2. Faktor-faktor metode belajar, yang terdiri dari: a. Kegiatan berlatih atau praktek
b. Overlearning dan Drill c. Resitasi selama belajar
d. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar e. Belajar dengan keseluruhan dan belajar dengan bagian-bagian
f. Penggunaan modalitas indra g. Bimbingan dalam belajar
h. Kondisi-kondisi insentif 3. Faktor-faktor individual, yang terdiri dari:
a. Kematangan, b. Faktor usia kronologis,
c. Faktor perbedaan jenis kelamin, d. Pengalaman sebelumnya,
e. Kapasitas mental, f. Kondisi kesehatan jasmani,
g. Motivasi
C. Kemampuan Pemahaman Konsep
Menurut Sadirman, pemahaman comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, memahami maksudnya dan menangkap
maknanya.
12
Pemahaman memiliki arti sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya, oleh sebab itu pemahaman tidak
sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahaminya. Fenomena ini
menunjukkan bahwa pemahaman merupakan unsur psikologis yang penting dalam proses belajar-mengajar.
Seseorang dikatakan
memahami sesuatu
jika telah
dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan
12
Tatang Permana, Invotec vol.III , 2005, dari
http:pkk.upi.eduinvotec_33-39.pdf Diakses: 27 Juli 2010
menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi mrngingat dan menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat memilih dan
mengorganisasikan informasi tersebut. ”Termasuk di dalamnya menafsirkan suatu bagan, grafik, gambar untuk menjelaskan dengan kalimatnya sendiri”.
13
Sedangkan konsep menurut kamus bahasa Indonesia adalah “ide atau pengertia
n yang diabstrakan dari peristiwa konkret”.
14
Dan menurut kamus matematika, “Konsep adalah gambaran ide tentang sesuatu benda yang dilihat
dari segi ciri- cirinya seperti kuantitas, sifat, atau kualitas”.
15
Pada dasarnya konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat atribut-atribut
umum.
16
Misalnya konsep demokrasi, konsep kuda, konsep bangunan, mobil dan sebagainya.
Konsep dibedakan dalam dua jenis dari segi tingkat keabstrakannya, yaitu konsep konkrit dan konsep yang didefinisikan.
17
Konsep-konsep konkrit misalnya: duku, durian, mangga, rambutan. Konsep yang didefinisikan
dibangun dari konsep konkrit sebagai referennya, misalnya buah, ukuran, kemerdekaan, dan kemakmuran. Dalam kaitannya dengan metode
pembelajaran dapat dikatakan bahwa untuk mengajarkan konsep konkrit akan lebih baik jika digunakan metode penemuan discovery.
Adapun ciri-ciri konsep adalah sebagai berikut: 1. Atribut konsep adalah suatu sifat yang menbedakan antara konsep satu
dengan konsep dengan yang lainnya. Misalnya konsep laboratorium, memiliki dua atribut, yakni warna dan bentuk, danau berbeda dengan
lautan berdasarkan atribut luas lautan lebih luas dibandingkan dengan danau.
13
Sri Anitah Wiryawan, Noorhadi TH, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002, Cet. II, h.8.11.
14
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. ke-2, h.588.
15
Baharin Syamsudin, Kamus Matematika Bergambar,Jakarta: Grasindo, 2002, h. 72
16
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Universitas Terbuka. 2003, Cet. Ke-2, hal.161
17
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta: Gaung persada Press, 2008, Cet. ke-1. h.148
2. Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada suatu atribut. Misalnya atribut warna punya macam-macam nilai merah, putih, biru, dan
lain-lain. 3. Jumlah atribut juga bermacam-macam antara suatu konsep dengan konsep
lainnya. Misalnya tanah lapangan punya dua atribut yakni warna dan bentuk; lemon punya empat atribut yakni warna, luas, bentuk, dan rasa.
4. Kedominanan atribut, menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa atribut lebih dominant abvious dari pada yang lainnya. Misalnya lokasi alam
lebih dominant dari atribut warna dan bentuk konsep lapangan hijau lebih dominan dari pada warna hijau.
18
Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan
benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Konsep mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam bentuk suatu kata. Suatu konsep dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata atau bahasa.
Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep, setidaknya ada empat hal yang dapat dilakukan oleh siswa, yaitu sebagai
berikut: 1. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia malihatnya.
2. Ia dapat menyatakan ciri-ciri properties konsep tersebut. 3. Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan
contoh. 4. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan
konsep tersebut.
19
Konsep dalam
matematika merupakan
ide abstrak
yang memungkinkan orang dalam mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-
peristiwa dan menentukan apakah objek atau peristiwa itu merupakan contoh
18
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem ,… .., hal.
163
19
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem ,…,
hal.166
atau bukan dari ide abstrak tersebut.
20
Konsep dalam matematika dapat diperkenalkan melalui definisi, gambargambarancontoh, model atau peraga.
Konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana
sampai pada konsep yang kompleks. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep
selanjutnya. Dapat dikatakan bahwa dalam mempelajari matematika dibutuhkan kemampuan mengkaji dan berfikir bernalar secara logis, kritis
dan sistematis. Mengajarkan suatu konsep dapat dilakukan dengan memperkenalkan
kepada siswa kata-kata kunci untuk digunakan dalam membicarakan mengenai konsep-konsep tersebut dan memeriksa apakah siswa telah
membiasakan diri dengan kata-kata dan arti yang terdapat dalam konsep tersebut. Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika
terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan antar informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif siswa.
Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara
informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur kognitif siswa.
Seseorang siswa dikatakan telah memahami suatu konsep apabila ia telah mampu mengenali dan mengabstraksi sifat yang sama yang terdapat
pada berbagai objek atau peristiwa, yang merupakan ciri khas dari konsep yang dipelajari, dan telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep itu.
Artinya siswa telah memahami bahwa keberadaan konsep itu tidak lagi terkait dengan suatu benda konkret tertentu atau peristiwa tertentu, tetapi bersifat
umum general. Pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas
Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor pernah
20
Sri Anitah, Janet Trinekey Manoy dan Susanah, Strategi Pembelajaran….., h.8.9
diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu:
1. menyatakan ulang sebuah konsep, 2. mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya, 3. memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
6. menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu,
7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
21
.
D. Gain Ternormalisasi