52
Universitas Indonesia
untuk menyelesaikan tugas sendiri dan memutuskan tentang apa, bagaimana, kapan, dan dimana melakukan tindakan. Terhadap mereka tidak perlu banyak
dilakukan komunikasi dua arah, cukup dengan memberikan pendelegasian tugas secara baik-baik.
Berdasarkan tingkat kematangan bawahan tersebut, dapat dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan dalam penjaminan mutu harus disesuaikan. Jadi tidak ada
kepemimpinan tertentu yang dapat diperlakukan untuk semua kematangan bawahan. Dalam penjaminan mutu kepemimpinan tidaklah berfokus pada satu
orang saja, tetapi kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan kolektif atau partisipatif yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama kepada
setiap anggota tim untuk mampu menerapkan fungsi kepemimpinan dalam timnya.
2.4.4 Peran Kepemimpinan dan Fungsi Manajemen terkait dengan
Kendali Mutu
Menurut Marquis Houston, 2012 peran kepemimpinan dan fungsi manajemen terkait dengan kendali mutu diantaranya:
2.4.4.1 Peran Kepemimpinan
1. Mendorong bawahan untuk secara aktif terlibat dalam proses kendali mutu.
2. Mengkomunikasikan dengan jelas kepada bawahan mengenai standar yang
diharapkan. 3.
Mendorong penetapan standar tinggi untuk memaksimalkan kualitas, bukan menetapkan standar keamanan minimal.
4. Mengimplementasikan kendali mutu secara proaktif, bukan secara reaktif.
5. Menggunakan kendali sebagai metode untuk menentukan mengapa tujuan tidak
terpenuhi. 6.
Aktif secara politik dalam mengkomunikasikan temuan kendali mutu dan impikasinya kepada tenaga kesehatan lain dan konsumen.
7. Bertindak sebagai model peran bagi bawahan dalam menerima tanggung jawab
dan tanggung gugat untuk tindakan keperawatan.
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
53
Universitas Indonesia
8. Membedakan antara standar klinis dan standar penggunaan sumber,
memastikan bahwa pasien mendapatkan tingkat mutu asuhan yang secara minimal dapat diterima.
9. Mendukung secara aktif berpartisipasi dalam upaya penelitian untuk
mengidentifikasi dan mengukur kriteria hasil pasien yang “sensitive-perawat”.
2.4.4.2 Fungsi Manajemen
1. Bersama personel lain dalam organisasi, membuat standar asuhan yang dapat
diukur dan mudah dipahami serta menentukan metode yang paling tepat untuk mengukur jika standar itu telah terpenuhi.
2. Memilih dan menggunakan proses, kriteria hasil, audit struktur dengan tepat
sebagai alat kendali mutu. 3.
Mendapatkan akses ke sumber informasi yang tepat dalam mengumpulkan data untuk kendali mutu.
4. Menentukan ketidaksesuaian antara asuhan yang diberikan dengan standar
diunit dan mencari informasi lebih lanjut mengapa standar tersebut tidak terpenuhi.
5. Menggunakan temuan kendali mutu sebagai ukuran kinerja dan penghargaan
pekerja, membimbing, memberikan konseling, atau mendisiplinkan pegawai dengan tepat.
6. Mengikuti peraturan pemerintah, mengakreditasikan diri, dan melisensi
peraturan yang mempengaruhi kendali mutu.
2.4.5 Ciri Kepemimpinan Berwawasan Mutu