1. Pedoman Wawancara
Pedoman umum wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian ini sebagai alat bantu mengkategorikan jawaban subjek penelitian.
Pertanyaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung tanpa melupakan aspek-aspek yang harus ditanyakan. Pedoman ini
digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan Poerwandari,2001.
Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori-teori dalam BAB II, sehingga peneliti mempunyai kerangka pikiran tentang hal-hal yang ingin
ditanyakan. Tema-tema yang dapat menjadi pedoman wawancara adalah bagaimana kehidupan individu sebelum mangalami kelumpuhan pascastroke
latar belakang kehidupan, setelah mengalami kelumpuhan pascastroke pandangan partisipan terhadap apa yang dialaminya, reaksi fisik dan psikologis
yang dirasakan dan coping yang digunakan partisipan. Pedoman wawancara tidak digunakan secara kaku, karena tidak tertutup kemungkinan peneliti menanyakan
hal-hal di luar pedoman wawancara supaya data yang dihasilkan lebih lengkap dan akurat.
2. Alat Perekam Tape Recorder
Usaha yang dilakukan peneliti untuk mempermudah dalam mencatat hasil wawancara maka peneliti menggunakan alat bantu berupa alat perekam tape
recorder ini akan digunakan untuk merekam wawancara yang dilakukan sehingga semua data penting yang diungkapkan subjek tidak ada yang terlupakan.
Universitas Sumatera Utara
Rekaman wawancara berguna untuk membuat verbatim kata demi kata sehingga mempermudah dalam melakukan pengkodean dan analisa data. Penggunaan tape
recorder ini akan dilakukan dengan seizin subjek penelitian Poerwandari,2001.
3. Lembar Observasi
Observasi dilakukan barsamaan dengan proses wawancara dengan tujuan untuk menyesuaikan antara informasi yang disampaikan oleh partisipan dengan
gerak tubuh partisipan. Hal-hal yang terjadi selama berlangsungnya penelitian dicatat dalam lembar wawancara. Catatan wawancara akan memudahkan peneliti
dalam mendapatkan dan mengingat kejadian selama proses wawancara serta memperkuat makna.
E. Kreadibilitas dan Validitas Penelitian