dengan kepala desa, bahkan ketua maujana merupakan keturuanan satu marga dari Pangulu Nagori.
D. Transparansi Pemerintah Nagori Dolok Huluan
Pertanggungjawaban kepala Desa menurut PP 72 tahun 2005 adalah: “Kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab kepada rakyat Desa yang dalam
tata cara dan prosedur pertanggung jawabannya disampaikan kepada Bupati atau Walikota melalui Camat. Kepada Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Desa
wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawabannya dan kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok pertanggung jawabannya…”
Masyarakat tidak terlalu mengetahui tentang transparansi kinerja pemerintah Nagori Dolok Huluan perihal anggaran nagori dan berbagai
penggunaan dana yang berhasil diperoleh melalui proposal yang ditujukan kepada pemerintah supra desa, berdasarkan pengakuan ketua Maujana Nagori Maujana
Nagori sebagai perwakilan penduduk desa hanya sebatas mengetahui anggaran yang dikelola oleh pemerintahan nagori dan mendapatkan laporannya ketika akhir
tahun. Tidak ada periodesasi pertanggungjawaban rutin yang dibuat oleh Pangulu. Pangulu nagori ketika mempertanggung jawabkan berbagai dana yang
diterima oleh pemerintah desa berupa Alokasi Dana Desa dan dana bantuan dari pemerintah supra desa hanya dengan melengkapi berbagai laporan
pertanggungjawaban kegiatan dan langsung mengantarkan ke kantor Bupati Simalungun, Pangulu Nagori beranggapan tidak perlu mensosialisasikan kepada
Universitas Sumatera Utara
masyarakat laporan pertanggungjawaban kegiatan sebab dari pemerintah kabupaten akan turun ke lapangan langsung untuk memeriksa hasil kegiatan dari
dana yang diturunkan oleh pemerintah supra desa. Penjelasan tersebut sekaligus mereduksi peran Maujana nagori sebagai
pengawas pemerintah nagori Pangulu padahal semangatnya adalah semangat demokrasi sebagai bentuk miniatur pemerintah nasional. Tanggung jawab
Pangulu lebih diutamakan kepada atasannya yakni kepada bupati sehingga ada beberapa kasus sebagian Pangulu yang kurang memperhatikan keberadaan
Maujana nagori, padahal Maujana Nagori secara tugasmenjalankan fungsi artikulasi dan agregasi kepentingan warga; fungsi legislasi pengaturan; fungsi
budgeting dan fungsi pengawasan. Pengelolan keuangan terkait keuangan desa hanya diketahui oleh
segelinter elit desa, warga masyarakat tidak memperoleh informasi secara transparan bagaimana keuangan dikelola, seberapa besar keuangan desa diperoleh
dan dibelanjakan, masyarakat juga tidak memperoleh informasi secara transparan tentang prosedur dan biaya memperoleh pelayanan administratif. Pengelolaan
keuangan terkait biaya administrasi tidak pernah dipatok oleh pangulu nagori, sehingga menimbulkan kebingungan di masyarakat itu sendiri.
Ketidaktahuan masyarakat terkait keuangan desa ternyata bukan hanya berasal dari kurangnya sosialisasi dari Pemerintah Nagori, salah satu penduduk
mengatakan bahwa dia tidak ambil pusing masalah keuangan Nagori selama tidak
Universitas Sumatera Utara
ada pungutan yang dibebabkan kepadanya beserta selama keuangan nagori yang dikelola tidak mengganggu dia bekerja.
E. Partisipasi Masyarakat Nagori Dolok Huluan