c. Perlakuan 3 P3 perlakuan pepton dan ekstrak rimpang kapulaga Amomum
compactum dengan dosis 0,35 gkgBB d.
Perlakuan 4 P4 perlakuan pepton dan ekstrak rimpang kapulaga Amomum compactum dengan dosis 0,71 gkgBB.
e. Perlakuan 5 P5 perlakuan pepton dan ekstrak rimpang kapulaga Amomum
compactum dengan dosis 1 gkgBB.
3.5 Tahap Inti Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan
Mencit sebelum diberi perlakuan, mencit pada tiap-tiap kelompok terlebih dahulu dipuasakan selama 24 jam, kemudian ditimbang berat badannya,
selanjutnya diukur suhu awal mencit melalui rektal anus menggunakan termometer digital, kemudian disuntik dengan pepton 12,5 secara subkutan
dengan dosis 0,5 ml. Satu jam kemudian suhu tubuh mencit diukur kembali melalui rektal anus, apabila mencit sudah mengalami demam diberi perlakuan
dengan bahan uji ekstrak rimpang kapulaga Amomum compactum dan bahan uji kontrol positif berupa parasetamol. Pengukuran suhu tubuh pada mencit yang
dilakukan melalui rektal anus dilakukan dengan interval 30 menit selama 3 jam. Pemberian perlakuan pada mencit dilakukan 8 kali selama satu bulan.
3.6 Parameter Pengamatan 3.6.1 Pengukuran Suhu Rektal Hewan Coba
Pengukuran suhu tubuh pada mencit dilakukan pada rektal anus menggunakan termometer digital, efek antipiretik diukur setelah pemberian
perlakuan Lisdiyanti, 2008. 3.6.2 Pengambilan Darah Mencit
Pengambilan darah mencit dilakukan setelah dislokasi leher pada mencit, lalu dibedah, dan kemudian diambil darahnya di bagian pembuluh darah diantara
jantung dan hati dengan menggunakan spuit 1 ml, lalu dimasukkan ke dalam tabung Na-EDTA.
3.6.3 Perhitungan Jumlah Leukosit
Setelah pengambilan darah dilakukan dan darah dimasukkan ke dalam tabung Na-EDTA untuk mencegah pembekuan, kemudian darah dihisap dengan
pipet leukosit hingga angka 0,5 lalu larutan Turk dihisap hingga angka 11. Setelah itu pipet diletakkan secara horizontal untuk menghindari larutan mengalir keluar.
Di tutup kedua ujung pipet dengan menggunakan ibu jari dan jari telinjuk, kemudian digoyang-goyangkan dengan arah membentuk angka delapan selama 3-
5 menit. Dibuang 3 tetes larutan dari ujung pipet, selanjutnya ujung pipet ditempelkan pada salah satu bilik hitung yang diberi gelas penutup dan tissu pada
sisi lainnya. Cairan pada pipet akan mengalir memenuhi bilik hitung, kamar hitung didiamkan selama beberapa menit agar leukosit mengendap. Selanjutnya
dilakukan perhitungan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x bidang besar kamar hitung. Dihitung bidang A+B+C+D, pada tiap bidang luasnya 1 mm per
segi dikalikan dengan 50µl Kokasih, 1984.
3.6.4 Pembuatan Apusan Darah
Diteteskan satu tetes darah pada 2-3 mm dari ujung object glass. Diletakkan object glass dengan sudut 30-40
o
terhadap object glass didepan tetes darah. Ditarik object glass kebelakang hingga menyentuh tetesan darah dan
dibiarkan darah mengalir sepanjang object glass, dengan gerakan mendorong object glass ke arah depan hingga terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada
object glass. Dikeringkan anginkan apusan. Setelah apusan kering, diletakkan sediaan apus diatas bak tempat pewarnaan. Difiksasi dengan metanol absolut
selama 5 menit, kemudiaan sediaan digenangi dengan zat warna Giemsa 5 lalu dibiarkan selama 20-30 menit. Dibilas dengan air mengalir kemudian dikering
anginkan Kokasih, 1984.
3.6.5 Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
Diperiksa apusan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x, kemudian dicari bagian eritrosit yang tersebar merata. Setelah bagian eritrosit yang merata
ditemukan, perbesaran lensa diamati jenis dan jumlah leukosit. Leukosit terdiri dari granular: neutrofil, basofil, dan asidofil eosinofil dan agranular: monosit
dan limfosit dengan perbesaran 40x, kemudian 100x, sediaan diberi minyak imersi. Digolongkan dan dicatat hasil yang didapatkan Kokasih, 1984.
3.7 Analisis Data