Untuk menghasilkan penggunaan input produksi yang optimal maka perlu diadakan penambahan penggunaan input produksi luas lahan, tenaga kerja, dan
fungisida, serta melakukan pengurangan penggunaan input produksi bibit, pupuk, insektisida, dan herbisida. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa penggunaan input produksi di daerah penelitian belum optimal, diterima.
5.3 Pengaruh Biaya Pemasaran terhadap Keuntungan yang Diperoleh Petani Bayam
Pemasaran adalah rangkaian kegitan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Sistem
pemasaran hasil pertanian bayam di Desa Kolam masih dilakukan dengan cara sederhana. Di dalam memasarkan hasil pertaniannya, petani dibebankan biaya
pemasaran seperti sortasi, pengepakan, dan transportasi. Untuk setiap produksi bayam yang dihasilkan, beberapa petani langsung
memasarkan hasil pertaniannya ke pedagang. Hasil pertaniannya mula-mula disortasi dan dicuci kemudian dilakukan pengepakan dan diantar ke pedagang di
pasar. Dalam mengantar hasil usahataninya, petani biasanya menggunakan transportasi becak bermotor dengan biaya Rp 30.000 25 bal. Selain itu ada juga
petani yang menjual langsung ke agen. Agen mengambil hasil bayam pada hari yang sudah ditentukan. Lebih jelasnya mengenai biaya pemasaran dan keuntungan
petani dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Biaya Pemasaran dan Keuntungan Rata-Rata Petani di Desa Kolam
Biaya Pemasaran Rp Pendapatan Rp
Keuntungan Rp
626333,33 7582786,83
6956453,5
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 14
Dari tabel 12, dapat diketahui bahwa biaya pemasaran rata-rata petani adalah sebesar Rp 626.333,33. Biaya pemasaran ini tentunya akan mempengaruhi
besarnya keuntungan masing-masing petani. Awalnya petani dapat memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp 7.582.786,83 akan tetapi karena adanya biaya
dalam memasarkan hasil pertaniannya, maka petani harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tentunya akan mengurangi pendapatan petani itu sendiri. Keuntungan
rata-rata petani setelah dikurangi biaya pemasaran menjadi Rp 6.956.453,5. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa biaya pemasaran yang
dikeluarkan petani berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diterima oleh petani. Besarnya pengurangan pendapatan ini bergantung kepada seberapa besar
biaya pemasaran petani dan bagaimana cara petani itu sendiri memasarkan hasil pertaniannya. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3
yang menyatakan besarnya biaya pemasaran berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh petani bayam, diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN