Validasi Instrumen METODE PENELITIAN
kesadaran akan kekurangan muncul sampai pelaporan hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini, dijelaskan validitas penelitian sebagai berikut.
1. Validitas Demokratik Validitas demokratik merupakan kriteria validitas yang merujuk
kepada kadar kekolaboratifan penelitian antara peneliti, guru mata pelajaran sebagai kolaborator penelitan, maupun subyek penelitian yaitu
siswa. Dalam penelitian ini, peneliti dan kolaborator telah berdiskusi bersama mengenai permasalahan apa yang terjadi di lapangan. Peneliti
juga telah melakukan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa siswa terkait masalah yang dihadapi. Akhirnya diperoleh kesepakatan bersama
antara peneliti dan kolaborator bahwa terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran sehingga harus dilakukan tindakan sebagai sebuah upaya
peningkatan kualitas pembelajaran. Diskusi dan saling mengemukakan pendapat yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator berlangsung
sepanjang penelitian, dari awal hingga akhir penelitian. 2. Validitas Hasil
Validitas hasil merupakan kriteria validitas yang merujuk pada sejauh mana hasil yang dicapai dari penelitian tindakan ini. Pada
penelitian ini, setelah dilaksanakannya tindakan siklus I diperoleh hasil peningkatan nilai rata-rata dalam persentase sebesar 78,27, yaitu dari
nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 36,50 menjadi 65,07 pada nilai rata- rata siklus I. Meskipun nilai rata-rata setelah diadakannya tindakan siklus
I telah mengalami peningkatan, namun nilai rata-rata yang diperoleh pada
siklus I tersebut belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga harus diadakan tindakan siklus II.
Setelah dilaksanakannya tindakan pada siklus I, bukan hanya diperoleh hasil penelitian berupa nilai yang diambil dari tes siswa, namun
juga diperoleh data kualitatif dari pengamatan aktivitas siswa yang melahirkan masalah-masalah baru yang dihadapi dalam proses
pembelajaran, yaitu: 1 beberapa siswa yang masih sering berseloroh sehingga mengganggu siswa lain yang berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran, 2 kurangnya kepercayaan diri siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kemudian masalah-
masalah dalam proses pembelajaran tersebut didiskusikan antara peneliti dan kolaborator untuk mencari solusi terbaik guna menghadapi proses
pembelajaran selanjutnya pada siklus II agar kualitas pembelajaran pada siklus II membaik. Hasil diskusi antara peneliti dan kolaborator terkait
permasalahan yang dihadapi pada siklus I yaitu, 1 menegur siswa yang masih berseloroh untuk berkonsentrasi dalam pembelajaran dan
memberikan peringatan agar tidak berseloroh kembali, 2 mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
bersama-sama, yaitu menjawab pertanyaan dengan teman satu meja. Pada penelitian ini, setelah menerapkan solusi hasil diskusi antara
peneliti dan kolaborator atas masalah-masalah yang dihadapi, proses pembelajaran pada siklus II relatif baik dibandingkan proses
pembelajaran pada siklus I. Selain itu, setelah dilakukan tindakan siklus
II, diperoleh hasil peningkatan nilai rata-rata dalam persentase sebesar 35,67, yaitu dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 65,07 menjadi
88,28 pada nilai rata-rata siklus II. Dengan demikian, nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II sebesar 88,28 telah mencapai kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan. 3. Validitas Proses
Validitas proses merupakan salah satu kriteria validitas yang merujuk pada sifat kritis atas proses penelitian dan keberhasilan
kerjasama selama proses keberhasilan berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan seksama.
Selama pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang terlihat kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan kepada
guru bila menemui kesulitan. Selain itu, ada pula beberapa siswa yang sering berseloroh sehingga mengganggu konsentrasi siswa lain.
Peneliti dan kolaborator membahas masalah-masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran tersebut, terkait motivasi siswa,
ketertarikan siswa, tingkat keaktifan siswa, dan berbagai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian peneliti dan kolaborator
berdiskusi untuk menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan- permasalahan tersebut, yaitu memotivasi siswa untuk lebih percaya diri
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, mendorong siswa untuk bertanya apabila menemui kesulitan dalam belajar, dan menegur
siswa yang masih sering berseloroh.