BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TANAMAN KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis berasal dari Nigeria, Afrika
Barat, pada kenyatannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu
memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi.Indonesia merupakan penghasil utama minyak sawit [10]. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman
monokotil tergolong kedalam famili Palmacea yang termasuk tanaman yang tingginya mencapai 24 meter, memiliki batas umur produktif relatif pendek 25 –
30 tahun dan setelah mencapai umur daur harus dilakukan peremajaan dengan tanaman muda. Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang mempunyai
kontribusi penting dalam pembangunan ekonomi pada umumnya, dan dalam pembangunan agro industri di Indonesia pada khususnya.Setelah terbukti
perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi sekitar 17.317.295 ton, banyak perusahaan asing ingin berinvestasi di bidang perkebunan
kelapa sawit [10]. Industri minyak sawit merupakan kontributor penting dalam produksi di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cerah. Industri
ini juga berkontribusi dalam pembangunan daerah, sebagai sumber daya penting untuk pengentasan kemiskinan melalui budidaya pertanian dan pemprosesan
selanjutnya [11] Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang
diperdagangkan, baik untuk industri dalam negeri maupun ekspor.Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia.Perkebunan kelapa
sawit Indonesia terdapat di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bangka Belitung, dan Papua dengan pengembangan terbesar dilakukan di
Kalimantan. Perkebunan kelapa sawit secara nasional di tahun 2008 memiliki areal seluas 7.099.388 ha, dengan produksi 19,2 ton [11].
Universitas Sumatera Utara
2.2 TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TKKS
Secara umum, limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas. Limbah padat yang berasal dari proses
pengolahan berupa tandan kosong kelapa sawit TKKS, cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur dan bungkil [12].
Kelapa sawit menghasilkan limbah yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan, diantaranya sebagai pupuk organik dan sebagai arang aktif.
Salah satu limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit TKKS.Tandan kosong sawit juga menghasilkan serat kuat sebagai bahan pengisi
dalam produk serat berkaret, diantaranya jok mobil, matras dan papan komposit.Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen
terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin [1].
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama berligniselulosa yang belum termanfaatkan secara optimal dari industri pengolahan kelapa sawit.
Basis satu ton tandan buah segar akan dihasilkan minyak sawit kasar sebanyak 0,21 ton 21, minyak inti sawit sebanyak 0,05 ton 0,5 dan sisanya
merupakan limbah dalam bentuk tandan kosong, serat dan cangkang biji yang masing – masing sebanyak 0,23 ton 23, 0,135 ton 13,5 dan 0,055 ton
5,5. Selama ini pengolahanpemanfaatan tandan kosong kelapa sawit oleh Pabrik Kelapa Sawit
PKS masih sangat terbatas yaitu dibakar dalam incinerator, ditimbun open dumping, dijadikan mulsa diperkebunan kelapa sawit, atau diolah
menjadi kompos. Namun karena adanya beberapa kendala seperti waktu pengomposan yang cukup lama sampai 6 – 12 bulan, fasilitas yang harus
disediakan, dan biaya pengolahan tandan kosong kelapa sawit tersebut. Maka cara – cara tersebut kurang diminati oleh PKS. Selain jumlah yang melimpah juga
karena kandungan selulosa tandan kelapa sawit yang cukup tinggi yaitu sebesar 45 maka tandan kosong kelapa sawit berpotensi untuk dikembangkan menjadi
barang yang lebih berguna [13]. Selain itu pertimbangan terhadap pencemaran yang ditimbulkan dari
industri kelapa sawit dan potensi bahan organik yang terkandung dalam limbah kelapa sawit, menuntut suatu perkebunan kelapa sawit untuk mengelola
Universitas Sumatera Utara
limbahnya. Langkah tersebut merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif demi mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan. Salah satu pemanfaatan
limbah dari PKS adalah pemanfaatan limbah sebagai pupuk, seperti limbah padat dapat berupa janjangan kosong TKKS.Hasil samping dari industri perkebunan
kelapa sawit seluruhnya dapat dimanfaatkan jika para pelaku industri ini mampu mengelolanya dengan baik [5].Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23 dari
jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai alternatif pupuk organik yang akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi [11]. Berdasarkan struktur
TKKS yang terdiri dari berbagai macam serat selulosa, hemiselulolsa, dan lignin menunjukkan TKKS merupakan kumpulan jutaan serat organik yang memiliki
kemampuan dalam menahan air yang ada disekitarnya, dan jumlah TKKS ini sangat melimpah.Tetapi belum dimanfaatkan secara baik oleh sebagian besar
Pabrik Kelapa Sawit PKS di Indonesia.Pengolahanpemanfaatan TKKS oleh PKS masih sangat terbatas [13]. Sehingga selain hanya dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan pupuk, dapat dilakukan alternatif lainnya untuk memenuhi potensi tandan kosong kelapa sawit yang masih sangat terbatas pemanfaatannya
maka tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan selulosa mikrokristal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjahjono Herawan dan Meta Rivani 2013, tandan kosong kelapa sawit seperti biomassa pada umumnya adalah
sumber paling penting untuk bahan kimia, material dan produk bernilai lainnya. Salah satu jenis bahan kimia yang dapat dikembangkan dari tandan kosong kelapa
sawit adalah selulosa mikrokristal [9].
2.3 SELULOSA