C. Akuntabilitas Pemerintah Nagori Dolok Huluan
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Asas Akuntabilitas” adalah asas yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Oleh sebab itu seseorang yang mendapatkan amanat
harus mempertanggungjawabkannya kepada orang-orang yang memberinya kepercayaan.
Akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi penilaian mengenai standard pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengimlementasikan standard-standard tersebut.
Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi
kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian sebagai bagian
penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas.
Karakter Pangulu Nagori yang dominan banyak memberikan manfaat positif bagi akuntabilitas pemerintahan desa, namun di sisi lain karakter ini dapat
Universitas Sumatera Utara
membuat lemahnya kontrol masyarakat terhadap kinerja pemerintah desa, meski tidak meragukan akuntabilitas pemerintah Nagori masyarakat Dolok Huluan
sebenarnya merasakan ketidakpuasan akan pelayanan aparat desa, terutama dalam hal surat menyurat dan juga berkaitan dengan mekanisme informal dalam
pelayanan, namun pola relasi yang dilakukan oleh Pangulu Nagori membuat masyarakat merasa sungkan untuk melakukan kritik,
Pangulu Nagori memiliki karakter yang kuat, karena secara garis sejarah pangulu terpilih ini merupakan putra daerah dari Nagori itu sendiri, ia merupakan
keturunan dari marga Purba Sidagambir yang kurang lebih merupakan suatu dinasti politik di Nagori Dolok Huluan, hal lain penunjang kuatnya karakternya
adalah tingkat pendidikannya yang merupakan tamatan diploma yang lebih tinggi dari kebanyakan warga Nagori Dolok Huluan, di sisi lain ia juga dikenal mampu
membina hubungan baik dengan warga dengan statusnya sebagai putra dearah sebagai perwakilan penduduk mayoritas dan juga agama yang dianutnya yakni
Katolik menjadi bekal tersendiri dalam melakukan pendekatan terhadap agama minoritas di nagori Dolok huluan.
Meski aspek personal Pangulu Nagori yang cukup kuat bermanafaat untuk konsolidasi internal dalam rangka efektifitas perangkat desa, namun tak jarang hal
tersebut berdampak pada lemahnya kemampuan rakyat untuk mengontrol kinerja pemerintahan desa, terlebih lagi lembaga pengontrol pemerintah desa yang dalam
hal ini adalah Maujana Nagori, juga ditempati oleh orang orang yang ‘dekat’
Universitas Sumatera Utara
dengan kepala desa, bahkan ketua maujana merupakan keturuanan satu marga dari Pangulu Nagori.
D. Transparansi Pemerintah Nagori Dolok Huluan