20
Universitas Indonesia
evaluasi artinya perawat harus mengevaluasi segala efek samping yang mungkin
timbul akibat pengobatan yang di dapat pasien.
2.1.6.4 Kepastian Tepat Lokasi Prosedur dan Tepat Pasien Operasi
Penyimpangan pada verifikasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi akan dapat mengakibatkan pelaksanaan prosedur yang keliru atau
pembedahan sisi tubuh yang salah. Penyebabnya karena miskomunikasi dan tidak adanya informasi atau informasinya tidak benar, kurang tidak melibatkan pasien
di dalam penandaan lokasi site marking, dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Selain itu pengkajian pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang
catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan
yang tidak terbaca illegible handwritting dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi Depkes RI, 2011.
Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar; Memastikan bahwa semua dokumen, foto imaging, hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dipampang; Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan atau implant yang
dibutuhkan.
Protokol umum tindakan terkait kepastian tepat lokasi- prosedur dan tepat pasien operasi menurut Unit pelayanan jaminan mutu, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
2011 diantaranya menandai lokasi operasi marking, menggunakan tanda yang telah disepakati, menggunakan tanda yang tidak ambigu, daerah yang tidak
dioperasi, tidak boleh ditandai kecuali sangat diperlukan, menggunakan penanda yang tidak mudah terhapus.
Menandai lokasi operasi marking terutama pada organ yang memiliki dua sisi
kanan dan kiri; Multiple structures jari tangan, jari kaki; Multiple level operasi tulang belakang: cervical, thorakal, lumbal; Multiple lesi yang pengerjaannya
bertahap. Anjuran penandaan lokasi operasi menggunakan tanda yang telah
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
21
Universitas Indonesia
disepakati, dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda
pada atau dekat daerah insisi. Menggunakan tanda yang tidak ambigu contoh; tanda “x” merupakan tanda yang ambigu. Daerah yang tidak dioperasi, tidak
ditandai kecuali sangat diperlukan. Menggunakan penanda yang tidak mudah terhapus misalnya gentain violet. Sebelum dilaksanakan operasi
menerapkan pengisian checklist keselamatan operasi untuk memastikam: Tepat pasien; Tepat prosedur; Tepat daerah lokasi operasi.
Rumah sakit harus mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien. Elemen penilaian sasaran menurut Depkes
RI, 2011 diantaranya rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam
proses penandaan. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat praoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
“sebelum insisi time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan pembedahan.
Kebijakan dan prosedur perlu dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi. Penelitian Nilasari, 2010 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang bermakna
ketrampilan perawat dalam penandaan sisi tubuh yang benar sebelum dan sesudah pelatihan keselamatan pasien p= 0.00, α= 0.05.
2.1.6.5 Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan