25 permintaan tenaga kerja yang mengakibatkan masalah pengangguran,
ketimpangan pendapatan dan tenaga kerja. c Teori Kuznetz Firdausi, 1994, teori ini menunjukan pertumbuhan ekonomi
Negara-negara miskin pada awalnya cenderung menyebabkan semkin tingginya tingkat kemiskinan dan tingkat pemerataan distribusi pendapatan,
namun bila Negara-negara miskin maju dan berkembang maka tingkat kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan akan semakin menurun.
d Teori para Ekonom Klasik seperti Roberty 1974, Hayami dan Retten 1985 dan Pralad Char 1983. Mereka menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
akan selalu cenderung mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan walaupun masih dalam tahap awal pertumbuhan.
B. Produk Domestik Bruto PDB
1. Pengertian Produk Domestik Bruto PDB
Produk domestik bruto PDB diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa yang diproduksikan di dalam Negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Di
dalam suatu perekonomian, di Negara-negara maju maupun di Negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik
penduduk Negara tersebut tetapi oleh penduduk Negara lain Sadono Sukirno, 2004:34.
Menurut Mankiw 2003:6 PDB merupakan nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk dalam suatu Negara baik domestik maupun
asing dalam priode tertentu.
26 PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan output semua barang dan jasa
yang diproduksi di dalam wilayah Indonsia dalam jangka waktu tertentu yang dihitung adalah semua barang dan jasa yang digunakan oleh pengguna akhir dan
bukan yang digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Beberapa definisi tentang PDBGDP Gross Domestic Product, meliputi
Blancard,2000 dalam Hamid Ponco Wibowo, 2006:37 : 1. GDP adalah nilai “barang dan jasa final” yang dihasilkan dalam suatu
ekonomi dalam priode tertentu. 2. GDP adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu ekonomi
dalam priode tertentu. 3. GDP adalah jumlah pendapatan dalam suatu ekonomi pada priode tertentu.
Mankiw 2006 merumuskan persamaan indentitas yang menggambarkan komponen-komponen dari PDB, persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
Y = C + I + G + NX
Keterangan : Y
= PDB C
= Konsumsi I
= Investasi G
= Belanja Pemerintah NX
= Ekspor Netto 1.
Konsumsi
27 Konsumsi Consumption adalah pembelajaan barang dan jasa oleh rumah
tangga. “barang” mencangkup pembelanjaan rumah tangga barang yang lama, seperti kendaraan dan perlengkapan dan barang tiddak tahan lama seperti
makanan dan pakaian. “ jasa” mencangkup barang yang tidak berwujud konkret, seperti pangkas rambut dan perawatan kesehatan. Pembelanjaan rumah tangga
atas pendidikan juga dimaksudkan sebagai konsumsi jasa walaupun seseorang dapat saja berpendapat bahwa hal itu lebih cocok berda di komponen selanjutnya.
2. Investasi
Investasi Investment adalah pembelian barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. Investasi adalah
jumlah dari pembelian peralatan modal, persediaan, dan bangunan atau struktur. Invetasi pada bangunan mencangkup pengeluaran untuk mendapatkan tempat
tinggal baru. Menurut kesepakatan brsama, pembelian tempat tinggal baru. Menurut kesepakan berama, pembelian tempat tinggal baru merupakan satu
bentuk pembelanjaan rumah tangga yang dikatagorikan sebagai investasi dan bukan konsumsi.
3. Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah Government Purchase mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah mencangkup upah pekerja pemerintah dan
pembelanjaan kepentingan umum. 4.
Ekspor Neto Ekspor neto Neto Exports sama dengan pembelian produk dalam negri
oleh orang asing export dikurangi pembelian produk luar negri oleh warga
28 Negara import. Penjualan yang dilakukan sebuah perusahaan dalam negeri
kepada pembeli di Negara lain seperti penjualaan Boeing kepada British Airways akan meningkatkan ekspor neto AS.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori-teori yang menerangkan faktor- faktor yang menimbulkan dan menentukan lajunya pertumbuhan ekonomi, teori
tentang pertumbuhan ekonomi telah dikemukakan sejak zaman historimus, seiring dengan perkembangan zaman dimana terjadinya perubahan ideologi, revolusi dan
inovasi teknologi, membuat perkembangan twori dan konsep pemikiran tentang pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat Adelman, dalam Arsyad 2010:
55-56. Oleh karena itu peneliti menggunakan beberapa teori pertumbuhan yang mendukung penelitian ini sebagai berikut :
•
Teori Ricardian Asumsi Teori Ricardo :
Asumsi-asumsi tentang pertumbuhan ekonomi yang digunakan oleh Ricardo Arsyad, 2010: 80 yaitu, keadaan perekonomian saat itu adalah dimana
jumlah tanah terbatas; kemudian meningkat atau menurunnya tenaga kerja penduduk, tergantung pada tingkat upah nominal. Apabila tingkat upah nominal
lebih besar dibandingkan tingkat upah minimum, maka jumlah tenaga kerja akan meningkat, begitupun sebaliknya; Akumulasi modal terjadi jika tingkat
keuntungan yang diperoleh para pemilik modal berada diatas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka untuk melakukan investasi.
29 Diasumsikan pula, bahwa kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu,
serta sektor pertanian sangat dominan. David Ricardo mengungkapkan pandangannya bahwa, dengan terbatasnya
jumlah tanah, maka pertumbuhan penduduk tenaga kerja akan menurunkan produk marginal yang kemudian dikenal dengan istilah Law of deminishing return
atau hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang. Selama tenaga kerja yang dipekerjakan pada tanah tersebut dapat menerima upah diatas tingkat upah
alamiah, jumlah tenaga kerja akan terus bertambah. Hal tersebut akan menurunkan lagi produk marginal tenaga kerjanya dan pada gilirannya akan
menurunkan tingkat upah. Menurut Ricardo Arsyad, 2010: 81, peranan akumulasi modal dan
kemajuan teknologi akan cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Dengan kata lain akan memperlambat terjadinya the law of deminishing return
yang pada gilirannya akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup kearah tingkat hidup minimal.
•
Teori Keynes
Menurut Keynes terjadinya pengangguran merupakan akibat dari kurangnya pengeluaran agregat, dan untuk mengatasinya Keynes menyarankan
agar memperbesar pengeluaran konsumsi dan non konsumsi. Dalam hal ini maka Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah melalui kebijakan
fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan segi penawaran yang dapat mempengaruhi permintaan efektif Sadono, 2004: 85.
30 •
Teori Harrod-Dommar
Teori Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan jangka panjang, karena teori ini menerangkan syarat-syarat apa saja harus dipenuhi agar suatu
perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth.. Analisis Harrod-Dommar menggunakan pemisalan-pemisalan berikut Sadono,
2004: 435 : “i barang modal telah mencapai kapasitas penuh, ii tabungan adalah
proporsional dengan pendapatan nasional, iii rasio modal-produksi nilainya tetap, iv perekonomian terdiri dari dua sektor.”
Menurut Arsyad 2010: 84-85, Teori ini menunjukan bahwa perekonomian dapat menyisihkan sejumlah proporsi tertentu dari pendapatan
nasionalnya untuk mengganti barang-barang modal seperti gedung, peralatan dan lain-lain yang telah rusak. Namun demikian untuk dapat meningkatkan laju
perekonomian, diperlukan pula investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Teori Harrod-domar memandang bahwa ada hubungan ekonomis antara
besarnya stok modal dan output total, misalnya, jika 3 rupiah modal diperlukan untuk menghasilkan output sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan bersih
terhadap stok modal akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal output tersebut.
•
Teori Schumpeter
Menurut Schumpeter, kemajuan perekonomian kapitalis disebabkan karena diberinya keleluasaan untuk para entrepreneurship. Sayangnya keleluasaan
tersebut cenderung memunculkan monopoli kekuatan pasar. Monopoli inilah yang
31 memunculkan masalah-masalah non ekonomi, terutama sosial politik yang
akhirnya dapat menghancurkan kapitalis itu sendiri Sadono, 2007:434. Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan
oleh kemampuan kewirausahaan entrepreneurship. Sebab, para pengusahalah yang mempunyai kemampuan dan keberanian untuk mengumpulkan dan
mengorganisasikan seluruh faktor-faktor produksi lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan kebutuhan bagi masyarakat Sadono, 2007:251.
•
Teori Robert Solow
Robert Solow dikutip dari Siregar dan Wahyuniarti, 2008:26 mengemukakan model pertumbuhan ekonomi yang disebut model pertumbuhan
Solow. Model tersebut berangkat dari fungsi produksi agregat sebagai berikut: Y = A . F K,L
Dimana Y adalah output nasional kawasan, K adalah modal kapital fisik, L adalah tenaga kerja dan A merupakan teknologi. Faktor yang mempengaruhi
pengadaan modal fisik adalah investasi. Y juga akan meningkat jika terjadi perkembangan dalam kemajuan teknologi yang terindikasi dari kenaikan A. Oleh
karena itu pertumbuhan perekonomian nasional dapat berasal dari pertumbuhan input dan perkembangan kemajuan teknologi yang disebut juga pertumbuhan total
faktor produktivitas. Model solow dapat diperluas sehingga mencakup sumberdaya alam
sebagai salah satu input. Dasar pemikirannya yaitu output nasional tidak hanya dipengaruhi K dan L tapi juga dipengaruhi oleh lahan pertanian atau sumberdaya
alam lainnya seperti cadangan minyak. Perluasan model solow lainnya adalah
32 dengan memasukkan sumberdaya manusia sebagai modal Human Capital.
Dalam literatur, teori pertumbuhan seperti ini terkategori sebagai pertumbuhan endogen
dengan pionirnya Lucas dan Romer. Lucas menyatakan bahwa akumulasi modal manusia, sebagaimana akumulasi modal fisik menentukan
pertumbuhan ekonomi, sedangkan Romer berpandangan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh tingkat modal manusia melalui pertumbuhan teknologi.
Secara sederhana dengan demikian fungsi produksi agregat dapat dimodifikasi menjadi sebagai berikut:
Y = A . F K,H,L Pada persamaan diatas, H adalah sumberdaya manusia yang merupakan
akumulasi dari pendidikan dan pelatihan. Menurut Mankiw et. al. 1992 kontribusi dari setiap input pada persamaan tersebut terhadap output nasional
bersifat proporsional. Suatu negara yang memberikan perhatian lebih kepada pendidikan terhadap masyarakatnya ceteris paribus lebih baik daripada yang tidak
melakukannya. Dengan kata lain, investasi terhadap sumberdaya manusia melalui kemajuan pendidikan akan menghasilkan pendapatan nasional atau pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi. Apabila investasi tersebut dilaksanakan secara relatif merata, termasuk terhadap golongan berpendapatan rendah, maka kemiskinan
akan berkurang. Sehingga dapat di simpulkan bahwa apabila pertumbuhan ouput meningkat yang dipengaruhi investasi terhadap sumberdaya manusia maka dapat
menurunkan kemiskinan.
33
C. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK