ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Sementara jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau
surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjamkan uang daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh
kelancaran operasinya perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayarkan kewajibannya dan akhirnya perusahaan akan pailit.
2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Perusahaan
Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2.
Menurut PSAK No.2 paragraf 17, perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktifitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:
a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan
b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan deferral
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan. Namun dalam PSAK No.2 paragraf 18 menjelaskan bahwa perusahaan harus
melaporkan arus kas operasinya dengan menggunakan metode langsung, IAI, 2002. Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan menurut
PSAK No.2 paragraf 20 sebagai berikut:
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
“Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan
pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraph 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih”.
Perusahaan yang listing di BEI dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari
aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan dengan menggunakan metode langsung. Dengan metode langsung ini akan
menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, dan metode langsung juga
informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan
menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk: a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode
berjalan b. Pos bukan kas lainnya
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktifitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh: a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugiaan valuta asing yang belum direalisasikan, laba
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam labarugi konsolidasi.
Pelaporan arus kas juga memiliki keterbatasan, Wild dkk, 2005 meliputi: 1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan
pos luar biasa atau operasi dalam penghentian. 2. Bunga dan deviden yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan
sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan menganggap bunga yang dibayar sebagai arus kas operasi.
3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi. 4. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak
bukannya setelah pajak dari aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas operasi dan aktivitas investasi.
2.1.3. Earnings Per Share
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham yang dikenal dengan earnings per share
EPS, Tandelilin 2001. Earnings per share dipandang sebagai angka yang menunjukkan performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat,
karena earnings per share menunjukkan rupiah yang diperoleh emiten. Earnings per share digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi
pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Besarnya earnings per share suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan yang mana
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008