Pengamatan Organoleptik Uji pH Zat Larut Dalam Air

Gambar 4.2 mekanisme reaksi hidrolisis dari selulosa menjadi selulosa mikrokristal.

4.2 SIFAT-SIFAT FISIKOKIMIA SELULOSA MIKROKRISTAL

4.2.1 Pengamatan Organoleptik

Pengamatan organoleptik yang dilakukan terhadap selulosa mikrokristal meliputi pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Sampel diamati bentuknya berupa serbuk halus, dan berwarna putih.Hasil Pengamatan organoleptik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semua variabel yang dilakukan menghasilkan selulosa mikrokristalyang telah memenuhi persyaratan British pharmacoea 2009 yaitu berbentuk serbuk halusdan berwarna putih [23].

4.2.2. Uji pH

Hasil uji pH terhadap selulosa mikrokristal dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Uji pHTerhadap Selulosa Mikrokristal Berdasarkan Variasi Konsentrasi HCl Dan Suhu Hidrolisis Konsentrasi HCl pH 65 °C 70 °C 75 °C 80 °C 2 N 6 6 6 7 2,5 N 6 6 7 6 3 N 6 6 7 6 3,5 N 6 6 7 6 Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa hasil uji pH terhadap selulosa mikrokristal pada setiap variasi konsentrasi dan suhu hidrolisis menunjukkan nilai pH berkisar antara 6 – 7. Nilai ini tidak jauh berbeda dan memenuhi persyaratan British pharmacoea 2009 yaitu rentang nilai pH 5 – 7 [23]. Hal ini disebabkan pada saat proses hidrolisis α-selulosa menggunakan HCl dihasilkan selulosa mikrokristal yang bersifatasam. Selanjutnya dengan perlakuan uji pH maka terjadi proses penetralan pada selulosa mikrokristal sehingga nilai pH untuk selulosa mikrokristal berkisar pada rentang nilai pH 6 – 7. Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Zat Larut Dalam Air

Hasil uji zat larut dalam air terhadap selulosa mikrokristal dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Hasil Uji Zat Larut Dalam Air Terhadap Selulosa Mikrokristal Berdasarkan Variasi Konsentrasi HCl Dan Suhu Hidrolisis Konsentrasi HCl Zat larut dalam air 65 °C 70 °C 75 °C 80 °C 2 N 1 0,8 0,4 2,5 N 0,2 0,4 0,2 3 N 0,2 0,4 0,6 0,2 3,5 N 0,2 0,6 0,2 0,2 Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa hasil uji zat larut dalam airterhadap selulosa mikrokristal yang dihasilkan dalam penelitian ini pada masing-masing konsentrasi dan suhu hidrolisis memiliki nilai yang berbeda-beda. Menurut persyaratan British pharmacoea 2009 bahwa nilai zat larut dalam air berkisar ≤ 0,25 [23]. Sehingga dari semua selulosa mikrokristal yang dihasilkan, yang telah memenuhi persyaratan tersebut yaitu selulosa mikrokristal pada variasi konsentrasi HCl 2,5N, 3N, dan 3,5N pada masing-masing suhu hidrolisis 65 °C, 75°C dan 80°C. Nilai ini mengindikasikan bahwa fase kristal di dalam selulosa mikrokristal pada variasi konsentrasi dan suhu hidrolisis tersebut telah terbentuk selama proses hidrolisis α-selulosa berlangsung, dimana bagian amorf pada α-selulosa telah dihilangkan oleh asam sehingga penyerapan kadar air sangat sedikit, sementara itu, pada selulosa mikrokristal yang tidak memenuhi persyaratan, hal ini disebabkan karena pada saat proses hidrolisis berlangsung tidak semua fase amorf yang mengandung zat-zat yang dapat larut dalam air dihilangkan oleh asam sehingga penyerapan kadar air menjadi semakin banyak.

4.2.4 Susut Pengeringan

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Dari Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) Sebagai Pengisi Plastik Polipropilena Yang Terbiodegradasikan

15 97 116

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

8 70 75

Penentuan Kadar Kalium Dalam Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guinensis Jack ) Dengan Metode Flame Photometry

38 192 52

PEMBUATAN MIKROKRISTAL SELULOSA DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

6 43 55

Kajian Terhadap Penyediaan Selulosa Mikrokristal dari Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis) dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Klorida (HCl)

0 0 17

Kajian Terhadap Penyediaan Selulosa Mikrokristal dari Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis) dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Klorida (HCl)

0 0 2

Kajian Terhadap Penyediaan Selulosa Mikrokristal dari Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis) dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Klorida (HCl)

0 0 4

Kajian Terhadap Penyediaan Selulosa Mikrokristal dari Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis) dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Klorida (HCl)

0 0 12

Kajian Terhadap Penyediaan Selulosa Mikrokristal dari Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis) dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Klorida (HCl)

0 2 3

Kajian Terhadap Penyediaan Selulosa Mikrokristal dari Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis) dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Klorida (HCl)

0 0 13