Bentuk umum Kendala Tujuan Kendala fungsional

Asumsi-asumsi dasar yang berlaku untuk program linier juga berlaku bagi Goal Programming . Peubah-peubah deviasional dalam Goal Programming yang terdiri dari peubah deviasi positif dan deviasi negatif adalah peubah-peubah slek dan surplus dalam program linier .

2.8.1. Bentuk umum

Goal Programming Bentuk umum dari Goal Programming dengan faktor prioritas di dalam strukturnya adalah sebagai berikut: Minimumkan 1 m y i i s i i i P W d P W d Syarat ikatan i i i j m i ij b d d X a 1 Kendala tujuan U ntuk i = 1, 2, …, m k j n i kj C a ta u X g 1 Kendala fungsional Untuk k = 1, 2, …, p j = 1, 2 , …, n dan , , i i i X d d Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini: j X = variabel keputusan i b = target atau tujuan ij a = koefisien fungsi kendala tujuan i d = variabel deviasi yang mempresentasikan tingkat pencapaian dibawah target under achievement i d = variabel deviasi yang mempresentasikan tingkat pencapaian diatas target over achievement , i y W dan , i y W = bobot untuk masing-masing penyimpangan i d dan i d dalam urutan ranking ke-y dan ke-s kj g = koefisien fungsi kendala biasa k c = jumlah sumber daya k yang tersedia y P , s P = faktor-faktor prioritas , , i y i y W W

2.8.2. Fungsi Tujuan

Berbeda dengan Program Linier yang fungsi tujuannya dapat memaksimumkan atau meminimumkan, tetapi Goal Programming fungsi tujuannya hanya untuk meminimumkan jarak antara atau deviasi . Deviasi atau jarak antara merupakan ciri khas menandai model Goal Progra mming .

2.8.2.1. Memaksimumkan

Memaksimumkan fungsi tujuan fx berarti, jika dimisalkan fx = i b merupakan tujuan, maka i b merupakan batas bawahnya sehingga hasil dari memaksimumkan fungsi tujuan fx haruslah f x i b . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.8.2.2 Meminimumkan

Untuk meminimumka fungsi tujuan fx merupakan kebalikan dari memaksimumkan , jika dimisalkan fx = i b merupakan tujuan , maka i b merupakan batas atasnya sehingga hasil dari meminimumkan fungsi tujuan fx haruslah fx i b . 2.8.3. Variabel Deviasi Variabel deviasi atau jarak antara merupakan perbedaan yang khusus membedakan antara Program Linier dengan Goal Progra mming . misalkan d merupaka variabel sembarang maka d =. d - d inilah yang disebut variabel devia si . Seperti yang berlaku untuk program linier juga berlaku bagi Goal Progra mming . dengan : d = , 0, d untuk d untuk d d = 0, , untuk d d untuk d dengan d = komponen positif dari d d = komponen negatif dari d Variabel deviasi mempunyai fungsi sebagai penampung terhadap tujuan-tujuan yang dikehendaki yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu: 1. Deviasi positip d untuk menampung deviasi yang berada diatas tujuan yang dikehendaki, maka d akan selalu berkoefisien -1 pada setiap kendala tujuan sehingga bentuk kendalanya adalah: 1 m ij j i i i a X d b 1 m ij j i i i a X b d Di mana : i = 1, 2, …, m j = 1, 2, …, n Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Deviasi positip d untuk menampung deviasi yang berada dibawah tujuan yang dikehendaki, maka d akan selalu berkoefisien +1 pada setiap kendala tujuan sehingga bentuk kendalanya adalah: 1 m ij j i i i a X d b 1 m ij j i i i a X b d Di mana : i = 1, 2, …, m j = 1, 2, …, n Jika kedua deviasi tersebut digabungkan maka ter bentuk model umum dari kendala tujuan sebagai berikut i i i j m i ij b d d X a 1 1 n ij j i i a X b karena nilai minimum dari d dan d adalah nol maka dari model umum dari kendala tujuan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. i d = i d = 0 sehingga 1 n ij j i i a X b artinya tujuan tercapai 2. i d 0 dan i d = 0 sehingga 1 n ij j i i i a X b d artinya tujuan tidak tercapai karena 1 n ij j i i a X b 3. i d = 0 dan i d 0 sehingga 1 n ij j i i i a X b d artinya akan terlampaui karena 1 n ij j i i a X b Jelas bahwa kondisi dimana i d 0 dan i d 0 pada sebuah kendala tujuan tidak akan mungkin terjadi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.8.4. Kendala Tujuan

Kendala tujuan merupakan kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai tujuan. Charnes dan Cooper telah memanipulasi program linier sehingga pada program linier kendala-kendala fungsional yang menjadi pembatas bagi usaha pemaksimuman atau peminimuman fungsi tujuan, maka di Goal Programming kendala-kendala merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

2.8.5. Kendala fungsional

Kendal fungsional atau struktural adalah kendala-kendala lingkungan yang tidak berhubungan langsung dengan tujuan-tujuan masalah yang di hadapi. Va riabel deviasi tidak dimasukkan kedalam kendala struktural, karena hal ini tidak merupakan fungsi tujuan. Prioritas Pengambil keputusan menghadapi suatu persoalan dengan tujuan ganda, tapi satu tujuan dengan tujuan lainnya saling bertentangan multiple and conflicting goals. Dalam memecahkan persoalan tersebut, maka pengambil keputusan harus menentukan mana dari antara berbagai tujuan tersebut yang diutamakan atau diprioritaskan. Tujuan yang paling penting ditentukan sebagai prioritas ke-1. Tujuan yang kurang begitu penting ditentukan sebagai prioritas ke-2 demikian seterusnya. Pembagian prioritas tersebut dikatakan sebagai pengutamaaan preemptive , yaitu mendahulukan tercapainya tujuan yang telah diberikan prioritas utama sebelum menuju kepada tujuan-tujuan atau prioritas-prioritas berikutnya. Jadi, harus disusun dalam suatu urutan ranking menurut prioritasnya.. Dalam perumusan Goal Programming dimyatakan faktor prioritas tersebut sebagai i P untuk i = 1,2,...,m . Faktor-faktor prioritas tersebut memiliki hubungan sebagai berikut: 1 2 1 i i P P P P di mana berarti ”jauh lebih tinggi daripada”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hubungan prioritas tersebut di atas menunjukkan bahwa walaupun faktor prioritas i W tersebut kita gandakan atau kalikan sebanyak n kali dimana n , namun faktor yang diprioritaskan tersebut akan tetap menjadi yang teratas. Dengan kata lain prioritas di bawahnya dapat menjadi lebih tinggi daripada prioritas di atasnya, walaupun sudah dikalikan sebanyak n kali . Jadi hubungan 1 i nP i P tidak mungkin terjadi dalam persoalan Goal Programming yang memakai ketentuan pengutamaan urutan prioritas. Bobot Prioritas sebagai suatu ukuran dari variabel-variabel devia si yang diminimalkan sering mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Hal ini terdapat dalam peminimuman biaya yang mempunyai satuan rupiah dan pemaksimuman kuantitas barang yang mempunyai satuan unit berada dalam prioritas yang sama. Secara sepintas hasil dari peminimuman variabel-variabel deviasi yang bersangkutan terdengar bertentangan. Untuk mengatasi hal itu maka dalam fungsi tujuan masing-masing variabel deviasi yang ada dalam satu perioritas diberi bobot dan dalam hal kepentingan dari tujuan-tujuan yang berada dalam suatu perioritas yang tidak sama, untuk mengatasi kejadian tersebut maka masing-masing variabel deviasi diberi bobot. Bobot adalah besaran numerik yang diberikan pada variabel-variabel yang diminimumkan pada fungsi tujuan Goal Progra mming . Bobot yang diberika pada fungsi tujuan Goal Programming terjadi apabila: a. Variabel-variabel deviasi yang terdapat pada suatu prioritas mempunyai ukuran yang berbeda. b. Tingkat kepentingan untuk mencapai nilai tujuan dari setiap tujuan dalam suatu prioritas berbeda. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.9. Modifikasi Simpleks Untuk Linier Programming

Analisis Simpleks Permasalahan program linier dalam dunia nyata adalah begitu kompleks, luas, dan besar, sehingga teknik analisis grafis sangat terbatas dan tak dapat diandalkan untuk memecahkan persoalan dunia nyata yang dihadapi. Oleh karena itu analisis perlu dilakukan degan cara aljabar. Teknik matematika yang cocok untuk masalah program linier ini adalah aljabar matriks. Prosedur komputasi atau algoritma yang sangat terkenal untuk analisis persoalan program linier adalah metode simpleks. Metode simpleks Langkah –langkah dengan metode simpleks 1. Formulasikan dan standarisasikan modelnya. 2. Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model diatas. 3. Tentukan kolom kunci diantara kolom-kolom variabel yang ada, yaitu kolom yang mengandung nilai j j C Z paling positif untuk kasus maksimasi dan atau mengandung nilai j j C Z paling negatif untuk kasus minimasi. 4. Tentukan baris kunci di antara baris-baris variabel yang ada, yaitu baris yang memiliki ra sio kuantitatif dengan nilai positif terkecil. Rasio kuantitas ke-i = i b unsur kolom kunci 5. Benyuk tabel berikutnya dengan memasukkan variabel pendatang ke kolom variabel dasar dan mengeluarkan variabel perantau dari kolom tersebut. Serta lakukan transformasi baris - baris variabel. Dengan menggunakan rumus transformasi sebagai berikut : 1. Baris baru selain baris kunci = baris lama - rasio kunci x baris kunci lama 2. Baris kunci baru = unsur kolom kunci angka kunci Keterangan :Rasio kunci = unsur kolom kunci angka kunci Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara