Penggunaan Input Produksi di Daerah Penelitian Lahan Bibit Tenaga Kerja Pupuk Insektisida

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa persentase jumlah tanggungan keluarga yang terbesar ada pada kelompok 3-4 orang sebesar 18 orang atau 60 dan yang terkecil pada kelompok 0-2 orang dan ≥5 orang atau masing-masing sebesar 20.

4.3 Penggunaan Input Produksi di Daerah Penelitian

Ketersediaan input produksi di daerah penelitian secara tidak langsung ikut mempengaruhi tingkat optimasi penggunaan input produksi. Adapun input yang dimaksud disini adalah lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan obat-obatan. Secara keseluruhan, input produksi cukup tersedia di daerah penelitian, dengan demikian cukup memudahkan petani dalam menjalankan usahataninya. Kebanyakan petani memperoleh input produksi dari toko pertanian yang ada di Desa Kolam.

a. Lahan

Ketersediaan lahan di daerah penelitian kurang tersedia. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya petani yang tidak memiliki lahan sendiri sehingga mereka menggunakan lahan masyarakat setempat yang tidak digunakan dan lahan PTPN II dengan cara menyewanya. Adapun luas lahan rata-rata yang digunakan untuk usahatani bayam oleh petani sampel adalah sebesar 0,27 Ha.

b. Bibit

Bibit bayam di daerah penelitian cukup tersedia di toko pertanian yang ada di Desa Kolam. Bibit bayam yang ada di toko pertanian dijual dengan harga sekitar Rp 65.000 per Kilogram. Namun kebanyakan petani bayam membuat bibit bayam sendiri daripada membelinya. Universitas Sumatera Utara

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja cukup tersedia di daerah penelitian. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja dari luar keluarga diambil dari penduduk setempat. Untuk pengolahan lahan digunakan tenaga kerja pria dewasa, sedangkan untuk panen digunakan tenaga kerja wanita dewasa dengan upah Rp 30.000 per hari.

d. Pupuk

Pupuk dapat diperoleh petani dengan mudah di toko pertanian yang ada di Desa Kolam. Pupuk yang digunakan petani sampel antara lain: Ponska dengan harga Rp 3.000 per Kilogram, ZA dengan harga Rp 2.500 per Kilogram, SP-36 dengan harga Rp 3.000 per Kilogram, KCl dengan harga Rp 7.000 per Kilogram, NPK dengan harga Rp 8.000 per Kilogram, dan Urea dengan harga Rp 2.500 per Kilogram.

e.Insektisida

Insektisida dapat diperoleh petani dengan mudah di toko pertanian yang ada di daerah penelitian. Insektisida yang digunakan antara lain Dursban dengan harga Rp 27.500 per 250 ml, Prevakton dengan harga Rp 63.000 per 100 ml, dan Serpa dengan harga Rp 12.000 per 500 ml.

f. Fungisida