Penagihan Utang Pajak Surat Tagihan Pajak STP

“ Penagihan Pajak merupakan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur sekaligus memperingatkan, melaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita.” Tujuan pelaksanaan penagihan pajak adalah guna pelunasan utang pajak oleh wajib pajak. Dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan, bagi setiap wajib pajak yang telah memenuhi ketentuan perpajakannya diwajibkan untuk membayar pajak terutangnya. Dalam hal ini dibutuhkan kesadaran masyarakat wajib pajak akan ketentuan perpajakan tersebut. Namun kenyataannya yang terjadi dilapangan masih banyak wajib pajak yang tidak menghiraukan ketentuan perpajakan tersebut. Maka atas dasar inilah pihak Direktorat Jenderal Pajak melakukan penagihan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya, dengan cara menerbitkan STPSKP. Kemudian apabila wajib pajak tidak juga menghiraukan atas diterbitkannya surat tersebut maka aparatur pajak akan menenrbitkan Surat Teguran atau surat peringatan lainnya. Selanjutnya apabila wajib pajak tidak juga menghiraukan Surat Teguran tersebut, pihak aparatur pajak akan menerbitkan Surat Paksa guna mencairkan tunggakan pajak.

2. Penagihan Utang Pajak

Tindakan penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 dua langkah : Universitas Sumatera Utara 2.1 Penagihan Pasif Penagihan Pajak Pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari belum dilunasi, maka 7 tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan Surat Teguran. 2.2 Penagihan Aktif Penagihan Pajak Aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim Surat Tagihan atau Surat Ketetapan Pajak, tetapi akan dilanjutkan dengan tindakan penyitaan dan bahkan pelaksanaan lelang.

3. Surat Tagihan Pajak STP

3.1 Pengertian Surat Tagihan Pajak STP Yang dimaksud dengan Surat Tagihan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 20 adalah surat untuk Universitas Sumatera Utara melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda. Surat Tagihan Pajak dapat diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak melalui pemeriksaan atau penelitian. Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak. 3.2 Penerbitan Surat Tagihan Pajak STP Surat Tagihan Pajak diterbitkan apabila antara lain : a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. b. Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung. c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda danatau bunga. d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tidak membayar faktur pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu.

4. Surat Ketetapan Pajak SKP