43
dari buku berjudul Motivation and Learning Strategies for Collage Success : A Self Management Approach yang ditulis oleh Myron H. Dembo 2004.
c. Pembuatan alat ukur
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa Skala Academic Self Management yang dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek Academic Self
Management yang diungkapkan oleh Dembo 2004 yang terdiri dari strategi perilaku manajemen waktu dan pengaturan lingkungan fisik dan sosial, strategi
motivasi menyusun tujuan dan meregulasi emosi dan usaha dan strategi cara belajar belajar dari buku bacaan, belajar dari guru, mempersiapkan diri untuk
ujian, dan menjalani ujian. Skala ini terdiri dari 37 aitem. Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat Blue Print dan kemudian dioperasionalisasikan dalam
bentuk aitem-aitem pernyataan yang disusun oleh peneliti. Kemudian peneliti meminta penilaian ahli yaitu pada dosen pembimbing untuk mengetahui apakah
aitem tersebut telah sesuai dengan apa yang ingin diukur. d.
Permohonan izin melakukan penelitian Dalam tahap ini, peneliti meminta izin kepada pihak sekolah SMPS
Harapan 2 Medan dan SMP Al-Azhar Medan untuk pengambilan data penelitian. Peneliti menghadap kepala sekolah SMPS Harapan 2 Medan dan SMP Al-Azhar
Medan dengan membawa surat pengantar dari Fakultas Psikologi USU.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data terhadap subjek penelitian dilakukan di sekolah SMPS Harapan 2 Medan dan SMP Al-Azhar Medan pada tanggal 18 April 2015 sampai
dengan 28 April 2015 dengan memberikan alat ukur berupa skala Academic Self
Universitas Sumatera Utara
44
Management kepada 77 subjek penelitian. Peneliti mendatangi kelas per kelas dari subjek penelitian untuk mengisi skala. Setelah peneliti mendapatkan kesediaan
subjek, peneliti memberikan instruksi cara mengisi skala dengan baik. Dari skala yang disebarkan tersebut, semuanya kembali dan semuanya layak untuk dianalisis
lebih lanjut.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah diperoleh data dari Skala Academic Self Management, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS 16.00 for Windows. Data yang ada kemudian akan dikategorisasikan menjadi tiga rentang, yakni kategori tinggi, sedang, dan rendah
melalui rumus yang tercantum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4. Rumus Kategorisasi Berdasarkan Distribusi Normal
G. Metode Analisa Data
Data yang diperoleh kemudian diolah untuk mendapatkan skor dari Academic Self Management pada siswa kelas akselerasi yang berupa data statistik.
Azwar 2000 menyatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisis dan menyajikan data secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan
disimpulkan. Hasil penelitiannya berupa deskripsi mengenai variabel-variabel tertentu dengan penyajian frekuensi, Mean atau kualifikasi lainnya untuk setiap
kategori di suatu variabel Sevilla dkk, 1996.
Rentang Nilai Kategorisasi
X Mean - 1 SD Rendah
Mean – 1 SD ≤ X Mean + 1 SD
Sedang X ≥ Mean + 1 SD
Tinggi
Universitas Sumatera Utara
45
Data statistik yang dihasilkan berupa skor minimum, skor maksimum, mean, dan standar deviasi. Data yang diperoleh dari alat ukur akan diolah dengan
menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Pada penelitian ini, subjek akan dikategorisasikan menjadi 3 tiga kelompok berdasarkan skor skala Academic
Self Management, yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian secara keseluruhan. Pembahasan dimulai dengan memberikan gambaran subjek penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan.
A. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian terdiri dari 77 orang siswa kelas akselerasi yang terdapat di 2 dua sekolah yaitu 37 siswa SMPS Harapan 2 Medan dan 40 siswa SMPS
Al-Azhar Medan. Dari 77 orang siswa kelas akselerasi yang menjadi subjek penelitian, didapatkan gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin dan
keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Seluruh Siswa Kelas Akselerasi
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh data subjek sebagai berikut :
Tabel 5. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Seluruh Siswa Kelas Akselerasi.
Jenis kelamin Frekuensi N
Persentase
Perempuan 51
66 Laki-laki
26 34
Total 77
100
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 5 menunjukkan jumlah subjek yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang 66 dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang
34 . Setelah diperoleh data penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin seluruh siswa kelas akselerasi, selanjutnya melihat data penyebaran subjek
berdasarkan jenis kelamin siswa kelas akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan diperoleh data subjek sebagai berikut :
Tabel 6. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas Akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan.
SMPS Harapan 2 Medan Jenis kelamin
Frekuensi N Persentase
Perempuan 28
76 Laki-laki
9 24
Total 37
100 SMPS Al-Azhar Medan
Jenis Kelamin Frekuensi N
Persentase
Perempuan 23
57 Laki-laki
17 43
Total 40
100
Tabel 6 menunjukkan jumlah subjek SMPS Harapan 2 Medan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang 76 dan yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 9 orang 24 . Sedangkan jumlah subjek SMP Al-Azhar Medan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang 57, dan yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang 43 .
2. Gambaran Subjek Berdasarkan Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seluruh Siswa Kelas Akselerasi.
Berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler diperoleh data subjek sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 7. Penyebaran Subjek Berdasarkan Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seluruh Siswa Kelas Akselerasi
Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Frekuensi N Persentase
Ikut 8
10 Tidak
69 90
Total 77
100
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah subjek yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 8 orang 10 dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 69 orang 90. Setelah diperoleh
data penyebaran subjek berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler seluruh siswa kelas akselerasi, selanjutnya melihat data penyebaran subjek
berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa kelas akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan diperoleh data subjek
sebagai berikut :
Tabel 8. Penyebaran Subjek Berdasarkan Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa Kelas Akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS
Al-Azhar Medan SMPS Harapan 2 Medan
Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Frekuensi N Persentase
Ikut 3
8 Tidak
34 92
Total 37
100 SMPS Al-Azhar Medan
Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Frekuensi N Persentase
Ikut 5
13 Tidak
35 87
Total 40
100
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah subjek SMPS Harapan 2 Medan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 3 orang 8 dan yang
tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 34 orang 92.
Sedangkan jumlah subjek SMPS Al-Azhar Medan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 5 orang 13 dan yang tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 35 orang 87.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif deskriptif yang bermaksud untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang sedang diteliti
yakni Academic Self Management pada siswa kelas akselerasi. Academic Self Management digolongkan menjadi tiga kelompok menggunakan model distribusi
normal yaitu Academic Self Management yang tinggi, sedang, dan rendah. Sebelum melakukan kategorisasi, asumsi bahwa skor subjek pada
kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya berdistribusi secara normal harus terpenuhi.
Oleh karena itu dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi normal. Dikatakan terdistribusi normal jika harga p
0.05. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Z Academic self management
Kolomogorov Smirnov Z 1.033
Asymp. Sig. 2-tailed 0.236
Universitas Sumatera Utara
50
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai Z sebesar 1.033 dan nilai signifikansi p sebesar 0.236. Oleh karena nilai p 0,05, maka dapat dilihat
bahwa data penelitian terdistribusi normal sehingga dapat dilakukan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal.
1. Gambaran Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Academic Self Management Seluruh Siswa Kelas Akselerasi.
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan Academic Self Management pada siswa kelas akselerasi sebanyak 37 aitem yang terdiri dari 4
empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai SS, sesuai S, tidak sesuai TS dan sangat tidak sesuai STS. Gambaran Academic Self Management pada siswa
kelas akselerasi dapat dilihat dari nilai minimum, maksimum, Mean dan standar deviasi pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Gambaran Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Academic Self Management Seluruh Siswa Kelas Akselerasi.
Mean Empirik Mean Hipotetik
Mean Sd
Min Max
Mean Sd
Min Max
114.97 13.494 83
146 92,5
18,5 37
148 Dari tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa mean empirik Academic Self
Management pada siswa kelas akselerasi lebih tinggi dari pada mean hipotetik. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini
memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Berdasarkan nilai mean dan standar
deviasi dari data skala penelitian, maka dapat dilakukan pengkategorisasian berdasarkan rumus pengkategorisasian sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 11. Kriteria Kategorisasi Academic Self Management Seluruh Siswa Kelas Akselerasi.
Variabel Kategorisasi jenjang Kategori N
Persentase
academic self
management X 74
Rendah 74 ≤ X 111
Sedang 30
49 X ≥ 111
Tinggi 47
61
Total 77
100
Berdasarkan tabel 11, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas
akselerasi yang memiliki Academic Self Management pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 30 orang 49 dan kategori
tinggi sebanyak 47 orang 61. Setelah diperoleh gambaran nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi Academic Self Management seluruh siswa
kelas akselerasi, selanjutnya gambaran Academic Self Management pada siswa kelas akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan dapat
dilihat dari nilai minimum, maksimum, Mean, dan standar deviasi pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut :
Tabel 12. Gambaran Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Academic Self Management Siswa Kelas Akselerasi SMPS Harapan 2 Medan
dan SMPS Al-Azhar Medan. SMPS Harapan 2 Medan
Mean Empirik Mean Hipotetik
Mean Sd
Min Max
Mean Sd
Min Max
109,92 13,734 83
132 92,5
18,5 37
148
SMPS Al-Azhar Medan Mean Empirik
Mean Hipotetik Mean
Sd Min
Max Mean
Sd Min
Max
119,65 11,577 101
146 92,5
18,5 37
148 Dari tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa Mean empirik Academic Self
Management pada siswa kelas akselerasi SMPS Harapan 2 Medan lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
52
dari pada Mean hipotetik. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi
daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Dari tabel 12 diatas juga dapat dilihat bahwa Mean empirik Academic Self
Management pada siswa kelas akselerasi SMPS Al-azhar Medan lebih tinggi dari pada Mean hipotetik. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa subjek
dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Berdasarkan
nilai mean dan standar deviasi dari data skala penelitian, maka dapat dilakukan pengkategorisasian berdasarkan rumus pengkategorisasian sebagai berikut :
Tabel 13. Kriteria Kategorisasi Academic Self Management Siswa Kelas Akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan.
SMPS Harapan 2 Medan Variabel
Kategorisasi Jenjang Kategori N
Persentase
Academic self management
X 74 Rendah
74 ≤ X 111
Sedang 19
51 X ≥ 111
Tinggi 18
49
Total 37
100 SMPS Al-Azhar Medan
Variabel Kategorisasi Jenjang Kategori
N Persentase
Academic self
management
X 74 Rendah
74 ≤ X 111
Sedang 11
27 X ≥ 111
Tinggi 29
73
Total 40
100
Berdasarkan tabel 13, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas
akselerasi SMPS Harapan 2 Medan yang memiliki Academic Self Management pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 19 orang
51, dan kategori tinggi sebanyak 18 orang 49. Sedangkan siswa kelas
Universitas Sumatera Utara
53
akselerasi SMPS Al-Azhar Medan yang memiliki Academic Self Management pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 11 orang
27, dan kategori tinggi sebanyak 29 orang 73. Penelitian ini juga melihat gambaran Academic Self Management pada
siswa kelas akselerasi berdasarkan jenis kelamin dan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan hasil data subjek diperoleh sebagai berikut :
2. Gambaran Academic Self Management Berdasarkan Jenis Kelamin Seluruh Siswa Kelas Akselerasi.
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian, maka diperoleh data subjek sebagai berikut :
Tabel 14. Gambaran Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Academic Self Management Berdasarkan Jenis kelamin Seluruh
Siswa Kelas Akselerasi Jenis
kelamin Mean Empirik
Mean Hipotetik Mean
Sd Min Max Mean
Sd Min
Max
Laki-laki 117,58 12,665
95 136
92,5 18,5
37 148
Perempuan 113,65 13,829
83 146
92,5 18,5
37 148
Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa mean empirik siswa yang berjenis
kelamin laki-laki memiliki mean yang lebih tinggi daripada mean hipotetik. Hal ini berarti siswa yang berjenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini memiliki
academic self management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan
memiliki mean empirik yang lebih tinggi dari pada mean hipotetik. Hal ini berarti siswa yang berjenis kelamin perempuan dalam penelitian ini memiliki Academic
Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management
Universitas Sumatera Utara
54
berdasarkan standar alat ukur. Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dari data skala penelitian maka dapat dilakukan pengkategorisasian berdasarkan rumus
pengkategorisasian.
Tabel 15. Kriteria Kategorisasi Academic Self Management Berdasarkan Jenis Kelamin Seluruh Siswa Kelas Akselerasi
Jenis Kelamin Kategorisasi
jenjang Kategori
N Persentase
Laki-Laki X 74
Rendah 74
≤ X 111 Sedang
8 31
X ≥ 111 Tinggi
18 69
Total 26
100
Perempuan X 74
Rendah 74
≤ X 111 Sedang
22 43
X ≥ 111 Tinggi
29 57
Total 51
100
Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki
memiliki Academic Self Management dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 8 orang 31, kategorisasi tinggi sebanyak 18
orang 69. Sedangkan siswa kelas akselerasi berjenis kelamin perempuan yang memiliki Academic Self Management dalam kategori rendah sebanyak 0 orang
0, kategori sedang sebanyak 22 orang 43, kategori tinggi sebanyak 29 orang 57. Setelah diperoleh gambaran nilai minimum, maksimum, mean dan
standar deviasi Academic Self Management berdasarkan jenis kelamin seluruh siswa kelas akselerasi, selanjutnya gambaran Academic Self Management
berdasarkan jenis kelamin pada siswa kelas akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan dapat dilihat dari nilai minimum, maksimum, Mean,
Universitas Sumatera Utara
55
dan standar deviasi pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 16 sebagai berikut :
Tabel 16. Gambaran Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Academic Self Management Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas
Akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al –Azhar Medan.
SMPS Harapan 2 Medan Jenis
kelamin Mean Empirik
Mean Hipotetik Mean
Sd Min
Max Mean
Sd Min
Max
Laki-laki 112,11 13,129
95 131
92,5 18,5
37 148
Perempuan 109,21 14,083
83 132
92,5 18,5
37 148
SMPS Al –Azhar Medan
Jenis kelamin
Mean Empirik Mean Hipotetik
Mean Sd
Min Max
Mean Sd
Min Max
Laki-laki 120,47 11,780
101 136
92,5 18,5
37 148
Perempuan 119,04 11,652
101 146
92,5 18,5
37 148
Dari tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa mean empirik siswa yang berjenis
kelamin laki-laki pada SMPS Harapan 2 Medan lebih tinggi daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki dalam
penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan siswa jenis
kelamin perempuan juga memiliki mean empirik yang lebih tinggi dari pada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa siswa yang berjenis kelamin perempuan dalam
penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur.
Dari tabel 16 diatas dapat dilihat pula bahwa mean empirik siswa yang berjenis kelamin laki-laki pada siswa SMPS Al-Azhar Medan lebih tinggi
daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa siswa yang berjenis kelamin laki- laki dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
56
daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan juga memiliki mean empirik yang lebih
tinggi dari pada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa siswa yang berjenis kelamin perempuan dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih
tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Berdasarkan nilai Mean dan standar deviasi dari data skala penelitian maka dapat
dilakukan pengkategorisasian berdasarkan rumus pengkategorisasian.
Tabel 17. Kriteria Kategorisasi Academic Self Management Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas Akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS
Al –Azhar Medan.
SMPS Harapan 2 Medan Jenis Kelamin
Kategorisasi jenjang
Kategori N
Persentase
Laki-Laki X 74
Rendah 74
≤ X 111 Sedang
4 44
X ≥ 111 Tinggi
5 56
Total 9
100
Perempuan X 74
Rendah 74
≤ X 111 Sedang
15 53
X ≥ 111 Tinggi
13 47
Total 28
100 SMP Al
– Azhar Medan Jenis Kelamin
Kategorisasi jenjang
Kategori N
Persentase
Laki-laki X 74
Rendah 74 ≤ X 111
Sedang 4
24 X ≥ 111
Tinggi 13
76
Total 17
100
Perempuan X 74
Rendah 74
≤ X 111 Sedang
7 30
X ≥ 111 Tinggi
16 70
Total 23
100
Universitas Sumatera Utara
57
Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa siswa SMPS Harapan 2 Medan berjenis kelamin laki-laki memiliki Academic Self Management dalam kategori rendah
sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 4 orang 44, dan kategori tinggi sebanyak 5 orang 56. Sedangkan Academic Self Management berjenis
kelamin perempuan dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 15 orang 53, dan kategori tinggi sebanyak 13 orang 47.
Dari tabel 17 dapat dilihat pula bahwa siswa SMP Al-Azhar Medan berjenis kelamin laki-laki memiliki Academic Self Management dalam kategori
rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 4 orang 24, dan kategori tinggi sebanyak 13 orang 76. Sedangkan Academic Self Management
berjenis kelamin perempuan dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 7 orang 30 dan kategori tinggi sebanyak 16 orang
70.
3. Gambaran Academic Self Management Berdasarkan Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seluruh Siswa Kelas Akselerasi
Berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler subjek penelitian, maka diperoleh data subjek sebagai berikut :
Tabel 18. Gambaran Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Academic Self Management Berdasarkan Keikutsertaan dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Seluruh Siswa Kelas Akselerasi. Keikutsertaan
Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Mean Empirik Mean Hipotetik
Mean Sd
Min Max Mean Sd
Min Max
Ikut 115,62
14,540 95
132 92,5
18,5 37
148 Tidak
114,90 13,479
83 146
92,5 18,5
37 148
Universitas Sumatera Utara
58
Dari tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa mean empirik siswa kelas akselerasi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih tinggi daripada mean
hipotetik. Hal ini berarti bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi
daripada academic self management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki mean empirik
yang lebih tinggi daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam penelitian ini memiliki Academic Self
Management yang lebih tinggi daripada academic self management berdasarkan standar alat ukur. Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dari data skala
penelitian maka dapat dilakukan pengkategorisasian berdasarkan rumus pengkategorisasian sebagai berikut :
Tabel 19. Kriteria Kategorisasi Academic Self Management Berdasarkan Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seluruh Siwa Kelas
Akselerasi. Ekstrakurikuler
Kategorisasi jenjang
Kategori N
Persentase
Ikut X 74
Rendah 74 ≤ X 111
Sedang 3
37 X ≥ 111
Tinggi 5
63
Total 8
100
Tidak X 74
Rendah 74 ≤ X 111
Sedang 27
40 X ≥ 111
Tinggi 42
60
Total 69
100
Dari tabel 19, dapat dilihat bahwa siswa kelas akselerasi yang ikut dalam
kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 3 orang 37, kategori
Universitas Sumatera Utara
59
tinggi sebanyak 5 orang 63. Sedangkan siswa kelas akselerasi yang tidak mengikuti ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management dalam kategori
rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 27 orang 40, kategori tinggi sebanyak 42 orang 60.
Setelah diperoleh gambaran nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi Academic Self Management berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler seluruh siswa kelas akselerasi, selanjutnya gambaran Academic Self Management berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler pada
siswa kelas akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan dapat dilihat dari nilai minimum, maksimum, Mean, dan standar deviasi pada subjek
penelitian dapat dilihat pada tabel 20 sebagai berikut :
Tabel 20. Gambaran Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Academic Self Management Berdasarkan Keikutsertaan dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa Kelas Akselerasi SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan.
SMPS Harapan 2 Medan Keikutsertaan
Kegiatan Ektrakurikuler
Mean Empirik Mean Hipotetik
Mean Sd
Min Max Mean
Sd Min Max
Ikut 110,82
13,923 95
105 92,5
18,5 37
148 Tidak
99,67 5,033
83 132
92,5 18,5
37 148
SMPS Al – Azhar Medan
Keikutsertaan Kegiatan
Ekstrakurikuler Mean Empirik
Mean Hipotetik Mean
Sd Min
Max Mean Sd
Min Max
Ikut 125,00 7,616
112 132
92,5 18,5
37 148
Tidak 118,89
11,921 101
146 92,5
18,5 37
148 Dari tabel 20 diatas dapat dilihat bahwa mean empirik siswa SMPS
Harapan 2 Medan yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler lebih tinggi daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki
Universitas Sumatera Utara
60
Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan siswa SMPS Harapan 2
Medan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki mean empirik yang lebih tinggi daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa subjek
dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur.
Dari tabel 20 diatas dapat dilihat juga bahwa mean empirik siswa SMP Al- Azhar Medan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih tinggi dari pada
mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self
Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan siswa SMPS Al-Azhar Medan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki mean
empirik yang lebih tinggi daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi
daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dari data skala penelitian, maka dapat dilakukan
pengkategorisasian berdasarkan rumus pengkategorisasian sebagai berikut :
Tabel 21. Kriteria Kategorisasi Academic Self Management Berdasarkan Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa Kelas Akselerasi
SMPS Harapan 2 Medan dan SMPS Al-Azhar Medan. SMPS Harapan 2 Medan
Ektrakurikuler Kategorisasi
jenjang Kategori
N Persentase
Ikut X 74
Rendah 74
≤ X 111 Sedang
3 100
X ≥ 111 Tinggi
Universitas Sumatera Utara
61
Total 3
100
Tidak X 74
Rendah 74
≤ X 111 Sedang
16 47
X ≥ 111 Tinggi
18 53
Total 34
100 SMPS Al
– Azhar Medan Ekstrakurikuler
Kategorisasi jenjang
Kategori N
Persentase
Ikut X 74
Rendah 74 ≤ X 111
Sedang X ≥ 111
Tinggi 5
100
Total 5
100
Tidak X 74
Rendah 74 ≤ X 111
Sedang 11
31 X ≥ 111
Tinggi 24
69
Total 35
100
Dari tabel 21 dapat dilihat bahwa siswa SMPS Harapan 2 Medan yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 3 orang
100, kategori tinggi sebanyak 0 orang 0. Sedangkan siswa kelas akselerasi yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self
Management dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 16 orang 47, kategori tinggi sebanyak 18 orang 53.
Dari tabel 21 dapat dilihat pula bahwa siswa SMP Al-Azhar Medan yang mengikuti kegiatan dalam ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management
dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 0 orang 0, kategori tinggi sebanyak 5 orang 100. Sedangkan siswa kelas akselerasi
yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self
Universitas Sumatera Utara
62
Management dalam kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 11 orang 31, kategori tinggi sebanyak 24 orang 69.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari 77 subjek penelitian disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih
tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta diperoleh hasil sebanyak 0 orang 0 memiliki Academic Self Management pada
kategori rendah, 30 orang 49 berada pada kategori sedang, dan 47 orang 61 berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa kelas
akselerasi telah memiliki Academic Self Management cukup tinggi. Menurut Dembo 2004, siswa yang memiliki Academic Self Management
yang tinggi mampu mengatur atau mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, mampu menciptakan kondisi optimal untuk belajar dan
menghilangkan rintangan yang mengganggu proses belajar. Sedangkan siswa yang memiliki Academic Self Management yang rendah memiliki kepercayaan
yang salah mengenai kemampuan, proses belajar dan motivasi, tidak menyadari akan perilaku belajarnya yang tidak efektif, tidak mampu untuk mempertahankan
strategi belajar dan motivasi yang efektif, dan tidak siap untuk mengubah perilaku belajarnya. Mayoritas siswa kelas akselerasi memiliki Academic Self Management
dalam kategori tinggi. Hal ini tercermin dari nilai skor aitem-aitem yang meresepresentasikan strategi tersebut tinggi dan terlihat siswa kelas akselerasi
dapat menyelesaikan tugas dengan baik misalnya bertanya kepada teman atau
Universitas Sumatera Utara
63
guru, memiliki target nilai raport yang hendak dicapai setiap semester, merencanakan masa depan, menyempatkan diri untuk memeriksa ulang jawaban
dan membaca instruksi soal dengan teliti. Ditinjau dari Academic Self Management siswa SMPS Harapan 2 Medan,
disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan
standar alat ukur. Serta diperoleh hasil sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 19 orang 51 berada pada kategori sedang, dan 18 siswa 49
berada pada kategori tinggi. Sedangkan Academic Self Management siswa SMPS Al-Azhar Medan disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki
Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta diperoleh hasil sebanyak 0
orang 0 berada pada kategori rendah, 11 orang 27 berada pada kategori sedang, dan 29 orang 73 berada pada kategori tinggi.
Bila ditinjau dari jenis kelamin seluruh siswa kelas akselerasi, disimpulkan bahwa subjek yang berjenis kelamin laki-laki memiliki Academic Self
Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan subjek yang berjenis kelamin perempuan memiliki
Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta diperoleh hasil pada siswa yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 8 orang 31 berada pada kategori sedang, dan 18 orang 69 berada pada
kategori tinggi. Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan diperoleh
Universitas Sumatera Utara
64
hasil sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 22 orang 43 berada pada kategori sedang, dan 29 siswa 57 berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil persentase Academic Self Management tertinggi berada pada jenis kelamin laki-laki dengan nilai persentase sebanyak 69 . Hasil penelitian ini
sejalan dengan pendapat Locke 1987 yang menyatakan bahwa laki-laki sering terlibat dalam materi akademik, maka perempuan diduga mempunyai prestasi
akademis lebih rendah dari laki-laki Locke, 1987. Hal ini juga didukung oleh Whitetaker 1983 dimana perempuan mempunyai kemungkinan lebih kecil untuk
berprestasi dibidang akademik. Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki kemungkinan memiliki Academic
Self Management yang lebih baik daripada siswa yang berjenis kelamin perempuan.
Ditinjau dari jenis kelamin siswa SMPS Harapan 2 Medan, disimpulkan bahwa subjek yang berjenis kelamin laki-laki memiliki Academic Self
Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan subjek yang berjenis kelamin perempuan memiliki
Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta diperoleh hasil pada siswa yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 4 orang 44 berada pada kategori sedang, dan 5 orang 56 berada pada
kategori tinggi. Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan diperoleh hasil sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 15 orang 53 berada
pada kategori sedang, dan 13 orang 47 berada pada kategori tinggi.
Universitas Sumatera Utara
65
Berdasarkan hasil persentase diatas, Academic Self Management tertinggi berada pada jenis kelamin laki-laki dengan nilai persentase sebanyak 56 .
Ditinjau dari jenis kelamin siswa SMPS Al-Azhar Medan, disimpulkan bahwa subjek yang berjenis kelamin laki-laki memiliki Academic Self
Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan subjek yang berjenis kelamin perempuan memiliki
Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta diperoleh hasil pada siswa yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 4 orang 24 berada pada kategori sedang, dan 13 orang 76 berada pada
kategori tinggi. Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan diperoleh hasil sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 7 orang 30 berada
pada kategori sedang, dan 16 orang 70 berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil persentase diatas, Academic Self Management tertinggi berada
pada jenis kelamin laki-laki dengan nilai persentase sebanyak 76. Ditinjau dari keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler seluruh siswa
kelas akselerasi, disimpulkan bahwa subjek yang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada
Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan subjek yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self
Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta diperoleh hasil pada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 3 orang
Universitas Sumatera Utara
66
37 berada pada kategori sedang, dan 5 orang 63 berada pada kategori tinggi. Sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler diperoleh
hasil sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 27 orang 40 berada pada kategori sedang, dan 42 orang 60 berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil persentase diatas Academic Self Management tertinggi berada pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan nilai persentase
sebanyak 63. Dalam hal ini siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah dianggap lebih mampu untuk mengatur waktu antara belajar dengan
kegiatan ektrakurikuler, sehingga kemungkinan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dianggap memiliki Academic Self Management yang lebih baik.
Bila ditinjau dari keikutsertaan kegiatan ekstrakurikuler siswa SMPS Harapan 2 Medan, disimpulkan bahwa subjek yang yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan subjek
yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan
standar alat ukur. Serta diperoleh hasil pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 3 orang
100 berada pada kategori sedang, dan 0 siswa 0 berada pada kategori tinggi. Sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler diperoleh
hasil sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 16 orang 47 berada pada kategori sedang, dan 18 orang 53 berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil persentase diatas, Academic Self Management tertinggi berada
Universitas Sumatera Utara
67
pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan nilai persentase sebanyak 100
Bila ditinjau dari keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa SMPS Al-Azhar Medan, disimpulkan bahwa subjek yang yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Sedangkan
subjek yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management yang lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan
standar alat ukur. Serta diperoleh hasil pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 0 orang 0
berada pada kategori sedang, dan 5 orang 100 berada pada kategori tinggi. Sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler diperoleh hasil
sebanyak 0 orang 0 berada pada kategori rendah, 11 orang 31 berada pada kategori sedang, dan 24 orang 69 berada pada kategori tinggi. Berdasarkan
hasil persentase diatas, Academic Self Management tertinggi berada pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan nilai persentase sebanyak 100
Universitas Sumatera Utara
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan
kesimpulan dari penelitian ini dan pada bagian akhir akan dikemukakan saran praktis maupun saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan
datang dengan topik yang sama.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan : 1.
Academic Self Management berdasarkan seluruh siswa kelas akselerasi, memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self
Management berdasarkan standar alat ukur. Serta berdasarkan kategorisasi siswa yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori
sedang sebanyak 30 orang 49 dan kategori tinggi sebanyak 47 orang 61.
2. Academic Self Management berdasarkan jenis kelamin. Siswa yang berjenis
kelamin laki-laki memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur, sedangkan siswa
yang berjenis kelamin perempuan memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur.
Serta berdasarkan kategorisasi, siswa yang berjenis kelamin laki-laki yang
Universitas Sumatera Utara
69
berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 8 orang 31 dan kategori tinggi sebanyak 18 orang 69.
Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 22 orang 43 dan
kategori tinggi sebanyak 29 orang 57. 3.
Academic Self Management berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki
Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur, sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta berdasarkan
kategorisasi, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 3 orang
37 dan kategori tinggi sebanyak 5 orang 63. Sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berada pada kategori rendah
sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 27 orang 40 dan kategori tinggi sebanyak 42 orang 60.
4. Academic Self Management siswa kelas akseleasi SMPS Harapan 2 Medan,
memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta berdasarkan kategorisasi
siswa yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 19 orang 51 dan kategori tinggi sebanyak 18 orang
49.
Universitas Sumatera Utara
70
5. Academic Self Management berdasarkan jenis kelamin SMPS Harapan 2
Medan. Siswa yang berjenis kelamin laki-laki memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan
standar alat ukur, sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management
berdasarkan standar alat ukur. Serta berdasarkan kategorisasi, siswa yang berjenis kelamin laki-laki yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang
0, kategori sedang sebanyak 4 orang 44 dan kategori tinggi sebanyak 4 orang 56. Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan yang berada
pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 15 orang 53 dan kategori tinggi sebanyak 13 orang 47.
6. Academic Self Management berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler SMPS Harapan 2 Medan. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada
Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur, sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self
Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta berdasarkan kategorisasi, siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 3 orang 100 dan kategori tinggi sebanyak
0 orang 0. Sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang
sebanyak 16 orang 47 dan kategori tinggi sebanyak 18 orang 53.
Universitas Sumatera Utara
71
7. Academic Self Management siswa kelas akseleasi SMPS Al-Azhar Medan,
memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta berdasarkan kategorisasi
siswa yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 11 orang 27 dan kategori tinggi sebanyak 29 orang
73. 8.
Academic Self Management berdasarkan jenis kelamin SMPS Al-Azhar Medan. Siswa yang berjenis kelamin laki-laki memiliki Academic Self
Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur, sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan memiliki
Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur. Serta berdasarkan kategorisasi, siswa yang
berjenis kelamin laki-laki yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang sebanyak 4 orang 24 dan kategori tinggi sebanyak
13 orang 76. Sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0, kategori sedang
sebanyak 7 orang 30 dan kategori tinggi sebanyak 16 orang 70. 9.
Academic Self Management berdasarkan keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler SMPS Al-Azhar Medan. Siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan standar alat ukur, sedangkan siswa
yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki Academic Self Management lebih tinggi daripada Academic Self Management berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
72
standar alat ukur. Serta berdasarkan kategorisasi, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang
0, kategori sedang sebanyak 0 orang 0 dan kategori tinggi sebanyak 5 orang 100. Sedangkan siswa
yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 orang 0,
kategori sedang sebanyak 11 orang 31 dan kategori tinggi sebanyak 24 orang 69
B. SARAN
1. Kepada pihak sekolah, diharapkan pihak sekolah dapat mempertahankan
siswanya yang telah memiliki Academic Self Management yang tinggi dan dapat meningkatkan Academic Self Management siswa yang masih berada
pada kategori sedang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan pembinaan bagi para siswa misalnya dengan memberikan pelatihan tentang
Academic Self Management kepada siswa sehingga siswa diharapkan dapat menerapkannya dalam kegiatan belajar sehari-hari, serta para guru mengontrol
siswanya dengan mengadakan bimbingan belajar agar siswanya dapat meningkatkan Academic Self Management.
2. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan pada peneliti yang tertarik meneliti
variabel Academic Self Management agar meneliti hubungannya dengan variabel-variabel
yang diperkirakan
mempengaruhi Academic
Self Management seperti, Procrastination Academic, motivasi, Self Control, Self
Regulated Learning dan sebagainya. Sehingga lebih memperkaya hasil penelitian tentang Academic Self Management.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Academic Self Management 1. Pengertian Academic Self Management
Menurut Gie 2000 Self Management berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi, mengendalikan
kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna. Sedangkan menurut Astriyani
2010 Self Management merupakan suatu kemampuan untuk mengatur berbagai unsur di dalam diri individu seperti pikiran, perasaan, dan perilaku, selain itu Self
Management juga bermanfaat untuk merapikan diri individu seperti pikiran, perasaan, perilaku individu dan juga lingkungan sekitarnya lebih memahami apa
yang menjadi prioritas, tidak membedakan dirinya dengan orang lain. Menurut Dembo 2004 kata manajemen merupakan sebuah kunci untuk
menjelaskan seorang pelajar itu sukses. Manajemen diri merupakan suatu faktor pengontrol yang mempengaruhi proses belajar. Hal itu membangun kondisi yang
optimal untuk belajar dan menghilangkan hambatan buruk yang mengganggu dalam belajar. Academic Self Management merupakan suatu strategi-strategi yang
digunakan oleh pelajar-pelajar untuk mengontrol faktor-faktor yang menghambat dalam belajar.
Dengan mengacu pada pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Academic Self Management adalah suatu strategi dalam pendidikan yang
Universitas Sumatera Utara
12
digunakan oleh pelajar secara sadar untuk dapat mengontrol cara belajarnya sehingga dapat mencegah dan membuang faktor-faktor penghambat dalam
belajar.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Academic Self Management
Dembo 2004 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi Academic Self Management, yaitu :
a.
Faktor personal dan sosiokultural
Faktor personal meliputi bagaimana sikap, keyakinan, dan pengalaman siswa dibawa sampai ke perguruan tinggi berdasarkan pengalaman pribadi dan
sosial budaya mereka. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana motivasi, perilaku, dan kelangsungan studi pelajar. Selain faktor personal, seseorang juga
dipengaruhi oleh faktor sosiokultural, dimana karakteristik sosiokultural seperti level sosioekonomi, tingkat pendidikan orang tua, dan harapan orang tua dapat
mempengaruhi motivasi dan perilaku pelajar. b.
Faktor lingkungan kelas Banyak faktor lingkungan kelas yang mempengaruhi Academic Self
Management. Dalam hal ini termasuk jenis tugas yang diberikan kuis dan tugas singkat Short Assignment, perilaku instruktur dukungan yang diberikan kepada
mahasiswa, dan metode pembelajaran pembentukan kelompok belajar di dalam kelas baik sesama etnis atau dengan etnis lain, tutor akan mempengaruhi
bagaimana Academic Self Management pelajar di dalam kelas. Bukan hanya
Universitas Sumatera Utara
13
lingkungan kelas, melainkan tanggung jawab pelajar terhadap diri sendiri juga penting Dembo, 2004.
c. Faktor internal
Faktor internal meliputi tujuan siswa, kepercayaan, perasaan dan persepsi pelajar yang akan berpengaruh terhadap Academic Self management. Contohnya
jika pelajar menghargai sebuah tugas dan menganggap pelajar dapat menguasainya, maka pelajar cenderung menggunakan strategi belajar yang
berbeda, berusaha lebih keras, dan bertahan sampai tugas terselesaikan Dembo, 2004.
3. Komponen - Komponen Academic Self Management.