66
hukum ayah biologis anak tidak memiliki kewajiban untuk membiayai kehidupan dan pendidikannya. Begitu pula sebaliknya sianak tidak memiliki
kewajiban untuk memelihara ayahnya. b Hak untuk mendapatkan warisan, andaikan si ayah dari anak luar kawin
tersebut meninggal dunia, si anak tidak akan mendapatkan warisan, sebab dia bukan merupakan ahli waris. Ahli waris yang sah menurut hukum adalah anak
yang sah dari pewaris orang yang telah meninggalkan harta warisan. Hal ini dapat dlihat apada Pasal 852 KUH Perdata yang isinya “Anak-anak atau
keturunan-keturunan, sekalipun
dilahirkan dari
berbagai perkawinan,
mewarisi harta peninggalan para orangtua mereka, kakek dan nenek mereka, atau keluarga-keluarga sedarah mereka selanjutnya dalam garis keatas, tanpa
memebedakan jenis kelamin atau kelahiran yang lebih dulu.”
2. Hak-hak Anak
Hak yang dimiliki seorang anak harus dilindungi oleh hukum bahkan sejak ia masih dalam kandungan ibunya, hakkepentingan si anak harus diakui. Setiap anak
sejak dalam kandungan ibunya berhak untuk hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya. Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 dibentuk
untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Universitas Sumatera Utara
67
Bismar Siregar mengutip pendapat Irma Setyowati Soemitra mengatakan bahwa Hukum perlindungan anak lebih dipusatkan pada hak-hak anak yang diatur
didalam hukum dan bukan kewajiban.
78
Menurut Pasal 45 Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974, bahwa kewajiban orang tua untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya berlaku sampai
anak itu kawin dan telah dapat berdiri sendiri. Seorang anak yang hendak kawin harusnlah seorang yang telah sanggup berdiri sendiri serta sanggup menuntun dan
melindungi istri serta memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak mempunyai hak-hak yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Salah satu
lingkungan pertama kali yang dapat memberikan jaminan terpenuhinya ekspresi hak seorang anak adalah dimulai dari lembaga terkecil yaitu keluarga.
“Keluarga adalah tiang masyarakat karena di dalam keluargalah pertama-tama sifat kepribadian dan sifat kemasyarakatan seorang manusia ditumbuhkan
kearah kesempurnaan. Didalam keluarga yang harmonis sifat-sifat itu dapat tumbuh dengan tentram dan baik sehingga ada harapan bahwa anak itu dapat
menjadi anggota masyarakat yang mempunyai cukup penolakan-penolakan dalam kepribadiannya untuk menjauhkan diri dari kejahatan”.
79
Di dalam sebuah keluarga, setiap orang tua mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap hak-hak seorang anak dan lingkungannya, karena keluarga
mempunyai 8 delapan fungsi yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, mendidik dan sosialisasi, ekonomi, dan pelestarian
lingkungan hidup.
80
78
Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumu Aksara, Jakarta, 1990, hal.5.
79
Sri Widoyati Wiratmo Soekito, Anak dan Wanita Dalam Hukum, LP3ES, Jakarta, 1983, hal.31.
80
Hasil wawancara dengan Sherlywati, Hakim Pengadilan Negeri Medan, di Pengadilan Negeri Medan, pada tanggal 1 Agustus 2012, pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
68
Selain itu tanggung jawab orang tua sebagai anggota masyarakat wajib menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh dan kembang anak-anaknya.
Dimana dalam kehidupan bermasyarakat dapat diwujudkan pergaulan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak agar mampu menjadi individu
yang mandiri. Namun tanggung jawab orang tua secara umum dan mendasar adalah menjamin hak untuk memperoleh pendidikan terhadap anak-anaknya.
Pengertian mendidik adalah memberi kesempatan anak untuk menuntut atau menguasai ilmu dan ketrampilan serta membimbing atau membina anak sehingga
mempunyai pola pikir, sikap serta prilaku yang positif dan baik. Anak wajib diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan sekolah, baik yang bersifat umum maupun
yang berkaitan dengan pendidikan agama. Setiap anak wajib mengikuti pendidikan dasar sembilan tahun tamat SD dan SLTP. Anak juga wajib diasuh dan dididik
dengan penuh cinta dan kasih sayang dan pendekatan yang manusiawi. Selanjutnya lingkungan kedua yang akan bersentuhan langsung terhadap
anak-anak adalah lingkungan sosial budaya dan gaya hidup yang terus berubah dan berkembang. Dalam era globalisasi dan era informasi dewasa ini, dinamika
kehidupan sosial termasuk kehidupan anak-anak dan remaja dari belahan dunia manapun sama-sama saling dapat diikuti dan diketahui. Sangat tidak mungkin kiranya
setiap kita atau orang tua menolak atau tidak menerima sama sekali adanya lingkungan sosial budaya dan gaya hidup yang terus berkembang. Yang mungkin
salah satu upaya agar hak anak dapat terjamin adalah meminimalisir pengaruh- pengaruh dari lingkungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
69
Ini semua tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang tua untuk untuk mampu mengembangkan metode bimbingan, pengasuhan dan pendidikan yang
tepat kepada anak-anak kita. Upaya yang mungkin dapat dilakukan setidaknya setiap orang tua tidak hanya memposisikan anak sebagai obyek pendidikan semata.
Sehingga upaya yang dilakukan orang tua untuk meminimalisir pengaruh-pengaruh dari lingkungan luar adalah lebih memberikan pemahaman dan mengarahkan setiap
anaknya untuk mendorong kepedulian rasa ingin tahu dengan diimbangi daya kritis semangat mengembangkan diri dalam budaya kompetisi yang sehat agar mereka
kelak memiliki tanggung jawab dan kemandirian yang baik.
81
Disisi lain bentuk pendidikan non formal lainnya adalah membentuk kekuatan moral dengan keyakinan beragama. Adanya pendidikan keagamaan yang dimaksud
adalah semangat keagamaan yang menyejukkan hati, sadar dan toleransi beragama. Anak adalah titipan atau amanah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita semua, oleh
karena itu terjamin dan terpenuhinya hak anak-anak menuju masa depannya adalah tanggung
jawab orang
tua. Orangtualah
yang pertama-tama
berkewajiban memelihara, mendidik dan membesarkan anak-anak agar menjadi manusia yang
berkemampuan dan berguna. Keseluruhan hak-hak anak yang dilindungi akan berhasil guna bagi kehidupan
anak apabila syarat-syarat sebagai berikut terpenuhi :
82
1 Faktor ekonomi dan sosial yang dapat menunjang keluarga anak.
81
Ibid.
82
Irma Setyawati Soemitro, Op.Cit hal.13.
Universitas Sumatera Utara
70
2 Nilai budaya yang memberikan kesempatan bagi pertumbuhan anak, dan
3 Solidaritas anggota masyarakat untuk meningkatkan kehidupan anak.
Uraian syarat-syarat diatas menekankan bahwa faktor ekonomi, sosial dan budaya, serta solidaritas dalam masyarakat akan membentuk karakater dan
kepribadian dan perkembangan anak kedepannya. Dengan kehidupan yang terjamin maka hak-hak anak akan terpenuhi.
Adapun hak-hak anak meliputi : 1.
Hak-hak anak
dalam Undang–undang
Nomor 4
Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 8 sebagai
berikut:
83
1 Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.
2 Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga negara yang baik dan berguan.
3 Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam
kandungan maupun sesudah dilahirkan. 4
Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan
wajar. 5
Dalam keadaan yang membahayakan anaklah yang pertama-tama berhak mendapat pertolongan, bantuan dan perlindungan.
6 Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak mendapat asuhan oleh negara
atau orang atau badan. 7
Anak yang tidak mampu berhak mendapatkan bantuan agar dalam lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar.
8 Anak yang mendalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang
bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.
83
Lihat pasal 52 sampai dengan pasal 64 Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang Kesejahteraan Anak.
Universitas Sumatera Utara
71
9 Anak yang mendalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang
bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan kepada anak yang telah dinyatakan bersalah melakukan
pelanggaran hukum berdasarkan keputusan hakim.
10 Anak cacat berhak mendapatkan pelayanan khusus untuk mencapai tingakat pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuan dan kesanggupan
anak yang bersangkutan 11 Bantuan dan pelayanan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak
menjadi hak setiap anak tanpa membedakan jenis kelamin, agama, pendidikan, politik dan kedudukan sosial.
2. Hak-hak anak yang diatur dalam Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia yang diatur pada pasal 52 sampai dengan pasal 64 sebagai berikut:
84
1 Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orangtua, keluarga, masyarakat,
dan negara. 2
Hak anak adalah haka asasi manusia dan untuk kepentngan hak anak itu telah diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungannya.
3 Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan
taraf kehidupannya. 4
Setiap anak sejak kelahirannya berhak atas sesuatu nama dan status kewarganegaraan.
5 Setiap anak yang cacat fisik dan mental berhak memperoleh perawatan,
pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin
kehidupannya sesuai
dengan martabat
kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 6
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya dibawah
bimbingan orang tua atau wali. 7
Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.
8 Dalam hal orang tua tidak mampu membesarkan dan memelihara anaknya
dengan baik, maka anak tersebut boleh diasuh dan diangkat sebagai anak orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
84
Lihat Pasal pasal 52 sampai dengan pasal 64 Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Universitas Sumatera Utara
72
9 Setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan
dan dibimbing kehidupannya oleh orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
10 Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali berdasarkan putusan pengadilan apabila kediua orang tua telah meninggal
dunia atau karena suatu sebab yang sah tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai orang tua.
11 Orang tua angkat atau wali harus menjalankan kewajibannya sebagai orang tua yang sesungguhnya.
12 Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk dan pelecehan
seksual selama dalam penguasaan orang tua atau walinya, atau pihak lain manapun yang bertanggungjawab atas pengasuhan anak tersebut.
13 Dalam hal orang tua atau wali atau pengsuh anak melakukan segala macam bentuk penganiayaan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, atau
pelecehan seksual termasuk pemerkosaan, atau pembunuhan terhadap anak yang seharusnya dilindungi maka akan dikenakan pemberantasan hukum.
14 Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orangtuanya secara bertentangan dengan kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan atau
aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak.
15 Dalam hai ini anak berhak untuk tetap bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan orang tuanya tetap dijamin oleh undang-undang.
16 Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat dan tingkat
kecerdasannya. 17 Setiap anak berhak mencari, menerima pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembanagn
pribadinya sesuai
dengan minat,
bakat dan
kecerdasannya. 18 Setaipa anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya,
bermain, berekreasi dan berkarya sesuai dengan minat, bakat dan kecerdasannya demi pengembangan diri.
19 Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental spritual.
20 Setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan dalam peristiwa peperangan, sengketa
bersenjata, kerusuhan
sosial, dan
peristiwa lainnya
yang mengandung unsur kekerasan.
21 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat
mengganggu pendidikan, kesehatan fisik, moral kehidupan sosial, dan mental spritualnya.
Universitas Sumatera Utara
73
3. Hak-hak yang diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, yang tercantum dalam Pasal 4 sampai dengan pasal 14, yaitu:
85
1 Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan. 3
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan
orang tua.
4 1 Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan
diasuh oleh orang tuanya sendiri. 2 Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin
tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat
oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial. 6
1 Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan
minat dan bakatnya. 2 Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, khusus bagi anak
yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan
pendidikan khusus.
7 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,
mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan
kepatutan.
8 Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,
bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
9 Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,
bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
85
Lihat Pasal 4 sampai dengan pasal 14 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Universitas Sumatera Utara
74
10 1 Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan: a.
Diskriminasi; b.
Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c.
Penelantaran; d.
Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e.
Ketidakadilan; dan f.
Perlakuan salah lainnya. 2 Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk
perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.
11 Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan danatau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu
adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
4. Ketentuan hukum mengenai hak-hak anak dalam Konvensi Hak Anak dapat
dikelompokan menjadi:
86
1 Hak terhadap kelangsungan hidup survival rights Hak kelangsungan hidup berupa hak-hak anak untuk melestarikan dan
mempertahankan hidup dan hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang sebaik-baiknya. Konsekwensinya menurut
Konvensi Hak Anak negara harus menjamin kelangsungan hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak Pasal 6. Disamping itu negara
berkewajiban untuk menjamin hak atas tarap kesehatan tertinggi yang bisa dijangkau, dan melakukan pelayanan kesehatan dan pengobatan, khusuSnya
perawatan kesehatan primer. Pasal 24.
Implementasinya dari Pasal 24, negara berkewajiban untuk melaksanakan program-program :
1. Melaksanakan upaya penurunan angka kematian bayi dan anak,
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang diperlukan,
3. Memberantas penyakit dan kekurangan gizi,
4. Menyediakan pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah melahirkan bagi
ibu, 5.
Memperoleh imformasi dan akses pada pendidikan dan mendapat dukungan pada pengetahuan dasar tentang kesehatan dan gizi,
86
http:eprints.ums.ac.id34915._ABSORI.pdf, Perlindungan Hukum Hak-hak Anak dan Implementasinya di Indonesia Pada Era Otonomi Daerah, diakses tanggal 9 Agustus 2012, pukul 17.02
WIB.
Universitas Sumatera Utara
75
6. Mengembangkan perawatan kesehatan pencegahan, bimbingan bagi orang
tua, serta penyuluhan keluarga berencana, dan, 7.
Mengambil tindakan untuk menghilangkan praktik tradisional yang berprasangka buruk terhadap pelayanan kesehatan.
Terkait dengan itu, hak anak akan kelangsungan hidup dapat berupa : 1.
Hak anak untuk mendapatkan nama dan kewarganegaraan semenjak dilahirkan Pasal 7,
2. Hak untuk memperoleh
perlindungan dan memulihkan kembali aspek dasar jati diri anak nama, kewargnegaraan dn ikatan keluarga
Pasal 8, 3.
Hak anak untuk hidup bersama Pasal 9, dan hak anak untuk memperoleh perlindungan dari segala bentuk salah perlakuan abuse
yang dilakukan orang tua atau orang lain yang bertangung jawab atas pengasuhan Pasal 19,
4. Hak untuk mmemperoleh perlindungan khusus bagi bagi anak- anak
yang kehilangan lingkungan keluarganya dan menjamin pengusahaan keluarga
atau penempatan
institusional yang
sesuai dengan
mempertimbangkan latar budaya anak Pasal 20, 5.
Adopsi anak hanya dibolehkan dan dilakukan demi kepentingan terbaik anak, dengan segala perlindungan yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang Pasal 21,
6. Hak-hak anak penyandang cacat disabled untuk memperoleh
pengasuhan, pendidikan dan latihan khusus yang dirancang untuk membantu mereka demi mencapai tingkat kepercayaan diri yang
tinggi Pasal 23,
7. Hak anak menikmati standar kehidupan yang memadai dan hak atas
pendidikan Pasal 27 dan 28.
2 Hak terhadap perlindungan protection rights Hak perlindungan yaitu perlindungan anak dari diskriminasi, tindak
kekerasan dan keterlantaran bagi anak yang tidak mempunya keluarga, dan bagi anak pengungsi. Hak perlindungan dari diskriminasi, termasuk :
a. Perlindungan anak penyandang cacat untuk memperoleh pendidikan,
perawatan dan latihan khusus, dan b.
Hak anak dari kelompok masyarakat minoritas dan penduduk asli dalam kehidupan masyarakat negara.
Perlindungan dari ekploitasi, meliputi : 1.
Perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi, 2.
Perlindungan dari keterlibatan dalam pekerjaan yang mengancam kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak,
3. Perlindungan
dari penyalahgunaan
obat bius
dan narkoba,
perlindungan dari upaya penganiayaan seksual, prostitusi, dan pornografi,
Universitas Sumatera Utara
76
4. Perlindungan upaya penjualan, penyelundupan dan penculikan anak,
dan 5.
Perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa atau diputus telah melakukan pelanggaran hukum.
3 Hak untuk Tumbuh Berkembang development rights Hak tumbuh berkembang
meliputi segala bentuk pendidikan formal maupun non formal dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi
perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial anak. Hak anak atas pendidikan diatur pada Pasal 28 Konvensi Hak Anak menyebutkan,
a. Negara menjamin kewajiban pendidikan dasar dan menyediakan secara
cuma-cuma, b.
Mendorong pengembangan macam-macam bentuk pendidikan dan mudah dijangkau oleh setiap anak,
c. Membuat informasi dan bimbingan pendidikan dan ketrampIlan bagi
anak, dan d.
Mengambil langkah-langkah untuk mendorong kehadirannya secara teratur di sekolah dan pengurangan angka putus sekolah.
Terkait dengan itu, juga meliputi : 1
Hak untuk memperoleh informasi, 2
Hak untuk bermain dan rekreasi, 3
Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya, 4
Hak untuk kebebasan berpikir dan beragama, 5
Hak untuk mengembangkan kepribadian, 6
Hak untuk memperoleh identitas, 7
Hak untuk didengan pendapatnya, dan 8
Hak untuk memperoleh pengembangan kesehatan dan fisik. 4 Hak untuk Berpartisipasi participation rights
Hak untuk berpartisipasi yaitu hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak. Hak yang terkait dengan itu meliputi :
1. Hak untuk berpendapat dan memperoleh pertimbangan atas pendapatnya,
2. Hak
untuk mendapat
dan mengetahui
informasi serta
untuk mengekpresikan,
3. Hak untuk berserikat menjalin hubungan untuk bergabung, dan
4. Hak untuk memperoleh imformasi yang layak dan terlindung dari
informasi yang tidak sehat. Terhadap anak yang melakukan perbuatan pidana, penangkapan dan
penahanan anak harus sesuai dengan hukum yang ada, yang digunakan hanya sebagai upaya terakhir. Anak yang dicabut kebebasannya harus memperoleh
akses bantuan hukum, dan hak melawan keabsahan pencabutan kebebasan.
Universitas Sumatera Utara
77
Anak hendaknya menikmati semua hak yang dinyatakan dalam deklarasi ini. Setiap anak tanpa pengecualian apapun, harus menerima hak-hak ini, tanpa perbedaan
atau diskriminasi ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa agama, pandangan politik atau pandangan lainnya asal usul kebangsan atau sosial, kekayaan, kelahiran atau
status lainnya, baik dari dirinya maupun keluarganya.
87
B. Tanggung jawab Orang tua Terhadap Anak Dalam Perkawinan
Anak merupakan seseorang yang sangat diharapkan kehadirannya ditengah- tengah keluarga. Kehadiran seorang anak dapat membuat ikatan sebuah keluarga
menjadi lebih terikat dan harmonis. Anak berhak untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya sejak ia dilahirkan sampai dewasa. Oleh karena orang tua
memiliki kewajiban untuk memelihara dan mendidiknya. Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab atas penghidupannya kelak sampai ia dewasa dan
mampu berdiri sendiri. Bentuk tanggung jawab orang tua dapat dilihat dalam kewajiban orang tua
yang timbul akibat hukum. Kewajiban orang tua ini berlangsung sejak lahirnya seorang anak dalam suatu perkawinan antara suami istri.
Dalam sebuah keluarga perkawinan dapat menimbulkan hubungan hukum antara orang tua dengan anak-anak yang dilahirkan, maka selanjutnya timbul
kedudukan anak yang dilahirkan yang diatur dalam hukum. Dari hubungan orang tua dengan anak yang masih dibawah umur timbul hak dan kewajiban. Hak dan
87
Ian Brownlie, Dokumen-dokumen Pokok Mengenai Hak Azasi Manusia, Penerjemah Beriansyah, UI-Press, Jakarta, 1993, hal.145.
Universitas Sumatera Utara
78
kewajiban orang tua terhadap anak yang masih dibawah umur diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun
1974 yaitu Kekuasaan Orang Tua. Kekuasaan orang tua adalah kekuasaan, kewajiban-kewajiban terhadap anak
dan tak terbatas pada yang masih dibawah umur saja tetapi sampai anak tersebut dewasa dan juga sampai anak tersebut melangsungkan perkawinan. Kekuasaan dan
kewajiban menyangkut tentang diri pribadi ataupun mengenai harta kekayaan selama selama perkawinan berlangsung.
Ketentuan hukum tentang kekuasaan orang tua terdapat dalam pasal 298-329 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dibagi menjadi 3 tiga yaitu:
1. Kekuasaan orang tua terhadap diri anak pasal 298-306 KUHPerdata
Dalam pasal 299 menentukan bahwa selama perkawinan orang tua masih berlangsung, maka anak-anak itu berada dalam kekuasaan orang tua sampai anak
itu menjadi dewasa, selama kekuasaan itu tidak dicabut ontzet atau dibebaskan ontheving. Sehingga dengan demikian orang tua memiliki kekuasaan tehadap
anak-anaknya mulai dari anak itu lahir sampai ia menjadi dewasa, kecuali perkawinan orang tuanya bubar atau karena kekuasaan orang tuanya dicabut atau
dibebaskan. 2.
Kekuasaan orang tua terhadap harta benda anak pasal 307-319 KUHPerdata a. Pengurusan
Pasal 307 KUHPerdata menyebutkan bahwa barang siapa yang melakukan kekuasan orang tua terhadap anak minderjarig mempunyai hak pengurusan
Universitas Sumatera Utara
79
pengurusan atas harta benda anak itu. Sehingga dengan demikian orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengurus harta anaknya sampai anaknya
dewasa karena anak masih dianggap tidak cakap. b. Menikmati hasil
Pasal 311 ayat 1 KUHPerdata menyatakan bahwa bapak atau ibu yang melakukan kekuasaan orang tua atau perwalian mendapat penikmatan atas
hasil harta benda anak-anak. Selanjutnya ayat 2 menyatakan bahwa jika kedua orang tua dihentikan dari dari kekuasaan orang tua atau perwalian, maka ke
dua orang tua yang berikutnya yang memperoleh kenikmatan hasil atas kekayaan anak-anak minderjarig itu.
Pasal 311 ayat 3 menyatakan bahwa jika salah satu orang tua meninggal dunia atau dicabut dari kekuasaan orang tua atau perwalian dan kemudian orang tua
yang berikutnya yang melakukan kekuasaan orang tua di hentikan atau dibebaskan
maka penghentian atau pembebasan itu tidak mempengaruhi kenikmatan hasilnya. Penikmatan keuntungan adalah suatu hak pribadi yang
tidak dapat dipindah tangankan kepada orang lain dan merupakan suatu hak atas harta benda anak yang diperoleh orang tua, sedang isinya adalah apa yang
dihasilkan oleh harta benda anak itu, sesudah dikurangi dengan beban-beban yang melekat pada harta benda.
3. Hubungan orang tua dan anak tanpa memandang umur anak dan tak terbatas
pada orang tua itu saja, tetapi meliputi pula pihak nenek ayah dan ibu pasal 320- 329 KUHPerdata.
Universitas Sumatera Utara
80
Dalam hal suatu perkawinan memperoleh anak, maka perkawinan tersebut tidak hanya menimbulkan hak dan kewajiban antara suami istri saja tetapi juga
menimbulkan hak dan kewajiban antara suami istri sebagai orang tua terhadap anak- anaknya. Hak dan kewajiban ini diatur dalam pasal 45-49 Undang-undang
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. Pasal 45 disebutkan bahwa orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-
anak mereka dengan sebaik-baiknya sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri.kewajiban itu berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua
putus. Disamping kewajiban memelihara dan mendidik, orang tua juga menguasai anaknya yang belum 18 delapan belas tahun atau belum pernah melangsungkan
perkawinan. Kekuasaan orang tua ini meliputi juga untuk mewakili anak yang belum dewasa ini dalam melakukan perbuatan hukum didalam atau diluar pengadilan pasal
47. Kekuasaan orang tua ada batasnya, yaitu tidak boleh memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap milik anaknya yang belum berumur 18 delapan
belas tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan kecuali dalam hal kepentingan anak itu menghendakinya pasal 48, maka hal tersebut dapat dilakukan.
Kekuasaan orang tua dapat dicabut untuk waktu tertentu apabila ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anak atau ia berkelakuan buruk sekali. Dalam hal kekuasaan
dicabut, orang tua tetap berkewajiban untuk memberikan biaya pemeliharaan anaknya tersebut pasal 49.
C. Hak Pemeliharaan dan Kewajiban Menanggung Nafkah Anak Dalam Hal Terjadinya Perceraian Suami Isteri
Adanya perceraian orang tua, maka akan menimbulkan masalah mengenai siapakah yang paling berhak untuk melakukan pemeliharaan anak-anak dibawah
Universitas Sumatera Utara
81
umur. Untuk menentukan siapa yang paling tepat diantara ayah dan ibu tidaklah mempertimbangkan kemampuan finansial saja tetapi harus dengan memperhatikan
sifat, perilaku, dan kebiasaan, keadaan jasmani, rohani dan spritual, serta mempertimbangkan kesalahan siapa yang menyebabkan terjadinya perceraian.
Undang-undang Perkawinan mengatur hak dan kewajiban orangtua dan anak yang menyangkut beberapa hal, yang salah satunya bahwa kedua orang tua wajib
memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Kewajiban orang tua yang dimaksud berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, meskipun
perkawinan kedua orang tua telah putus.
88
Perceraian dari kedua orang tua tidak lantas menyebabkan kewajiban dari orang tua juga putus. Orang tua wajib untuk memelihara anak pasca perceraiannya,
dalam hal hak pemeliharaan jatuh ketangan ibunya maka ayahnya wajib untuk memberikan nafkah kepada anak-anaknya.
Penetapan siapa yang berhak melakukan pemeliharaan anak pasca perceraian orangtuanya bukanlah suatu kompetisi untuk mencari pemenang diantara ayah dan
ibu, namun untuk melakukan evaluasi dan monitoring atas pemeliharaan yang sedang dilakukan pihak yang ditentukan tersebut. Kepentingan anak-anak di bawah umur
menjadi prioritas utama, apakah pemeliharaan anak tersebut diberikan kepada ayah atau ibunya harus dengan memperhatikan kondisi dari ayah dan ibunya tersebut agar
perkembangan anak-anak di bawah umur tersebut tetap terjamin.
88
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional,Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hal. 188.
Universitas Sumatera Utara
82
Bapak dan ibu wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka yang belum dewasa walaupun hak untuk memangku kekuasaan orang tua atau hak untuk menjadi
wali menjadi hilang, tidaklah mereka bebas dari kewajiban untuk memberi tunjangan yang seimbang dengan penghasilan mereka untuk membiayai pemeliharaan dan
pendidikan anaknya itu.
89
Dalam pasal
49 ayat
2 Undang-undang
Nomor 1
Tahun 1974,
memungkinkan orang tua
yang lain melakukan
pemeliharaan anak,
maka pemeliharaan anak tersebut harus dilakukan oleh orang yang bisa merawat dan
menerima anak tersebut dan yang merupakan kepada siapa anak tersebut menyerahkan dirinya. Artinya adalah apabila kedua orang tuanya tidak diserahi hak
dan pemeliharaan anak pasca perceraian, maka hak pemeliharaan tersebut diberikan kepada orang tua lain atau kerabat terdekat.
Pada umumnya hak pemeliharaan anak di bawah umur jatuh ke tangan ibunya. Pilihan ini diberikan berdasarkan beberapa penilaian objektif yaitu :
90
1. Apabila anak korban perceraian tersebut adalah anak yang masih kecil yang lebih
membutuhkan kasih sayang ibunya, adalah lebih bijaksana memberikan hak pemeliharaan anak tersebut kepada ibunya.
2. Pada umumnya ibu lebih terikat pada tempat kediaman di banding dengan ayah
yang karena kewajiban mencari nafkah lebuh banyak berada diluar rumah, sehingga kasih sayang ibu lebih besar dibanding ayah.
89
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2007, hal 131.
90
F.J. Mank, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Hadinoto, Psikologi Perkembangan, Pengantar Dalam BAERBAGAI Bagiannya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1992. Hal. 92
.
Universitas Sumatera Utara
83
Berdasarkan penilaian di atas, hak pemeliharaan anak jatuh ke tangan ibunya mengingat bahwa ibu adalah orang yang melahirkan dan merawat anaknya dari kecil,
terutama anak-anak yang masi di bawah umur dan menyusui. Hal ini dilakukan demi menjaga tumbuh kembang anak tersebut.
Anak-anak yang hak pemeliharaannya jatuh ketangan ibunya, maka ayah dibebani kewajiban untuk memberikan nafkah kepada anak-anaknya. Besar kecilnya
jumlah nafkah yang diberikan ayah harus melihat kepada kemampuan dan penghasilan dari ayahnya.
91
Selain itu hak pemeliharaan anak diperkuat juga dengan adanya Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia MARI - Anak Dibawah Umur Diserahkan
kepada Ibu :
92
1. YMA
No. 126
KPdt2001, Tanggal
28 Agustus
2003 Kaidah Hukum :
“Bila terjadinya perceraian, anak yang masih dibawah umur pemeliharaannya seyogyanya diserahkan pada orang terdekat dan akrab dengan si anak yaitu Ibu.”
2. MARI No.9 KSip1956 tanggal 1 Agustus 1956 Kekuasaan Orang Tua Terhadap
Pribadi Anak Kaidah Hukum :
“Setiap orang tua berhak untuk menuntut dikembalikannya anaknya yang dibawah umur dari tangan siapapun juga, yang tidak dapat menyatakan haknya
yang lebih tinggi dari hak orang tua tersebut, sepertinya lembaga pendidikan dari Pemerintah untuk anak-anak jahat dan sebagainya. “
Berdasarkan uraian yurisprudensi diatas bahwa pemeliharaan anak di bawah umur akan jatuh ke tangan ibunya. Hal ini dilakukan demi menjaga perkembangan
kejiwaan anak yang masih di bawah umur yang lebih dekat dan akrab dengan ibunya,
91
Hasil wawancara dengan Sherlywati, Hakim Pengadilan Negeri Medan, di Pengadilan Negeri Medan, pada tanggal 1 Agustus 2012, pukul 10.00 WIB.
92
http:rgs-yurisprudensi.blogspot.com200809yurisprudensi-mari-anak-dibawah umur.html, Kaedah Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, dikses tanggal 9 agustus 2012 pukul 14.15 wib.
Universitas Sumatera Utara
84
selain itu dilakukan demi kepentingan anak tersebut agar tidak terlantar serta perkembangan jiwanya tidak terganggu. Ibu juga berhak menuntut pemeliharaan anak
di bawah umur dari orang lain karena haknya sebagai ibu kandung jauh lebih tinggi. Tabel 8
Anak dibawah umur diasuh oleh istri ibu : n = 10
No Pendapat
Responden Orang tua
Laki-laki Orang tua
Perempuan Frekuensi
Persen
1 Setuju
4 5
9 90
2 Tidak setuju
1 -
1 10
Jumlah 5
5 10
100
Sumber : Data Primer
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa anak diasuh oleh istri paling banyak menyetujui yaitu sebesar 90 dan disusul yang tidak menyetujui yaitu sebesar 10 .
Namun dalam prakteknya dilapangan dalam perkara perceraian adakalanya seorang ibu tidak ingin hak pemeliharaan anaknya jatuh ketangannya, si ibu malah
menyerahkannya ketangan ayahnya disebabkan oleh karena si ibu merasa telah capek mengurus anaknya. Ayahnya mau menerima dan mengurus hak asuh anak tersebut,
namun justru anaknya sendiri yang menolak di asuh oleh ayahnya oleh karena anak tersebut merasa tidak dekat dan kurang mengenal sosok ayahnya sebagai ayah yang
baik dan bertanggungjawab, serta sering bertengkar dengan ibunya. Dalam hal ini, hakim memutuskan bahwa hak asuh anak tetap diserahkan kepada ayah secara hukum
supaya ada status dari anak itu kemana karena nyata-nyata ibunya dalam persidangan menolak pengasuhan anak. Walaupun hak asuh anak jatuh ketangan ayah, nanti dia
Universitas Sumatera Utara
85
tetap tinggal dan di asuh oleh ibunya, karena anak memiliki hak untuk bebas menentukan ikut ayah atau ibunya.
93
Namun tidak menutup kemungkinan juga bagi seorang ayah untuk memiliki hak pengasuhan atas anak-anaknya. Hal ini disebabkan oleh karena hakim pengadilan
memutuskan bahwa hak asuh anak-anak jatuh ketangannya dengan alasan-alasan bahwa ibunya berkelakuan buruk, sehingga hal tersebut dianggap dapat mengganggu
perkembangan anak-anak, serta secara finansial ibunya tidak bekerja sehingga dikhawatirkan biaya hidup dan pendidikan anak-anak tidak terpenuhi.
94
Inti dari perceraian adalah bahwa perceraian itu tidak boleh mengorbankan anak. Rasio dalam Undang-undang Perkawinan dalam perkara perceraian adalah anak
harus mendapatkan perlindungan. Dalam pertimbangan selalu hakim harus membuat seperti itu, walaupun perkawinan telah putus oleh karena perceraian kedua orang tua
wajib memberikan perlindungan hukum kepada anaknya, karena tidak ada yang namanya bekas anak. Bentuk perlindungannya ialah dalam hal pengasuhan anak dan
nafkah anak.
95
Anak yang orang tuanya bercerai mengalami nasib yang kurang beruntung apabila dibandingkan dengan dengan anak-anak lain yang orang tuanya masih
bersatu. Bukan hanya kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya saja,
93
Hasil wawancara dengan Sherlywati, Hakim Pengadilan Negeri Medan, di Pengadilan Negeri Medan, pada tanggal 1 Agustus 2012, pukul 10.00 WIB.
94
Ibid.
95
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
86
melainkan juga dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup anak-anak akan menjadi sulit terpenuhi.
Anak harusnya memiliki hak untuk hidup bersama dengan keluarganya karena ada keterikaratan dengan keluarganya. Dari kekeluargaan dapatlah timbul berbagai
hubungan, orang yang satu diwajibkan untuk memeliharaan atau alimentasi terhadap orang lain.
96
Apabila perkawinan melahirkan anak, maka kedudukan anak serta bagaimana hubungan antara orang tua dengan anaknya itu menimbulkan persoalan
sehingga memang dirasakan adanya aturan-aturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara mereka.
97
Menurut RI Suharnin C, disebutkan bahwa demi pertumbuhan anak yang baik orang tua harus memenuhi kebutuhan jasmani seperti makan, minum, tidur,
kebutuhan harga diri adanya penghargaan dan kebutuhan menyatakan diri baik secara tertulis maupun secara lisan.
98
Selain itu M. Yahya Harahap menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hak pemeliharaan anak adalah :
99
1. Tanggung jawab orang tua untuk mengawasi, memberikan pelayanan yang
semestinya serta mencukupi kebutuhan hidup anak, 2.
Pemeliharaan yang berupa pengawasan, pelayanan serta pencukupan nafkah anak tersebut adalah bersifat kontinyu terus-menerus sampai anak itu dewasa.
96
Santi Dellyana, Wanita dan Anak di Mata Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1998, hal.13.
97
Bagong Suyanto,dkk,
Tindak Kekerasan
Terhadap Anak,
Masalah dan
Upaya Pemantauannya, Hasil Lokakarya dan Pelatihan, Lutfhansah Mediatama, Surabaya, 2000, hal.1.
98
Darwan Prints, Hak Asasi Anak : Perlindungan Hukum Atas Anak, Lembaga Advokasi Hak Atas Anak Indonesia, Medan, 1999,hal.82.
99
Bagong Suyatno, Krisis Ekonomi Pemenuhan Dan Penegakan Hak-Hak Anak, Tinjauan Terhadap Kebijakan Pemerintah Dan Implementasinya Dalam Penegakan Hak-Hak Asasi Anak Di
Indonesia,USU Press, Medan, 1999, hal.45.
Universitas Sumatera Utara
87
Adapun kewajiban menanggung nafkah diatur dalam beberapa peraturan perundangan-undangan yaitu:
1. Berdasarkan Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974
1 Pasal 41 menyatakan : 1.
Baik bapak atau ibu tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak- anaknya semata-mata berdasarkan kepentingan anak bilamana ada
perselisahan mengenai penguasaan anak-anak pengadilan memberi keputusannya.
2. Bapak yang bertanggungjawab atas semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak itu bilamana bapak dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan
bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut. Pasal 41 ayat 1 tersebut diatas hanya menjelaskan kedua orang tua
wajib memelihara
dan mendidik
anak-anaknya dan
bila terjadi
perselisihan mengenai penguasaan anak pengadilan akan memutusnya. Pasal ini tidak tegas memutuskan apakah ayah atau ibu yang seharusnya
memelihara anaknya sehingga dapat menimbulkan perselisihan antara bekas suami dan istri. Umumnya hak pemeliharaan anak jatuh ketangan
ibunya, hal tersebut dipertimbangkan oleh hakim mengingat kepentingan dan perkembangan anak di bawah umur yang lebih dekat dengan ibunya.
Sedangkan pasal 41 ayat 2 dengan telah tegas menyatakan bahwa ayah yang nenaggung nafkah anak-anaknya, namun ibu dapat ikut
Universitas Sumatera Utara
88
memikul biaya nafkah anak dalam hal ayah tidak mampu secara ekonomi membiayai penghidupan anaknya yang disebabkan oleh karena ayah
pengangguran, sementara ibu tmasih bekerja dan memiliki penghasilan yang cukup untuk membiayai segala keperluan anaknya, maka ibu yang
dibebani tanggungjawab menafkahi anaknya.
100
2 Pasal 45, menyatakan bahwa : 1.
Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya,
2. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini sampai anak
itu kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara orang tua putus.
Pasal diatas menyatakan bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya sampai anaknya tumbuh dewasa walaupun
mereka telah bercerai. Kewajiban tersebut akan terus berlangsung sampai anak-anaknya dewasa atau sudah menikah.
Anak yang masih di bawah umur berhak untuk mendapatkan pengasuhan dari kedua orang tuanya walaupun orang tuanya sudah
bercerai. Perceraian orang tuanya tidak memutus hubungan anak dengan kedua orang tuanya. Adanya putusan yang mejatuhkan hak pemeliharaan
anak jatuh ketangan ibu tidak berarti anak tidak boleh tinggal bersama
100
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
89
ayahnya di kemudian hari, begitupun sebaliknya. Anak memiliki hak yang harus di dengar serta kebebasan ikut dengan siapa dia tinggal.
101
2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
Pasal 6 menyebutkan bahwa orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara fisik, jasmani, maupun
sosial. 3.
Berdasarkan Undang-undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 1 Pasal 26 bahwa orang tua yang berkewajiban dan bertanggungjawab untuk :
a. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak, b. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minatnya, c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
Pasal 26 diatas menyatakan bahwa orang tau wajib mengasuh, memelihara,
mendidik dan
melindungi anak-anaknya
serta menumbuhkembangkan anak sesuai dengan minat kemampuan, bakat dan
minatnya agar kelak anak-anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Hakim dalam
menentukan hak
pemeliharaan anak
harus memperhatikan kepentingan anak kepada siapa dia layak diasuh, harus
diperhatikan mengenai jaminan kehidupan sosial dan kesejahteraanya dimasa yang akan datang. Karena ada kalanya seorang ayah yang
101
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
90
berkewajiban menafkahi anaknya kadangkala lalai melaksanakannya oleh karena
berbagai macam
alasan diantaranya
bahwa ayah
merasa tanggungjawabnya sudah cukup. Selain ini orangtua juga berkewajiban
mencegah terjadinya perkawinan oleh anak-anaknya yang masi dibawah umur, karena hal tersebut nantinya akan mempengaruhi psikologis anak-
anak yang belum dewasa yang seharusnya masih dalam asuhan ibu dan ayahnya.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 24 huruf b bahwa kewajiban memberi nafkah anak tersebut tidak hanya setelah terjadinya perceraian, akan
tetapi juga dapat ditentukan selama proses perceraian berlangsung. Ketentuan tersebut mengatur bahwa selama proses gugatan perceraian berlangsung,
pengadilan dapat menentukan hal-hal lain yang diperlukan untuk menjamin kepentingan dan pemeliharaan anak. Pemeliharaan kepentingan anak bukan
hanya menyangkut masalah makan dan minum tetapi juga masalah pendidikan, moral dan agama. Anak harus terpelihara dengan baik oleh ayah atau ibu.
Adapun beberapa putusan yang mengatur mengenai hak asuh dan kewajiban nafkah anak ialah :
1. Putusan