih serupa. 2. Validitas Komunikatif Validitas komunikatif didapatkan melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisa pada subjek penelitian. Data-data dan hasil analisa yang diperoleh akan dikonfirmasikan kembali pada sampel penelitian ini adalah lansia penderita kelumpuhan pascastroke. 3. Validitas Argumentatif Validitas argumentatif tercapai bila presentasi temuan dan kesimpulan dapat diikuti dengan baik dan rasionalnya, serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah. 4. Validitas Ekologis Validitas ekologis menunjukkan pada sejauh mana studi dilakukan pada kondisi alamiah dari partisipan yang teliti, sehingga justru kondisi ”apa adanya” dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting penelitian. Patton dalam Poerwandari, 2001 mengemukakan beberapa cara untuk meningkatkan kredibilitas penelitian kualitatif antara lain : 1. Mencatat bebas hal-hal penting serinci mungkin, mencakup catatan pengamatan objektif terhadap setting, partisipan ataupun hal-hal yang terkait. Peneliti juga perlu menyediakan catatan khusus yang memungkinkan menuliskan berbagai alternatif konsep, skema atau metafora yang terkait dengan data. Catatan ini sangat penting dalam memudahkan mengembangkan analisa dan interpretasi. Universitas Sumatera Utara 2. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses, pengumpulan data dan strategi analisnya. 3. Memanfaatkan langkah-langkah dan proses yang diambil peneliti-peneliti sebelumnya sebagai masukan bagi peneliti untuk melakukan pendekatan terhadap penelitiannya dan menjamin pengumpulan data yang berkualitas untuk penelitiaanya sendiri. 4. Menyertakan partner atau orang-orang yang dapat berperan sebagai ”setan” atau pengkritik yang memberikan saran-saran dan pembelaan devil advocate yang memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap analisa yang dilakukan peneliti. 5. Melakukan upaya-upaya konstan untuk menemukan kasus-kasus negatif; pemahaman kita tentang pola dan kecenderungan yang telah kita identifikasikan akan meningkat bila kita memberikan pula perhatian pada kasus-kasus yang tidak sesuai dengan pola umum tersebut. 6. Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali checking dan rechecking data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda. Peneliti perlu mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisa, dengan mengaplikasikannya pada data, serta mengajukan pertanyan tentang data.

F. Prosedur Penelitian