BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Prosedur Penyitaan Oleh Jurusita Pajak Pada Saat Melaksanakan Penyitaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Pasal 1 Sub 14 menyatakan bahwa :
“ Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung Pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi Utang Pajak menurut
peraturan Perundang-undangan.” Penyitaan merupakan tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang
Penanggung Pajak, guna dijadikan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundang-undangan. Penyitaan oleh Jurusita Pajak dilakukan terhadap semua
barang-barang penanggung pajak baik yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan penanggung pajak atau tempat lain sekalipun
penguasaannya berada di tempat lain, misalnya disewakan atau dipinjamkan. Penyitaan dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita
diperkirakan cukup untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihannya. Dalam memperkirakan barang yang disita, Jurusita Pajak harus memperhatikan jumlah
dan jenis barang berdasarkan harga wajar sehingga Jurusita Pajak tidak dapat melakukan penyitaan secara berlebihan. Ketentuan ini diperlukan agar
penanggung pajak tidak dirugikan.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi, yaitu orang yang telah dewasa,
penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya. Kehadiran para saksi dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa penyitaan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Prosedur penyitaan yang dilakukan Jurusita Pajak adalah :
1. Waktu Pelaksanaan Penyitaan Pelaksanaan Surat Paksa tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan
sebelum lewat waktu 2 dua kali 24dua puluh empat jam setelah Surat Paksa diberitahukan. Jangka waktu 24 jam tersebut dimaksudkan untuk memberi
kesempatan kepada Penanggung Pajak melunasi utang pajak sebagaimana tercantum dalam Surat Paksa terkait.
Sebelum melaksanakan penyitaan terhadap Objek Sita, Jurusita terlebih dahulu mempelajari dengan seksama mengenai harta kekayaan yang akan disita.
Data ini diperoleh dari Surat Pemberitahuan, Laporan Keuangan Wajib Pajak Neracadaftar rugi laba dan Laporan Surat Paksa.
Universitas Sumatera Utara
2. Menyampaikan Surat Pemberitahuan akan dilakukan Penyitaan Sebelum penyitaan dilakukan, Jurusita Pajak menyampaikan
pemberitahuan kepada penanggung pajak akan dilakukan penyitaan dengan menyampaikan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP.
3. Penyitaan Tidak Dihadiri oleh Penanggung Pajak Penyitaan tetap dapat dilaksanakan sekalipun Penanggung Pajak tidak
hadir, sepanjang salah seorang saksi berasal dari Pemda setempat, sekurang- kurangnya Sekretaris Kelurahan atau Sekretaris Desa.
BAPS untuk Penyitaan yang tidak dihadiri Penanggung Pajak tersebut ditandatangani oleh Jurusita Pajak dan saksi-saksi, dan harus memuat alasan
ketidakhadiran Penanggung Pajak. Diperlukannya saksi dari Pemerintah Daerah setempat berfungsi sebagai
saksi legalisator. Dengan demikian, BAPS dimaksud tetap sah dan mempunyai kekuatan mengikat.
Universitas Sumatera Utara
B. Berita Acara Pelaksanaan Sita