32 Dari gambar 11 dapat dilihat hasil zero crossing kalium klavulanat pada
serapan derivat pertama yang diperoleh yaitu pada 218,23 nm, 231,34 nm, 275,21 nm, dan 311,11 – 400 nm. Sedangkan dari gambar 12 dapat dilihat hasil
zero crossing kalium klavulanat pada serapan derivat pertama yang diperoleh yaitu pada 270,09 nm, 317,95 nm, dan 339,74 nm.
4.4.2 Penentuan Zero crossing pada Serapan Derivat Kedua
Hasil penentuan kurva serapan derivat kedua dibuat dengan terlebih dahulu membuat kurva serapan dari larutan amoksisilin dengan konsentrasi
9 mcgml; 13 mcgml; 18 mcgml; 22 mcgml; dan 26 mcgml dan larutan kalium klavulanat dengan konsentrasi 4,5 mcgml; 5 mcgml; 5,5 mcgml; 6 mcgml; dan
6,5 mcgml pada panjang gelombang 200-400 nm. Kurva serapan yang telah diperoleh ditransformasikan menjadi kurva serapan derivat kedua dengan
∆λ 2 nm. Kurva serapan derivat kedua dari masing-masing zat pada berbagai konsentrasi tersebut ditumpangtindihkan. Zero crossing amoksisilin dan kalium
klavulanat pada serapan derivat kedua dapat dilihat pada gambar 13 dan 14.
Gambar 13.
Zero crossing amoksisilin pada serapan derivat kedua
223,93 240,46
280,91 284,90
266,1 006
299,15 – 400
277,49
9 mcgml 13 mcgml
18 mcgml 22 mcgml
26 mcgml
33
Gambar 14. Zero crossing kalium klavulanat pada serapan derivat kedua
Dari gambar 13 dapat dilihat hasil zero crossing pada serapan derivat kedua terdapat pada panjang gelombang 223, 93 nm, 240,46 nm, 266,10 nm, 277,49 nm,
280,91 nm, 284,90 nm, dan 299,15-400 nm. Dari gambar 14 hasil zero crossing kalium klavulanat pada serapan derivat kedua terdapat pada panjang gelombang
214,81 nm, 229,09 nm, 251,85 nm, 279,20 nm, dan 292,88 nm.
4.5 Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Hasil penentuan panjang gelombang analisis dilakukan dengan cara membuat larutan amoksisilin dengan konsentrasi 22 mcgml, kalium klavulanat
dengan konsentrasi 5,5 mcgml, dan larutan campuran amoksisilin dengan konsentrasi 22 mcgml dan kalium klavulanat dengan konsentrasi 5,5 mcgml.
Kurva tumpang tindih serapan amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada gambar 15 sedangkan kurva tumpang tindih serapan amoksisilin, kalium
klavulanat, dan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada
214,81
229,09 251,85
292,88 279,20
4,5 mcgml 5 mcgml
5,5 mcgml 6 mcgml
6,5 mcgml
34 gambar 16. Kemudian dibuat spektrum serapan derivat pertama dari masing-
masing larutan zat tunggal dan campuran zat. Spektrum serapan derivat pertama dari larutan zat tunggal dan campuran keduanya ditumpangtindihkan. Demikian
juga untuk spektrum serapan derivat kedua. Kurva tumpang tindih serapan derivat pertama amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada gambar 17
sedangkan kurva tumpang tindih serapan derivat pertama amoksisilin, kalium klavulanat, dan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada
gambar 18. Kurva tumpang tindih serapan derivat kedua amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada gambar 19 sedangkan kurva tumpang tindih serapan
derivat kedua amoksisilin, kalium klavulanat, dan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada gambar 20. Penentuan panjang gelombang
analisis dilakukan berdasarkan pengamatan pada kurva serapan masing-masing derivat, kemudian dilanjutkan pengukuran absorbansi pada masing-masing zero
crossing. Zero crossing amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada gambar 21 dan 22. Hasil penentuan panjang gelombang analisis amoksisilin dan
kalium klavulanat masing-masing dapat dilihat pada gambar 23 dan 24.
Gambar 15.
Kurva tumpang tindih serapan amoksisilin dan kalium klavulanat Amoksisilin 22 mcgml
K.Klavulanat 5,5 mcgml