31 bertujuan mencari keuntungan. Harapannya, produk yang dihasilkan
akan berlipat dan berlimpah. Budidaya ikan adalah usaha manusia dengan segala tenaga dan
kemampuannya untuk memelihara ikan dengan cara memasukan ikan tersebut dalam tempat dengan kondisi tertentu atau dengan cara
menciptakan kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan Eddy Afrianto dan Evi Liviawati, 1998:11.
a. Tujuan Budidaya
Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan
hasil ikan yang hidup di alam liar. Rahardi mengemukakan bahwa untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha budidaya, antara lain penyediaan benih, pembuatan tempat pemeliharaan, pengairan, pakan dan pemupukan,
serta pengendalian hama dan penyakit Martha Nuzul P, 2014:6. Untuk dapat melaksanakan usaha budidaya ikan dengan baik, Eddy
Afrianto dan Evi Liviawati 1998:13 mengemukakan perlunya diperhatikan beberapa ketentuan berikut :
1 Pemilihan tempat dan kondisi lingkungan didasarkan pada jenis tanah, topografi, kualitas dan kuantitas air, serta
temperatur air; 2 Perencanaan usaha budidaya ikan meliputi ukuran unit
usaha, penyediaan air, dan system pengeringan; 3 Perencanaan pembuatan kolam didasarkan pada ukuran
kolam budidaya, bentuk kolam, kedalaman kolam, dan bahan pembuatan kolam;
32 4 Perencanaan metode budidaya didasarkan pada
pertimbangan biologis dan ekonomis, cara pengelolaan, dan rencana tahunan.
b. Tahapan pelaksanaan Budidaya
Menurut Cahyo S, 2002: 39, pada prinsipnya tahapan yang ada pada kegiatan budidaya meliputi tahap a persiapan media
produksi, b penyediaan indukpenebaran benih, c pengelolaan air, d pengelolaan pakan, dan d pengendaian hama dan penyakit.
1. Persiapan media produksi
Setiap kali periode produksi akan dimulai, media produksi harus dirawat atau diperbaiki. Pada pembesaran di kolam,
kegiatan persiapan yang dilakukan meliputi keduk-teplok, perbaikan saluran, pengapuran, serta pemupukan. Sementara
jika budidaya dilakukan di keramba jaring apung maka kegiatan persiapan meliputi pembersihan dan perbaikan kantong jaring
serta penguatan tali-temalinya. 2.
Penyediaan indukpenebaran benih Kegiatan pada usaha pembenihan diantaranya penyediaan
induk siap pijah, penempatan induk secara berpasangan, pengamatan saat pemijahan hingga selesai, pemindahan telur,
penetasan, dan pemeliharaan hingga benih. Untuk usaha pendederan dan pembesaran, penebaran benih dilakukan setelah
media budidaya siap. Benih yang berkualitas baik akan di tebar di kolam. Sebelum di tebar, benih harus diaklimitasidahulu agar
33 mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
Pengawasan dilakukan selama pemeliharaan hingga target waktu yang ditentukan. Dalam kegiatan penetasan telur, tingkat
keberhasilan perlu di record dengan baik. Hasil record berguna bagi kepentingan analisis untuk keperluan penetasan pada tahap
selanjutnya. 3.
Pengelolaan air Sumber air yang digunakan sedapat mungkin berasal dari
sumber air yang memenuhi syarat untuk budidaya. Pengelolaan air dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan air, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Pada kegiatan pembenihan, parameter kualitas yang penting diperhatikan adalah suhu, pH,
dan kandungan bahan organic H2S, NH3. Pemantauan air sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore. Namun, pada kegiatan
pembesaran, pemantauan kualitas air cukup dilakukan sehari sekali.
4. Pengelolaan pakan
Pengelolaan pakan perlu dilakukan pada usaha pembenihan saat benih ikan membutuhkan kualitas pakan yang
baik dengan jumlah cukup. Pemberian ikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan gizi ikan. Dengan begitu, kandungan gizi
pada pakan dapat terabsorbsi dengan baik. Pakan diberikan secara bertahap atau sedikit demi sedikit. Hal ini untuk