40
kelompok ekstrak daun teh hijau konsentrasi 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 p 0,05. Dengan menggunakan krim yang mengandung minimal 0,2 ekstrak
daun teh hijau Camellia sinensis L. mampu mengurangi jumlah noda pada kulit. Dibuktikan pada Gambar 4.4 menunjukkan konsentrasi 0,2 dan 2 memberikan
hasil yang hampir sama dalam mengurangi noda di kulit. Menurut Achroni 2012, penyebab flek hitam di kulit yang paling umum
adalah karena kulit terlalu banyak terpapar sinar matahari, dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit seperti menjadi terbakar, memerah, dan timbul bintik-
bintik noda berwarna coklat pada kulit. Semakin banyak sinar matahari yang terkena kulit, semakin aktif pembentukan melanin. Melanosom mengandung
bokroma coklat yang disebut melanin yang berfungsi dalam penetuan warna dari kulit.
4.2.5. Wrinkle Keriput
Hasil pengukuran banyaknya keriput pada kulit semua kelompok marmut dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.5 di bawah ini.
41
Tabel 4.9
Data banyaknya keriput pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak daun teh hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum penyinaran,
setelah penyinaran, serta pemulihan pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4.
F O
R M
U L
A M
A R
M U
T
Wrinkle Keriput Sebelum
penyinaran Setelah
penyinaran Pemulihan
minggu I Pemulihan
minggu II Pemulihan
minggu III Pemulihan
minggu IV I
1 5
51 39
39 39
24 2
10 51
39 39
39 39
3 11
46 41
40 39
39 8,7±3,21
49,3±2,88 39,7±1,15
39,3±0,57 39±0,00
34±8,66 II
1 5
86 72
39 39
27 2
5 72
47 39
28 22
3 5
72 50
39 23
20 5±0,00
76,7±8,08 56,3±13,65
39±0,00 30±8,18
23±3,60 III
1 6
59 46
41 39
13 2
5 49
43 24
21 15
3 5
46 39
39 20
12 5,3±0,57
51,3±6,80 42,7±3,51
34,7±9,29 26,7±10,69
13,3±1,52 IV
1 5
58 54
39 29
7 2
9 95
80 72
39 12
3 10
72 46
44 22
15 9,00±2,64
80,60±18,64 62,00±17,77
55,88±17,78 30,33±8,54
12,77±4,04 V
1 5
39 28
21 19
10 2
5 60
50 39
21 11
3 5
72 39
23 22
12 5,00±0,00
57,00±16,70 39,00±11,00
27,66±9,86 20,66±1,52
11,00±1,00
Keterangan : Formula I : Marmut kelompok blanko
Formula II : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,02
Formula III : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,2
Formula IV : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 2
Formula V :Marmut kelompok viamin C 2 sebagai
pembanding Parameter hasil pengukuran
0 - 19 : tidak berkeriput
20 - 52 : berkeriput
53 - 100 : keriput parah
42
Gambar 4.5 Grafik rata-rata banyaknya keriput pada kulit marmut kelompok blanko,
daun teh hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum dan setelah penyinaran serta pemulihannya pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan
ke-4.
Pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa semua kelompok marmut yang sebelum penyinaran tidak memiliki keriput. Setelah dilakukan
penyinaran, jumlah keriput meningkat secara drastis hingga membentuk kedalaman keriput pada semua kelempok marmut. Dalam pemulihannya, marmut
kelompok blanko mengalami penurunan yang sedikit dan masih berada dalam keadaan berkeriput pada pemulihan minggu ke-4. Sedangkan pada konsentrasi
ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. 0,02 penurunan keriput terjadi hampir mendekati keadaan fine lines garis halus. Perbedaan signifikan terjadi
pada pemulihan minggu ke-4 yaitu antara kelompok blanko dengan kelompok marmut ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. 0,2, 2 dan vitamin C.
Pada konsentrasi krim yang mengandung minimal 0,2 ekstrak daun teh hijau
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
Sebelum UV Setelah UV pemulihan I pemulihan II pemulihan III pemulihan IV
k e
ru ta
n
Wrinkle
blanko Daun teh hijau 0,02
Daun teh hijau 0,2 Daun teh hijau 2
vitamin C 2
43
Camellia sinensis L. mampu mengurangi keriput pada kulit menjadi garis halus bila dibandingkan dengan kondisi awal sebelum penyinaran. Sehingga terlihat
pada Gambar 4.5 yaitu konsentrasi 0,2 dan 2 memberikan hasil yang hampir sama, begitu juga dengan krim vitamin C.
Menurut American Academy of Dermatology, kondisi terbentuknya kerutan disebabkan oleh paparan sinar matahari dan aktivitas merokok. Kedua
radikal bebas ini dapat menyebabkan kerusakan DNA kulit dalam membran sel. Akibatnya, fungsi kolagen dan elastin pada kulit dari waktu ke waktu akan terus
menurun, hingga kulit terlihat merosot dan kehilangan elastisitasnya. Menurunnya kekuatan dan elastisitas kulit yang disebabkan oleh
berkurangnya kandungan air dan penebalan pada stratum korneum, epidermis yang membesar dan perubahan jumlah dan kualitas dari kolagen dermis serta serat
elastis kolagen, perubahan struktur tiga dimensi dari dermis dan perubahan lainnya yang disebabkan dari pengaruh faktor eksternal pemaparan sinar UV dan
internal bertambahnya usia Barel dkk, 2009.
4.2.6. Wrinkle’s Depth Kedalaman kerutan