1. Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya v
erbalisme. Verbalisme adalah ”penyakit”yang sangat mungkin disebabkan oleh proses ceramah.
3. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa
diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorangpun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
38
4. Suasana pembelajaran membosankan dan membuat siswa pasif, karena tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
Siswa hanya aktif membuat catatan. 5. Menyebabkan belajar hanya menghafal rote learning dan tidak
mengakibatkan timbulnya pengertian. 6. Padatnya materi yang diberikan guru dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai materi yang diajarkan. 7. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat hilang atau
terlupakan.
39
G. Bahan Ajar dan pengembangannya
Selain buku paket siswa, dalam penelitian ini digunakan bahan ajar berupa lembar kerja siswa dan lembar tugas latihan mandiri. Lembar Kerja
Siswa LKS tersebut memiliki struktur: Judul LKS, kolom daftar nama anggota kelompok, petunjuk alat dan bahan yang diperlukan oleh siswa untuk
melakukan suatu percobaan, tujuan yang akan dicapai setelah siswa selesai melakukan percobaan, serta tugas atau langkah kerja yang dapat dilakukan
oleh siswa berdasarkan tujuan dari percobaan tersebut. Adapun untuk lembar tugas latihan mandiri berupa soal-soal latihan yang dapat diselesaikan siswa
untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami permasalahan matematika
38
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi ….., Cet. ke-2, h. 146-147
39
Sri Anitah W, Janet Trineke Manoy dan Susanah, Strategi pembelajaran…., h.9.23
yang berkaitan dengan materi yang diberikan oleh guru yang dipresentasikan dalam bentuk soal.
Lembar Kerja Siswa LKS sebagai bahan ajar yang bersifat konstruktivistik adalah rancangan tugas-tugas atau langkah kegiatan yang
disusun secara rinci untuk membimbing siswa agar dapat melakukan kegiatan atau aktifitas matematika secara mandiri, sehingga konstruksi pengetahuan
secara sosial dan akhirnya personal dengan sedikit mungkin atau tanpa bantuan guru hingga ditemukan pengetahuan konseptual dapat dilakukan
siswa. Dalam proses pembelajaran, LKS hanya digunakan oleh kelompok eksperimen. Sedangkan untuk lembar tugas latihan mandiri digunakan oleh
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penyusunan LKS ini peneliti marujuk pada buku
MATEMATIKA 3 SMP dan MTs untuk kelas IX M.Cholik Adinawan dan Sugijono, Penerbit Erlangga, Jakarta dan buku MATEMATIKA untuk SMP
Kelas IX Tatang Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih, Penerbit ESIS, Jakarta, yang mana isi dari LKS tersebut telah sedikit dimodifikasi oleh
peneliti. LKS diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok, sedangkan Lembar Tugas Latihan Mandiri diberikan kepada siswa untuk
diselesaikan secara individu.
H. Kerangka Berfikir