Pengaruh Penggunaan Input Produksi terhadap Hasil Produksi pada Usahatani Bayam

Untuk nilai koefisien regresi X 7 fungisida yang menunjukkan besaran elastisitasnya yaitu sebesar 0,03 dapat diinterpretasikan bahwa setiap penambahan fungisida sebesar 1 gram, maka akan bertambah produksi rata-rata bayam sebesar 0,03 Kg.

5.1 Pengaruh Penggunaan Input Produksi terhadap Hasil Produksi pada Usahatani Bayam

a Secara Serempak Untuk mengetahui pengaruh antara penggunaan input terhadap produksi bayam secara serempak terhadap produksi, maka digunakan uji F. Dari Tabel 10 telah didapat hasil bahwa F hitung = 242,377 dan juga dilihat F tabel0.05,7,22 = 2,46. Dari nilai tersebut dapat kita perhatikan bahwa nilai F hitung 242,377 F tabel 2,46 atau diperoleh nilai F hitung yang signifikan signifikansi sebesar 0,000 0,05 yang artinya bahwa semua variabel bebasinput produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat produksi bayam. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis a, yang menyatakan bahwa penggunaan input produksi secara serempak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi bayam, diterima. b Secara Parsial Kemudian untuk melihat pengaruh antara input produksi secara parsial masing-masing terhadap produksi bayam, maka digunakan uji t. Secara parsial variabel luas lahan X 1 berpengaruh nyata terhadap hasil produksi bayam Y, t hitung = 2,974 lebih besar daripada t tabel0,05:28 = 1,701 dengan nilai signifikansi 0,007 0,05. Variabel bibit X 2 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bayam Y t hitung = -1,356 lebih kecil daripada t tabel α = 0,05:28 = 1,701 dengan nilai signifikansi Universitas Sumatera Utara 0,189 0,05. Hal ini dapat disebabkan karena mutu bibit yang digunakan kurang baik atau kurang tepatnya perlakuan terhadap bibit yang digunakan. Variabel tenaga kerja X 3 berpengaruh nyata terhadap produksi bayam Y, t hitung = 2,428 lebih besar daripada t tabel α = 0,05:28 = 1,701 dengan nilai signifikansi 0,024 0,05. Variabel pupuk X 4 berpengaruh nyata terhadap produksi bayam Y, t hitung = 4,219 lebih besar daripada t tabel α = 0,05:28 = 1,701 dengan nilai signifikansi 0,000 0,05. Variabel insektisida X 5 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bayam Y, t hitung = 0,326 lebih kecil daripada t tabel α = 0,05:28 = 1,701 dengan nilai signifikansi 0,747 0,05. Hal ini disebabkan adanya penggunaan insektisida yang tidak tepat guna. Variabel herbisida X 6 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bayam Y, t hitung = -0,507 lebih kecil daripada t tabel α = 0,05:28 = 1,701 dengan nilai signifikansi 0,618 0,05. Hal ini disebabkan pemberian herbisida yang tidak tepat guna. Variabel fungisida X 7 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bayam Y, t hitung = 1,468 lebih kecil daripada t tabel α = 0,05:28 = 1,701 dengan nilai signifikansi 0,156 0,05. Hal ini disebabkan adanya penggunaan fungisida yang tidak tepat guna di daerah penelitian. Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa ada tiga variabel yang memiliki nilai t hitung t tabel secara parsial . Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa input produksi yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi adalah lahan, tenaga kerja, dan pupuk, sedangkan input produksi yang lainnya yaitu bibit, insektisida, Universitas Sumatera Utara herbisida, dan fungisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bayam. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis a, yang menyatakan bahwa penggunaan input produksi secara parsial di daerah penelitian berpengaruh nyata terhadap hasil produksi bayam, ditolak, karena ada beberapa input produksi yang tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap hasil produksi bayam. Nilai koefisien determinasi R 2 = 0,987. Hal ini berarti bahwa 98,7 variasi produksi ditentukan oleh variabel faktor-faktor produksi, dan sisanya 1,3 dipengaruhi oleh variabel lain.

5.2 Optimasi Penggunaan Input Produksi pada Usahatani Bayam