Spot Noda Pengujian Aktivitas Anti-aging

37 minggu ke-3 yaitu antara kelompok yang menggunakan ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. 0,2 dan vitamin C. Hal yang sama terjadi pada pemulihan minggu ke-4, didapat perbedaan yang signifikan antara marmut kelompok blanko dengan kelompok ekstrak daun teh hijau konsentrasi 2 p 0,05. Dari Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa konsentrasi 0,2 dan 2 ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. memberikan hasil yang hampir sama yaitu dapat mengembalikan ukuran pori kembali ke normal pada pemulihan minggu ke- 4. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan konsentrasi 0,2 ekstrak daun teh hijau sudah dapat memberikan aktivitas antioksidan minimum yang dapat mengecilkan ukuran pori-pori pada kulit. Bogadenta 2012 menyebutkan, bahwa tanda-tanda penuaan dini salah satunya pori-pori kulit tampak membesar. Hal ini disebabkan selain karena bertambahnya usia pori-pori kulit akan menjadi semakin besar karena semakin berkuranya elastisitas juga dikarenakan sering terkena sinar matahari secara terus menerus sehingga sel-sel kulit mati menumpuk. Banyaknya aktivitas meningkatkan suhu tubuh yang akan memperbesar ukuran pori.

4.2.4. Spot Noda

Hasil pengukuran jumlah noda pada kulit semua kelompok marmut dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4 di bawah ini. 38 Tabel 4.8 Data jumlah noda pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak daun teh hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum penyinaran, setelah penyinaran, serta pemulihan pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4. F O R M U L A M A R M U T Spot Noda Sebelum penyinaran Setelah penyinaran Pemulihan minggu I Pemulihan minggu II Pemulihan minggu III Pemulihan minggu IV I 1 21 80 78 74 64 53 2 38 80 80 80 78 74 3 24 64 59 55 53 50 33,3±9,07 74,7±9,23 73±11,59 71,7±13,05 69,7±12,53 66±13,07 II 1 36 60 56 54 42 39 2 12 35 29 26 22 22 3 30 52 46 41 36 22 26±12,48 49±12,76 43,7±13,65 40,3±14,01 33,3±10,23 27,7±9,81 III 1 16 56 54 51 49 17 2 16 64 42 38 22 17 3 15 53 39 28 26 17 15,7±0,57 57,7±5,68 45±7,93 39±11,53 32,3±14,57 17± 0,00 IV 1 25 54 48 45 42 27 2 9 69 62 41 35 14 3 21 44 40 32 26 24 16,11±6,30 52,66±12,50 50,66±11,01 37,44±4,78 31,77±5,01 19,88±5,23 V 1 13 52 41 31 28 18 2 4 41 37 35 23 13 3 25 50 41 34 27 25 14,00±10,53 47,66± 5,85 39,66±2,30 33,33±2,08 26,00±2,64 18,66±6,02 Keterangan : Formula I : Marmut kelompok blanko Formula II : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,02 Formula III : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,2 Formula IV : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 2 Formula V :Marmut kelompok viamin C 2 sebagai pembanding Parameter hasil pengukuran 0 - 19 : Sedikit 20 - 39 : Beberapa 40 - 100 : Banyak 39 Gambar 4.4 Grafik rata-rata banyaknya noda pada kulit marmut kelompok blanko, daun teh hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum dan setelah penyinaran serta pemulihannya pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4. Pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semua kelompok marmut yang sebelum penyinaran memiliki jumlah noda yang sedikit hingga beberapa. Dan mengalami peningkatan jumlah noda setelah dilakukan penyinaran. Perhitungan secara statistik dengan Anova menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada saat sebelum penyinaran dan setelah penyinaran p0,05. Pada pemulihan disetiap minggunya, terjadi penurunan jumlah noda kulit pada setiap kelompok marmut. Dan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan p 0,05 mulai pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4. Kelompok blanko mempunyai perbedaan yang signifikan pada pemulihannya di minggu ke-1 yaitu antara kelompok yang menggunakan ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. 0,02, 0,2 dan vitamin C. Hal yang sama terjadi pada pemulihan minggu ke-2, didapat perbedaan yang signifikan antara marmut kelompok blanko dengan semua 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 Sebelum UV Setelah UV pemulihan I pemulihan II pemulihan III pemulihan IV b e n y a k n y a n o d a Spot blanko Daun teh hijau 0,02 Daun teh hijau 0,2 Daun teh hijau 2 vitamin C 2 40 kelompok ekstrak daun teh hijau konsentrasi 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 p 0,05. Dengan menggunakan krim yang mengandung minimal 0,2 ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. mampu mengurangi jumlah noda pada kulit. Dibuktikan pada Gambar 4.4 menunjukkan konsentrasi 0,2 dan 2 memberikan hasil yang hampir sama dalam mengurangi noda di kulit. Menurut Achroni 2012, penyebab flek hitam di kulit yang paling umum adalah karena kulit terlalu banyak terpapar sinar matahari, dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit seperti menjadi terbakar, memerah, dan timbul bintik- bintik noda berwarna coklat pada kulit. Semakin banyak sinar matahari yang terkena kulit, semakin aktif pembentukan melanin. Melanosom mengandung bokroma coklat yang disebut melanin yang berfungsi dalam penetuan warna dari kulit.

4.2.5. Wrinkle Keriput