6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tanaman Teh Camellia sinensis L.
2.1.1 Teh Camellia sinensis L.
Tanaman teh umumnya ditanam diperkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200-2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India
bagian Utara dan Cina Selatan. Batang tegak, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, helai daun kaku
seperti kulit tipis, bentuk elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar 2-6 cm, warna hijau
permukaan mengkilap. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, stek, sambungan atau cangkokan
Arisandi, 2008. Dari cara pemprosesannya, teh terbagi menjadi tiga, yaitu teh hijau, teh
oolong baca: ulung, dan teh hitam. Teh hijau dihasilkan tanpa proses fermentasi. Teh oolong dihasilkan dengan menggunakan semifermentasi fermentasi tidak
sempurna. Sementara teh hitam adalah hasil fermentasi sempurna. Proses fermentasi menyebabkan senyawa polifenol didalam teh teroksidasi sehingga
kandungannya menurun. Karena itu kandungan polifenol tertinggi terdapat pada teh hijau dan terendah pada teh hitam. Akan tetapi teh hijau kurang begitu disukai
karena rasanya yang agak sepat Kumalaningsih, 2006.
7
2.1.2 Kandungan dan Manfaat Teh Camellia sinensis L.
Daun teh hijau mengandung sejumlah zat gizi penting. Dalam setiap 100 g daun teh mengandung 7-80 air, polifenol 25 - 35 berat kering, kafein 2,5 -
4,5 , dan per gram berat kering daun teh mengandung mineral magnesium 1,90 mg, alumunium 400 µg, natrium 27 µg, kalium 21,50 mg, kalsium 3,70 µg, besi
89 µg, seng 34 µg, fosfor 3,30 mg, vitamin C, vitamin B2, vitamin D, vitamin K dan karotenoid Rohdiana, 2009.
Polifenol utama dalam teh hijau adalah katekin. Kandungan katekin dalam daun teh hijau mencapai 25-35 bobot kering. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa, kandungan senyawa polifenol yang tinggi dalam daun teh hijau berperan sebagai pelindung terhadap serangan radikal bebas Kumalaningsih, 2006 juga
kandungan katekin didalam daun teh hijau mampu mempertahankan kesehatan kolagen, meningkatkan sintesis kolagen dan elastisitas kulit Rohdiana, 2009.
2.2 Kulit