Krim Alat-alat yang Digunakan Bahan-bahan yang Digunakan Teknik Pengambilan Sampel

14

2.7 Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai Ditjen POM, 1995. Krim berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60 air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada dua yaitu: krim tipe air minyak AM dan krim minyak air MA. Untuk penstabilan krim ditambah zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering digunakan adalah Nipagin 0,12-0,18 , Nipasol 0,02-0,05 Anief, 2000. Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan safonifikasi dari suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana panas yaitu temperatur 70°C - 80°C Dirjen POM,1995. Kosmetik protective Hand Cream membantu terbentuknya pelindung terhadap bahan kimia dan sinar ultraviolet. Krim ini dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap serangan luar yang tidak bisa ditanggulangi oleh kulit dalam keadaan biasa. Krim ini juga disebut krim pelindung dibuat untuk keadaan lingkungan tertentu seperti pada lingkungan tropis Haynes, 1994.

2.8 Skin Analyzer Aramo SG

Pada analisis konvensional, diagnosis dilakukan dengan mengandalkan kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat dijadikan diagnosis yang bersifat subjektif dan bergantung pada sisi analisis secara klinis-instrumental dan tidak adanya rekaman hasil pemeriksaan yang mudah dipahami pasien Aramo, 2012. Skin analyzer merupakan seperangkat alat yang dirancang untuk mediagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer ini memberikan informasi 15 mengenai kadar normal kelembaban, sebum minyak permukaan kulit, flek, pori- pori, sensitivitas dan garis kerutan dari kulit Aramo, 2012. Skin analyzer terdiri dari beberapa alat pengukur yaitu dua buah kamera perbesaran 60x dan 10x, alat cek kelembaban dan stik busa pengukur minyak, juga terdapat lampu UV yang digunakan untuk mensterilkan kamera sehingga tidak terjadi iritasi dikulit dikarenakan pemakaian yang bergantian pada kulit yang berbeda. Skin analyzer dilengkapi dengan pengaturan warna lampu biru, pink dan orange. Lampu biru normal 1 digunakan untuk dapat melihat minyak, permukaan kulit, pori-pori dan kerutan. Lampu orange polarizing digunakan untuk melihat flek dan pigmentasi. Sedangkan lampu pink normal 2 digunakan untuk melihat keratin pada kulit Aramo, 2012.

2.8.1 Pengukuran kondisi kulit dengan Skin analyzer

Menurut Aramo 2012, beberapa pengukuran yang dapat dilakukan dengan menggunakan Skin analyzer, yaitu: 1. Moisture Kadar air Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya dengan menekan tombol power dan dilekatkan pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar air dalam kulit yang diukur. 2. Sebum Kadar minyak Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan menggunakan alat oil checker yang terdapat dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya dengan menempelkan bagian sensor yang telah terpasang spons pada permukaan kulit. 16 Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar minyak dalam kulit yang diukur. 3. Evennes Kehalusan Pengukuran kehalusan kulit dilakukan dengan perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru normal. Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudiaan tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer berupa foto image. 4. Pore pori Pengukuran besarnya pori pada kulit secara otomatis akan keluar pada saat melakukan pengukuran pada kehalusan kulti. Gambar yang telah terfoto pada pengukuran kehalusan kulit juga akan keluar pada kotak bagian pori-pori kulit. Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori secara otomatis akan keluar pada layar komputer berupa foto image. 5. Spot Noda Pengukuran banyaknya noda yang dilakukan dengan perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor jingga terpolarisasi. Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan penentuan banyakknya noda yang didapatkan akan tampil pada layar komputer berupa foto image. 6. Wrinkle Keriput Pengukuran keriput dilakukan dengan perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran 10x dan menggunakan lampu sensor biru normal. Kamera 17 diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudiaan tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. Pada pengukuran ini, tidak hanya jumlah keriput yang dapat diukur, akan tetapi kedalam keriput juga dapat terdeteksi dengan alat Skin analyzer.

2.8.2 Parameter pengukuran

Hasil pengukuran kulit dengan menggunakan Skin analyzer dapat dilihat kriterianya pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Parameter hasil pengukuran dengan Skin analyzer Pengukuran Parameter Moisture Kelembaban Dehidrasi Normal Hidrasi 0 - 29 30 - 45 46 – 100 Evennes Kehalusan Halus Normal Kasar 0 - 31 32 - 51 52 – 100 Pore pori Kecil Sedang Besar 0 - 19 20 - 39 40 – 100 Spot Noda Sedikit Sedang Banyak 0 - 19 20 - 39 40 – 100 Wrinkle Keriput Tidak keriput Berkeriput Berkeriput parah 0 - 19 20 - 52 53 - 100 Sumber : Aramo 2012 Skin and Hair Diagnostic System. 18

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Penelitian meliputi pengumpulan dan penyiapan bahan, pembuatan ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. dan uji aktivitas antioksitan secara invivo pada hewan marmut Cavia cobaya dengan menggunakan Skin Analyzer Aramo SG.

3.1 Alat-alat yang Digunakan

Neraca listrik, pH meter, alat-alat gelas laboratorium, penangas air, lemari pengering, lumpang, stamfer, pot plastik, freeze dryer, rotary evaporator, kertas saring, sinar UV, gunting dan alat cukur bulu marmut, alat Skin Analyzer Aramo SG.

3.2 Bahan-bahan yang Digunakan

Asam stearat, setil alkohol, trietanolamin TEA, air suling, nipagin, ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L., vitamin C, metil biru, larutan dapar pH asam 4,01, larutan pH netral 7,01, bahan kimia berkualitas teknis: etanol 70.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Bahan tumbuhan yang digunakan adalah daun teh hijau Camellia sinensis L. yang diambil dari PT. PN VIII Perkebunan Malabar, Desa Banjarsari Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Bandung Jawa Barat. 19

3.4 Hewan Percobaan