Tabel 9. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Bayam di Daerah Penelitian per Musim Tanam tahun 2011
No Jenis Kegiatan
Penggunaan Tenaga Kerja HKP
Total Dalam
Keluarga Luar
Keluarga
1 Pembibitan
1.98 0.00
1.98 2
Pengolahan Lahan 4.89
6.76 11.65
3 Penanaman
4.34 0.00
4.34 4
Pemupukan 3.59
0.00 3.59
5 Pemeliharaan
2.05 0.00
2.05 6
Panen 0.00
6.39 6.39
Total 16.85
13.15 30.00
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa besarnya rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani bayam yang terdiri dari dalam keluarga sebesar 16,85 HKP
atau 56,17 dan dari luar keluarga sebesar 13,15 HKP atau 43,83. Dalam penggunaan tenaga kerja yang terbesar adalah pada kegiatan pengolahan lahan
yaitu sebesar 11,65 HKP atau 38,83 dan yang terkecil adalah pada kegiatan pembibitan yaitu sebesar 1,98 HKP atau 6,6.
4.4.3 Penggunaan Bibit
Rata-rata penggunaan bibit dalam satu musim tanam di daerah penelitian adalah sebesar 3,43 Kg 12,552 KgHa dengan rentang 1,5 Kg sampai dengan 5
Kg. Bibit yang digunakan kebanyakan adalah bibit buatan sendiri petani sampel. Untuk petani yang membeli bibit, harga bibitnya adalah sebesar Rp 65.000 per
Kg.
4.4.4 Penggunaan Pupuk
Pupuk sangat berperan dalam usahatani bayam di daerah penelitian. Ada 2 kategori pemberian pupuk dalam usahatani bayam ini. Pertama, pupuk dasar yang
diberikan setelah bibit ditaburkan ke lahan. Adapun pupuk-pupuk yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
sebagai pupuk dasarnya antara lain, Ponska, ZA, dan SP-36. Besarnya rata-rata penggunaan pupuk-pupuk dasar ini dalam satu musim tanam yaitu Ponska sebesar
57,6 Kg, ZA sebesar 61,1 Kg, dan SP-36 sebesar 49,466 Kg. Pemberian kedua pada saat tanaman berumur ± 15 hari. Adapun pupuk-pupuk yang digunakan
untuk pemberian pupuk yang kedua antara lain, KCl, NPK, dan Urea. Besarnya rata-rata penggunaan pupuk untuk pemupukan yang kedua ini adalah KCL sebesar
13,966 Kg, NPK sebesar 24,7 Kg, dan Urea sebesar 29,4 Kg. Harga rata-rata pupuk-pupuk tersebut di daerah penelitian adalah sebagai berikut, Ponska sebesar
Rp 3.000 per Kg, ZA sebesar Rp 2.500 per Kg, SP-36 sebesar Rp 3.000 per Kg, KCl sebesar Rp 7.000 per Kg, NPK sebesar Rp 8.000 per Kg, dan Urea sebesar
Rp 2.500 per Kg.
4.4.5 Penggunaan Insektisida
Penggunaan insektisida adalah untuk membasmi hama yang menyerang areal pertanaman bayam. Hama utama yang menyerang tanaman bayam adalah
ulat yang dapat membuat tanaman layu dan mati. Insektisida yang digunakan adalah Dursban dan Prevakton. Sementara untuk pengendalian hama belalang
insektisida yang digunakan adalah Serpa. Rata-rata penggunaan insektisida tersebut dalam satu musim tanam adalah Dursban sebesar 321,17 ml 1.197,74
mlHa dengan rentang antara 120 ml sampai dengan 500 ml, Prevakton sebesar 65,80 ml 250,63 mlHa dengan rentang antara 25 ml sampai dengan 100 ml, dan
Serpa sebesar 655,83 ml 2.463,54 mlHa. Harga rata-rata insektisida adalah Dursban sebesar Rp 110ml, Prevakton sebesar Rp 626,67ml, dan Serpa sebesar
Rp 24ml.
Universitas Sumatera Utara
4.4.6 Penggunaan Herbisida
Penggunaan herbisida ialah untuk membasmi gulma yang tumbuh disekitar areal pertanaman bayam. Gulma-gulma tersebut dapat menjadi saingan
dalam hal penyerapan unsure-unsur hara tanaman dari dalam tanah. Herbisida yang digunakan adalah Rumpas. Rata-rata penggunaan herbisida ini dalam satu
musim tanam yaitu sebesar 68,70 ml 258,72 mlHa dengan rentang antara 30 ml sampai dengan 130 ml. Harga rata-rata herbisida ini yaitu sebesar Rp 300ml.
4.4.7 Penggunaan Fungisida
Penggunaan fungisida adalah untuk membasmi penyakit pada tanaman yang menyerang areal pertanaman bayam. Penyakit yang menyerang seperti
jamur. Fungisida yang digunakan adalah Dithane M-45. Rata-rata penggunaan fungisida ini yaitu sebesar 534,17 g 2.073,19 gHa dengan rentang antara 240 g
sampai dengan 1000 g. Harga rata-rata fungisida ini yaitu sebesar Rp 115g.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN