Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun

Luas Wilayah Kabupaten Simalungun adalah 438.660 Ha 4,486,60 Km2 merupakan 6,12 dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 kecamatan 26 . Gambar 2.1 Peta Kabupaten Simalungun

1. Sejarah Singkat

26 31 kecamtan yang ada di Kabupaten Simalungun Bandar, Bandar Huluan, Bandar Masilam, Bosar Maligas, Dolok Batunanggar, Dolok Panribuan, Dolok Pardamean, Dolok Silau, Girsang Sipangan Bolon, Gunung Malela, Gunung Maligas, Haranggaol Horison, Hatonduhan, Huta Bayu Raja,Jawa Maraja Bah Jambi,Jorlang Hataran, Panei, Panombeian Panei, Pematang Bandar, Pematang Sidamanik, Pematang Silima Huta, Purba, Raya, Raya Kahean, Siantar, Sidamanik, Silau Kahean, Silimakuta, Tanah Jawa, Tapian Dolok, Ujung Padang Universitas Sumatera Utara Penduduk asli kabupaten Simalungun adalah suku simalungun. Meskipun Kabupaten Simalungun adalah tanah leluhur orang Simalungun, namun belakangan ini secara statistic orang Simalungun adalah penduduk peringkat mayoritas ke-tiga di kabupaten Simalungun, setelah orang jawa dan orang yang berasal dari Toba. Orang Simalungun justru diperkirakan lebih banyak tingggal di luar wilayah Simalungun. Sedangkan suku pendatang di simalungun adalah suku jawa dan suku batak toba. Sejarah mencatat bahwa sebelum negara indonesia terbentuk di simalungun sudah terdapat pemerintahan feodalisme yakni : 1.Kerajaan Siantar, yang adalah kelanjutan dari kerajaan Nagur ibukotanya di Pamatang dan raja terakhirnya adalah Raja Sawadin Damanik 2.Kerajaan Tanoh Djawa, berdiri di perkampungan orang jawa ibukotanya dalah Pamatang Tanoh Djawa dan raja terakhirnya dalah Raja Kaliamsyah Sinaga 3.Kerajaan Panei letaknya di Kecamatan Panei sekarang ibukotanya di Pematang Panei dan raja terakhir adalah Tuan Bosar Sumalam Purba Dasuha 4.Kerajaan Dolog Silau beribukota di Pamatang Dolog Silau dekat saran padang dan raja terakhir adalah Tuan Bandar Alam Purba Tambak Kedatangan belanda dengan politik devide et imperanya telah berhasil memecah kerajan kerajaan di Simalungun sehingga terbentuklah 3 kerajaan baru yaitu : Universitas Sumatera Utara 1.Kerajaan Raya pada awalnya adalah partuanon dibawah Kerajaan Dolog Silau ibukotanya di Pematang Raya dan raja terakhir adalah Tuan Djaulan Kadoek Saragih 2.Kerajaan Purba pada awalnya adalah partuanon di bawah Kerajaan Dolog Silau ibukotanya di Pematang Purba rumah bolonnya masih ada sampai sekarang dan butuh perhatian dari pemkab Simalungun dan raja terakhirnya adalah Tuan Mogang Purba Pakpak 3.Kerajaan Silima Kuta pada awalnya merupakan partuanon di bawah kerajaan Dolog Silau dan raja terakhir adalah Tuan Padi Raja Girsang Setelah terpecah menjadi 7 kerajaan ,maka dengan mudah belanda akhirnya memaksa para raja untuk menandatangani Korte Verklaring dan resmilah wilayah Kerajaan Nagur dijajah oleh Belanda. Nama Simalungun resmi di pergunakan sejak 1906 dalam lembaran negara Hindia Belanda, Secara etimologis Simalungun berasal dari kata Sima dan lungun.Sima berarti peninggalan dan lungun artinya sepi nama simalungun di sebut oleh orang yang berada di luar wilayah kerajaan nagur untuk menyebut bekas Kerajaaan Nagur yang sepi dan sekaligus di rindukan. Kolonialisme belanda dengan gaya kapitalis mereka telah merusak tatanan adat dan nilai di Simalungun setelah berhasil menjajah Simalungun Belanda mengubah Simalungun menjadi daerah pekebunan untuk pangsa pasar di eropa dan kebijakan pertama sekali adalah dibukanya perkebunan teh di Naga Huta pada Universitas Sumatera Utara tahun 1910 dan disusul oleh perluasan perkebunan lainnya Orang Simalungun tidak bisa di harapkan menjadi pekerja di perkebunan sebab karakter mereka yang terbentuk adalah santai dan bukan pekerja keras selain itu budaya membayar upeti kepada raja membuat karakternya tidak terlalu ingin bekerja keras. Hal karakter ini membuat Belanda mendatangkan para pekerja dari jawa sebab orangnya tekun bisa diatur dan tidak banyak berontak dan akhirnya mereka lah yang menjadi pekerja di perkebunan, kemudian kendala kembali muncul terkait bahan pangan dari migran jawa ini sehingga orang belanda kembali mendatangakan orang orang yang bisa menjadi penyedia makan bagi migran jawa, kresidenan tapanuli yang menguasi wilayah toba akhirnya menjatuhakan pilihan kepada batak toba yang mendiami sekeliling danau toba.kelompok sub suku ini merupakan kelompok terbesar orang batak dan dianggap yang termaju terutama dalam bidang pertanian sawah dan pendidikan dibanding kelompok yang lain dan tanah yang tepat untuk dijadikan persawahan adalah wailayah Kerajaaan Siantar,Panei dan Tanah Djawa sehingga tidak mengherankan jika jumlah penduduk di daerah tersebut adalah mayoritas batak toba perpindahan ini terjadi pada tahun 1910-an akibat tinginya migrasi tersebut akhirnya menjadi faktor yang membuat jumlah etnis Simalungun menjadi minoritas di tanah leluhurnya sendiri.

B. Kecamatan Raya

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Mewujudkan Good Governance"(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal)

27 139 108

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN A. Kabupaten Simalungun - Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

1 3 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

0 0 28

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

0 0 11

RELASI ANTARA KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Analisis relasi kekuasaan dalam pemerintahan desa :Suatu Studi Terhadap Relasi Kekuasaan Kepala Desa dengan Maujana Nagori di Nagori Simattin, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Content, 104 p

0 0 28

Analisis relasi kekuasaan dalam pemerintahan desa :Suatu Studi Terhadap Relasi Kekuasaan Kepala Desa dengan Maujana Nagori di Nagori Simattin, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Content, 104 pages, 5 tables, 2 graphichs, 1 map, 23 books,

0 0 11