Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus

dan selanjutnya memberitahukan tindakan yang telah dilakukan disertai salinan atau fotocopi Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa dan Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.

D. Penagihan Seketika dan Sekaligus 1. Dasar Hukum

Dasar hukum yang mengatur tentang Penagihan Seketika dan Sekaligus yakni : 1.1 Pasal 20 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 1.2 Pasal 13 dan 14 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24PMK.032008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus, untuk hak dan kewajiban perpajakan untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya.

2. Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus

Perlu diketahui bahwa dalam penagihan pajak dikenal adanya penagihan seketika dan sekaligus. Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran dan meliputi seluruh utang Universitas Sumatera Utara pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak. Penagihan pajak seketika dan sekaligus dilakukan ketika : a. Penanggung Pajak bermaksud ataupun akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk pergi. b. Penanggung Pajak memindah tangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang diakukannya di Indonesia. c. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan, memindahtangankan, menggabungkan, memerkarkan atau melakukan perubahan bentuk usahanya. d. Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara. e. Terjadi penyitaan atas barang-barang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan. Mungkin saja terjadi bahwa Penanggung Pajak mempunyai itikad yang kurang baik, sebagaimana dicerminkan oleh berbagai indicator tersebut. Adanya itikad kurang baik tersebut mungkin disebabkan karena yang bersangkutan bermaksud agar ketika terjadi penyitaan terhadap kekayaannya untuk kemudian di lelang kekayaan tersebut sudah tidak ada lagi atau tidak ditemukan lagi. Hal semacam ini tentu perlu diwaspadai dan diantisipasi sekaligus dihindarkan kejadiannya, sehingga keadilan dapat diwujudkan dan Negara tidak dirugikan. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, dalam keadaan tertentu Jurusita Pajak dapat melakukan penagihan seketika dan sekaligus. Dalam hal terjadinya penagihan seketika dan sekaligus, maka penagihan dilakukan terhadap seluruh utang pajak dan semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak. Penyampaian Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus dilaksanakan secara langsung oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak. Ketika Jurusita Pajak mengetahui bahwa barang milik penanggung pajak akan disita oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan atau penanggung pajak akan membubarkan badan usahanya atau memindahtangankan perusahaan yang dimilikinya atau dikuasainya, maka Jurusita Pajak segera melakukan tindakan penagihan seketika dan sekaligus dengan mmelaksanakan penyitaan terhadap sebagian besar barang milik Penanggung Pajak tersebut. Tanda-tanda indicator tersebut merupakan petunjuk yang kuat bahwa Penanggung Pajak berniiat mengurangi atau menjual memindahtangankan barang-barangnya sehingga tidak ada lagi barang yang dapat disita. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus sekurang-kurangnya memuat : a. nama wajib pajak, atau nama wajib pajak dan penanggung pajak; b. besarnya utang pajak c. perintah untuk membayar; dan d. saat pelunasan pajak. Universitas Sumatera Utara Penerbitan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus a. sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran; b. tanpa didahului Surat Teguran; c. sebelum jangka waktu 21 hari sejak Surat Teguran diterbitkan; d. sebelum penerbitan Surat Paksa.

E. Dasar Hukum Penagihan Pajak