37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari semua kandungan fitokimia dalam serbuk bawang putih, dalam penelitian ini diduga organosulfur turunan dari minyak atsiri yang berperan
penting terhadap tiga parameter yang diujikan, yaitu konsentrasi kaspase-3, bobot testis, dan motilitas spermatozoa.
4.1.4 Pengujian Parameter Standar
Hasil pengujian parameter standar spesifik dan non spesifik yang dilakukan terhadap serbuk dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Parameter Standar Serbuk Bawang Putih Allium sativum L.
Parameter Hasil
Identitas Nama Latin tumbuhan: Allium sativum L.
Nama Indonesia: Bawang Putih Bagian tumbuhan yang digunakan: umbi
Organoleptik Bentuk : serbuk
Warna : kuning kehijauan Bau
: bau khas aromatik Kadar Abu
5,175 Susut Pengeringan
9,97 Kadar Air
7,0 Uji parameter standar non spesifik pada serbuk yang dilakukan pada
penelitian ini adalah uji kadar abu, susut pengeringan, dan uji kadar abu serbuk bawang putih Allium Sativum L.. Berdasarkan hasil uji parameter non spesifik
pada serbuk bawang putih Allium sativum L, didapatkan persentase kadar abu sebesar 5,175, sedangkan menurut farmakope herbal 2009 persyaratan
persentase kadar abu untuk bawang putih Allium sativum L. yaitu kurang dari 3. Persentase susut pengeringan serbuk adalah 9,97 dan kadar air sebesar
7,0 sesuai dengan persyaratan yaitu kurang dari 10.
4.1.5 Pengukuran Konsentrasi Protein Kaspase-3
Hasil pengukuran konsentrasi kaspase-3 pada tikus kelompok kontrol, kelompok perlakuan dosis rendah 50 mgkgBB, dosis sedang 100 mgkgBB,
dan dosis tinggi 150 mgkgBB dapat dilihat pada tabel 4.3
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.3 Konsentrasi Kaspase-3 Sel Germinal Tikus Jantan Sprague Dawley
No. Kelompok
Rerata Konsentrasi Kaspase- 3 Tiap Kelompok
µgml ± SD Perbedaan
1 Kontrol
0,803±0.41 -
2 Dosis 50 mgkgBB
0,753±0.10 6,227
3 Dosis 100 mgkgBB
0,778±0.24 3,113
4 Dosis 150 mgkgBB
0,649±0.17 19,178
Hasil pengukuran konsentrasi protein kaspase-3 tidak menunjukkan nilai yang berbeda secara signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian
serbuk baawang putih secara oral selama 30 hari dengan dosis 50 mgkgBB, 100 mgkgBB, dan 150 mgkgBB tidak mempengaruhi regulasi apoptosis sel germinal
tikus jantan. Hasil pengujian statistik dapat dilihat pada lampiran 11.
4.1.6 Perhitungan Motilitas Spermatozoa
Hasil pengukuran bobot testis pada tikus kelompok kontrol, kelompok perlakuan dosis rendah 50 mgkgBB, dosis sedang 100 mgkgBB, dan dosis
tinggi 150 mgkgBB dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Bobot Testis Tikus Jantan Sprague Dawley
No. Kelompok
Rerata Bobot Testis Tiap Kelompok gram ± SD
Perbedaan
1 Kontrol
1,430±0.35 -
2 Dosis 50 mgkgBB
1,346±0.04 5,874
3 Dosis 100 mgkgBB
1,443±0.06 0,9
4 Dosis 150 mgkgBB
1,512±0.04 5,734
Hasil pengukuran bobot testis tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok control, sehingga dapat dikatakan
bahwa pemberian serbuk bawang putih tidak mempengaruhi berat testis tikus. Hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada lampiran 12.
4.1.7 Perhitungan Motilitas Spermatozoa
Hasil perhitungan motilitas spermatozoa pada tikus kelompok kontrol, kelompok perlakuan dosis rendah 50 mgkgBB, dosis sedang 100 mgkgBB,
dan dosis tinggi 150 mgkgBB dapat dilihat pada tabel 4.5
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.5 Persentase Motilitas Spermatozoa Tikus Jantan Sprague Dawley
No. Kelompok
Rerata Persen Motilitas Spermatozoa Tiap Kelompok
± SD Perbedaan
1 Kontrol
78,300±2.17 -
2 Dosis 50 mgkgBB
80,117±2.62 2,320
3 Dosis 100 mgkgBB
76,390±2.09 2,439
4 Dosis 150 mgkgBB
73,549±2.48 6,067
Keterangan: Angka yang diikuti dengan tanda menunjukkan adanya perbedaan signifikan terhadap kelompok
kontrol p≤0,05. Hasil perhitungan motilitas spermatozoa menunjukkan adanya perbedaan
signifikan pada pemberian serbuk bawang putih Allium sativum L. dengan dosis 150 mgkgBB, hasil uji statistik dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil tersebut
memberikan gambaran bahwa penurunan persentase motilitas spermatozoa meningkat seiring peningkatan dosis serbuk bawang putih Allium sativum L.
yang diberikan.Perbedaan signifikan pada hasil tersebut dilakukan uji statistik lebih lanjut menggunakan metode Least Significant Differences LSD untuk
mengetahui rincian perbandingan rerata persentase motilitas spermatozoa tiap kelompok, hasil dapat dilihat pada lampiran 13.
4.1.8 Uji Korelasi antara Konsentrasi Kaspase, Motilitas Spermatozoa dan