50
Universitas Indonesia
Depkes RI, 1999 dalam Bustami 2011. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memandu atau mempengaruhi orang lain agar bekerja keras mencapai
tujuan Cherry Jacob, 2011.
Kepemimpinan berwawasan mutu adalah kemampuan untuk membangkitkan dan menggerakkan semangat orang lain agar mereka memiliki komitmen dan
tanggung jawab menyeluruh terhadap setiap upaya mencapai tujuan organisasi yang berorientasi pada peningkatan mutu secara terus menerus. Berdasarkan
batasan diatas dapat dikemukakan bahwa kepemimpinan adalah “bagaimana mendapatkan sesuatu yang sudah ditetapkan dalam organisasi dengan
memanfaaatkan orang lain”. Terkait dengan penjaminan mutu pelayanan kesehatan, maka kepemimpinan berwawasan mutu adalah kemampuan seorang
pemimpin menggunakan pendekatan dalam menumbuhkan berbagai perubahan dan menetapkan arah perubahan tersebut dengan menggunakan orang lain.
Kepemimpinan berwawasan mutu menganut filosofi bahwa perbaikan metode dan proses kerja secara terus menerus akan memperbaiki mutu pelayanan, daya
saing, dan produktivitas. Hal ini terkait erat dengan fungsi kepemimpinan dalam tim.
2.4.2 Fungsi Utama Pemimpin Dalam Penjaminan Mutu
Fungsi utama dari setiap pemimpain dalam penjaminan mutu adalah membina kelangsungan tim serta mengembangkannya. Fungsi lainnya adalah: Fasilitator
dan motivator dalam tim, koordinator tim, mengarahkan tim pada tujuan, mengatasi konflik dan masalah yang timbul, memimpin pertemuan-pertemuan
tim, menyuarakan tim terhadap pemegang program Bustami, 2011.
2.4.3 Perilaku Kepemimpimpinan Berawawasan Mutu
Perilaku kepemimpinan dalam penjaminan mutu dapat saja berbeda beda tergantung pada orang yang memimpin. Secara umum menurut Bustami, 2011,
ada dua kecenderungan perilaku pemimpin. Yaitu perilaku yang cenderung mementingkan hasil dan perilaku yang cenderung mementingkan staf. Adanya
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
51
Universitas Indonesia
kecenderungan tersebut pada kenyataannya tidak terlepas dari fungsi dan gaya kepemimpinan yaitu berorientasi pada tujuan yang menggambarkan seberapa jauh
seorang pemimpin menguraikan kewajiban dan tanggungjawab dari seseorang atau sekelompok pengikut dan berorientasi pada pemeliharaan kelompok.
Kepemimpinan mutu terkait erat dengan kepemimpinan situasional yang notabene harus memperhatikan tingkat kematangan anggota tim tingkat kemampuan dan
kemauan seseorang untuk bertanggungjawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri.
Tingkat kemampuan dan kemauan seseorang menurut model kepemimpinan Pusdiklat kesehatan Depkes RI, 1999 dalam Bustami, 2009 dapat dikategorikan
dalam empat tingkat. Setiap tingkat perkembangan dan kematangan memperlihatkan kombinasi kemampuan dan kemauan yang berbeda. Untuk
bawahan yang rendah kematangannya, tidak mampu dan tidak mau memiliki tanggungjawab untuk melakukan sesuatu M1, maka yang cocok untuk mereka
adalah instruksi. Seseorang pemimpin yang memiliki wawasan mutu dalam hal ini hendaknya memberikan pengarahan yang jelas dan spesifik.
Bawahan yang tingkat kematangannya sedang, tidak mampu kurang memiliki ketrampilan tetapi mempunyai keyakinan dan keinginan kuat untuk
tanggungjawab M2, maka dalam hal ini tugas pemimpin adalah memberikan pengarahan untuk meningkatkan kompetensinya dan dukungan untuk memperkuat
kemauannya konsultasi.
Bawahan yang mempunyai kematangan dari sedang ke tinggi, bawahan memiliki kemampuan tetapi tidak mempunyai keinginan untuk melaksanakan suatu tugas
karena kurang yakin atau kehilangan motivasi tertentu M3, maka dalam hal ini pimpinan harus membangkitkan motivasi dan mangajak bawahan untuk ikut serta
partisipasi.
Bawahan yang memiliki tingkat kematangan yang tinggi, kemampuan baik dan mau memikul tanggungjawab secara penuh M4, maka mereka dapat dilepas
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
52
Universitas Indonesia
untuk menyelesaikan tugas sendiri dan memutuskan tentang apa, bagaimana, kapan, dan dimana melakukan tindakan. Terhadap mereka tidak perlu banyak
dilakukan komunikasi dua arah, cukup dengan memberikan pendelegasian tugas secara baik-baik.
Berdasarkan tingkat kematangan bawahan tersebut, dapat dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan dalam penjaminan mutu harus disesuaikan. Jadi tidak ada
kepemimpinan tertentu yang dapat diperlakukan untuk semua kematangan bawahan. Dalam penjaminan mutu kepemimpinan tidaklah berfokus pada satu
orang saja, tetapi kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan kolektif atau partisipatif yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama kepada
setiap anggota tim untuk mampu menerapkan fungsi kepemimpinan dalam timnya.
2.4.4 Peran Kepemimpinan dan Fungsi Manajemen terkait dengan