bertambahnya sisi aktif adsorpsi dan efisiensi penyerapannya pun meningkat sedangkan kapasitas penyerapannya menurun dengan bertambahnya massa
adsorben Lampiran 1. Hal ini diperkuat oleh Barros et al., 2003 yang menyatakan bahwa pada saat ada peningkatan massa adsorben, maka ada
peningkatan presentase efisiensi penyerapan dan penurunan kapasitas penyerapan. Kapasitas penyerapan pada massa arang ampas tebu 1,5 g pada ion logam Cd, Cr,
Cu dan Pb adalah 0,0767; 0,0642; 0,0913 dan 0,1071 mgg Tabel 2.
Tabel 2
. Kapasitas Penyerapan Ion Logam pada Variasi Massa Arang Ampas Tebu
Kapasitas Penyerapan Arang Ampas Tebu mgg Massa Arang
Ampas Tebu g
Cd Cr
Cu Pb
0,5 g 1,0 g
1,5 g 0,1468
0,0819 0,0767
0,1794 0,0886
0,0642 0,1533
0,1131 0,0913
0,1969 0,1345
0,1071 Menurut Hughes dan Poole 1984, proses adsorpsi berlangsung pada
lapisan permukaan sel yang mempunyai situs-situs yang bermuatan berlawanan dengan muatan ion logam sehingga interaksi pasif dan relatif cepat. Partikel dari
adsorben memiliki sisi aktif dengan muatan negatif yang akan berinteraksi dengan ion logam yang bermuatan positif Mahvi et al., 2005. Dengan memperkecil
ukuran partikel dari adsorben, maka semakin luas sisi permukaan sehingga efisiensi penyerapan meningkat.
4.2. Pengaruh pH Larutan Ion Logam
Nilai pH merupakan salah satu parameter terpenting dalam proses adsorpsi dan dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia pada adsorbat maupun pada
41
adsorben. Dalam variasi pH ini kemungkinan terjadi ikatan kimia antara adsorben dengan adsorbat.
Gambar 10
.Pengaruh pH Ion Logam CdII, CrVI, CuII dan PbII terhadap Efisiensi Penyerapan Arang Ampas Tebu volume
10 mL, konsentrasi 20 mgL, massa 0,5 g arang ampas tebu Dari Gambar 10 terlihat bahwa proses adsorpsi mengalami peningkatan
seiring dengan meningkatnya pH, tetapi mengalami penurunan setelah melewati titik optimum yaang dicapai. Penyerapan optimum pada hampir semua ion logam
Cd, Cr dan Pb dengan massa adsorben 0,5 g adalah pada pH 5, kecuali untuk logam Cu yaitu pada pH 6 dengan efisiensi penyerapannya berturut turut adalah
60,33; 89,52; 99,31 dan untuk ion logam Cu 92,16 . Sedangkan kapasitas penyerapannya adalah 0,2357; 0,2109; 0,3360 dan logam Cu 0,3299 mgg Tabel
3. Pada pH di bawah pH 5 dan di atas pH 5 penyerapan menurun. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya pertukaran ion antara adsorben dengan adsorbat.
42
Tabel 3.
Kapasitas Penyerapan Ion Logam pada Variasi pH Larutan Ion Logam
Kapasitas Penyerapan mgg pH Larutan
Ion Logam mgL
Cd Cr
Cu Pb
3 4
5 6
7 0,1504
0,1826 0,2357
0,1950 02110
0,1747 0,1821
0,2109 0,1784
0,2099 0,2359
0,2701 0,2837
0,3299 0,2648
0,3044 0,3124
0,3360 0,3348
0,3136
Molekul adsorben secara kimiawi dianggap mempunyai sisi aktif atau gugus fungsional yang mampu berinteraksi dengan logam. Jika proses adsorpsi
melalui pertukaran ion, maka adsorpsi dipengaruhi oleh banyak proton dalam larutan yang berkompetisi dengan ion logam pada permukaan adsorben, sehingga
pada pH rendah asam yaitu di bawah pH 5, jumlah proton H
+
melimpah, mengakibatkan peluang terjadinya pengikatan logam oleh adsorben relatif kecil
atau efisiensi penyerapannya menurun Taty et al., 2003. Sedangkan pada pH netral, ion-ion logam dapat mengalami reaksi hidrolisis dalam larutan sehingga
menjadi tidak stabil dalam bentuk ion logam semula, sehingga kemampuan efisiensi penyerapannya pun menurun. Pada pH basa atau di atas pH 5, jumlah
proton H
+
relatif kecil dan menyebabkan peluang terjadinya pengikatan logam menjadi besar, sehingga ion-ion logam dapat membentuk endapan hidroksida
sehingga efisiensi penyerapannya sukar di tentukan Cordero et al., 2004.
4.3. Pengaruh Konsentrasi Larutan Ion Logam