Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

β i = Koefisien regresi masing-masing X i , i = 1,2,3,4.

3.6.2. Pengujian Normalitas Data

Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan model yang disampaikan diatas, maka sesuai dengan syarat metode Ordinary Least Square OLS, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas dan asumsi klasik yang menurut Gujarati, alih bahasa Sumarno Zain 1995 akan meliputi pengujian multicollinearity, heteroschedasticity, dan autocorrelation. Asumsi distribusi normal diperiksa dengan menggunakan grafik Normal Probability Plot atau Histogram. Jika data mengikuti garis normal pada grafik Normal Probability Plot maka data diasumsikan berdistribusi normal. Cara lainnya adalah Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov- Smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05 Santoso, 2005, maka variable penelitian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.

3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik

3.6.3.1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Hal ini mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang besar pada hasil regresi. Perubahan tanda koefisien regresi ini dapat mengakibatkan Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008 kesalahan menafsirkan hubungan antara variabel sehingga keberadaan multikolinearitas ini harus diuji Levin, 1998 supaya dapat dijamain bahwa variabel independen di dalam penelitian tidak saling berkorelasi. Pengujian dapat dilakukan dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation. Indikator yang digunakan adalah melihat nilai collinearity Statistics, yaitu nilai variance inflation faktor VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 Ghozali,2005.

3.6.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari variabel tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Jika angka signifikan yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5, maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika angka signifikan yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5, maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas Ghozali,2005. Cara pengujian lain adalah dengan membuat diagram plot dari varibel yang digunakan dalam penelitian. Jika diagram plot yang dibentuk menunjukkan pola tertentu maka dapat dikatakan model tersebut mengandung gejala heteroskedastisitas.

3.6.3.3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu kondisi dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Hal ini berarti bahwa variabel gangguan tidak random. Keadaan autokorelasi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag pada Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008 model, tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk pengujian ada tidaknya autokorelasi ini, penulis menggunakan uji Durbin Watson. Mekanisme uji Durbin Watson adalah sebagai berikut : 1. Melakukan regresi dengan Ordinary Least Square OLS, kemudian kita menyimpan residualnya. 2. Menghitung nilai d dengan rumus : ∑ ∑ − − = 2 2 1 t t t hit e e e d Apabila model menggunakan lag dari variabel dependent, maka test Durbin Watson yang dilakukan adalah : p t N N H ] 1 [ 1 2 − − = σ dimana: p = 1-12d σ 2 t-1 = Varian variabel lag dari variabel dependent. N = Banyaknya observasi. 3. Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independent tertentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin Watson untuk berbagai nilai α diambil langsung dari tabel. 4. Hipotesis yang digunakan adalah : H = Tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008 d dl = Tolak H ada korelasi positif d 4 - dl = Tolak H ada korelasi negatif du d 4- du = Terima H Tidak ada autokorelasi dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan 4-du ≤ d ≤ 4-dl = Pengujian tidak dapat disimpulkan Gambar 3.1. Daerah pengambilan keputusan tes Durbin-Watson Gujarati, 2003

3.6.4. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

4 67 109

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 33 100

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 39 114

Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 40 143

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

Pengaruh EPS (Earning Per Share), ROE (Return On Equity) dan Tingkat Bunga Deposito terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta.

0 0 100

Pengaruh Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011

0 0 11