4.3 Hitung Jenis Leukosit
Jumlah leukosit dengan pemberian ekstrak rimpang kapulaga Amomum compactum dengan dosis yang berbeda dan parasetamol dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Jumlah Leukosit mencit Mus musculus L. jantan setelah di induksi pepton 12,5 dan diberikan perlakuan ekstrak Rimpang kapulaga.
P1= kontrol negatif, P2= kontrol positif, P3= Pepton + ekstrak rimpang kapulaga 0,35 gkgBB, P4= pepton + ekstrak rimpang
kapulaga 0,71 gkgBB, P5= pepton + Ekstrak rimpang kapulaga 1 gkgBB
Dari Gambar 4.3. Jumlah leukosit yang diberikan ekstrak rimpang kapulaga Amomum compactum diatas dapat dilihat bahwa jumlah leukosit yang paling
tertinggi terdapat pada P1,=11600 selmm
3
dan jumlah leukosit yang paling rendah terdapat pada P2=7840 selmm
3
sedangkan jumlah leukosit pada P3=8870 selmm
3
, P4=8390 selmm
3
, P5=9820 selmm
3
. Jumlah leukosit pada tiap perlakuan mengalami penurun apabila dibandingkan dengan kontrol positif. Hal
ini disebabkan karena terjadi penekanan kekebalan tubuh akibat adanya zat aktif berupa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak rimpang kapulaga. Jumlah
leukosit mencit normal 6000 – 12600 sel mm
3
Pearce, 1979 dalam Iskandar 2009.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
P1 P2
P3 P4
P5
Ju m
lah L
eu k
osit S
elm m
3
Perlakuan
a
b bc
bc c
Menurut Astawan 2004, penurunan jumlah leukosit setelah pemberian perlakuan secara oral dengan ektrak etanol rimpang kapulaga Amomum compactum
disebabkan karena adanya kerja flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan, yang di dalam sel darah dapat
bertindak sebagai penampung radikal hidroksil dan superoksida sehingga melindungi lipid membrane. Antioksidan dapat melindungi suatu zat tertentu dari
serangan oksidasi termasuk serangan dari radikal bebas. Diferensiasi Leukosit pada mencit Mus musculus L. Jantan yang diberi
perlakuan ekstrak rimpang kapulaga dengan dosis yang berbeda-beda dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Diferensiasi Leukosit Mencit yang diberian ekstrak rimpang kapulaga Amomum compactum dan parasetamol.
Perlakuan Diferensiasi Leukosit sel darah putih
Eosinofil Basofil
Neutrofil Monosit
Limfosit
P1 -
- 32,0
0,6 a 64,4
P2 -
- 23,6
6,0 b 70,4
P3 -
- 23,4
5,0 b 67,4
P4 0,4
- 26,6
4,2 b 72,0
P5 0,8
- 28,0
5,0 b 66,6
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jenis diferensiasi leukosit diantaranya eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit Gambar 4.4 dengan jumlah yang
berbeda-beda. Jenis eosinofil ditemukan paling banyak didapatkan pada P5= 0,8, untuk jenis neutrofil di dapatkan jumlah yang paling tinggi pada P4=
26,6, diferensiasi Limfosit yang paling banyak di dapatkan pada P2= 70,4, sedangkan jenis monosit yang paling banyak di dapatkan pada P5= 5. Dari hasil
analisis statistika diferensiasi leukosit eosinofil, neutrofil, dan limfosit P0,05 sehingga tidak beda nyata pada setiap perlakuan sedangkan hasil analisi statistika
pada monosit p0,05 dimana berbeda nyata dapat dilihat pada lampiran. Diferensiasi leukosit yang paling banyak adalah jenis limfosit. Pada semua
perlakuan tidak di dapatkan jenis basofil. Hal ini disebabkan karena jumlah basofil yang sangat kecil pada leukosit sehingga jarang di temukan Handayani,
2008. Sel leukosit merupakan sel yang berperan baik dalam imunitas non
spesifik dan spesifik, sehingga dengan mengetahui rata-rata persentase dari tiap- tiap jenis leukosit diharapkan dapat mengetahui reaksi tubuh yang sedang terjadi
setelah pemberian ekstrak rimpang kapulaga dimana salah satu kandungan rimpang kapulaga adalah flavonoid merupakan senyawa polifenol yang berperan
sebagai antioksidan. Eosinofil, sangat penting dalam respon terhadap penyakit parasit dan
alergi. pelepasan isi granulnya ke patogen yang lebih besar membantu dekstruksinya dan fagositosis berikutnya Hoffbrand, 2006. Fungsi utama
eosinofil adalah detoksifikasi baik terhadap protein asing yang masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru ataupun saluran cerna maupun racun yang dihasilkan
oleh bakteri. Eosinofilia dapat terjadi karena reaksi alergi dan kompleks antigen- antibodi setelah proses imun Frandson, 1992. Menurut Tizzard 1982, eosinofil
juga berperan dalam mengatur peradangan yang disebabkan oleh sel. Rata-rata persentase neutrofil di dalam darah mencit normal adalah 6-40
Neutrofil berfungsi sebagai sel pertahanan pertama terhadap patogen-patogen yang masuk ke dalam tubuh. Patogen tersebut akan mengeluarkan bahan
kemotaktik yang dapat menarik neutrofil untuk datang, kemudian neutrofil akan datang ke daerah asal kemotaktik tersebut dan melakukan fagositosis Handayani,
2008. Menurut Hoffbrand 2006, Neutrofil merupakan leukosit darah perifer yang paling banyak. Sel ini memiliki masa hidup singkat, sekitar 10 jam dalam
sirkulasi. Sekitar 50 neutrofil dalam darah perifer menempel pada dinding pembuluh darah. Neutrofil memasuki jaringan dengan cara bermigrasi sebagai
respon terhadap kemotaktik. Ekstrak rimpang kapulaga tidak mempengaruhi jumlah sel neutrofil dimana tidak terjadi peningkatan jumlah neutrofil
Neutrofilia dan penurunan jumlah sel neutrofil di dalam sirkulasi neutropenia Feldman, 2000.
Menurut Handayani 2008, monosit adalah leukosit terbesar, berjumlah 3- 9 dari seluruh sel darah putih. Flavonoid berpotensi sebagai antioksidan pada
pertumbuhan tumor dan mampu meningkatkan respon imun. Monosit merupakan salah satu sel yang berperan penting dalam respon imun, baik berperan fungsional
dalam fagositosis maupun perannya sebagai antigen presenting cells APC. Dalam hal ini jumlah sel monosit dalam keadaan normal setelah pemberian
ekstrak rimpang kapulaga.
Limfosit berkisar 20-25 dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri masuk ke dalam jaringan tubuh. Jumlah sel limfosit pada setiap perlakuan mengalami
kenaikan apabila dibandingkan dengan jumlah normal sel limfosit. Dimana jumlah sel limfosit 64,4-72. Menurut Sudaryono 2011, flavonoid dapat
meningkatkan aktivitas IL-2 dan meningkatkan proliferasi limfosit. Ganong 2002 menyatakan bahwa adanya benda asing akan meransang terbentuknya
antigen precenting cell APC, APC ini akan meransang tubuh untuk membentuk sel limfosit T. IL-2 akan diproduksi dengan adanya sel limfosit T, IL-2 ini akan
meransang sel T sitotoksik untuk menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Ekstrak rimpang kapulaga yang diberikan pada mencit jantan
mempengaruhi sel limfosit. Diferensiasi sel leukosit yang didapatkan pada tiap perlakuan yang
diberikan ekstrak rimpang kapulaga terhadap suhu rektal Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Diferensiasi Leukosit Mencit Mus musculus L. Jantan yang
diberikan ekstrak rimpang kapulaga Amomum compactum perbesaran 1000x dengan pewarnaan giemsa. a eosinofil, b
neutrofil, c limfosit, d monosit.
a b
c d
c
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN